Uzumaki Naruto Phenex
Warning : Kesalahan di mana mana
Pairing : Hanya alur yang menentukannya
Rated : M
Summary : Ini kehidupan yang begitu rumit sampai menemui titik yang mana, tak ada satu pun rumus untuk memecahkannya menjadi n. Kehidupan, kematian, hanya kata yang tidak terlalu di ambil pusing olehnya, semua begitu hambar dan pasti, tidak menyenangkan.
Opening Theme Song : Re I Am by Midnight Sun
Chapter 5
.
.
.
.
.
"Kemarilah Kuroka. Aku tahu kau tidak seperti itu bukan?" Tangan Naruto mengulur kedepan tanpa sedikitpun rasa takut di hatinya ketika dengan begitu kejam tubuh Valor tercabik cabik bahkan bola mata bangsawan Vapula itu telah terangkat ke atas menggambarkan betapa sakitnya luka yang berhasil membunuhnya beberapa waktu yang lalu.
"Na-naruto-sama?" Tatapan kosong itu, Naruto meringis dalam hati ketika gadis seperti Kuroka harus bersikap seperti ini.
Ketika seseorang paling berharga dalam kehidupannya hampir saja di renggut paksa.
Naruto mengangguk pelan. Bocah 15 tahun itu bahkan mengabaikan genangan darah segar dari salah satu sahabatnya menggenangi lantai Mansion berukuran kecil yang membasahi setiap inci sepatunya.
"Kau tidak salah Kuroka. Kau sudah melakukan apa yang menurutmu baik." Angguk mantap Naruto. Ia berlahan meraih tangan lembut Kuroka sudah terkontaminasi oleh darah iblis dan membawa tanggung jawab besar setelah kejadian ini.
Pembunuhan Hairess utama Pillar Vapula.
Kuroka tetap bersikukuh dengan pendiriannya untuk pergi. Ekor Nekomata bergerak liar kesana kemari dan lonjakan energi Youki memenuhi Mansion itu tanpa hambatan sesuatu untuk menahan apapun merangsak maju karena penasaran.
"Kau salah dalam pandangan makhluk penuh dosa seperti iblis, namun kau bertindak yang seharusnya dalam pandangan sosok pahlawan yang sesungguhnya." Jelas begitu. Naruto menjadikan masa lalu sebagai ilmu pelajaran di dunia sekarang, mungkin dunia terakhir dan kesempatan terakhir kalinya Naruto harus memanfaatkan kehidupannya sebaik mungkin. Keadilan banyak di bicarakan makhluk naif setiap Naruto berjalan ke satu tujuan dan berkelana ke tujuan lainnya meskipun keadilan menendang bokong mereka satu persatu.
"Naruto-sama hiks*" Tangis antara lega melepas penderitaan dan penyesalan secara garis bersamaan. Wajah ayu penuh bercak darah Tuan Vapula mengkerut ketika terisak dalam tangis itu. Naruto tidak menyangkal apapun jika inilah yang terbaik untuk salah satu teman nya. Senyum lembut, tanpa bersedih bahwa teman sebangsawan kelas atas mati tidak membawa Naruto larut dalam kesedihan mendalam.
Naruto justru sangat senang mengetahui fakta ini.
Sudah lama Naruto menginginkannya.
Bagaimana iblis biadab seperti Valor memang harus mati.
Dengan penyesalan dalam kehampaan di alam selanjutnya.
Jika manusia mati mereka memiliki tujuan akhir, maka iblis sebaliknya, mereka melebur dan menghilang menjadi sejarah tidak tau jiwa mereka telah sampai di mana.
Naruto melingkarkan jubah hitam nya menutupi tubuh Kuroka penuh cipratan darah masih dalam keadaan menangis terisak. Naruto memeluk Kuroka posesif tidak peduli jika Kuroka lepas kendali lalu membunuh Naruto seperti apa yang telah Kuroka lakukan pada Valor Vapula.
Hal paling penting bagi Naruto saat ini adalah, bagaimana melindungi Kuroka dari masalah masalah serius di masa depan. Tentu saja Naruto sadar keluarga Vapula akan terus mengejar Kuroka untuk menuntut balas bahkan jika itu harus terjadi di dasar Neraka terdalam sekalipun.
Pemikiran iblis merupakan pikiran anomali liar layaknya Binatang. Siapa yang berkuasa dialah rajanya, iblis tak mengerti apapun seperti Kuroka pada dasarnya menjadi spesies iblis rantai makanan terbawah. Hutang nyawa di bayar nyawa dan hutang kekuasaan jelas harus di bayar menggunakan apa.
Itulah kira kira yang ada di pikiran Phenex kecil berlahan tumbuh menjadi remaja dengan kekuatan semakin meningkat setiap harinya. Naruto sudah memutuskan untuk berkelana dari usia 12 tahun tepat setelah Naruto mendapatkan Leicia menjadi Queenya kemudian berlatih di bawah bimbingan ratu terkuat Underword.
Iris onix Naruto menajam mengingat satu kejadian beberapa jam sebelum menemukan Kuroka. Satu satunya anak sudah Naruto anggap sebagai adiknya sendiri, di usianya masih 13 tahun harus menerima serangan mental dan menjadikan nya sebagai seorang Pembalas dendam seperti Sasuke dulu.
Tidak lagi..
Mana mungkin Naruto membiarkan ada dendam yang sama dalam dunia yang berbeda.
'Sialan kau Gremory!'
Naruto belajar dari sang guru di dunia ini bahwa sifat alami Iblis tidak jauh jauh dari kekuasaan. Ia sadar, kekuatan merupakan segalanya di Dunia Supranatural, mereka berburu sumber kekuatan tidak peduli apapun yang menghalangi. Dengan sedikit manipulasi mental, Naruto yakin Koneko menjadi Sasuke di dunia ini meskipun 70 persen Naruto percaya Rias yang selaku tunangannya tidak memiliki sikap buruk seperti itu.
Namun apakah mungkin?
Bisa saja tunangannya berubah setelah 3 tahun lamanya Naruto meninggalkan kehidupan sebagai anak bangsawan kelas atas dan terjun tanpa bekal apapun menjadi seorang rendahan. Nyatanya dia sangat nyaman menjadi seorang Uzumaki Naruto di banding sang bangsawan kelas atas Phenex, ia dapat dengan bebas melakukan apapun yang dia mau tanpa kekangan orang tua busuk selalu menyudutkan Naruto untuk bersikap sebagaimana bangsawan lakukan pada umumnya.
Naruto tersenyum sejuk merasakan aura Youki Nekoshou merembes secara berlahan menandakan emosi Kuroka mulai stabil. Naruto sendiri tidak heran kenapa Valor yang nyatanya High Class Devil hanya mampu bertahan beberapa menit di hadapan Kuroka. Jelas Naruto tahu, ia bahkan menikmati tontonan itu tanpa berniat untuk menolong Valor.
Sekarang status Kuroka adalah iblis liar. Naruto sadar Kuroka tidak akan bertahan dalam wujud ini ketika Demonic negatif dari Evile Pieces bereaksi saat raja sudah tewas atau melepaskan kontrak dengan paksa.
"Aku Naruto Phenex. Serahkan jiwa dan kesetiaanmu padaku sebagai Tuan, King dan pelindungmu atas kontrak Evil Pieces di atas tanah terkutuk Mekkai. Kau Toujo Kuroka, iblis malang terbebani tenanglah sebagai Bishop atas kerajaan Evil Pieces keluarga Phenex."
Dua bidak Bishop menerima baik Kuroka dan masuk dengan tenang merenggut kesadaran Kuroka dalam pelukan Phenex muda. Ia tersenyum kecil, Dua Bishop. Kekuatan Youki Nekomata dan pengendali sihir tingkat tinggi memang pantas dengan dua bidak Bishop tersisa milik Naruto.
