( 3 Desember )

Keriput-keriput tampan Itachi menegang ketika ia menanyakannya.

"kau belum memiliki soulmate?"

Gerakan jemari yang tadinya menari di atas gadget itu melambat, sebelum akhirnya terhenti di tengah udara. Sasuke menoleh, menatap, namun tidak menjawab. Seperti terbelah antara memilih jujur atau tetap diam saja, ia tidak pernah menemukan tataan kata yang tepat bila berterus terang.

". . . hn."

Hanya dua graf tanpa arti yang tertutur, jemarinya kembali menari namun lebih lincah dan kikuk. Ketika game yang ia mainkan menemui jalan buntu, Sasuke berdecih –

" ! "

Sebuah tangan menarik badannya agar terhempas, Sasuke mengerjap dan menatap langit-langit kamar sang kakak. Itachi keburu menutup pemandangan itu dengan wajahnya sendiri, ekspresi tenang ia gantungkan pada Sasuke yang super bingung dalam posisi ambigu –

"sebaiknya kau segera memilikinya."

Uchiha Mikoto mengetuk pintu dengan halus, mengumandangkan nama anak-anaknya agar keluar untuk makan malam.

.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

Surrender © Ore Fubar

A/B/O Dynamic, Alternative Universe, Yaoi

Pairing : Sasuke Uchiha X Naruto Uzumaki –slight Uchiha Itachi

Rate : M

Warning : Yaoi content alert, kata diulang-ulang, typo

.

.

.

.

.

.

( 7 Juni )

Langit terlalu cerah untuk menyambut kabar yang pahit.

Angin terlalu tenang untuk menyambit air mata yang terhimpit.

"aku tidak bisa mengalami heat. Aku omega immature."

Sasuke terdiam, syok, merasa dihantam. Pemuda alpha itu tidak mengerti kondisi, memaksakan telinganya untuk tuli dan menganggap bahwa perkataan itu desis aneh belaka. Ia berbaring pada hamparan rumput di bawahnya, menatap punggung pemuda pirang yang tertunduk dengan lutut ditekuk. Semuanya terasa menyakitkan, paru-paru menyempit dan ia kesulitan bernapas. Sasuke menarik napasnya panjang, berusaha mencari bau segar dari omega utuh di depannya.

Tidak ada bau, tidak ada tanda.

Naruto Uzumaki dinyatakan tidak bisa mengalami siklus heat sebagai seorang omega pada pemeriksaan siang ini.

"aku lebih senang menjadi beta."

Cacat. Tidak akan ada yang menerima, semua mata tidak memandang sempurna. Ia adalah sosok yang gagal, tidak diinginkan tidak pula diharapkan. Perasaan kalut menghujani, mendadak semua terasa gelap dan ia sendirian. Sudut relung hati telah terkikis oleh harapan yang sirna, ia akan cacat selama-lamanya –

"hn."

Respon jumawa yang super mengesalkan itu tidak akan pernah hilang, tetapi Naruto tidak melawan ketika tubuhnya ditarik lembut dan ia disambut pelukan hangat dari sang sahabat. Si pirang terdiam, tercekat, kemudian menangis. Sasuke Uchiha mencium rambutnya lembut, tangan terulur mengusap punggung kecil yang rapuh.

"tidak apa-apa." ujarnya menenangkan.

Benarkah begitu?

.

.

.

.

( 4 Agustus )

Naruto, Naruto, Naruto.

Semuanya terasa menyiksa, ia benar-benar tertekan atas apa yang dialaminya. Pandangannya gelap dan berkabut, dalam imaji tertuang sosok omega Naruto yang terguncang atas aksi maju-mundurnya. Dalam versi nyata ia hanya mendecih, mempercepat ritme naik turun tangannya pada anggota tubuh tertentu, yang menengadah meminta stimulan lebih untuk melampiaskan gejolak masa pendewasaan sebagai seorang alpha.

