( 4 Desember, pagi hari )

Kemarin tidak terjadi apa-apa.

Itachi yang menindihnya bukanlah suatu problema, atau hal serius yang perlu dipertanyakan. Maka Sasuke Uchiha pagi itu menyantap sarapannya seperti biasa, ditemani anggota Uchiha lainnya dalam senyap yang damai.

"ah, Sasuke-chan! Kissmark –"

Sasuke melonggarkan kerah seragam, memperbaiki dasi, kemudian tidak sengaja memamerkan ciuman yang berbekas di dekat pundak. Semua mendadak tegang –untuk Sasuke pribadi, sementara Fugaku cukup tersenyum sewajarnya –pula Itachi yang –

"aku yang menciumnya, bu."

Fugaku mengaduh kesakitan. Lidah tidak sengaja dikunyah.

.

.

.

.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

Surrender © Ore Fubar

A/B/O Dynamic, Alternative Universe, Yaoi

Pairing : Sasuke Uchiha X Naruto Uzumaki –slight Uchiha Itachi

Rate : M

Warning : Yaoi content alert, kata diulang-ulang, typo

.

.

.

.

.

( 4 Desember, siang )

Bau alpha yang terangsang menyengat dimana-mana. Sasuke khawatir, ingin menangis, dan bernafsu untuk menonjok alpha-alpha sialan yang memenuhi koridor menuju ruang kesehatan. Tangannya yang digenggam erat oleh Sakura kian berkeringat, angin panas yang tercipta membuat rok gadis pink itu tersingkap –tapi Sasuke tidak tertarik ; Naruto sedang heat sekarang!

Diantara kepala-kepala para alpha yang berkerubung, emosi Sasuke kian diujung tanduk ketika menemukan surai merah mencolok ; sedang berdiri tepat di depan pintu UKS, terlihat kesusahan mendorong alpha lainnya. Para guru yang kebingungan hanya menyisihkan diri di sudut terdekat, Sasuke berdecih –oh, astaga bau feromonnya sangat menggoda! –dan ia mendadak ereksi, memutuskan untuk melompat hebat di udara dan melampaui lautan alpha yang tergoda.

"MINGGIR KALIAN BRENGSEK! NARUTO ITU MILIKKU!"

Out of character satu hari saja tidak apa, Naruto jauh lebih penting dari itu semua. Dengan ganas Sasuke mengenyahkan lengan-lengan yang menghalaunya, pun Sabaku no Gaara yang kini menatap penuh tantangan kepadanya ; "oh, Uchiha? Sudah ereksi dari kejauhan? Dasar mesum."

Inginnya, Sasuke berteriak lagi, namun pride sedang menjadi taruhan utama. Ia berdehem arogan, "orang asing tidak diperkenankan ikut campur, Sabaku. Naruto itu milikku."

Sayangnya Gaara malah menyentil selangkangan Uchiha bungsu itu dengan ujung sepatu –"bukti, bahwa kau hanya ingin heat nya saja." ujarnya sangat pedas hingga Sasuke merasa panas. Cih, si Sabaku ini memang sudah lama mengincar Naruto. Sasuke sangat tahu itu –karena –siapa yang selama ini selalu bersama si pirang?

Dirinya! Uchiha Sasuke!

"Minggir kau sialan!"

Tinju dilayangkan, si merah tidak sempat menghindar. Sasuke menang satu langkah, mendobrak pintu UKS kemudian menutupnya cepat dan menguncinya tergesa. Sebentar ia menarik napas karena tubuhnya seakan ingin meledak, sebelum nona Tsunade berteriak kepadanya ;

"Sasuke! Cepat bawa Naruto pulang!"

[ Naruto, ada, terbaring, bernapas lambat, sayu, berkeringat, bau permen karet dan madu panas, minta dijilat ; ]

Sasuke nyaris datang.

.

.

.

( 4 Agustus )

Itachi menatap langit-langit kamarnya.

Tanggal 4 . . jadwal Sasuke in-rut. Sebagai seorang kakak sekaligus sebagai alpha berpengalaman yang baik, ia harus bisa mengawasi dan menjaga adik tersayangnya itu yang baru-baru ini mendapatkan klasifikasi orietasi seksualnya; alpha –merupakan suatu kewajiban pula bagi Itachi untuk membimbing dan mengajari Sasuke tentang bagaimana cara mengatasi siklus in rut ketika dia belum mempunyai soulmate, namun tidak pernah terbayangkan bahwa siklus seksual Sasuke akan menjadi hiburan tersendiri baginya.