Naruto mengembangkan senyum kecil. Ia sudah memiliki seluruh bidak iblis yang masing masing ia sembunyikan dari sorotan public. Naruto hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengeluarkan kekuatan kerajaan Evil Pieces miliknya lalu dengan itu rencananya benar benar tercapai.
Leicia Lucifuge, Naruto sendiri tidak tahu seberapa kuat Leicia sekarang, Naruto hanya mampu berharap jika Ratuya itu mampu mengendalikan kekuatannya di bawah bimbingan ratu terkuat Underword dalam sistem Rating Game.
Setidaknya cukup kuat untuk bertahan nanti.
Yeah di mana Naruto bisa bernafas lega ketika Ratunya mampu bertahan tanpa dirinya.
Dan apapun itu. Sebelum satu pasukan iblis kelas atas datang dari berbagai arah menuju mansion sudah hancur sebagian itu, Naruto menghilang di balik kobaran api membawa Kuroka ke tempat yang seharusnya. Segala hidup dan keperluan Kuroka akan terpenuhi mulai sekarang.
.
.
.
The Truth of Phenex.
.
.
.
"Gadis yang malang. Kau benar benar mengharapkan untuk menjadi sosok super Hero eh?" Ia, Naruto mengedarkan kepalanya kepada sosok 2 tahun di atasnya dalam balutan armor elegan putih bersih dengan beberapa material menyala biru di bagian Armor dan tak lupa sayap naga biru mengembang mempesona di bawah langit ungu Underword.
Suara terdengar berat itu memaksa Naruto untuk membalas-nya. "Yeah sedikit perubahan dalam rencana kau tahu. Siapa yang menyangka Lucifer palsu benar benar bergerak cepat sebelum Valor mati." Hawa dingin menerpa kulit tak membuatnya mengeluh dan mencari penghangat tubuh seperti selimut atau lain sebagainya.
Mata onix Phenex itu bersinar menakutkan. "Dan dengan seenaknya mereka bertindaknya sebagai tokoh Protagonis lalu menciptakan kebencian antar keluarga? Apa kau pikir ini bisa di Toleransi, Vali?" Sosok yang di sebut Vali itu terkekeh pelan. Kedua tangannya bersekap dada.
"Jika di lihat sekilas, memang iblis memiliki kemajuan cukup mengerikan dari yang seharusnya. Namun hal itu tidak membuat 7 dosa besar pudar begitu saja." Tanpa memberikan kesempatan untuk Naruto mengeluarkan kata apapun. Vali kemudian melanjutkan. "Lupakan tentang Gremory dan kejadian beberapa jam yang lalu. Sekarang Naruto, kau tahu bukan tentang Khaos Brigade dengan kepemimpinan Ophis?"
Phenex itu mengangguk pelan. Organisasi baru baru ini terbentuk dengan kepemimpinan sang ketidak batasan pasti akan menghalangi rencana yang sudah ia susun rapi, hanya menunggu waktu di mana Naruto menunjukan eksistensinya sebagai Superior baru dunia bagi Makhluk Supranatural.
"Ophis bahkan merekrut golongan Satan lama dan kelompok menyebut diri mereka Pahlawan bagi umat manusia sekaligus. Mengusir Great Red dari lubang dimensi tujuan dangkal jika di lihat dari sudut manapun." Naruto sudah mendengar kelompok itu tidak lama ini. Jelas dari seorang kepercayaannya, ia bahkan menyebar beberapa mata mata ke penjuru dunia untuk memastikan sesuatu ataupun mengatasi ancaman di masa mendatang bahwa Organisasi ini merupakan masalah serius.
"Pemegang True Longinus kah? Pahlawan dari tokoh novel lama China, siapa yang menyangka, orang itu akan berinkernasi menjadi sekarang. Aku sarankan, setelah kau mengalahkannya beberapa bulan yang lalu, kau tetap harus hati hati mengingat obsesinya terhadapmu."
"Tak ada yang perlu di waspadai. Cao Cao hanya pemegang Longinus cacat. Sekuat kuat nya Cao Cao mengendalikan True Longinus, ia masih tetap seorang manusia yang memiliki batas sendiri. Cao Cao, dia orang licik. Untuk berpikir ia bergabung bersama Chaos Brigade hanya untuk mengalahkanku, konyol. Bagi sekaliber sepertinya ini cuman buang buang waktu."
Vali terkekeh pelan. Ia mengenal remaja ini sekitar satu tahun yang lalu ketika sang Phenex bergabung dalam rencana besar mereka. Meskipun begitu, Vali tidak meragukan apapun yang di miliki Naruto tidak akan pernah ia imbangi meski Naruto sendiri menyangkal, kekuatannya belum sempurna.
Masih ada waktu beberapa tahun hingga [PROJECT'] selesai. "Lalu, kau sendiri? Bagaimana dengan rencana mu?" Tanya Naruto, 2 atau 3 tahun mungkin akan menjadi waktu panjang yang membosankan bagi Vali, ia tahu itu. Naruto kemudian berpikir lagi, orang seperti Vali hanya duduk menunggu sangat tidak mungkin. Pasti inang dari salah satu Naga surgawi itu sedang merencanakan hal gila.
"Hanya satu. Menyusup ke dalam Chaos Brigade untuk bersenang senang tentu saja!" Vali menyeringai senang. "Mungkin lebih tepatnya, mencari mati. Kau tahu, kakek mu berada di sana!"
"Memang! Ada masalah dengan itu? Lagipula Naruto, aku telah melupakan kakek Pedofil yang satu ini, aku lebih tertarik dengan tujuan utama kita dan bersama dengan itu, golongan Satan lama mendapatkan bagian mereka sendiri."
"Bedebah!"
"Lagipula Ophis tidak mungkin membunuhku. Ia membutuhkan makhluk kuat untuk mengusir Great Red. Makhluk egois seperti Ophis, ia tak akan peduli apapun dengan lingkungan sekitar selama tujuannya berhasil."
"Kau dan obsesi mu membunuh Great Red yang menjengkelkan." Naruto menghembuskan nafas pasrah. Orang ini sudah gila. Makhluk menempati posisi pertama di jajaran makhluk terkuat di dunia Supranatural itu adalah sebuah anomali paling terkenal. Memiliki kekuatan setara dengan makhluk malapetaka [666] bukan rumor lagi. Naruto yakin, dalam sekali hembusan api Great Red, keagungan Hakuryukou berubah julukan menjadi Kadal panggang menyedihkan.
Naruto membalikan badan berniat untuk pergi, namun sebelum itu, ia mengarahkan pandangan nya dari balik pundak menatap Vali datar. "Baiklah. Cukup sampai di sini basa basinya. Silahkan nikmati 2 tahun mu ini. Namun perlu ku peringati satu hal untukmu... " Vali bersumpah, mata itu adalah mata jauh lebih menakutkan dari mata mata Veteran dunia yang selama ini menjadi musuh Vali dalam pertarungan melawan musuh musuh kuat sebagai hobi. Kedua mata berbeda warna, biru saphire dan merah iritasi terdapat pola rumit Shuriken memutar dengan ujung pola saling menyatu membentuk lingkaran kurang sempurna mengintai pupil mata.
"Satu kesalahan kecil yang kau perbuat, tidak anggota lain lakukan adalah bayaran atas nyawa kalian. Jangan libatkan nama kelompok kita dalam hal apapun atau jangan salahkan aku nama kalian hanya tinggal sejarah." Vali sempat menenggang sebentar namun tak beberapa lama, ia melambaikan satu tangan di samping wajahnya yang tersenyum tipis.
