Chapter 1

Warning Rate: M for Lemon scene. Woman rape man. Typo(s), gaje, absurd, etc. Ini adalah fic Rate: M kedua punya Phoenix. Dan ceritanya masih tentang woman rape man.

ket:

Boboiboy: "23 tahun"

Yaya: "23 tahun"

ket kata: "bold nama jurus"

Disclaimer: "Boboiboy tentu saja milik Monsta."

Let the story begin...

Di suatu hari di pulau Rintis...

Di sebuah apartemen yang berada di tengah kota, terlihat Boboiboy terbangun dari tidurnya saat jam dikamarnya menunjukkan angka 10.22 waktu setempat. wajahnya terlihat kusut dan ada lingkaran hitam di bawah matanya. belum lagi tubuhnya yang tidak se atletis dulu. Sepertinya dia dalam keadaan kacau.

Kamar sang pemuda juga terlihat sangat berantakan disana sini. Dan sepertinya dia tidak terlalu peduli dengan hal tersebut. Sang pemuda yang dulunya sangat bersemangat dan ramah, kini telah berubah menjadi pemurung dan pendiam. Kenapa ? Itu karena dia telah kehilangan calon istrinya yang dulunya merupakan sahabatnya saat ia masih kecil.

Ying, nama gadis cantik yang masih memiliki garis keturunan China tersebut masih melekat erat di pikiran dan hati Boboiboy. Mereka telah berjanji untuk mengikat janji suci di pelaminan suatu saat nanti.

Tapi takdir berkata lain.

setelah 3 bulan bertunangan setiap harinya mereka lalui dengan ceria. tapi tepat sehari sebelum hari pernikahannya, Boboiboy dan para sahabatnya termasuk calon istrinya mendapatkan sebuah misi untuk menghentikan peperangan antar galaxy. Dan di misi terakhir itu pula, ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan berpisah dengan tunangannya yang sangat ia cintai.

Sejak saat itu pula Boboiboy berubah menjadi pemurung dan pendiam. Dia berubah 180 derajat. Semua sahabatnya mencoba menghiburnya, akan tetapi semua usaha mereka selalu sia-sia.

Sejak melamar Ying, Boboiboy memutuskan untuk tinggal terpisah dengan Tok Aba. kini ia tinggal di sebuah apartemen di tengah kota pulau rintis. Hari-harinya ia lalui dengan aura suram dan kesedihan yang selalu menemaninya. Meski sudah 2 tahun berlalu, ingatan Boboiboy tentang kematian Ying seolah masih baru saja kemarin terjadi.

Setelah mengerjapkan matanya beberapa kali, Boboiboy mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk di tepi kasurnya. Ia memandangi dua jam kekuatan yang ia taruh di meja dekat kasur miliknya. satu adalah jam kekuatan miliknya dan satu lagi adalah jam kekuatan milik tunangannya yang telah tiada.

Setiap kali ia melihat jam milik Ying, setiap itu juga ingatannya akan kembali mengingat semua kenangan indah dan kelam yang pernah ia lalui bersama sang Tunangan. Mulai dari pertemuan pertamanya saat ia masih kecil, hingga takdir yang membuatnya mereka terpisah.

Boboiboy mengambil jam kekuatan milik calon istrinya, lalu mengelus jam tersebut dengan lembut. Tanpa terasa air matanya turun membasahi wajah tampannya.

"Maafkan aku sayang." Ucapnya sambil menitikkan air matanya.

Beberapa saat telah berlalu, tapi sang pemuda masih terdiam dengan posisi yang sama. Air matanya juga tidak kunjung berhenti.

Nothing's gonna change my love for you, you ought to know by now how much I love you. One thing you can make sure of, I'll never ask for more than your love.

Tiba-tiba terdengar suara smartphone miliknya berbunyi, menandakan ada panggilan yang masuk.

Boboiboy mengusap air matanya lalu mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menghubunginya.

"Halo Boboiboy." Ucap sebuah suara manis yang akhir-akhir ini akrab menyapa telinganya.

Boboiboy hanya diam tidak menyahut.

"Boboiboy kau ada diasana kan ?" Tanya suara manis tersebut yang tidak lain adalah suara milik Yaya, yang juga sahabatnya dan sahabat dari mendiang calon istrinya.

"Ya. ada apa Yaya ?" Tanya Boboiboy dengan suara parau karena masih menangis.

"apa kamu baik-baik saja, Boboiboy ?" Tanya Yaya diseberang sana dengan nada khawatir.