Sasuke memejam. Sakit.

Sesak, ia butuh lebih.

Sepi, ia ingin lebih.

Kurang, ia berharap lebih.

Naruto, Naruto, Naruto.

"aku lebih senang menjadi beta."

Dalam frustasi di in rut nya yang kedua, Sasuke memikirkan keputusan gila. Itachi Uchiha memasuki ruangannya dalam atmosfir membara, berniat membantu adik kecilnya yang merana.

.

.

.

.

( 1 Desember )

"apakah hubungan sebagai sesama alpha itu mungkin?"

Tsunade Senju menaikkan sebelah alis, sebelah tangan bertumpu pada meja untuk memutar kursi kerja agar berhadapan dengan sang pemilik tanya. Terlihatlah Uchiha Sasuke yang menatapnya dalam mimik datar seperti biasa, namun bahu tegang dan leher yang mengeras tidak bisa menyembunyikan ketidaktenangan yang dialami salah satu muridnya itu.

"tentu saja."

Jawabannya singkat, tidak menjabarkan lebih jauh demi memancing tanya dan memastikan asumsi. Tsunade menebak-nebak dalam bolpoin yang dimainkannya, Sasuke pasti tengah dilanda kegundahan tentang memikirkan soulmate di usianya sekarang.

". . . tidak tertarik membahas omega immature?"

Bukan tidak mungkin ia mengetahui sedikit isi hati sang murid yang resah dalam duduknya. Sebagai bibi dari Uzumaki Naruto –maka ia mengenal Uchiha Sasuke dengan sangat baik, yang sejauh ini mengklaim Naruto sebagai soulmate nya, meskipun tanpa bonding sebagai tanda sakralnya.

Tsunade mengerti itu keputusan yang sangat berat, dan Sasuke Uchiha goyah dalam pendiriannya.

" . . . . mating sesama alpha? –u –untuk meredakan siklus in rut salah satunya . . "

Tsunade membelalakan mata. Sasuke Uchiha merona sebagai alpha.

.

Di luar, Uzumaki Naruto menahan tangis atas apa yang di dengarnya.

.

.

.

.

( 4 Desember )

Apa-apaan kakaknya kemarin?!

Sasuke menopang dagu pada wajah, bimbang. Selama 3 hari Naruto benar-benar menghilang dari hadapannya, entah berusaha menghindar atau terlalu jengkel menatap wajah datarnya. Sasuke benar-benar tidak mengerti, dan ia khawatir.

Namun serpihan ingatannya berganti, menuju pada kejadian kemarin dimana sang kakak menjebaknya di atas ranjang –bau maskulin terasa menusuk, sangat –kemudian mengucapkan kata-kata aneh yang sama sekali tidak bisa Sasuke pahami maksudnya.

"sebaiknya kau segera memilikinya."

Well, memang. Itachi mungkin membicarakan Naruto, yang sampai sekarang masih belum mengalami heat sebagai seorang omega. Sasuke beranggapan bahwa Itachi hanya khawatir pada adik kandungnya, hanya itu.

samar, ia ingat bahwa sang kakak pernah mencium tulang selangkanya ketika mereka menonton TV di rumah –

"SASUKE-KUN!"

Pintu kelas dibuka dengan gaduh dan buru-buru, semua mata memandang kesana. Pun Sasuke yang namanya diteriaki penuh histeri, sesaat wajah datarnya membeku menatap Haruno Sakura yang terengah dengan air mata dan panik yang kentara.

"N –Naruto –"

Keributan terjadi diluar sana.

Ah, ini tanggal 4.

Malam ini in rut nya akan datang.

.

.

.

.

.

To be Continued

.

.

.

Mating : aktivitas seksual yang tidak terlalu dalam, semua alpha-omega bisa melakukannya tanpa harus menjadi pasangan.

.

.

.

Mind to RnR for next chapter?

.

Danke, Tchüss!

Ore