Disclaimer :

Kuroko no Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Genre : Famiy, Romance, fluff

Rating : T

Original story by Miichan

Apabila terdapat kesamaan semua hanya kebetulan dan ketidaksengajaan semata.

Warning :

Shounen ai

Out of Character

AU

Mpreg

.

.

.

.

Angin musim dingin berhembus pelan menyapa ranting dan dahan pohon yang telah menggugurkan daunnya, salju turun tiada henti sejak semalam, jalanan sudah di selimuti oleh selimut putih yang tebal, membuat semua orang lebih memilih berdiam dirumah, Menyatukan diri dibawah selimut tebal maupun meja penghangat.

Tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk seorang anak kecil berumur enam tahun di dalam kediaman keluarga Akashi.

Sebut saja Akashi Seishirou , Anak pasangan Akashi Seijuurou dan Akashi Tetsuya. Mereka menikah beberapa tahun lalu. Setelah melewati masa pacaran di SMA lalu menikah setelah lulus kuliah dan dikaruniai buah hati ditahun berikutnya.

Seorang putra tampan dan cerdas, Memiliki rambut merah menyala dan mata dwi warna, biru emas mikan versi mini dari ayahnya, yang hari ini terlihat begitu semangat.

Dari sejak pagi buta dia sudah memaksa masuk ke kamar orang tuanya, untungnya mereka sedang dalam keadaan normal, menarik ibunya untuk bangun, lalu mengajaknya menata barang bawaan yang akan di bawanya ke rumah sang kakek di Kyoto. Dia akan menghabiskan natal dan tahun baru di sana.

Sekolah Seishirou adalah sekolah internasional yang menerapkan kurikulum Amerika , jadi dia bisa menikmati libur natal hingga tahun baru nanti.

Karena sang ayah harus menyelesaikan urusan kantorterlebih dahulu, Perjalanan mereka baru bisa di lakukan pada tanggal 24 Desember.

Sebenarnya Seijuurou bisa saja menyusul mereka belakangan, tapi dia tidak mau harus lama berjauhan dengan istri dan anaknya, baginya keluarga adalah rumahnya, tak ada artinya dia pulang ke mansion besar itu kalau tak ada Tetsuya dan Seishirou yang menyambutnya, jadi dia lebih memilih lembur di hari sebelumnya dan mengambil cuti hingga tahun baru. Meskipun judulnya adalah cuti sebagai pemimpin perusahaan, dia akan tetap mengawasi pekerjaannya dari rumah.

Kaki kecil bergerak cepat diantara ribuan orang yang berlalu-lalang,sesekali dia berlari kecil, seakan dia akan terlambat jika melambatkan langkahnya.

"Otou-san, Okaa-san, Ayo cepat " Seishirou menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah untuk memanggil orang tuanya.

"Tenanglah, Shirou-kun, " Jawab ibunya dengan senyum kalem.

"Okaa-sanmu benar, kakekmu tidak akan hilang hanya karena kita telat."

Giliran ayahnya yang ikut menanggapinya dengan santai.

Berbeda dengan anaknya mereka berdua lebih memilih berjalan santai menuju tempat pemberhentian.

Seishirou menekuk muka tampak tidak senang, dia ingin segera masuk kedalam kereta yang akan ditumpangi mereka. Dia sudah tidak sabar segera menaiki kereta yang kata teman-temannya super cepat itu.

Selain berkunjung ke rumah sang kakek, hal lain yang membuat Seishirou semangat adalah mereka pergi menggunakan Shinkasen, ini pertama kalinya untuk si Akashi kecil naik kendaraan umum. Biasanya dia diantar sopir dengan mobil, bahkan pesawat pribadi.

Kini Seishirou dan kedua orang tuanya sudah memasuki kereta duduk di gerbong VIP, hanya terdapat beberapa tempat duduk di dalamnya. Dan ajaibnya Seijuurou menyewa satu gerbong Khusus yang hanya ditempati dia dan keluarganya.

"Woah.. Cepat sekali.."

Mata anak itu berbinar ketika merasakan kereta yang mulai bergerak perlahan lama kelamaan menjadi sangat cepat.

Sementara di hadapannya Tetsuya hanya bisa geleng-geleng dengan sifat anaknya yang daritadi terus mengoceh tidak bisa diam.

Mereka berangkat pukul sembilan pagi, kemungkinan akan sampai setelah makan siang.

.

.

Setelah sampai di stasiun Kyoto mereka langsung disambut oleh supir yang ditugaskan untuk menjemput mereka. Perjalanan dari stasiun menuju mansion memakan waktu 20 menit. Di sana mereka sudah di sambut Akashi Masaomi, Ayah Seijuurou dan beberapa pelayan.

Begitu pintu mobil di buka Seishirou langsung turun dan berlari menuju kakeknya.

"Seishirou kun.. Jangan lari-lari" Tetsuya sedikit berteriak untuk mengingatkan anaknya, tak habis pikir anak itu dari tadi terus aktif tidak bisa diam.

