Title: Perfectness' Imperfection

Sub-Title: [7] Unwanted Help

Rating: T

Genre: Romance; Hurt

Cast:

-Oh Sehun

-Kim Kai [GS!]

-Other EXO members

Summary:

Mencintai seorang yang sempurna yang mencintai kesempurnaan juga itu rumit.

Terlebih kau tidak dapat membaca pikirannya dan kau terus bergelut dengan pikiranmu sendiri: Apakah kau cukup baik untuknya?

.

.

.

.

.

.

Kim Kai mengerutkan dahi, meneliti lagi pekerjaan bawahannya dari setiap kata dan kalimat, serta mencocokkan dengan data yang dipegangnya. Lalu setelah memastikan semuanya sempurna, dilanjutkannya lagi ke dokumen yang lainnya.

Dulu Kai kira, dengan bekerja sekeras banteng, ia bisa mencapai posisi atas untuk bersantai-santai. Tapi setelah merasakan menjadi kepala manajemen, Kai malah semakin tidak bisa bersantai. Bagian dirinya yang perfeksionis ingin semua pekerjaan yang dibawahinya adalah pekerjaan yang benar-benar sempurna. Dan bagian dirinya yang itu jugalah yang membawa Kai sampai pada posisinya saat ini. Memang melelahkan ketika Kai harus memeriksa segalanya dan mengerjakan bagiannya juga. Tapi Kai mencintai setiap detail pekerjaannya. Ia suka tenggelam dalam pekerjaannya.

Tok tok tok

Kai mengangkat kepalanya dari kertas ditengannya dan mendapati sahabatnya berdiri didepan pintu ruangannya dengan senyum lebar. "Chan!"Serunya girang seraya menghampiri Chanyeol di depan pintu.

"Kai-yaa, apakah kau sedang sangat sibuk?"

"Sebenarnya masih banyak yang harus kukerjakan, tapi untukmu aku masih ada waktu kok!"

"Bagus! Lagipula aku sudah ijin pada Junmyeon Oppa untuk membawamu pergi."

"Kemana, Chan?"

Chanyeol pura-pura memperhatikan kalendar meja Kai yang penuh coretan. "Begini, aku ingin memberikan Kris Oppa hadiah. Tapi itu kau taukan kalau dia itu agak, uhm, nyentrik," Chanyeol terkekeh pelan, gugup.

"Kau ingin aku menemanimu?" Tebak Kai pengertian dan Chanyeol mengangguk dengan desahan lega. "Yasudah, lagipula kau bilang sudah mengijinkanku kan? Jangan jadikan ijinku sia-sia," Kai mulai membereskan kertas-kertas di mejanya dan mengemasi ponsel dan tablet nya.

"Apakah kau sudah merencanakan akan mencari kemana?" Kai bertanya lagi sambil membereskan tas nya.

"Ya, aku sudah merencanakannya, tempatnya agak jauh dari tempat kita sekarang," Kai hanya mengangguk kecil tanda mengerti.

Satu setengah jam kemudian, keduanya sudah sampai di suatu tempat yang tidak Kai kenali. "Ku kira kita hanya akan mencari di sekitar Seoul," Kai berkomentar pendek memandang gerbang tinggi yang terbuat dari kayu dan dipenuhi daun sulur. Gerbang perkemahan.

"Yah, Kris Wu mungkin akan suka beberapa souvenir dari sini," Chanyeol pura-pura fokus menyetir ke tempat parkir. Matanya memandang ke spion, ke depan, ke belakang, ke mana saja asal bukan Kai.

"Ooh baiklah," Kai hanya menyahut pendek menanggapi Chanyeol.

Setelah memarkirkan mobil, Chanyeol menarik Kai menuju toko souvenir. Langkahnya cepat tidak sabaran, dan Kai terkekeh. Chanyeol selalu sesemangat ini jika menyangkut Kris. Betapa beruntungnya mereka berdua untuk bisa saling memiliki.

"Selamat datang saya Hermes, ada yang bisa saya bantu? Benda apa yang anda cari?" Seorang pria dengan rambut pirang dan wajah tampan khas asia menyambut mereka. Kentara sekali beberapa tahun lebih tua daripada mereka, tetapi postur tubuh dan raut wajahnya yang ramah membuatnya terlihat lebih menarik.

"Ah-uhm, saya mau melihat dulu apa yang bisa saya dapatkan," Chanyeol menjawab agak tergagap. Sepertinya terkejut juga dengan ketampanan si Hermes.

"Menarik juga," komentar Kai singkat seraya mendahului Chanyeol menuju rak-rak yang terjejer rapi.

Toko souvenir itu sangat luas, berbagai hal dijual di sini. Hampir seperti toserba dengan beberapa souvenir dipajang di ujung toko. Lukisan, ukiran kayu, pahatan bahkan jalinan akar yang membentuk lukisan. Kai jadi mengerti kenapa Chanyeol jauh-jauh kesini. Kris Wu suaminya sangat suka ukiran kayu, terlihat jelas dari furnitur di rumahnya yang semuanya bernuansa kayu dengan ukiran dan pahatan. Dan tempat ini menyediakan banyak sekali kerajinan kayu.

