Kuroko yang menyadari akan ke salah pahaman selama ini, pada akhirnya setuju melangsungkan pertunangan.

.
Setelah itu, Akashi selalu menelepon Kuroko, mengirim pesan hampir tiap detik dan jika tidak di jawab.

"TETSUYYAAAA!" ucap Akashi yang datang di waktu istirahat, makan siang.

"Akashi-kun? Ada apa siang siang datang ke toko" ucap Kuroko yang tengah merangkai beberapa tangkai bunga mawar merah tanpa bau.

"Tetsuyaaa, kenapa kau tidak mengangkat telpon ku!? Kenapa kau tidak membalas pesanku! Hmp" ucap Akashi kesal .

"Tetsuyaaaaaa!" Akashi mendesak Kuroko dengan mendekati secara paksa.

"Habis Akashi kun mengirim pesan hampir tiap detik, gimana aku bisa membalasnya?!" ucap Kuroko membela diri.

"Itu karena kau tidak membalasnya" ucap Akashi tak mau kalah.

"..." Mendengar Akashi terus mendesaknya, iapun marah.

"Jadi kalau aku tidak membalas pesan Akashi-kun. Apa mau Akashi-kun!? Apa Akashi-kun mau putus!?" ucap Kuroko sedikit dengan kalimat menggertak, dan mata yang mulai memerah karena air mata di pelupuk yang mau turun. Menyadari hal itu Akashipun, menjadi panik.

"Te-Tetsuya, jangan menangis. Tolong jangan menangis, kumohon jangan menangis" ucap Akashi mulai mendekati Kuroko dengan suara lembut.

"Aku tidak menangis, Akashi-kun" ucap Kuroko pura pura kuat.

"Emp, aku tahu. Tetsuya itu kuat~" ucap Akashi sambil memeluk lembut, tubuh Kuroko dari belakang.

"Akashi-kun tidak kembali ke kantor?" ucap Kuroko.

"Hmp, baiklah sekarang aku kembali ke kantor. Nanti pulang, aku akan menginap. Jadi pastikan kau ada di rumah" ucap Akashi tersenyum.

"Emp, baiklah. Akashi-kun" ucap Kuroko seperti itu bukan hal besar.

.
.

Namun setelah Akashi kembali kekantor, Kuroko tidak hanya tinggal di dalam toko menunggu Akashi pulang. Ia sudah memiliki rencana lain.

Kuroko ke lantai atas dan mengganti bajunya, memakai mantel dan sneaker lalu menutup toko.

Siang itu Kuroko berjalan di atas trotoar seorang diri dengan tangan memegang smartphone. Namun berapa kali pun Kuroko menekan tombol yang sama tetap saja tidak diangkat sampai ke 10 kali.

Pippp pipp pippp

"Moshi moshi?" terdengar suara asing dari sebrang telephone, cukup membuat Kuroko terkejut.

"Ano~ dochira sama sesuka?" ucap Kuroko dengan nada sinis.

"Are? Kuroko?" ucap pria yang mengangkat Smartphone milik Chihiro.

"Chihiro-nii doko!?" ucap Kuroko semakin sinis.

"Ah~ Chihiro masih tertidur di sampingku" ucap Nijimura sambil mengecup lembut kening Chihiro.

"Hahaha~ jangan marah seperti itu, ini aku Nijimura Shuzo" ucap pria di seberang masih menahan tawa.

"Ni-Nijimura-san, saya sedang berjalan ke rumah Chihiro-nii-" ucap Kuroko masih berjalan cepat.

"Ahh~ gomen Kuroko. Aku dan Chihiro sedang di luar kota, jadi kurasa percuma kalau kau datang ke rumahnya" ucap Nijimura dengan nada merasa bersalah.

"Sou-ka~, kalau begitu tolong sampaikan saya tadi menelpon" ucap Kuroko dengan nada sedikit kecewa menghentikan langkahnya.

"Tentu saja aku akan memberi tahu nya, kau dengar itu Chihiro~. Kuroko menutup salam padamu" ucap Nijimura sambil berbicara dengan pria di sampingnya yang pura pura tidur.