Bukannya menjawab pertanyaan tersebut, sang pemuda malah langsung menutup panggilan tersebut tanpa mengatakan apapun. Ia melihat smartphonenya sebentar, sebelum ia meletakkannya kembali ke atas meja di samping kasurnya.

Boboiboy kembali melihat jam kekuatan milik calon istrinya. karena hanya itulah satu-satunya kenangan yang ia miliki dari calon istrinya.

tok tok tok

Terdengar pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Tapi Boboiboy tidak berniat untuk membuka pintu atau sekedar melihat siapa yang bertamu ke rumahnya.

tok tok tok

"Boboiboy, ini Tok Aba. apakah kau ada di dalam ?" Ucap suara seseorang di depan pintu rumah Boboiboy yang ternyata adalah Tok Aba.

Beberapa menit kemudian terdengar pintu rumah sang pemuda diketuk lagi tapi kali ini sang pengetuk pintu memanggil nama sang pemuda lebih keras, akan tetapi Boboiboy tidak bergeming dari tempatnya.

Kelihatannya Boboiboy tidak peduli dengan kedatangan kakeknya.

Beberapa saat berlalu, suara ketukan dan panggilan sang kakek tidak terdengar lagi di pendengarannya.

Setelah puas menatap jam kekuatan milik tunangannya, ia lalu meletakkan kembali jam kekuatan tersebut ke atas meja di samping kasurnya. Boboiboy akhirnya berdiri dari tepi kasurnya lalu mengambil handuk yang ia taruh di atas laci yang berada di samping lemari. Setelah itu ia berjalan keluar kamar menuju kamar mandinya.

Boboiboy melucuti semua pakaian yang ia kenakan saat ia sudah berada di kamar mandi. Ia langsung menyalakan shower kamar mandinya dan membiarkan badannya diguyur air shower.

Sejak air shower menyentuh seluruh tubuhnya, ingatannya kembali ke masa lalunya saat ia merasakan kehilangan sang calon istri yang ia cintai.

Air mata sang pemuda bersurai hitam tersebut kembali terjatuh dari wajah tampannya. Kali ini air matanya menyatu dengan guyuran shower kamar mandinya.

beberapa saat telah kemudian...

Boboiboy masih berada di kamar mandi. Ia membiarkan air shower kamar mandinya mengguyur tubuhnya sejak 15 menit lalu.

Sepertinya hati dan perasaannya masih tidak bisa menerima kepergian sang tunangannya yang sangat mendadak.

tok tok tok

Lagi-lagi pintu rumahnya diketuk oleh seseorang.

"Boboiboy kau ada di rumah kah ?" Panggil seorang gadis yang memakai pakaian serba pink yang sekarang sedang berdiri di depan pintu apartemen Boboiboy. Dia tidak lain adalah Yaya. Seseorang yang tadi menelpon Boboiboy.

Karena suara guyuran air shower di kamar mandinya, indra pendengaran Boboiboy tidak mendengar panggilan tersebut.

tok tok tok

"Boboiboy apa kau ada di dalam ?" Yaya mengulang pertanyaannya sambil mengetuk pintu di depannya.

'Apa dia tidak ada di rumah ya ?' Ucap Yaya dalam hati.

tanpa pikir panjang tangan lentiknya memegang knop pintu apartemen sang pemuda dan memutarnya.

cklek

"Eh... Tidak dikunci ?" Gumamnya saat ia bisa membuka pintu di depannya yang ternyata tidak dikunci. 'Kemungkinan besar Boboiboy ada di dalam rumah.' Lanjutnya beropini dalam hati.

"Boboiboy aku masuk ya." Ucapnya setelah membuka pintu apartemen Boboiboy. Tapi masih tidak ada sahutan.

Yaya berjalan menuju ruang tamu apartemen Boboiboy yang sangat berantakan. Sepertinya ruang tamu tersebut sudah lama tidak dibersihkan oleh sang pemilik rumah. Terlihat berbagai botol minuman berserakan, bekas makanan instant ada dimana-mana.

"Hah..." Yaya hanya menghela nafas saat melihat keadaan ruang tamu apartemen Boboiboy yang seperti habis ditabrak tornado. "Lebih baik aku bersihkan dulu ruang tamu ini sambil menunggu dia disini." Ucap Yaya pada dirinya sendiri.

Kemudian gadis cantik tersebut mengambil satu persatu bungkus makanan instant dan botol minuman yang berserakan di ruang tamu lalu membuangnya ke tempat sampah.

