Accidentally Drunk


Cast : KAIHUN, and Others

Genre : Family, Romance, Merriage life. Mpreg!

Rate : M

Boy X Boy


Summary : Sehun terbangun dalam dekapan seseorang yang asing. Ia terkejut saat menyadari tubuh mereka yang sama-sama telanjang. "Menyingkir kau, brengsek!"


Original by : metibyun


Chapter 1

Ia masih meyakini jika harapan hidup seseorang adalah untuk 100 tahun. Selama usianya belum mencapai angka itu, maka kemungkinan untuk berhasil dan bahagia tentu masih sangat panjang. Jika dihitung ulang, Oh Sehun masih berada dalam zona seperempat hidupnya. Bisa ditebak usianya sekarang menempati angka 25 tahun. Masih muda, ah tidak, ada beberapa yang bilang ia sudah cukup umur untuk menjalin rumah tangga.

"Kau lebih pantas dihamili daripada menghamili." Sehun mengurut keningnya yang mulai memerah karena gerakan itu terus diulang-ulang sejak 1 jam yang lalu. Sejak si mulut cabe rawit itu mulai mengeluarkan jurus apinya. Bagaimana bisa dia bahkan menjadi seorang ahli obgyn ?

"Kau memiliki sperma memang. Itu diproduksi terus menerus. Tapi percuma saja. Sekalipun kau menyemprotnya pada banyak wanita, itu tidak akan membuahkan hasil. Ia hanya berupa cairan dan tidak bisa membuahi. Fungsinya kalah dengan rahim yang kau miliki sekarang." Sehun menggeleng keras ketika ucapan Baekhyun terngiang-ngiang. Tidak bisakah dokter cerewet itu menyampaikan dengan bahasa yang normal ? Tidak frontal seperti itu ?

"Rahim ? ARGHHHHH !" Sehun berusaha menjejalkan kenyataan itu pada otaknya. Tapi tidak bisa. Itu diluar nalar dan sangat mustahil.

Kenyataannya harapan hidup Sehun hanya sampai sini, dan ditebak akhirannya adalah ia tidak akan pernah menemukan kata 'Berhasil' dan 'Bahagia'. Tidak ada 100 tahun.

"Jadi seorang carrier tidak seburuk itu, bodoh !" Baekhyun melempar Sehun dengan kaleng soda kosong bekas. Menciptakan bunyi gemerincing.

"Ini memalukan. Aku jadi terkesan lemah dan rapuh." Sehun tidak membalas perlakuan jahil Baekhyun seperti biasanya. Pikirannya masih terpecah belah tentang rahim, anak, dan sperma.

"Banyak di luar sana carrier yang tangguh. Ingat ! Kau hanya seorang carrier, bukan seorang wanita manja." Baekhyun jelas tidak mengerti betapa terguncangnya perasaan seorang Oh Sehun saat ini.

"Baekhyun.. Apa itu artinya jika aku ingin memiliki anak.. Harus menikah dengan….." Sehun menggigit lidahnya. Menggeleng-geleng lagi seperti orang kesurupan.

"Laki-laki. Kau harus menikah dengan laki-laki."

"Berhenti sialan. Itu menjijikkan, aku lurus." Baekhyun mendecak sebentar. Sehun adalah pasien pertama yang paling menyebalkan saat ini. Bertambah menyebalkan saat kenyataannya Sehun juga sahabat yang paling di cintai.

"Lurus ? Untuk saat ini iya. Seiring berjalannya waktu. Rahim yang bersarang pada tubuhmu akan membawa mu pada hormon lain. Hormon yang asing… tapi menyenangkan."

"Menyenangkan ?" Baekhyun mengangguk. "Cinta." Sehun memutar bola matanya. Ini memusingkan dan rasanya ia ingin mati saja.

-KH-

Muara dari semua masalah adalah disini. Saat Sehun mengabarkan pada ibunya jika dia akan berangkat ke Paris untuk mengikuti audisi model Internasional.

Ini mimpinya, kesempatan pada perempatan 100 tahunnya untuk mencari bahagia.