"Eh?!" Kuroko yang mendengarnya pun sedikit kaget.

"Kalau begitu, ja Kuroko" ucap pria di sebrang mematikan Smartphone.

Pipp pippp pippp

"Chihiro-nii ada tapi dia tidak mau mengangkat telpon dari ku?" ucap Kuroko sekarang benar benar shock.

"Sekarang apa yang harus ku lakukan~" ucap Kuroko langsung berjongkok sambil menyembunyikan kepalanya menutupi kesedihan, tanpa memperdulikan orang yang lewat.

"Chihiro-nii pasti membenciku sekarang" ucapnya lagi.

"Ano~ daijoubu-desuka?" ucap seorang remaja tiba tiba berhenti setelah melihat Kuroko yang berjongkok di trotoar.

.

Ditempat lain.

"Nijimura-san! Apa yang kau lakukan!?" ucap Chihiro langsung beranjak dari kasur sangkin kesalnya.

"Chihiro tenanglah dulu~" Nijimura mencoba menahan Chihiro untuk pergi.

"Apa yang harus ku lakukan, sekarang mungkin ia berfikir kalau aku tak ingin menemuinya lagi. Apa yang-?" Chihiro mencoba mencari pakaiannya.

"Chihiro!" ucap Nijimura sedikit keras, sambil menarik tubuh Chihiro, kembali ke pelukannya.

"Ah apa yang kau lakukan!? Aku harus segera ke-"

"Chihiro~" ucap Nijimura lembut.

"Ap- emphhh!? Mphhh mmmnphhhh!?" ciuman Nijimura cepat menyentuh bibir Chihiro. Cukup membuat Chihiro sendiri kewalahan dengan tingkah pria berambut hitam.

"Berhentilah selalu menaruh perhatian pada Kuroko. Tak kau lihat betapa cemburunya aku?" ucap Nijimura mengadu manja.

"Nijimura-san!" Chihiro selalu merasa hubungan mereka bukanlah hubungan yang serius dan sekarang bagaimana Nijimura bisa mengatakan hal seperti itu padanya.

"Aku mencintaimu, Chihiro" Nijimura kembali memeluk lembut Chihiro dan Chihiro hanya diam tanpa respon.

.
.

Sore hari Kuroko baru kembali ke toko, dengan wajah kusam, dan wajah sangar Akashi menyambutnya angkuh.

"Kuroko Tetsuya!? Kau tahu bukan mengapa aku memasang wajah kesal seperti ini? Hmp!" ucap Akashi menyilangkan tangan.

"Huft~" Kuroko baru ingat kalau, Akashi akan menginap hari ini, diapun menghela napas berat.

"Tetsuyaaaaaa! Kenapa kau menghela napas seperti itu, hmp!?" ucap Akashi menarik kedua pipi Kuroko keras ke kiri dan kekanan.

"Itai itai itai! Akashi-kun~ gomennasai~" ucap Kuroko kesakitan meminta Akashi berhenti menarik wajahnya.

"Huft, sudahlah. Sebaiknya kau memberitahu ku, kemana kau sedari tadi" ucap Akashi melepaskan tangannya dari wajah Kuroko.

"Emp~"

"Sebaiknya kita masuk, udara semakin dingin, kurasa akan turun salju. Aku membawakanmu hot vanilla shake" ucap Akashi menunjukan bungkusannya, perasan Kurokopun kembali membaik melihat kepedulian sang tunangan di depannya ini.

"Akashi-kun, suki~!" ucap Kuroko tiba tiba memeluk erat Akashi, dan itu cukup membuat Akashi cukup terkejut.

"Aku juga mencintaimu, melihatmu tidak di sisiku sebentar saja membuat hatiku sakit, karena aku begitu mencintaimu sampai hatiku sakit" ucap Akashi berbisik lembut di telinga si babyblue.

"Gomennasai~" Kuroko merasa bersalah.

"Sudahlah, ayo kita masuk" ucap Akashi.

"Emp, tapi~" ucap Kuroko menjadi murung.

"Ada apa lagi?" ucap Akashi kesal tak di ijinkan masuk masuk oleh Kuroko.