"Ha'i ha'i."
"Aku akan ke Romania untuk menemuinya dan kemudian menuju Kyoto untuk sementara waktu. Kita sudah mendapatkan peran masing masing, aku hanya berharap ini berjalan seperti rencana." Dan dengan akhir dari ucapan itu, tubuh Naruto terbakar oleh jilatan api Phenex tak meninggalkan aura apapun seakan Naruto tidak pernah ada di sini.
Vali, ia tahu setiap ancaman yang Naruto ucapkan adalah janji. Ia bahkan ragu mengetahui fakta bahwa salah satu dari anggota penting kelompoknyang menampung nya ini masih di bawah umur namun setiap tindakan nya berkebalikan dari apa yang Vali ketahui. Inilah sisi menarik dari kapten kelompok Vali. Tidak memandang kau siapa dan latar belakangmu, Naruto memandang mereka sama.
Dan untuk tujuan Naruto ke Kyoto pun Vali tahu apa yang di lakukan nya. Memang apalagi jika tidak menemui anggota Peerage dengan kemampuan Knight kelas atas. Apalagi Romania, makhluk dengan kekuatan terkutuk berkadar gila yang ingin Naruto temui bukan makhluk biasa.
"Mengerikan. Bahkan untuk sekaliber dewa dari mitologi besar sekelas Shinto ia permainkan."
...
...
Bagaikan ular yang menyelinap dan menyamar di antara pohon dan dedaunan demi mendapatkan mangsa. Naruto tetap tenang, topeng putih polos dengan pola ekspresi tersenyum sinis ia genggam erat di sertai tatapan profesional menunggu momentum yang tepat untuk memulai pestanya.
Jubah hitam polos berhodie menutupi seluruh pakaian nya, walaupun ia sedang berjongkok, angin malam Kyoto mampu membuat rambut pirang panjang nya berkibar acak tak tau arah.
Puluhan penjaga berbagai jenis Yokai terlihat sekali mengatakan bahwa apa yang ada di dalam memang serius. Bersembunyi tanpa di ketahui adalah keahlian seorang ninja, ia memang iblis namun ia tidak pernah mengatakan dengan gamblang dan bangga bahwa ia iblis dengan kekuatan menghanguskan masal. Ia justru menikmati pertarungan menggunakan caranya sendiri.
Mata berbeda warna blue sapphire dan onix bergerak acak mencari celah celah untuk memulai rencana yang selama ini ia susun. Detik demi detik sudah berlalu dan Naruto belum memulai pergerakan apapun yang mencurigakan. Rencana tetap lah rencana, tidak peduli Naruto mendapatkan momen bagus, ia masih diam menunggu tanda tanda yang di siapkan oleh partner nya kali ini.
Remaja itu berdiri di salah satu bangunan tertinggi di Kyoto, 1 km dari target sudah ia kunci sebelumnya. Mengingat sahabat dari Senseinya merupakan superior di antara superior, dengan tangan terbuka, Naruto mengatakan akan mengambil alih kekacauan ini tanpa harus makhluk itu mengotori tangan nya dengan darah.
Bergerak bebas tanpa halangan bayang bayang Phenex begitu menyenangkan. Hal ini mengingatkan Naruto ketika masih berada di kesatuan Root, membunuh tanpa di ketahui, melakukan misi misi kotor bahkan membunuh orang orang penting yang menurutnya layak untuk mati.
Bahkan tanpa Naruto sadari, ia sudah terlalu banyak ikut campur di dunia yang bukan area bermain untuk anak seumuran Naruto. Ia yakin, teman sebangsawan seperti Rias, Sairaorg ataupun Sona hanya menghabiskan waktu remaja mereka dengan sebaik mungkin, tapi ia rasa pengecualian untuk Sairaorg meski tidak separah Naruto.
Merasakan aura seorang dewa di sebelahnya, ia mulai bangkit kemudian memasang topeng yang sedari tadi ia genggam dan tak lama kemudian, kilatan hitam muncul di sampingnya bersama seorang pemuda berusia kisaran 18 tahun hingga 20 tahunan, rambut biru tua berantakan namun pada bagian belakang rambut ia kucir kecil menggunakan karet seadanya.
Orang itu memiliki warna mata kebiruan tajam bagaikan seekor kucing liar menyeramkan, mahkota kecil di samping rambut menjadi ciri khas tersendiri untuk di pandang. Bekas cipratan darah menambah kesan ngeri untuk siapapun, yukata hitam yang dia kenakan bahkan tak luput dari cairan kental membawa siapapun untuk berpikir buruk pada pemuda yang satu ini.
Tak ada satupun yang menyangkan bahwa Dewa dengan julukan lengkap 'God of Depravity' ini adalah Knight dalam keluarga Phenex yang notabennya adalah iblis. Seperti yang di ketahui, dewa adalah sosok dengan nilai harga diri tinggi, mereka menolak tunduk kepada siapapun yang menurut mereka tidak layak, jelas begitu. Tindakan dewa ini mencoreng harga diri Mitologi Shinto.
Namun seakan buta dan tuli dengan apapun. Ia mengatakan bahwa para dewa Dewi dengan kehidupan mewah di tanah Takamagahara hanya makhluk bodoh ber-ego selangit menyedihkan. Maka dari itulah, ia akan membuka mata mereka dengan kekuatannya sendiri meskipun ia adalah dewa yang hilang dari peradaban manusia sekalipun.
Selama ini, di kalangan para dewa dewi Shinto, ia adalah dewa dengan hati tulus, naif dan mudah memaafkan meskipun julukannya sebagai 'Dewa Bencana' cukup terkenal itu. Ini hanya sandiwara menggelikan yang membuatnya muak dan frustasi. Pada dasarnya kodrat sebagai 'Dewa Bencana' telah di atur sejak ia di lahirkan ribuan tahun yang lalu tanpa di sadari siapapun. Yang namanya 'Dewa Bencana' akan terus dan selalu menyebarkan kesengsaraan. Berpura pura 'Taubat' dan berusaha untuk mengubah diri menjadi lebih baik lalu menjauhi apapun yang bersifat 'Pendosa' pada kenyataanya tidak mengubah apa yang sudah terjadi. Ia tetaplah Pendosa, secara garis besar dari sosok King berdiri beberapa meter di depan 'Makhluk telah berubah menjadi iblis tak akan bisa kembali lagi.'
Ayahnya mengungkapkan bahwa ia adalah 'God of Depravity,' yang berarti bahwa satu-satunya tujuannya adalah membawa penderitaan besar bagi orang-orang di sekitarnya, bukan untuk memberi mereka kebahagiaan.
"Takamagahara selesai, King. Red karpet sudah di gelar, ini giliranmu untuk turun." Menyeringai dari balik topengnya, tanpa satu katapun untuk membalas, ia turun dengan cara melompat dari ketinggian membuat jubah nya berkibar indah. Momentum sebelum ia terbentur oleh tanah, kilatan kuning menyelimuti tubuh pemuda itu membawa pergi untuk menjamu sebuah pesta kecil kecilan di sana.
...
...
Beberapa waktu yang lalu. Ruangan dengan suhu panas dan bau tidak enak hasil dari debu yang bertebaran tidak membuat sosok superior di antara superior ini pindah dari siangsana nya. Meskipun matanya terpejam, ia masih bisa merasakan kobaran api Teleportasi di depannya.
Naruto menatap datar ke depan di mana seorang gadis mungil memiliki kulit putih pucat, dengan tubuh ramping dan mata merah menyala memberikan sesuatu yang tidak ia dapatkan dari orang orang sebelumnya, duduk tenang tanpa terpengaruh apapun. Salah satu tangannya memegang sebuah pistol sepanjang 40 cm sedangkan tangan kirinya terdapat pula pistol yang hampir sama namun berbeda di beberapa bagian yang ia taruh di antara kedua pahanya yang menyilang.