Yaya terus memunguti bungkus makanan instant dan botol minuman sambil sibuk dengan pikirannya sendiri. Bermacam-macam opini muncul di kepalanya. Tapi ia mencoba berpikiran positif. Setelah itu ia menyapu ruangan tersebut.

Sementara itu dengan Boboiboy...

sang pemuda berjalan keluar dari kamar mandi apartemennya dengan handuk melilit pinggangnya. Akan tetapi ia langsung menghentikan langkahnya saat ia mendengar suara di ruang tamunya.

'Apakah ada seseorang yang datang ?' Tanyanya dalam hati.

Setelah itu ia berjalan menuju ruang tamu untuk melihat Yaya yang membelakanginya sedang membersihkan ruang tamu apartemennya.

"Kapan kau datang Yaya ?" Tanya Boboiboy dengan nada datar sambil berdiri di depan ruang tamu apartemennya.

Yaya yang masih sibuk membersihkan apartemen Boboiboy langsung terkejut bukan main saat mendengar pertanyaan dengan nada datar di belakangnya.

"Ah... Boboiboy." Ucapnya sambil membalikkan badannya. "A-aku baru saja datang." Jawabnya Yaya tergagap. Ia benar-benar tidak sadar jika Boboiboy berada di belakangnya.

Posisi Yaya saat ini seperti seorang pencuri yang tertangkap basah oleh sang pemilik tempat.

"Ada perlu apa kau datang kemari Yaya ?" tanya Boboiboy sambil masih berdiri di depan ruang tamunya dengan nada yang sama seperti tadi. "Jika kau tidak memiliki urusan yang penting, sebaiknya kau pergi dari sini." Lanjut Boboiboy sambil bersidekap dada dengan aura yang tidak bersahabat.

"A-aku kemari mengantar makan siang untukmu Boboiboy." ucap Yaya masih tergagap. 'sepertinya ia masih belum bisa melupakan Ying.' Ucapnya dalam hati saat melihat keadaan Boboiboy saat ini.

"Taruh saja di atas meja." Ucap Boboiboy. "Jika urusanmu sudah selesai lebih baik kau cepat pergi dari sini." Lanjut Boboiboy sambil berlalu menuju kamarnya.

Yaya hanya menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan Boboiboy. Setelah itu telinganya mendengar suara pintu yang terbuka lalu tertutup lagi.

Tapi tanpa sepengetahuan Boboiboy, Yaya menangis dalam diam saat melihat sang pemuda bersikap dingin padanya barusan. Sebenarnya ia mencintai Boboiboy sejak pertama bertemu dengan pemuda tersebut belasan tahun silam.

"Kenapa Boboiboy ?" Tanya Yaya pada dirinya sendiri. "Kenapa kau lebih memilih Ying daripada aku ?" ucapnya sambil terus menangis sendirian di ruang tamu.

brukk

Yaya jatuh terduduk ke atas lantai ruang tamu Boboiboy. Entah mengapa kakinya tiba-tiba tidak bisa menopang berat tubuhnya sendiri. Tangan lentiknya menyentuh lantai ruang tamu apartemen milik sang pemuda.

Setelah beberapa saat menangis, akhirnya Yaya mengusap air matanya dengan sedikit kasar lalu melanjutkan membersihkan ruang tamu apartemen Boboiboy. setelah itu ia menaruh bungkus yang berisi makanan ke atas meja ruang tamu Boboiboy. lalu ia berjalan menuju kamar Boboiboy.

tok tok tok

"Boboiboy, aku pamit pulang dulu." Ucapnya saat ia sudah di depan pintu kamar Boboiboy.

"Ya." jawab Boboiboy singkat dari dalam kamar.

Setelah berpamitan, Yaya pergi meninggalkan apartemen Boboiboy dengan hati yang sedih.

Di tengah perjalanan menuju rumahnya ia bertemu dengan Gopal.

"Hai Yaya. Kenapa kau murung sekali ?" Tanya Gopal pada Yaya.

"Aku baik-baik saja Gopal." Jawab Yaya sambil berusaha tersenyum.

"Jika kau baik-baik saja kenapa wajahmu terlihat sembab seperti habis menangis ?" Tanya Gopal lagi.

"A-aku tidak habis menangis." jawab Yaya mencoba mengelak. "Tadi mataku kemasukan debu terus berair." Ucap Yaya mencoba mengelak. "Kau sendiri mau kemana Gopal ?" Tanya balik Yaya.

"Aku mau ke apartemen Boboiboy." Jawab Gopal. Sepertinya pemuda tambun ini tidak mempermasalahkan alasan Yaya barusan.