Pada pertengahan malam, Itachi menemukan hal-hal janggal ketika ia melewati kamar Sasuke; aroma seks, desah samar yang terputus-putus, dan udara panas yang menyelip diantara ventilasi kamar. Tanpa ragu Itachi membuka pintu kamar sang adik dan melangkah masuk, tanpa sadar dirinya telah tenggelam dalam atmosfir membara.

Sasuke ada, terduduk dan bersandar pada sisi ranjang, kedua kaki terbuka lebar dengan tangan kanan memompa benda diantara paha. Wajahnya gelisah, frustasi, bersemburat merah hebat dialiri keringat, dan Itachi berjalan mendekat dengan napas memberat.

Sasuke meremat lengannya erat, meminta bantuan atas frustasi tidak bisa melampiaskan gairah. Mati-matian Itachi menahan diri untuk tidak segera memakan bibir merekah yang basah, ia menyudutkan Sasuke ke sisi ranjang dan menciumi tengkuk sang adik.

Sasuke adalah alpha, lantas mengapa Itachi tergugah?

"N-naruto . . ."

Tangan Sasuke berhenti memompa, ditarik ke atas kepala dan digenggam erat oleh tangan yang lebih besar. Itachi berdesis, menjangkau titik krusial Sasuke seraya membubuhkan kissmark; Itachi berpikir bahwa ia sudah gila, tidak tahu bagaimana reaksi orangtuanya jika menemukan mereka malam ini.

"tenanglah, Sasuke. Aniki ada disini."

In-rut Sasuke adalah candu baru baginya; meskipun di udara nama Naruto membutakan rasa sayangnya.

.

.

.

( 4 Desember ; Sasuke's side )

Sasuke berhasil melewati neraka alpha yang mengamuk di koridor sekolah setelah berlari mati-matian dengan kedua tangan yang menggendong tubuh lemas Naruto. Sabaku no Gaara masih mengikuti langkahnya ketika si bungsu Uchiha hampir sampai di gerbang sekolah; mobil jemputan keluarga Uzumaki sudah terparkir disana, dan Sasuke sangat emosi tentang mengapa si merah masih bersikukuh meskipun Naruto telah ada di tangannya.

"Sabaku, enyahlah! Naruto milikku."

Tubuh Naruto dimasukkan ke dalam mobil, dengan konsentrasi yang terbelah [bau heat, ereksi, cemburu buta, marah] Sasuke menghadap Gaara dan mendorong pemuda merah itu menjauh, memperlihatkan rasa tidak sukanya atas apa yang dilakukan alpha yang satu itu.

Gaara yang sepertinya memiliki kendali diri lebih unggul darinya pun menjauh, meskipun bibirnya berdecih kesal dan keningnya berkerut frustasi. Sasuke menyusul memasuki mobil, mengangguk cepat pada supir keluarga Uzumaki sebagai perizinan menginjak pedal gas dan meninggalkan sekolah.

Sasuke tidak perduli apa-apa lagi ; in rut nya berdesakan dengan cepat, pemuda itu merengkuh Naruto yang mendesah-desah dalam pelukannya dalam. Sasuke mengendus leher sang kekasih dengan rakus; bau itu membuat kepalanya pusing, perutnya sakit menahan gejolak ejakulasi, dan Naruto menggeliat kepanasan diatas pahanya.

"angh –ngh, hah ah . ."

Naruto menengadahkan kepala ketika Sasuke menghujani lehernya dengan ciuman dan gigitan –bau maskulin yang dikeluarkan Sasuke membuat omega itu kian ditelan nafsu, jemari-jemarinya meremat dan menjambak surai Sasuke gemas. Desah Sasuke tidak kalah panas; ereksi mereka beradu dengan ganas, sebelum akhirnya tangan si Uchiha melesak masuk kedalam celana seragam Naruto dan memanjakan bagian sensitif sang kekasih yang terasa lembut dan lengket.

"ngh . .Sasuke. ."

Inikah rasanya in-rut dengan seorang omega?

Dalam beberapa detik di momen panas itu, suara Itachi bergema di kepala Sasuke. Naruto kian menggeliat dan agresif menggesekkan belahan pantat pada ereksi di tengah paha, keduanya mengerang frustasi saking butanya sensasi –

"u-ukhm. Tuan Uchiha, tolong anda tahan sampai kita tiba di rumah."

Ah, ya. Masih ada supir keluarga Uzumaki diantara mereka, juga suara Itachi yang menggetarkan nafsunya.

.

.

.

.

To be Continued

.

.

.

.

Note : penanggalan pada tiap bagian cerita saling berhubungan satu sama lain.

.

.

.

.

RnR for next chapter?

.

Danke, Tchüß!

Ore