"Menikahlah Oh Sehun, dan kelola Sekolah milik keluarga kita. Ibu juga ingin memiliki cucu." Sehun itu benci anak-anak. Sangat benci. Menjadi model adalah salah satu pelariannya untuk menghindari jatuhnya hak waris atas pengelolaan Sekolah milik keluarga Oh.

"Aku tidak suka anak-anak bu. Sekalipun aku menikah nanti. Aku tidak ingin memiliki anak." Sehun berucap santai mengundang diameter mata ibunya menjadi lebar.

"Manusia macam apa yang tidak ingin memiliki anak ?!" Sehun memutar bola matanya saat ibunya mulai lagi perdebatan yang sama.

"Ibu cukup.. Aku bosan membahas topik ini. Aku masih 25 tahun bu." Ibunya tersenyum miring, menatap remeh pada anaknya.

"Semoga kau tidak memiliki rahim dan tidak perlu merasakan sakitnya hamil dan melahirkan Oh Sehun!"

Sehun meneguk minumannya untuk kesekian kali. Tapi ia merasa masih baik-baik saja. Belum pusing atau bahkan mabuk.

Tentang kutukan seorang ibu, itu memang nyata. Dan Sehun rasa ia tengah mengalami hal itu. Seandainya saja ia tidak membantah dan menjadi anak baik mungkin ibunya akan mengucapkan hal-hal yang baik pula.

Ia terus mengurutkan sumpah ibunya, dan hasil pemeriksaan Baekhyun. Satu sama lain saling terhubung. Itu terbukti dengan rahim yang tumbuh dengan baik di dalam perutnya. Mematikan fungsi spermanya dengan fungsi indung telur yang lebih dominan.

Yang di takutkan Sehun sejujurnya adalah tentang hormonnya yang akan berubah dan ia perlahan-lahan menyukai sesama jenisnya. Ia takut menjadi gay, dan mencintai laki-laki.

"Tidak bisakah kutukannya dibatalkan ?" Sehun menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja bartender. Menangis frustasi.

"Geser duduk mu !" Sehun mendongak. Pandangannya sedikit buram tapi masih memiliki kesadaran.

Lirikannya jatuh pada lelaki menyebalkan yang menyeret kursinya hingga bergeser sedikit jauh dari meja bartender.

"Yak! Sialan, aku dulu yang datang kesini." lelaki itu melempar pandangan tak minat ke arah Sehun.

"Peduli setan ! Kau pikir di dunia ini hanya kau yang hidup ?" sedangkan bartender yang sibuk mengeringkan gelas itu hanya menggelengkan kepalanya saat menyaksika 2 pelanggannya saling berebut duduk dekat meja bartender.

-KH-

Memiliki segalanya memang bukan ukuran kebahagiaan. Tapi tanpa segalanya tetap saja hidupnya tidak sempurna. Kim Jongin atau yang lebih keren dipanggil Kai itu baru saja kalah dari tes kenaikan jabatan. Mungkin memang selamanya takdir akan membuatnya terduduk dikursi staff rendahan. Tidak untuk jabatan lain yang lebih tinggi.

Bukan tidak bersyukur. Ia hanya ingin suatu kemajuan. Dan menjemput mimpi-mimpinya. Ia tentu ingin sukses sebelum menikah.

Jika jabatannya hanya sebatas ini, tidak akan ada wanita yang meliriknya. Karena untuk makan saja hanya sebatas cukup. Bagaimana akan menghidupi anak orang dengan fasilitas-fasilitas yang lain ?

"Takdir yang menyebalkan." Kai menyeruput cairan kekuningan bergelembung itu dengan kasar. Terus meminta isi ulang sampai lelaki di sampingnya ini mulai mengganggu dengan memakan jatah duduknya.

Kai melirik sekilas lelaki yang sedang menelungkupkan wajahnya diantara lipatan tangannya sendiri. Bahunya bergetar dan terus meracau. Racauannya teredam, dan Kai tidak peduli. Yang dipedulikan saat ini hanya duduknya mulai tidak nyaman. Dan satu-satunya solusi adalah menggeser lelaki itu beserta kursinya.

"Woy." Kai menoleh. Kepalanya mulai pusing, tapi masih menyempatkan tertegun melihat wajah lelaki itu.