"Mau apa kau ke apartemen Boboiboy ?" tanya Yaya dengan nada penasaran.

"Tentu saja menghibur dia lah." jawab Gopal. "memang mau apa lagi ?" Lanjutnya bertanya balik pada Yaya.

"Hehehe... Siapa tahu kau mau macam-macam dengan Boboiboy." Ucap Yaya sambil cengengesan. Sepertinya kondisi hati Yaya sudah membaik secara perlahan.

"Hei ! Aku dan Boboiboy ini sama-sama laki-laki lah." Jawab Gopal sambil merengut. "Memang mau berbuat macam-macam seperti apa ?" Tanyanya balik.

"Gaklah Gopal aku hanya bercanda saja. jangan seperti itu." Ucap Yaya sambil berlalu. "Kalau begitu aku mau balik dulu Gopal. Daa..." Ucap Yaya sambil melanjutkan perjalanan pulangnya yang sempat tertunda.

"Ya. Hati-hati di jalan Yaya." Ucap Gopal.

Lalu sebuah ide untuk membalas perkataan Yaya barusan terlintas dikepala Gopal.

"Oh ya, Yaya." panggil Gopal sebelum melanjutkan perjalanannya.

"Ya ?" Jawab Yaya sambil membalikkan badannya.

"Nanti kalau mau pulang ke rumahmu jangan lewat daerah pemakaman disana." Ucap Gopal dengan nada yang dibuat seseram mungkin.

"Memang kenapa ? Ada penjahat ya ? Atau ada hantu ? Eh emang ada hantu muncul siang-siang begini ?" Tanya Yaya dengan nada penasaran.

"Bukan." jawab Gopal singkat.

"Terus kenapa Gopal ?" Tanya Yaya yang semakin penasaran.

"Jauh..." Jawab Gopal singkat sambil ngibrit dari tempatnya berdiri.

"HIISSSS... GOPAALLLLL !!!" Teriak Yaya sekencang mungkin saat mengetahui bahwa Gopal telah mengerjainya.

skiptime malam hari...

Di sebuah kamar yang didominasi warna merah muda, terlihat seorang gadis yang sedang duduk di atas kasurnya sambil menatap gelapnya langit malam dari jendela kamarnya. Rambut hitam panjangnya berkibar-kibar saat diterpa dinginnya angin malam. Warna merah muda di kamarnya berbanding terbalik dengan suasana hatinya saat ini. Entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini, tapi kelihatannya dia sedang melamunkan sesuatu. Tapi raut kesedihan bercampur kecewa masih terpancar jelas di wajah cantiknya.

Yaya POV start...

Malam ini terasa sepi sekali. Aku masih tidak habis pikir jika Boboiboy bisa berubah sedingin itu. Padahal 2 tahun sudah berlalu, tapi sepertinya perasaannya pada Ying masih belum luntur sedikitpun.

'ah... ada apa denganku ? mengapa aku malah terus memikirkan hal itu ?' ucapku dalam hati sambil merebahkan tubuhku ke atas kasur.

Kulihat jam di dinding kamarku yang menunjukkan pukul 18.42 waktu setempat.

"Hah..." Aku menghela nafas lelah. Entah mengapa hatiku merasa tidak bersemangat sekali malam ini.

Aku melihat tembok kamarku yang berwarna merah muda dengan pikiran kosong. Setelah itu aku bangun dari posisi rebahanku untuk melihat langit malam lagi.

Aku baru sadar jika malam ini sedang malam bulan purnama.

"Indah sekali." Gumamku sambil melihat lekat-lekat bulan purnama tersebut. Tapi tiba-tiba wajah tampan Boboiboy yang sedang tersenyum menggantikan bulan yang sedang perhatikan. Aku menggelengkan kepalaku sambil memejamkan mataku.

'ugh...' Entah kenapa hatiku serasa sakit sekali kala mengingat kenyataan bahwa Boboiboy lebih mencintai sahabatku ketimbang aku.

Aku rela melakukan segala cara untuk membuat Boboiboy menjadi milikku. Ya benar aku harus melakukan segala cara untuk memiliki dirinya. Aku tidak peduli meski itu cara busuk sekalipun akan aku lakukan.

"Boboiboy..." Ucapku menggantung sambil melihat bulan di langit. "... Aku akan menghapus Ying dari ingatan dan perasaanmu." Lanjutku setelah menarik nafas agak panjang lalu menghembuskannya.