Meski begitu, Naruto mengakui orang ini memang aneh. Pakaian berupa kemeja kantoran berwarna putih dengan rompi putih melingkari pundaknya, celana putih panjang, sepatu putih, dasi merah dan mengenakan topi Fuzzy sebagai assesoris.
"Phenex muda. Tanpa basa basi lagi. Aku ingin kau ikut dalam misi pembersihan bersama ku atas perintah gurumu itu. Walaupun aku sendiri bisa dengan semudah membalikan tangan menyelesaikan para sampah yang sok menjadi penguasa ini." Ia mulai bersuara dengan nada serak menakutkan namun kurang untuk membawa Shinobi rinkernasi itu dalam kengerian.
Nyatanya, kata gadis kurang cocok untuk menyebut orang ini. Ia adalah laki laki berwujud seperti gadis kecil. Merubah tampilannya bukan hal pertama yang Naruto ketahui. Bahkan menurut sejarah yang ia baca di waktu lenggang, sosok ini mampu merubah tubuhnya menjadi bayangan. Sungguh, superior yang menakutkan.
Ia menarik alisnya ke atas. "Sensei tidak mengatakan apapun mengenai ini. Ia hanya menyuruhku menemui mu." Sosok itu sendiri memandang Naruto penuh tatapan tertarik. Karena, biasanya iblis bahkan seorang Ultimate pun bertatap langsung dengannya akan merasa jatuh dalam mental hingga memaksa mereka untuk membasahi celananya sendiri.
Namun Naruto tidak. Remaja itu hanya berdiri tanpa tanda tanda apapun, semua netral, tidak ada ekspresi yang berarti. "Aku tidak mau berbasa basi lagi, anak muda. Ini adalah pergerakan pertama kelompok kita. Hiraukan pamor atau popularitas, kelompok ini sama sekali tidak memerlukan hal omong kosong seperti itu."
"Jadi?"
"Chaos Brigade mulai bergerak, ini di awali dari Mitologi pemimpin tanah Jepang, Shinto. Salah satu dewa kepercayaan Shinto adalah anggota Chaos Brigade, selain itu. 'Permainan politik' petinggi Yokai memiliki hubungan tersendiri dengan Chaos Brigade." Entah kebetulan atau memang takdir sudah di rencanakan, padahal Naruto memiliki urusan ke Kyoto setelah ia menemui orang ini.
"Kudeta kah?" Naruto bersuara seperti sebuah bisikan namun cukup terdengar baik oleh telinga orang itu. Tidak ada yang lebih masuk akal dari kudeta mengingat kondisi Kyoto akhir akhir ini sangat rentan terhadap serangan. Itu semua karena kecilnya kepercayaan para petinggi Yokai terhadap pemimpin mereka. Suatu wilayah, tidak akan pernah maju jika sang pemimpin sendiri tidak memiliki kepercayaan dari rakyat.
Bisa di katakan, Kerang tanpa cangkang atau Ular berbisa namun tak memiliki racun. Sama sekali tidak berguna.
"Hanya dua hal perlu kita lakukan. Menghabisi salah satu dewa Shinto, dan menghentikan kudeta." Naruto mengangguk paham, kemudian mengajukan kembali pertanyaan yang mengganjal dalam benaknya.
"Aku pikir menghabisi anggota Chaos Brigade memang perlu dilakukan. Namun, kenapa harus menghadapi masalah Internal kaum Yokai? ku pikir kita tidak mendapatkan keuntungan apapun." Memang benar, pada inti dari permasalahan Kyoto bukan tanggung jawab orang luar. Setiap fraksi atau wilayah mendapatkan problem secara mendadak bukanlah hal baru lagi. Tapi bagi Naruto, tujuan kelompok mereka adalah sesuatu yang mengubah masa depan, tetaplah fokus pada tujuan dan hirauakan apapun yang tidak ada gunanya bagi Organisasi.
"Pernahkan anak muda zaman sekarang berpikir, bagaimana jika hilangnya satu kehidupan dapat mengubah sistem Dunia yang kita tahu sendiri rentan terhadap kehancuran? Terus terang, akupun tidak peduli dengan kaum Yokai selain karena mereka adalah makanan para Vampir selain manusia di masa lampau." Ia menghentikan ucapannya. Naruto pun mengangguk pelan kemudian menjawab, "sampai kapan pun, tidak ada yang baik baik saja dari insiden bernama perang, bahkan jika hanya insiden kecil bernama kudeta. Jujur, aku tidak mengerti tentang pikirkan makhluk makhluk tua seperti kalian."
"Katakanlah terlalu cepat untuk mu. Namun lupakan, kita membutuhkan sangat banyak kekuatan alami untuk mengaktifkannya. Apa kau pikir ada energi alami di dunia ini sebesar itu selain ras Yokai?"
Mata Naruto menyipit. "Kau ingin mengorbankan ribuan nyawa tak berdosa hanya untuk keegoisan kita?" Dengan nada yang terdengar mengintimidasi namun tidak terlalu berpengaruh kepada sosok legenda ini.
"Kau terlalu naif, anak muda. Berhentilah mengikuti satu pedoman saja. Yang kita butuhkan adalah kekuatan alami, revolusi semakin berkembang dan kau tahu, ras Yokai tidak sebersih yang kau pikirkan! Satu satunya sumber energi murni hanya kita dapatkan dari sosok pemimpin mereka. Apa kau mengerti?"
"Jadi, intinya kita perlu mengacau di khayangan Takamagahara untuk memulai rencana B? mengingat Yokai adalah umat yang taat dengan Mitologi Shinto, kudeta tak akan berjalan begitu saja kan?" Benar, pada dasarnya Mitologi Shinto adalah penguasa tanah Jepang. Bahkan untuk wilayah Kuoh dan sekitarnya yang sekarang menjadi wilayah berkembangnya iblis keluarga Gremory dan Sitri tidak lebih dari bangsawan pencuri. Hubungan antara kaum Yokai dan bangsawan Sitri tidak lebih dari hubungan kerja sama dalam sektor perekonomian.
Jelas begitu, ketika kudeta di mulai maka dewa Dewi Takamagahara tidak akan tinggal diam dengan dan turun tanpa di minta. Tapi tunggu, seakan baru mengetahui fakta baru, Naruto tersentak lalu mengatakan sesuatu yang membuat orang di hadapnya tertawa terbahak bahak. "Kau!? sudah mengetahui sejauh ini?" Desis Naruto pelan, sial. Siapa yang menyangka bahwa kasus kudeta Kyoto tidak se-simple yang ia pikirkan barusan.
"Bagaimana? Masih mau menolak untuk menghentikan kudeta?" Deretan gigi tajam bagaikan kelalawar terlihat berbahaya ketika dia menyeringai lebar melihat murid dari sahabat lamanya itu baru mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
"Menolak hanya akan menjadi penyesalan seumur hidup kau tahu. Kesempatan untuk bermain permainan di level selanjutnya pasti jarang terjadi." Naruto, ia mengembangkan senyuman tipis penuh akan ketertarikan untuk menyelesaikan masalah ini. Kemudian ia dengan tenang menunjuk sosok di hadapnya, "tak perlu banyak kekuatan untuk membersihkan para sampah. Kau bisa duduk dan menikmati minuman darah mu itu dengan tenang di sini. Aku akan menyelesaikan nya bahkan sebelum kau menghabiskan tenggukan terakhir."