"Kau ini memang hitam atau efek lampu bar ?" mata lelaki manis itu sedikit terpejam. Mungkin alkohol yang diminum sudah dalam kadar yang berlebihan.

"Hidupku sudah rumit. Jangan menambah rumit dengan pertanyaan bodohmu." lalaki itu mengangguk. Kemudian tersenyum. Lagi, Kai tertegun.

"Aku rasa hidupku tidak akan mencapai angka 100 tahun. Karena aku akan mati muda dengan masalah-masalah konyol ini." Kai meneguk gelasnya. Mengangguk, menyetujui ucapan orang mabuk di depannya ini.

"Yasudah mati saja sekarang." lelaki itu melirik tajam ke arah Kai. Kemudian menangis. Kai yang sudah pusing hanya mampu menepuk-nepuk ringan pundaknya.

"Kau menyuruh ku mati ? Dasar hitam ! Kau pasti mabuk ?" padahal dirinya sendiri juga mabuk, batin Kai.

"Aku pusing.." yang lebih putih menarik paksa jas Kai. Menyandarkan kepalanya di dada itu. Membuat Kai hampir mati di tempat. Jantungnya berdebar dengan sisa-sisa kesadarannya.

"Hey hitam.. Jangan kemanapun ya." Kai ingin sekali melempar lelaki itu jika saja ia tidak mabuk. Dia memuntahkan seluruh isi perutnya pada celana Kai. Setelah itu jatuh terkulai, dengan kepalanya yang masih bersandar pada dada.

Kai tersenyum ketika merasakan hening tanpa celotehan si putih pucat. Nafas teraturnya membuat Kai menjatuhkan hidungnya diatas kepala itu. Mengendus bau shampo mahal yang harum menenangkan. Posisi mereka memang tidak nyaman. Tapi Kai menikmatinya. Ia rasa sebentar lagi giliran dirinya ikut tertidur karena kepalanya yang mulai memberat.

-KH-

"Kai dan Sehun ? Bagaimana mereka bisa tidur dalam posisi seperti itu ?" si pemilik bar yang memang akrab dengan kedua pelanggannya itu datang untuk membangunkan. Tapi dua manusia berbeda warna kulit itu justru tidur semakin nyenyak dengan posisi duduk. Sehun menyandarkan kepala di dada Kai, dan Kai juga menumpukan kepalanya di atas kepala Sehun.

"Tuan Park… Mereka tidak bisa ku bangunkan dari tadi." pegawai bar itu yang mengundang Chanyeol untuk membantunya karena jam tutup sudah lewat beberapa menit.

"Apa mereka datang bersama ?" pegawai laki-laki itu hanya menggeleng.

"Mereka sempat terlibat perdebatan karena tempat duduk. Setelah itu saling mengobrol bodoh."

"Mengobrol bodoh ?" Chanyeol mengangkat alisnya.

"Iya mengobrol bodoh karena sama-sama mabuk."

"Berapa banyak minuman yang mereka habiskan ?" pegawainya hanya menunjuk tumpukan botol. Chanyeol melebarkan matanya saat melihat jumlah botol minuman yang dihabiskan mereka berdua. Setara dengan porsi 8 orang.

"Panggil 2 pengawal untuk mengangkat mereka ke kamar belakang." Chanyeol tidak mungkin mengantar mereka berdua pulang, sedangkan ia sendiri tidak tau dimana rumah Sehun maupun Kai. Jadi solusi tengahnya, bos bar itu meminta bantuan 2 pengawalnya untuk mengangkat tubuh Sehun serta Kai ke kamar tamu belakang yang memang disediakan untuk tamu yang sudah mabuk berat dan tidak mampu berjalan pulang.

.

Dan disinilah semua akan dimulai.


Tbc


CUAPS : HALOO KAIHUN SHIPPER, SALAM DAMAI :)

Untuk yang tidak suka jangan di baca ya daripada kalian berkomentar yang ujung2nya menyakiti. :)

Aku bawa ff ini karena jujur aja kangen sama ff KaiHun yang semakin jarang di ffn.

Ini special buat dede emesh si YAS… YASALLAM . hahaha. Mampir ke ig nya dia (bubblylight)

Silahkan dibelai kolom review, apakah dilanjut ataukah dibungkus ?