"Aku akan beli air untuk minum," Kai memberitahu Chanyeol sebelum pergi ke rak di depan, menuju lemari pendingin yang berhadapan dengan rak makanan. Ketika Kai kembali lagi pada Chanyeol, perempuan itu masih kelihatan bingung untuk memilih. Kai meminum airnya dan menunggu. Chanyeol dan Kris adalah jenis orang yang sangat pemilih, jadi Kai menunggu dengan sabar sampai Chanyeol menentukan pilihannya.

"Chan, aku ke toilet dulu ya," Kai menggantungkan tas tangannya ke tangan Chanyeol, dan tanpa menunggu respons Chanyeol ia segera ke depan bertanya pada Hermes letak toiletnya.

Segera setelah Kai menghilang, Chanyeol bergerak cepat. Keluar dan segera menuju tempat parkir di mana SUV hitam suaminya terparkir.

*

"Sehun-ah, aku kedepan sebentar untuk membeli air. Tolong kau selesaikan menata kursi dan meja ya, ku percayakan padamu," Kris buru-buru pergi meninggalkan Sehun yang masih dalam mode auto pilot. Sehun menempatkan kursi, serta meja bundar pendek dekat pemanggang. Setelah semuanya selesai, Sehun meraih tumpukan kayu bakar dan mulai membelah-belahnya menjadi ukuran lebih kecil. Sehun melakukan apapun untuk menghindarkan otaknya dari memikirkan kata-kata Kris dan objeknya, Kim Kai.

Kris benar, ini semua tentang Kim Kai. Bukan tentang dirinya sendiri. Kalau ia ditolak Kim Kai, tentunya hal itu lebih melegakan meskipun ia akan sakit hati. Kalau ternyata Kim Kai menyukainya juga, yang terpenting adalah Kai bahagia bersamanya. Sehun sudah merasa bodoh karena bersikap egois.

Ketika kayu bakar terakhirnya terbelah, Sehun tersadar. Kenapa Kris masih belum kembali? Padahal seharusnya toko itu tidak jauh dari tempat mereka mendirikan tenda. Tidak mungkin Kris pergi keluar bumi perkemahan untuk sekedar beli minum. Di luar perkemahan hanya aspal jalan dan pepohonan yang bisa dilihat sejauh pandangan mata. Sehun lalu meninggalkan tenda untuk menyusul Kris.

"Nona, saya sungguh tidak tahu. Teman nona tadi pergi keluar terburu-buru. Saya kira teman nona akan menyusul nona. Akan tetapi dia pergi dengan SUV hitam yang diparkir di dekat situ," seorang pria matang yang kira-kira usianya berkepala tiga menunjuk ke tempat parkir. Sehun yang tidak sengaja mendengar hanya berlalu masuk toko. Mencari Kris karena sekarang ia haus sekali dan seharusnya Kris sudah kembali sejak tadi.

Sehun mengitari seluruh rak dan tidak menemukan siapapun. Ia pun keluar lagi menemui pria yang seharusnya penjaga toko. Mungkin ia melihat Kris.

"Permisi, apakah anda melihat teman yang datang bersama saya? Yang tinggi pirang dengan kemeja hitam?"

"Nah! Teman nona ini pergi bersama teman anda si pirang!" Sehun jadi otomatis melayangkan pandangannya kepada si nona. Secara refleks, bola mata Sehun membesar terkejut melihat si nona. Sehun mencubit tangannya diam-diam dan berjengit sedikit merasakan sakit. Jadi dia tidak bermimpi dan wanita itu benar ada dihadapan Sehun sekarang.

"Oh Sehun?" Seakan keberadaan wanita itu masih kurang mengejutkan, si wanita memanggil namanya. Jadi wanita itu tau siapa dia. Wanita itu mengenali Sehun. Mendengar namanya disebut, Sehun mengumpulkan sisa kewarasannya yang hampir habis melayang kegirangan.

"K-Kim Kai?"

.

.

.

A/N

apakah pertemuan ini akan menuntun mereka pada titik terang? atau malah makin menggelapkan masa depan mereka?

sebenernya shit-talk yang kemaren sangat berguna untuk meluruskan pikiran sehun di chap ini. jadi, apakah kedepan mereka bakalan baik2 aja? belom tentuu.

update nya agak lama karena saya belok jauh dari draft awal saya. terimakasih buat puddyas dan lukas gege sudah mau membantu saya untuk melihat celah minus dari draft yg ini dan membuat nya sebaik sekarang.

boleh ga ya, kalau saya minta komen tentang apa yang akan terjadi setelah ini? semakin detail semakin bagus. mungkin akan saya pakai untuk ide cerita chap depan.

dan selamat menjalani hari meskipun tanggal tua! hehe