Sempat terdiam sejenak. Kemudian dia tertawa lepas menciptakan suara mengerikan yang di sebabkan oleh gema suara dari dalam Castil tua itu. "Khukhu~~ ini jawaban yang ku harapkan dari mu, anak muda. Pergilah, sampaikan pada Lucifer jika ia harus memulai debutnya dari awal. Kemampuannya bisa tumpul nanti terlalu banyak duduk dan merenung masa lalu yang tak ada hentinya."
Naruto mengangguk lagi. Kemudian kobaran api mulai membakar tubuhnya menandakan sihir Teleportasi sudah menemukan kordinat di mana ia akan muncul. "Sampai jumpa, legenda Vampir telah lama terlupakan oleh kaumnya sendiri karena Zaman, Alucard!" Kemudian sang Phenex muda itu menghilang tertelan lingkaran sihirnya sendiri meninggalkan Alucard di tengah tawa bagaikan orang sinting yang menakutkan.
...
...
Sementara di tempat lain, teriakan melengking menerbangkan gerombolan burung burung yang tengah mengistirahatkan tubuh mereka di satu pohon. Tidak hanya satu teriakan, beberapa kali suara gaduh yang di sebabkan oleh sesuatu di dalam bangunan tua membuat manusia manapun merinding mendengar itu.
Bau busuk dari belasan bangkai manusia tidak membuat seorang remaja di sana ciut akan nyali. Puluhan tulang tulang berserakan di mana mana, dinding yang sudah menghitam pun tidak luput dari cipratan darah baik sudah mengering atau bahkan masih baru seakan kejadian mengerikan tidak lama ini terjadi.
Potongan potongan tubuh manusia, mulai dari tangan, kaki, mata bahkan organ dalam di lihat pun meninggalkan kesan ngeri bagi manusia normal.
Seakan belum puas dengan kondisi bangunan mengerikan seperti ini. Satu remaja merangsak maju seorang diri hanya bermodalkan satu buah Katana ke hadapan satu set Stray Devil tanpa King dengan raut wajah bosan.
Hanya butuh 5 menit. Tanpa menggerakkan kakinya lebih dari 5 meter. Ia membunuh semua iblis tanpa akal sehat itu hingga kondisi bangunan sudah tak terpakai ini berantakan karena darah pada pendosa seperti mereka.
Niatnya untuk pergi dari sini, ia urungkan dengan menghentikan langkahnya ketika symbol Teleportasi berbahan elemen api berputar bagaikan tornado lalu menampakan satu iblis remaja di hadapannya. Ia menghela nafas pelan, Katana yang menjadi saksi biksu pembantaian terhadap iblis liar melebur kemudian bertransformasi menjadi gadis imut di sampingnya.
Gadis itu memiliki warna rambut hitam panjang sedagu dan memiliki mata ungu tua menyala yang menatap Naruto dengan tatapan sulit di artikan. Bibir mungil gadis ini terkontaminasi oleh lipstik pucat namun terlihat cocok menambah kadar cantik yang ia miliki.
Ia terlihat mengenakan jubah putih dengan selempang merah dan emas. Jubahnya dipakai mirip dengan shinishozuku yang menunjukkan bahwa dia bukan orang yang hidup. Selain itu, ia juga memakai sandal di kakinya bersama dengan kaus kaki putih terbelah.
"King?" Ucapnya agak pelan namun di dengar baik oleh Naruto. Ngomong ngomong, Naruto sudah mengenal baik orang ini beberapa bulan yang lalu meskipun di pertemuan pertama mereka terjadi cekcok dan berakhir pertarungan singkat, tidak lama dari itu. Ia menawarkan orang ini menjadi Knight nya tanpa paksaan apapun apalagi dengan membawa pengaruh Phenex yang tidak perlu untuk di lakukan.
"Lama tak melihatmu lagi, Yaboku dan Nora, aku senang kau mau melepaskan nama nama menjijikan kecuali Tuan mu saat ini." Ucap Naruto, kemudian ia melangkah maju mendekat. "Tolong panggil namaku saat ini, King." Balas santai orang bernama Yaboku itu. Yaboku adalah salah satu dari dua Dewa Bencana saat ini masih aktif, Ya dalam bahasa kanji berati (Malam) dan Boku (Ramalan), Stray God lebih tepatnya. Tanpa pengikut dan hanya berjalan semau sendiri mengingat ia tidak memiliki tempat untuk pulang.
"Ha'i, Naruto-sama." Sedangkan Nora adalah pelayan Yaboku. Selain menjadi pelayan yang mengikuti Yaboku kemanapun, ia merupakan partner dan mengklaim dirinya menjadi pedang Yaboku, bahkan lebih dari itu, sang Dewa Bencana memberikan dua nama sekaligus. Hiiro ketika mereka bersama dan dalam bentuk senjata, ia memberikan nama Hiki sebagai bentuk kontrak antara Dewa dan Shinki.
Shinki adalah, sebuah roh bewujud selayaknya manusia normal pada umumnya yang menjadi pelayan bagi seorang Dewa memberikan kontrak menjadi sebuah 'Harta Suci'. Masing masing Shinki memiliki bentuk dan kepribadian berbeda beda. Untuk Nora, begitulah Naruto memanggilnya. Ia memiliki bentuk Katana, namun di beberapa kesempatan, Yaboku menggunakan Nora sebagai pedang kayu.
"Ada pekerjaan untuk kita berdua, Yato. Ku rasa ini akan menjadikan alasanmu untuk memutuskan ikatan dengan mereka." Ujar Naruto. Mereka yang di maksud adalah 7 Dewa Dewi Keberuntungan dan seluruh dewa Dewi Takamagahara. Alasan kenapa Yato tidak pernah di anggap sebagai dewa adalah karena kurangnya syarat. Ia tidak memiliki pengikut ataupun kuil, setelah menyelesaikan permintaan seseorang, dengan mudahnya mereka melupakan nya bahkan belum menyentuh angka 24 jam.
Seharusnya Yato sebagai seorang Dewa bencana telah menghilang dari sejarah Shinto. Namun karena beberapa makhluk masih menganggap Yato ada, sebuah dukungan alami dalam mempertahankan eksistensinya di dunia Supranatural meskipun makhluk yang menganggap nya ada menginginkan Yato untuk mati.
"Pekerjaan bagaimana?" Tanya Yato bingung. Tanpa membutuhkan waktu lama, Naruto mulai menjelaskan apa yang harus di lakukan oleh Yato dan dirinya setelah ini. Tidak ada perubahan apapun di wajah Yato selain senyuman sinis tak pernah ia tunjukan kepada siapapun selain King nya.
"Jadi intinya. Aku perlu mengacau di Takamagahara yang sekarang sedang melakukan pertemuan rutin bukan? Jika di butuhkan, membunuh satu atau dua dewa selain Rabo bukan masalah?" Naruto pun mengangguk. "Aku akan mengurus bagian bawah. Aku tahu kau tidak selemah yang mereka pikirkan. Dewi Amaterasu dan Susano'o bukan masalah untukmu. Keluarkan semua kemampuan mu di sini."
"Berkata saja memang mudah. 7 dewa keberuntungan, penguasa khayangan Takamagahara seperti Amaterasu, Tsukoyomi dan Susano'o memiliki kekuatan Satan kelas menengah, aku yakin tidak bisa keluar dengan tubuh baik baik saja kau tau." Ujarnya terkekeh pelan. Naruto menatap Knight nya datar. "Namun semua berbeda di mana kau memiliki Nora di sisimu. Zan/Rend. Kemampuan merepotkanmu yang mampu memotong apapun bahkan hal yang tidak terlihat seperti ikatan sekalipun. Tapi mari lupakan tentang itu." Yato memandang Naruto bingung.