"Karena aku mencintaimu." Ucapku sambil terus memandang langit.

Yaya POV end...

Setelah bosan memandang langit malam, Yaya berdiri dari kasurnya dan mengambil jaket warna pink yang ia gantung di balik pintu kamarnya. Setelah itu ia memakai kerudung pink dan jam kekuatannya lalu berjalan keluar kamarnya.

Terlihat Yaya keluar kamarnya menuju pintu depan. Dia langsung keluar dari rumahnya lalu mengunci pintu.

Sekarang Yaya juga tinggal sendirian. Dia memutuskan untuk tinggal terpisah dengan orang tuanya sejak beberapa tahun yang lalu.

Terlihat Yaya sedang berjalan santai menuju tujuannya. sepanjang perjalanan senyuman manis terus merekah di wajah cantiknya.

"Lebih baik aku terbang saja untuk menghemat waktu." Gumamnya pada dirinya sendiri.

Dan setelah bergumam Yaya langsung terbang menuju tujuannya.

Beberapa saat kemudian...

Yaya langsung mendarat dengan mulus saat ia sudah mencapai tujuannya. Tidak butuh waktu lama bagi Yaya untuk sampai di tempat tujuannya karena jaraknya yang memang tidak begitu jauh.

Ternyata Yaya mendatangi apartemen Boboiboy lagi.

tok tok tok

Yaya langsung mengetuk pintu di depannya.

Tapi tidak ada sahutan dari dalam apartemen milik Boboiboy.

tok tok tok

"Boboiboy, apakah kau ada di dalam ?" Tanya Yaya sambil setelah mengetuk pintu untuk yang kedua kalinya.

"Ada apa Yaya ?" Tanya Boboiboy balik dari dalam apartemennya.

"Bolehkah aku masuk ?" Tanya Yaya meminta izin.

"Langsung masuk saja." Jawab Boboiboy dengan nada cuek. "Pintunya tidak dikunci." Lanjut Boboiboy.

cklek

Yaya langsung membuka pintu di depannya saat sudah mendapat izin dari sang pemilik apartemen. Setelah itu ia berjalan menuju ruang tamu apartemen Boboiboy.

"Hah..." Yaya langsung menghela nafasnya lagi saat ia melihat ruang tamu apartemen Boboiboy kembali seperti diterpa tornado lagi.

"Ada apa Yaya ?" Tanya Boboiboy sambil berjalan keluar dari kamar mendekati Yaya yang berdiri di depan ruang tamu apartemennya. Kali ini ia hanya mengenakan celana pendek selutut tanpa mengenakan baju atasan.

Wajah Yaya langsung memerah saat ia melihat tubuh atletis Boboiboy. Meski agak kurusan, tubuh Boboiboy masih saja terlihat atletis.

"A-aku hanya bosan sendirian saja di rumah. Ja-jadi aku pergi main ke-ke apartemenmu. Boleh kan ?" Jawab dan tanya Yaya sambil tergagap dengan wajah yang memerah padam.

"Hm..." Jawab Boboiboy cuek sambil menganggukkan kepalanya. "Mau minum apa ? Teh, kopi atau susu ?" Lanjut Boboiboy menawarkan minuman.

"Ti-tidak usah repot-repot." Ucap Yaya tergagap dengan wajah yang masih memerah.

"Apa kau sedang sakit Yaya ? Kenapa wajahmu memerah ?" Tanya Boboiboy sambil berjalan mendekati Yaya.

"A-aku baik-baik saja kog." Jawab Yaya.

Tapi Boboiboy tetap berjalan mendekati Yaya, lalu menempelkan punggung tangannya di dahi Yaya saat ia sudah dekat dengan gadis pink tersebut.

"Tidak panas." Ucap Boboiboy saat ia menempelkan punggung tangannya. Setelah itu ia mundur beberapa langkah.

"Biarkan kubuatkan teh hangat dulu." Ucap Boboiboy sambil membalikkan badannya.

greb

Tapi saat Boboiboy hendak melangkahkan kakinya menuju dapur, Yaya langsung menggenggam erat tangan kanan Boboiboy.

"Ada apa Yaya ?" Tanya Boboiboy dengan nada dingin dan tanpa membalikkan badannya.

"..." Tapi Yaya hanya diam tidak menjawab.

Setelah itu Boboiboy hendak membalikkan badannya untuk melihat Yaya.

greb

Tapi Boboiboy dibuat terkejut lagi saat dengan tiba-tiba Yaya langsung memeluk tubuhnya dari belakang.