"Aku lelah habis berjalan, Akashi-kun bisa gendong aku?" ucap Kuroko mencoba manja pada Akashi.

"Tetsuya?"

"Akashi-kun gak mau menggendongku, padahal aku sudah memberanikan diri untuk meminta?" ucap Kuroko memasang wajah sedihnya dengan air mata sudah dibpelupuk.

"Ba-baiklah baiklah, aku mencintaimu jadi jangan menangis. Melihatmu menangis membuat hatiku sakit, karena itu jangan menangis" ucap Akashi sedikit panik.

"Gendong?"

"Hmp, wakarimashita. Kemari lah akan ku gendong" ucap Akashi akhirnya menyerah.

"Akashi-kun Suki!" ucap Kuroko yang tengah di gendong oleh Akashi, bertingkah manja.

"Hmp, aku tahu itu" ucap Akashi tersenyum.

.

Begitu sampai di dalam rumah, Akashi yang masih menggendong Kuroko akhirnya bertanya.

"Jadi, kemana kau sedari tadi, Tetsuya?" ucap Akashi berjalan perlahan.

"Ah, aku tadi mau menemui Chihiro-nii tapi-" ucap Kuroko santai.

"Apa?!" ucap Akashi menjatuhkan Kuroko kasar.

Brukkkk!

"Ita!" ucap Kuroko yang kesakitan setelah pantatnya menyentuh lantai kasar.

"Kau pergi ke tempat orang itu seorang diri, tanpa bilang apapun padaku?" ucap Akashi langsung menampakkan wajah marah dan sedih secara bersamaan.

"A-Akashi-kun?" ucap Kuroko melihat ekspresi Akashi bukanlah ekspresi yang menyenangkan.

"Agh! Aku sangat mencintaimu sampai membuatku gila, Tetsuya! Mendengar kau pergi ke tempat pria lain itu membuat hatiku sakit, agh!" ucap Akashi masih mengeram kesal.

"Tapi dia sepupuku?" ucap Kuroko polos masih tidak menyadari betapa broconnya Mayuzumi Chihiro dan Ogiwara shigehiro.

"Tetap saja dia pria! Dan kau itu milikku" ucap Akashi semakin kesal berapa polosnya Kuroko Tetsuya.

"Tapi aku tidak bertemu dengannya" ucap Kuroko pada akhirnya.

"Apa maksudmu?" ucap Akashi, tidak mungkin Chihiro menolak bertemu dengan Kuroko.

"Chihiro-nii sedang bersama dengan Nijimura-san, sekarang Chihiro-nii pasti membenciku" ucap Kuroko kini bersedih.

"Tetsuya, berhentilah bersedih karena pria lain. Itu membuat hatiku sakit" ucap Akashi berjongkok di depan Kuroko.

"..."Kuroko tidak mengindahkan ucapan Akashi, dia tetap memasang wajah sedihnya.

"Agh! Baiklah, aku akan menghubungi Shuzo agar kau bisa Berikan dengan Chihiro, jadi berhentilah memasang wajah seperti itu" ucap Akashi semakin kesal.

"Hontou?" ucap Kuroko menatap wajah Akashi manja.

"Hmp hontou hontou!" ucap Akashi lelah.

"Akasi-kun, arigatou to suki" ucap Kuroko sambil tersenyum kecil sangat manis.

"Tetsuya, kau benar benar!" ucap Akashi langsung menarik tubuh Kuroko dengan tangan kiri dan tangan kanan menarik leher putih itu mendekat cepat.

"Emphhh? (Akashi mencium Kuroko lembut) Empp hhmmmnnnn~"

"Jangan lakukan itu lagi, jangan tinggal kan aku, jangan tinggalkan aku karena pria lain. Jika kau melakukannya lagi, mungkin aku akan benar benar akan gila. Jangan marah atau benci padaku, itu benar benar menyakitkan bagiku" ucap Akashi memeluk Kuroko erat.

"Baiklah, Akashi-kun" ucap Kuroko lembut.

TBC


A/n gomen baru up, setelah nonton hwayugi akhirnya dapat inspirasi buat nulis lagi...