"Ojii- san !" dengan nada melengking terdengar di Seluh penjuru Rumah bergaya tradisional itu, Seisirou berlari menuju kakeknya lalu melompat kemudian ditangkap oleh sang kakek.

"Oh, kau sudah datang rupanya, apa perjalananmu menyenangkan ?" ucap sang Kakek setelah mengangkat Sheisirou dalam gendongannya, kemudian mereka berjalan menghampiri Seijuurou dan Tetsuya.

"Ung.. Tadi shirou naik Shinkasen lho Ojii-san "

"Oh, benarkah ?"

"Seishirou kun ! turun, jangan menyusahkan kakekmu." Tetsuya mengingatkan anaknya agar turun dari gendongan kakeknya, takut kalau ayah mertuanya itu terkena masalah tulang belakang, Mengingat usianya yang tidak muda lagi dan Seishirou yang tidak bisa diam saat digendong.

"Kau sudah bukan bayi lagi, badanmu itu sudah tambah besar dan berat" ucap Seijuurou ikut menimpali.

"Tapi aku mau di gendong Ojii-san" ucap si anak sambil melingkarkan kedua tangan kecil di leher kakeknya, lalu mengerucutkan bibirnya.

"Kalian pikir aku orang tua yang hanya menghabiskan waktu menonton tv lalu duduk melamun di teras rumah, dan menggantungkan diri dari biaya pemerintah, huh ? Aku masih kuat jika hanya menggendong cucuku." Ucap Masaomi membela cucunya sekaligus tidak terima jika dia dianggap orang tua yang lemah. Begini-begini dia memiliki jiwa muda dalam dirinya.

"Maaf Otou- sama" Tetsuya dan Seijuurou meminta maaf lalu menunduk. Meski begitu, mereka masih sangsi bahwa Akashi Senior itu tidak mengalami sakit pinggang nanti malam karena menggendong Seishirou.

"Masuklah, aku sudah meminta pelayan memasak makanan untuk kalian"

Seijuurou dan Tetsuya kemudian berjalan mengekor di belakang Akashi Masaomi yang masih menggendong Seishirou.

Karena mereka tiba saat makan siang, Akashi Masaomi pun langsung mengajak menuju ruang makan,

Pintu di geser pelan mempersilahkan mereka masuk keruangan berwarna coklat dan kombinasi putih, dengan meja rendah dan bantal duduk beralas tatami.

Hari ini ayah dari Seijuurou itu menjamu mereka dengan hidangan utama makanan khas musim dingin, Yudofu.

Yudofu adalah sajian berupa sup tahu lembut yang dimasak di panci panas bersama dengan kuah kaldu dan juga berbagai sayuran, biasa disajikan dengan saus ponzu atau yozu kosho yang terbuat dari bubuk cabai dan kulit jeruk serta garam,

Meskipun bukan sup tofu, tapi Yudofu juga berisi tahu, tampilannya tak terlalu jauh dengan sup tofu dan Seijuurou cukup menikmatinya. Sementara Tetsuya cukup antusias melihat hidangan di depannya, Karena Yudofu adalah masakan Khas Kyoto dan dinikmati langsung di daerah asalnya, membuat acara makan ini semakin berkesan.

Selain Hidangan utama, ada juga beberapa makanan pendamping seperti Ebi-Shinjo (bakso udang rebus yang disajikan dengan saus), Yasai no Asazuke – Acar Jepang, Kiriboshi-daikon no nimono Kiriboshi-daikon no nimono (Hidangan lobak putih besar kering yang disuwir dan direbus perlahan), Poteto sarada Poteto sarada (selada kentang Jepang),

Datemaki (omelet gulung manis), juga Kabocha no nimono (Labu rebus),

Minuman teh vanilla untuk Tetsuya dan Seishirou, lalu Mint tea untuk Seijuurou.

Merekapun menikmati makanan dengan tenang, sesuai etika makan yang telah diajarkan.

"Kalian sudah memiliki rencana selama di Kyoto. ?" Tanya Akashi Masaomi membuka pembicaraan, setelah selesai memakan hidangan utama. Sekarang yang tersisa tinggal hidangan pencuci mulut yang tersaji didepan mereka.

"Kami akan merayakan natal di sini, lalu setelahnya mengunjungi Okaa-san dan Otou-san selama dua hari, kemudian kembali ke sini untuk merayakan tahun baru, Otou-sama." jawab Tetsuya kepada ayah mertuanya.

"Kalian hanya dua hari di sana ? Apa tidak apa- apa merayakan Tahun baru di sini, ?"

Tetsuya hanya menggeleng "Di sana masih ada Chihiro nii-san, dan Nijimura-san, sedangkan Otou-sama sendirian, kami ingin menemani Otou-sama, lagipula Seishirou-kun yang meminta."

"Aku bisa mengerti dengan Tetsuya, lalu bagaimana denganmu Seijuurou. ?" Masaomi menoleh kepada anaknya.