"Yaya lepaskan aku !" Ucap Boboiboy dengan nada tegas sambil berusaha melepaskan pelukan Yaya.

Bukannya menuruti perkataan Boboiboy, Yaya malah semakin mempererat pelukannya pada tubuh atletis Boboiboy. Saking eratnya pelukannya, dua buah dada Yaya yang berukuran lumayan besar sampai menempel pada punggung Boboiboy.

Boboiboy yang merasakan dua buah dada Yaya menempel di punggungnya semakin berusaha melepaskan pelukan Yaya.

"Yaya lepaskan ak- Aarrrgggghhh~ Aaahhhhhh~" Perkataan Boboiboy langsung berubah menjadi desahan saat dengan tiba-tiba Yaya mengigit lehernya dengan lumayan keras, lalu menjilati bagian yang ia gigit tadi untuk membuat kissmark.

"Yayaaaaahhhh~ Aaahhhhhh~ To-tolong hentikaaaannn~ Aahhhhh~" Boboiboy semakin mendesah tidak karuan saat Yaya malah membuat kissmark di tempat lain. Bukan hanya itu, tangan Yaya yang sedang memeluk Boboiboy juga memainkan nipple sang pemuda.

"Aaahhhhhh~ Aaahhhhhh~" Boboiboy semakin mendesah saat Yaya semakin memanjakannya. Badan atletisnya mulai dpenuhi peluh, tangannya yang meronta semakin lemas, kedua kakinya mulai bergetar, dan akal sehatnya semakin terkikis sedikit demi sedikit.

"Aaaaaahhhhh hah... hah..." Boboiboy langsung berhenti mendesah saatYaya menghentikan aktifitasnya dengan tiba-tiba. Ia lagsung mengatur nafasnya yang terengah-engah. Akal sehat Boboiboy yang sempat hilang telah kembali lagi.

Boboiboy langsung berjalan menjauh saat ia sudah bebas dari pelukan Yaya. Ia memegang beberapa daerah yang tadi diberi kissmark oleh Yaya.

"A-apa yang-hah... Hah... Baru saja kau lakukan-hah... Hah... Yaya ?" tanya Boboiboy sambil mencoba mengatur nafasnya.

"Tahukah kau Boboiboy..." Ucap Yaya menggantung dengan kepala yang tertunduk. "... TAHUKAH KAU JIKA AKU MENCINTAIMU ?!" Ucap Yaya dengan suara histeris sambil mendongakkan kepalanya untuk memperlihatkan wajah cantiknya yang penuh air mata.

"A-apa maksudmu Yaya ?" Tanya Boboiboy sedikit ketakutan dan juga karena terkejut.

"Selama ini aku mencintaimu Boboiboy." Ucap Yaya menjelaskan sambil mengusap air matanya menggunakan punggung tangannya dengan kasar.

"Tapi apa hubungannya dengan hal yang barusan kau lakukan padaku ?" Tanya Boboiboy. Pemuda tersebut mulai merasakan perasaan tidak enak merayapi hatinya.

"Malam ini aku akan memiliki dirimu Boboiboy." Ucap Yaya sambil berjalan mendekat ke arah Boboiboy. "Aku tidak peduli jika setelah ini kau akan membenciku." Lanjutnya sambil menatap Boboiboy lekat-lekat.

Glek

Boboiboy menelan ludahnya dengan susah payah. Ia terus berjalan mundur sampai punggungnya menyentuh dinding.

"Yaya, kumohon hentikan." Ucap Boboiboy memohon. Kini ia benar-benar dalam keadaan terpojok.

"Kau tidak akan bisa lari 'Boboiboy'." ucap Yaya sambil tersenyum manis dan menekankan nama sang pemuda dalam kalimatnya.

"Gravitasi pemberat." Boboiboy yang hendak berlari menuju kamarnya langsung dihentikan Yaya menggunakan kekuatannya.

"aku sudah bilang kan bahwa kau tidak akan bisa lari Boboiboy." Ucap Yaya.

Setelah itu Yaya langsung meraup telinga Boboiboy yang sedang berlutut saat ia sudah ada di dekat sang pemuda.

"Aaahhhh~ Yayaaaaa~ Ku-kumohon hentikaaaannn~" Ucap Boboiboy sambil mendesah.

"Kita lanjutkan di kamar saja ya, 'sa-yang'." ucap Yaya sambil menekankan kata 'sayang' setelah ia melepaskan raupannya pada telinga Boboiboy.