"Kau hanya perlu membunuh satu dua dewa jika di perlukan, kau tak harus berhadapan dengan seluruh dewa dewi Takamagahara sekaligus kan?" Kata Naruto. "Saa lalu bagaimana dengan kekacauan yang kau katakan?" Kemudian Yato membalas.
"Rencana Rabo sama seperti rencana kita. Memutuskan hubungan untuk bebas. Kemungkinan besar, Rabo hanya akan menyerang beberapa Dewa penting di sana, mengingat yang di gunakan Rabo benda cukup berbahaya, Amaterasu sekalipun akan tunduk di hadapan Rabo. Selebihnya, perlukah aku mengirim satu Bunshin untuk membantumu?"
Yato mengibaskan satu tangannya acak. "Tak perlu. Aku yang sekarang lebih dari cukup untuk mengurus Takamagahara sendirian, Rabo mungkin cukup kuat, namun tidak cukup kuat untuk menghadapi rencananya sendiri."
"Jaa kalau begitu, kesepakatan telah terbentuk. Aku akan mengirim air mata Phenex untuk persiapan nanti. Mungkin malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk kita berdua dan malam di mana pertama kalinya kepalamu benar benar berharga untuk Takamagahara."
"Seorang telah menjadi iblis, tak akan bisa kembali lagi. Setelah kejadian ini, kau tidak akan pernah menjadi Yato yang menyebarkan poster tawaran pekerjaan dengan bayaran 5 yen lagi, kau akan menjadi buronan Dunia, sama sepertiku."
"Yeah itu lebih baik dari pada berpura pura menjadi orang lain. Ikuzo, Hiki!" Bersama dengan hilangnya Nora menjadi Katana, Yato kemudian menghilang tertelan oleh aura hitam yang membungkusnya.
"Sekarang, giliranku!" Rencana yang sudah di buat tentu saja tidak boleh gagal. Tujuan nya saat ini adalah memulai rencana awal untuk memulai sesuatu setelah Yato menyelesaikan tugasnya. Julukan 'God of Depravity' bukan hanya sekedar nama, dewa yang sudah lama di lupakan sekarang menjadi Knight dalam keluarga Phenex itu sebenarnya memiliki kekuatan cukup untuk mengimbangi Susano'o dalam beradu pedang, tapi kemampuan lain yang tidak pernah di tunjukan kepada siapapun selain Naruto membawa dewa itu ke level lebih tinggi dari dewa dewi Shinto.
...
...
Menyelinap ke kuil utama para Yokai mungkin bagi sebagian orang menjadi ajang bunuh diri yang konyol. Namun Naruto jelas sekali beda level, jubah hitam kusam dan topeng tersenyum sinis ia kenakan untuk menutupi identitasnya. Tidak ada penjaga yang menyadari jika Kuil ini sudah di masuki oleh penyusup berbahaya dan kapan pun terjadi, kaum Yokai harus mencari pemimpin baru keesokan harinya.
Melirik ke salah satu kamar dari 5 meter Pillar besar yang menopang kuil. Naruto bisa melihat dua Yokai kelas menengah menjaga kamar itu seakan apapun yang ada di dalam penting. Naruto menekan auranya serendah mungkin, ia menghilang setelah berputar dari sisi sebaliknya Pillar lalu tanpa berusaha keras, Naruto menusukan sebuah senbon membuat salah satu dari dua Yokai hilang kesadaran.
Tidak ingin membuang banyak waktu. Ia menutup mulut Yokai satunya ketika sadar jika rekannya baru saja di lumpuhkan secara diam diam. Dalam posisi membungkuk, Naruto menggeser sedikit tubuhnya lalu mengalirkan Cakra secukupnya untuk membuat Yokai ini diam untuk sementara waktu dengan pukulan di tengkuk.
Melirik kanan dan kiri, ia memastikan jika kondisi sudah aman terkendali tanpa satu pun Yokai melihat ini. Naruto menyentuh kedua penjaga membuat mereka menghilang entah kemana, ini lebih bagus untuk berjaga jaga jika mereka bangun di tengah tengah ia beraksi.
Ia muncul di sudut kamar tanpa di sadari oleh satu orang di sana. Naruto bisa melihat pemimpin Yokai sedang mempersiapkan diri ke sebuah undangan pertemuan rutin seluruh Clan Yokai meskipun Naruto tahu, pertemuan itu hanya alibi untuk menyingkirkan pemimpin mereka.
'Miris sekali, Yasaka!' begitulah nama yang di sebutkan. Menjadi pemimpin yang di ragukan rakyat sendiri pasti menanggung beban sangat banyak. Ya apa mau di kata, meskipun Naruto yakin Yasaka sudah hidup cukup lama, ia tetaplah wanita, memimpin satu Kaum pasti berat sekali.
Naruto menarik nafas berat. "Well~~ menjadi pemimpin, bukan pekerjaan yang seru aku rasa." Mungkin karena terkejut, Yasaka langsung mengalihkan pandangannya ke ujung ruangan namun tak menemukan siapapun di sana hingga tepukan di bahunya menyadarkan dia dari keterkejutannya.
Wus~~
Bola api berwarna biru terang muncul di telapak tangan Yasaka, namun reflek mantan anggota Root di dunia sebelumnya itu lebih terlatih dari yang Yasaka duga. Naruto sedikit menggeser kepalanya ke samping lalu menangkap pergelangan tangan Yasaka membuat bola api sebesar dua kali bola kasti melebur ke udara.
Tatapan tajam Yasaka sama sekali tidak membuat Naruto gentar. "Siapa kau? Bagaimana kau bisa masuk kesini." Tanya Yasaka, harus Naruto akui ketenangan wanita ini luar biasa meskipun di situasi yang genting.
Naruto tidak menjawab. Iris mata golden yellow Yasaka dan mata berbeda warna milik Naruto saling beradu, "sekarang rubah manis. Mulai saat ini dan seterusnya, kau adalah mainan ku, turuti semua perkataan ku mulai sekarang, aku adalah master mu, sebagai hewan peliharaan, tunduklah padaku!"
"A-Apa.. "
Baru satu kata yang terucap, dunia mulai berputar, kepalanya kosong, tatapan golden yellow itu bagaikan makhluk yang di paksa untuk hidup, tak lama kemudian, matanya berputar menjadi mata merah darah dengan pola rumit Shuriken pada bagian ujung pola terhubung satu sama lain, terus berputar hingga beberapa kali kemudian menjadi mata normal seperti sedia kala, golden yellow.
"Ha'i, Naruto-sama."
Seringai sadis mengembang pada bibir remaja 15 tahun menyandang gelar Phenex itu. Dengan ini, semua berjalan seperti yang dia inginkan. Bidak raja sudah ada di genggaman, seluruh alur permainan ia akan menguasai nya sebagai pemilik pertandingan.
Hidup sang ratu Yokai sudah ada di genggaman tangan. Mengucapkan beberapa kalimat panjang, ia tersenyum puas bagaimana Yasaka mengerti rencananya dengan baik. Terbukti wanita itu mengangguk nurut bagaikan rubah sedang berbicara kepada majikannya sendiri. Rencana tahap pertama selesai, dengan ini ia bisa duduk santai sambil menunggu kabar dari Yato dari Takamagahara.
"Sekarang keluarlah dan bersikap seperti biasa. Jangan biarkan satu orangpun mencurigaimu. Jaga diri baik baik karena aku akan menjemputmu beberapa tahun dari sekarang." Lagi lagi sang ratu Yokai mengangguk nurut seperti robot, lalu berjalan anggun keluar kamar dengan ekspresi seakan tidak pernah terjadi apapun padanya.
Merasa urusannya di sini sudah selesai. Naruto pergi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun yang memancing kecurigaan penghuni Kuil.
...
...
Takamagahara. Istana khayangan dengan panorama indah memukau mata adalah wilayah tanah suci tempat tinggal dewa dewi dengan kepemimpinan Dewi matahari, Amaterasu. Mungkin sebagian berpendapat Mitologi Shinto bukan salah satu mitologi kuat di dunia. Tapi meskipun begitu, beberapa dewa dewi kuat dari Shinto menjadi wajah baru untuk dunia.
Ada 12 tempat duduk yang memutar yang masing masing di duduki oleh dewa dan Dewi dalam pertemuan. 7 dewa keberuntungan dan 3 Pillar utama kekuatan Mitologi Shinto dan dua tempat duduk di isi oleh Dewa bencana, Rabo dan Yaboku atau dikenal sebagai Yatogami.
Ketengangan begitu terasa ketika Amaterasu memulai sebuah topik pembicaraan yang membuat ruangan seketika hening dalam keterkejutan. "O-Ophis. Orouboros Dragon pemimpin mereka." Satu dari ketujuh Dewa keberuntungan bergetar merinding mendengar informasi yang keluar dari mulut pemimpinan.
Salah satu dari ke dua belas dewa itu menghela nafas lelah, ia menyenderkan punggungnya lalu memijit pelan kepala tiba tiba mendadak pusing itu. "Kasus hilangnya Masamune dan Totsuka belum memiliki titik terang dan sekarang kemunculan Chaos Brigade. Pasti takdir sedang mempermainkan kita." Ucap Ojii-san berusia 30 tahunan yang memakai pakaian pakaian ala detektif hitam dan menggunakan sarung tangan berisikan kontrak antara dia dan Shinki nya. Dewa biasanya kaku tanpa ekspresi itu bahkan harus keluar dari karakter aslinya mendengar masalah ini.
Kemudian salah satu dari dewi keberuntungan mengajukan pendapatnya, "Ophis kah? kita tahu sendiri kekuatan nya segila apa sebagai salah satu Dewi naga. Kita hanya bisa pasrah jika tujuan organisasi ini adalah menguasai dunia." Ujar dewi itu. Ia adalah Dewi perang, Bishamon. Ia memiliki perawakan Tante Tante bule dengan rambut pirang panjang yang di gelung seadanya, kulit erotis sedikit agak pucat dan mempunyai mata berwarna ungu, sangat indah.
"Untuk tujuan organisasi masih agak samar samar, kita hanya tau bahwa seluruh anggota Chaos Brigade merupakan orang orang kuat dari penjuru dunia." Ujar Amaterasu. Rabo hanya diam, begitupula dengan Yato masih berekspresi santai namun matanya tidak dapat berbohong jika dia sedang mengawasi situasi.
"Apa di antara kalian memiliki sebuah rencana? setidaknya bisa bertahan untuk sementara dari Chaos Brigade." Ujar Tsukoyomi. Semua terdiam tanda tak tau. Namun jika di lihat sekilas, ada dua dewa di antara kedua belas peserta rapat berkelakuan aneh. Dua orang itu adalah Yato dan Susano'o.
Mata Yato menyipit bagaimana melihat perubahan Amaterasu setelah ia menerima bisikan singkat dari adiknya, Susano'o. Ada yang aneh pada pertemuan kali ini, untuk dewa sekaliber Yato, jelas sekali ia merasakan cukup banyak hal janggal di sini.
Pembahasan Chaos Brigade yang Amaterasu jelaskan, ia masih ingat ketika Amaterasu mengatakan, 'Tolong hati hati, mungkin saja pengkhianat berada di sekitar kita!' ketika Amaterasu menjelaskan bagian Ophis sebagai pemimpin Organisasi.
"Untuk saat ini kita bisa bernafas lega bagaimana Chaos Brigade belum melakukan gerakan apapun yang mencolok, namun kita tidak pernah tahu, mungkin besok atau lusa Chaos Brigade membuat ulah." Lanjut Amaterasu di balas oleh anggukan peserta rapat kecuali Rabo dan Yato. Pertemuan sudah 10 menit berjalan, Yato belum menemukan tanda apapun.
Tapi ucapan Amaterasu tadi seolah olah Dewi Matahari tahu jika Rabo adalah anggota Chaos Brigade. Hanya ini yang di pikirkan oleh Yato. Siapapun mata mata yang Amaterasu temui, orang itu sangat berbahaya!
"Namun lupakan tentang Chaos Brigade. Hilangnya pedang Masamune dan Totsuka menjadi kerugian cukup besar untuk kita, aku tahu itu." Semua mengerutkan dahi bingung, di saat saat seperti ini sang Dewi Matahari masih bisa mengembangkan senyum manis padahal jelas jika kedua pedang legendaris itu adalah mimpi buruk.
Masamune, sejarah umum mengatakan pedang ini telah hilang sejak perang dunia ke 2 berakhir. Kekuatan yang tidak main main jelas sekali membuat pihak manapun ingin memilikinya, cukup dengan goresan kecil, target sudah di pastikan mati akibat racun yang berada di setiap bilah pedang sangat mematikan.
Totsuka, pedang tanpa wujud. Hanya gumpalan energi padat dengan kemampuan menyegel apapun yang di sentuhnya. Namun wujud sejati dari pedang Totsuka adalah, pedang pendek melengkung dengan gagang pedang berwarna hitam, di lihat sekilas, pedang ini bagaikan pedang yang terbuat dari taring Naga.
Tiba tiba, tanpa aba aba. Susano'o sudah menghilang kemudian memangkas jarak ke belakang Rabo dengan Kusanagi siap memotong leher Rabo kapanpun. Tak ada raut wajah kaget, tidak ada kepanikan, di saat nyawannya di ujung tanduk, Rabo mengeluarkan kekehan pelan lucu.
"Jelaskan kepadaku, bagaimana kau mencuri Totsuka dan Masamune, Rabo? Aku ingat bagaimana terakhir kali Totsuka dan Masamune berada di mulut Yomi!" Ujar dingin Amaterasu mengintimidasi. Semua kecuali Yato mengalihkan pandangan mereka ke arah Rabo terkejut, marah, dan yang lebih banyak geram.
"D-Dia yang mencurinya?" Bishamon bersuara. Bukan hal umum jika beberapa Dewa keberuntungan menaruh rasa tidak suka kepada Rabo. Kepribadian Rabo mengingatkan mereka dengan salah satu dari 9 Legenda Yokai dengan sifat licik dan arogannya. Yamata no Orochimaru.
"Ha'i! dialah yang mencuri dua pedang legendaris sekaligus. Tidak hanya itu, dewa sinting ini bahkan membunuh makhluk penghuni Yomi, namun beruntung, ia tak menemukan Izanami sebagai mana mestinya." Ujar Amaterasu menggertakan giginya menatap Rabo nyalang. Ia semakin marah ketika wajah tanpa dosa yang di tunjukan Rabo padanya, tidak ada penyesalan apapun, bahkan dewa sinting itu menyeringai lebar tanpa takut jika kepalanya terputus oleh Kusanagi di lehernya itu.
"HAHAHAHAHA~~~~ mengejutkan. Aku tertangkap basah di saat saat seperti ini. Tidak, kau memang sejak awal mengadakan pertemuan untuk menangkap ku bukan?" Itulah jawabannya. Yato tidak tau dari mana Amaterasu mengetahui tentang Rabo, tapi tunggu. Apakah Amaterasu mengetahui Rabo merupakan salah satu dari anggota Chaos Brigade? Untuk mengetahuinya, hanya ada satu cara, yaitu tetap diam dan melihat adegan di depannya sampai klimaks.