"Apungan gravitasi" Yaya langsung menerbangkan Boboiboy dan mengarahkannya menuju kamar sang pemuda. Sementara ia berjalan sambil terus mengendalikan kekuatannya.

"Yaya ku-kumohon hentikan." Ucap Boboiboy yang mulai ketakutan.

Para readers pasti bertanya 'Mengapa Boboiboy tidak menggunakan kekuatan elemennya ?' Jawabannya 'Karena ia memang tidak mengenakan jam kekuatannya.'

Tapi Yaya tetap mengarahkan Boboiboy ke arah kamarnya.

brukkk

Yaya langsung menghempaskan Boboiboy ke arah kasurnya sendiri. Boboiboy langsung melihat ke meja kasurnya dan melihat 2 jam kekuatan di atas meja kasurnya. Ia langsung hendak mengambil jam kekuatan miliknya.

"Gravitasi pemberat." Yaya yang mengetahui tujuan Boboiboy, langsung mencegahnya dengan memberatkan gravitasi di sekitar sang pemuda.

"Ughh..." Boboiboy tetap berusaha menggapai jam kekuatannya.

Tapi tiba-tiba Yaya ada disana dan langsung mengambil 2 jam kekuatan di atas meja samping kasur tersebut.

"Mulai malam ini kau akan menjadi milikku Boboiboy." Bisik Yaya penuh penekanan pada telinga Boboiboy.

glek

Boboiboy menelan ludahnya dengan susah payah. Ia semakin meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari gravitasi yang memberatkan tubuhnya.

Yaya langsung mencari lakban sambil berkonsentrasi pada kekuatannya untuk menahan gerakan Boboiboy.

Setelah beberapa saat mencari, akhirnya ia menemukan sebuah lakban hitam yang tersimpan di dalam laci dekat lemari Boboiboy.

Yaya langsung memposisikan kedua tangan Boboiboy di atas kepala sang pemuda, lalu melakbannya. Setelah itu ia baru menghilangkan kekuatannya.

Yaya langsung melucuti celana pendek yang dikenakan Boboiboy dengan kasar.

"Yaya ma-maafkan aku. Aku mohon jangan lakukan ini." Ucap Boboiboy meminta belas kasihan pada Yaya.

Tapi Yaya seolah menjadi tuli dengan semua permohonan Boboiboy. Ia benar-benar tidak peduli dengan semua permintaan Boboiboy.

"Jika aku memang tidak bisa memiliki hati dan perasaanmu..." Ucap Yaya menggantung. Ia menarik nafas sebelum melanjutkan. "...Maka memiliki fisikmu saja sudah lebih dari cukup buatku." Lanjut Yaya sambil membuang celana pendek Boboiboy yang sudah lepas ke arah lantai dengan asal. Kini Boboiboy hanya mengenakan celana dalamnya.

Yaya langsung menggosok kejantanan Boboiboy yang sudah menengang tapi masih tertutup celana dalam secara perlahan.

"Ughhh..." Boboboy langsung mendesah saat kejantanannya yang masih tertutup celana dalam di gosok secara perlahan oleh Yaya.

"Enak ya Boboiboy ?" Tanya Yaya sambil tersenyum manis saat melihat Boboiboy yang menggelinjang kenikmatan.

Tanpa sadar Boboiboy menganggukkan kepalanya.

Yaya semakin mempercepat gosokannya pada penis Boboiboy saat melihat anggukan Boboiboy barusan.

"Ughhh~ Aahhhhh~ Yayayaaaahhhh~" Desah Boboiboy saat Yaya semakin mempercepat gosokannya.

Desahan Boboiboy membuat Yaya merasakan gejolak dalam dirinya. Ia merasakan daerah kemaluannya menjadi basah.

"Aaahhh~ Aaahhh- Yaya kenapa ber-hen-ti ?" Ucap Boboiboy semakin pelan di akhir kalimatnya. Ternyata tubuh pemuda tersebut menikmati sentuhan Yaya barusan.

"Kau menikmatinya kan Boboiboy ?" tanya Yaya dengan nada menggoda saat ia mendengar ucapan Boboiboy barusan.

Boboiboy hanya diam sambil menolehkan wajahnya ke samping. Ia tidak pernah menyangka jika tubuhnya akan mengkhianatinya.

Setelah itu Yaya langsung melepaskan celana dalam Boboiboy dengan perlahan. Kali ini Boboiboy tidak melawan apa yang diperbuat Yaya padanya. Kini ia sudah pasrah dengan keadaan.

"Wah... Kejantanan milik pria ternyata seperti ini ya ?" Ucap Yaya yang kagum saat melihat kejantanan Boboiboy yang berdiri tegak.

Tanpa ba-bi-bu Yaya langsung memasukkan seluruh kejantanan Boboiboy yang termasuk besar kedalam mulutnya.

"Aaaahhhh~" Boboiboy langsung mendeah saat ia merasakan kejantanannya memasuki mulut Yaya.

Setelah itu ia mengeluarkan penis Boboiboy dari mulutnya lalu menjilati uung penis Boboiboy sebelum memasukkannya lagi kedalam mulutnya.

Yaya langsung memaju mundurkan kepalanya dari perlahan hingga semakin cepat.

"Ahhhhhh~ Aahhhhh~ Aahhhhh~" Boboiboy semakin mendesah tidak karuan saat Yaya semakin mempercepat gerakan naik turun kepalanya pada penis Boboiboy.

Yaya semakin bersemangat menaik turunkan kepalanya saat mendengar desahan Boboiboy.

Beberapa saat kemudian...

"Ya-Yayaaaahhh~ A-akuuuuhhhh~ Ke-Keluaaarrrrrr~" Boboiboy melenguh saat ia mencapai puncaknya.

Sementara Yaya langsung menelan semua sperma Boboiboy tanpa sisa.

Setelah itu ia menarik kepalanya untuk menjauh. Lalu ia mencium bibir Boboiboy dengan paksa.

"HMMPPPPHHHH-HMMPPPPPHHH-" Boboiboy yang kembali mendapatkan akal sehatnya langsung berusaha melawan.

Boboiboy menutup rapat mulutnya saat bibirnya merasakan lidah Yaya yang hendak memasuki mulutnya.

Tidal kehabisan akal untuk mendapat izin, tangan Kanan Yaya memainkan niple Boboiboy, sementara tangan kirinya meremas penis Boboiboy.

Boboiboy yang terkejut langsung membuka mulutnya tanpa sadar.

Yaya langsung memanfaatkan momen tersebut untuk mengobrak-abrik mulut Boboiboy.

Lidah Boboiboy berusaha mengeluarkan lidah Yaya. Akhirnya pertarungan lidahpun terjadi.

Ciuman panas sepihak tersebut akhirnya terpisah saat Yaya mulai kehabisan nafas.

"Yaya hiks ap-apa yang telah hiks kau lakukan ?" Tanya Boboiboy sambil sesenggukan. Dia tidak pernah menyangka dalam hidupnya jika ia akan dilecehkan oleh seorang perempuan. Apalagi sang tersangka adalah sahabatnya sendiri.

Yaya hanya terdiam dan kembali mencium mulut Boboiboy dengan paksa.

Air mata Boboiboy semakin deras mengaliri wajah tampannya. Ia terus berusaha melawan dengan meronta-ronta dan berusaha menolehkan wajahnya ke arah lain.

Tapi Yaya langsung memegang pipi Boboiboy agar tidak bisa menoleh ke arah lain, lalu menekan wajah sang pemuda ke arahnya utuk memperdalam ciuman paksanya.

Setelah puas mencium bibir Boboiboy, Yaya akhirnya melepaskan ciuman paksanya.

"Ini belumlah berakhir Boboiboy." Bisik Yaya tepat pada telinga Boboiboy.

DEG

Jantung Boboiboy langsung dag-dig-dug saat mendengar perkataan Yaya barusan. Keringat dingin bercucuran dngan deras dari dahinya.

"Kumohon hentikan apapun yang akan kau lakukan Yaya." Ucap Boboiboy memohon. Air mata Boboiboy semakin deras membasahi wajah tampannya.

Yaya langsung menjilati air mata Boboiboy dengan gerakan erotis. Sementara Boboiboy menutup matanya rapat-rapat.

"Permainan sesungguhnya baru akan dimulai." Bisik Yaya tepat pada telinga Boboiboy.

Setelah berucap demikian Yaya memundurkan wajahnya dan mulai membuka resleting jaket pinknya, lalu melepaskan jaketnya dan melemparkannya dengan asal ke atas lantai kamar apartemen Boboiboy.

Setelah jaketnya terlepas, tubuh langsing Yaya semakin terlihat. Jangan lupakan buah dadanya yang berukuran lumayan besar, terlihat semakin menonjol saat jaket pinknya lepas dari badannya.

Lalu...

TBC

Wkwkwkwkwk...

For more lemon scene akan lanjut di next chap.

Mind to R and R minna ?