Rabo menghela nafas lelah. "Jadi sekarang! Apa yang ingin kalian lakukan padaku?" Ujar Rabo di sertai senyum mengejek. Seluruh dewa di sana kecuali Yato benar benar murka, mereka kecolongan, yang mereka pikirkan tentang pencuri dari fraksi lain di patahkan oleh fakta jika ada musuh di balik selimut.
Susano'o bahkan mengeratkan pegangannya untuk menahan agar tidak melepaskan paksa kepala Rabo dari tubuhnya sebelum di introgasi. "Hmph.. masih bersikap kurang ajar di saat saat kau sedang terpojok dewa sinting. Kau akan mendapatkan bagian nanti setelah di Introgasi!"
"HAHAHA~~ Naif seperti biasanya, Susano'o. Jangan berpikir hanya kau membawa Kusanagi membuatku takut. Kalian salah, jika kalian mengira akulah yang di pojokan, maka perlu ku tekankan lagi. Aku datang dengan persiapan penuh!"
Doom!
Dooomm!
DUAARR!
Takamagahara bergetar, menghilangnya Rabo dari kuncian Susano'o. Ia muncul dengan tendangan ke samping namun dewa pernah menebas 8 kepala Yokai Yamata no Orochi itu menahan menggunakan kedua lengannya tanpa harus bergeser satu sentimeter pun.
Pedang hanya butuh satu goresan untuk membunuh musuh muncul begitu saja dari udara. Rabo mengayunkan pedangnya cepat namun tidak cukup cepat di mata Susano'o yang memilih untuk menahan tebasan lalu mundur ke arah Dewa lainya sedang mencari sumber dari getaran tadi.
Tidak lama kemudian satu lingkaran sihir memuntahkan ratusan Wizard secara serempak memenuhi langit langit ruangan bahkan dalam waktu 5 menit saja. Tidak berhenti sampai di situ, para dewa Shinto bahkan harus kembali terkejut melihat tiga lingkaran teleportasi tidak asing di mata.
Amaterasu menggertakan giginya. "Rabo, kau anggota Chaos Brigade!" Dan Yato 100% menebak jika yang di ketahui oleh Amaterasu hanya dua pedang legendaris saja bukan tentang Rabo anggota Chaos Brigade.
"Rabo sialan. Kau menghianati rumahmu sendiri ha?" Ujar dewa berperawakan lelaki tua berambut pirang menggunakan kacamata hitam dan pakaian kebesaran berwarna biru merah. Dia adalah Daikokuten, salah satu dewa perang selain Bishamon.
"Ada yang sedang salah faham di sini. Apakah aku pernah menganggap Takamagahara sebagai rumahku? tentu saja tidak. Aku memiliki kebebasan untuk pergi dan melakukan apapun yang ku mau. Tidak ada penghianatan ataupun kesetiaan untuk dewa bencana sepertiku." Balas Rabo angkuh. Inilah yang membuat Rabo berbeda dari banyak Dewa di sini, jika kebanyakan Dewa merupakan keturunan murni dari pendahulunya mereka, seperti contoh Dewa Ebisu anak dari Izanami namun Rabo berbeda. Ia dulunya manusia, mati tidak tenang. Karena kebenciannya mempengaruhi kegelapan dalam hatinya, ia muncul sebagai 'God of Calamity' bersama Yato, meski dalam segi kekuatan Rabo jauh di bawah dewa lainya seperti Susano'o sebagai contoh, tapi apa yang di pegang membawa Rabo ke dalam level yang berbeda.
"Tak ada yang perlu di bicarakan lagi, Daikokuten! Kita harus membunuh Dewa gila ini sebelum Tamagahara berakhir menjadi medan perang." Tungkas Bishamon sudah mengenakan pakaian perangnya yang terdiri dari rok abu-abu pendek dan jaket abu-abu tanpa kancing, topi hitam, bra hitam, dan sepatu bot panjang hitam yang mana semua itu adalah Shinki dari Bishamon.
"Crauserey Asmodeus, Katarea Leviathan dan Shalba Beelzebub. Keturunan Maou lama, aku tidak menyangka kalian berani sekali mengunjungi tanah suci kami dengan tubuh kotor kalian!" Meskipun Amaterasu masih dalam posisi duduk, hawa intimidasi yang menguar dari tubuhnya tidak main main lagi.
"Tanah suci yang sebentar lagi menjadi puing puing menyedihkan lebih tepatnya." Balas Crauserey percaya diri. Amaterasu benar benar tidak menyangka Rabo sudah menyiapkan semua ini, ia merasa kecolongan, ia yakin Rabo sudah merencanakan ini sejak lama.
"Sudah cukup basa basinya. Tak ada tolerir atau apapun... MARI KITA MULAI PESTANYA!"
Yato menggumankan tiga huruf membentuk kalimat 'WOW' di mana ia sendiri tidak percaya Rabo menggunakan ratusan Wizard kelas rendah untuk menyerah. Ia terkekeh kecil, 'dasar dewa bodoh! secara garis besarnya, kau memang meremehkan mereka!' seluruh dewa Mitologi berkumpul, tentu kekuatan mereka tidak main main, tapi mengingat pihak musuh memiliki tiga iblis Satan kelas menengah, pasti pertarungan ini tidak akan biasa. 'Seperti dugaan Naruto, Rabo memang benar benar melakukan kudeta, melawan Rabo sekarang jelas terlalu mencolok. Aku akan menghemat tenaga kali ini.' menghiraukan kedua belah pihak siap menyerang satu sama lain. Yato meninggalkan lokasi dengan muncul di salah satu Pillar tak jauh dari Istana Amaterasu yang sedang terjadi pesta kecil kecilan. Ia akan datang ketika momentum tepat.
Ia tidak peduli dengan pendapat dewa lain mengetahui Yato pergi di saat mereka membutuhkan kekuatannya lalu mengecapnya sebagai pengecut, karena sejak awal, tujuan nya adalah memutuskan hubungan para dewa dan menyelesaikan misi yang di perintahkan oleh King nya.
Baru satu menit ia duduk. Bagian atas kuil Amaterasu sudah bolong akibat Laser beam mengudara berbahan Demonic, Yato yakin itu milik salah satu dari keturunan Maou lama. Acara mengobservasi selesai, inilah yang ia tunggu.
Hiki!
... Bersambung ...
King : Naruto Phenex [ Status resmi : Highclass Devil ]
Queen : Leicia Lucifuge [ Status resmi : Low Class Devil ]
Bishop : Toujo Kuroka [ Status Resmi : Stray Devil Rank SS ]
Knight : Yatogami [ Status Resmi : God of Calamity, Stray God ]
Pawn : Rahasia [ Status : Chara DxD ] 8 bidak pawn!
Ada beberapa perubahan rencana di Chapter 5. Namun tidak masalah, karena ku rasa tidak akan menghancurkan apa yang sudah aku tulis. Satu arc sebelum Canon, ini adalah awal di mana Naruto menunjukan debut nya di Dunia Supranatural sebagai orang lain, anggota kelompok kecil ini pun masih aku rahasiakan untuk beberapa.
Di sini tidak ada Battle dulu ya senpai. Bagian depan Yato akan mengambil alih separuh Chapter. Arc Kyoto mungkin terdiri dari 3 Chapter saja atau mungkin lebih dikit, Naruto akan berperan menjadi otak konflik Kudeta kali ini dan yang pasti ia akan tampil Badas sebagai orang lain.
Untuk Typo, aku sudah memperbaiki semampu yang ku bisa wkwk, banyak juga yang membahas masalah Typo, memang sebelum update gak aku koreksi dulu. Masalah waktu juga sih, abaikan!.
Gak banyak yang aku bahas karena belum masuk alur juga, untuk selebihnya, sampai jumpa di Chapter depan, senpai~~
Out~~