"Tentu saja aku ikut, aku mengambil libur lebih awal, aku bisa mengawasi pekerjaanku dari sini." ujar Seijuurou menatap ayahnya.

"Kau yakin bisa melakukannya ?"

"Tentu saja, Otou-sama." ucap Seijuurou singkat, sambil menyesap teh nya.

Masaomi mengangguk singkat "Baiklah, kau sudah bekerja keras selama setahun ini, ku rasa menikmati liburan akhir tahun tidak masalah, biar aku yang mengambil alih untuk Sementara."

"Jangan memaksakan diri, Otou-sama."

"Aku sudah terbiasa."

Seijuurou membiarkan ayahnya melakukan keinginannya. Ayahnya jika sudah membuat keputusan tidak bisa di bantah. Dan sifat itu menurun padanya dan anaknya.

Seperti sekarang ini..

"Otou-san, Okaa-san, nanti kita jalan-jalan ya, "

"Baiklah, nanti akan Otou-san siapkan supir,"

"Aku tidak mau pakai mobil, aku mau jalan kaki, "

Seishirou memiliki jiwa petualang dalam dirinya, dia tidak terlalu suka kemana-mana naik mobil, terkurung didalam ruangan kecil hanya dengan sopir yang tidak enak diajak bicara, sumpek baginya. Dia lebih suka jalan sendiri dan mengeksplorasi lingkungan sekitar.

Dia pernah kabur saat akan di jemput waktu pulang sekolah. Dia ingin ikut bermain dengan anak anak yang ditemuinya saat sedang berhenti di lampu merah. Hingga Seijuurou sendiri yang turun tangan menasehatinya.

Memang bagus memiliki jiwa rendah hati dan tidak sombong, tapi bagaimanapun juga dia adalah anak dari Akashi Seijuurou, dan calon pewaris Akashi Corp yang selanjutnya di masa depan, keselamatan dan keamanannya adalah yang utama.

"Kalau Otou-san tidak mau ikut, aku bisa pergi berdua dengan Okaa-san, " ucap Seishirou sambil memeluk ibunya,

lalu dua bola mata heterokom bulatnya menatap Tetsuya penuh harap " iya kan, Okaa-san ?"

Sang ibu tersenyum seraya mengangguk, diusapnya kepala sang anak penuh sayang.

"Iya, Okaa-san akan menemanimu."

"Turuti saja, kau bisa menyuruh pengawal mengawasi dari jauh, " Bisik Masaomi di telinga Seijuurou.

"Baiklah, nanti kita jalan-jalan," Seijuurou berkata pada anaknya, lalu melanjutkan kalimatnya.

"lagipula aku tidak mau terus tersisihkan disini dan terus membiarkan kalian berdua selalu menghabiskan waktu bersama."

Seijuurou menatap Tetsuya seolah sedang menyindirnya, Menyampaikan isi hatinya kepada Tetsuya, Sejak anak mereka lahir Tetsuya lebih sering memperhatikan anaknya daripada dirinya. Padahal Seijuurou ingin Tetsuya lebih memperhatikannya sekalipun telah ada anak diantara mereka.

Kemudian dibalas Tetsuya yang merotasi bola matanya, menyaksikan suaminya yang sedang mode merajuk sungguh menyebalkan.

"Tapi sebelum itu, biarkan ibumu istirahat dulu."

.

.

.

Seijuurou mengantar Tetsuya menuju kamar mereka, dia berencana akan ikut bergabung untuk istirahat bersama istri tercintanya. Ditengah cuaca musim dingin begini memang paling enak menghabiskan waktu bermalas-malasan di atas futon sambil memeluk Tetsuya tersayang. Otak jeniusnya telah menyusun berbagai rencana mesum yang mungkin akan dilakukan untuk menghabiskan siang yang dingin,

sebelum panggilan sang anak membuyarkan rencananya.

"Otou- san... Ayo main... " suara langkah kaki Seishirou terdengar berlari menuju Seijuurou dan Tetsuya.

"Bukankah kau bermain dengan kakek ?"

"Orangnya kurang Otou-san"

"Cari Tanaka-san atau Fukuda-san saja, Otou-san lelah, Shirou " ucap Seijuurou berakting memohon pengertian pada sang anak.

"Heee ?" kepala merah mungil di miringkan

"Otou-san lelah ? Otou-san bilang kalau Otou-san kuat dan tidak pernah lelah, Karena Otou-san absolut " tanyanya dengan wajah polos tanpa dosa. Tak peka dengan keadaan ayahnya yang ingin berduaan dengan ibunya.

Seijuurou mati kutu oleh perkataan anaknya, dia dulu memang pernah bilang begitu saat Seishirou mengeluh ketika latihan basket, Tak di sangka ucapannya malah menjadi senjata makan tuan untuknya.

Sementara di belakang Tetsuya tengah menertawakannya.

Tak ingin harga dirinya jatuh lebih dari ini Seijuurou akhirnya membalas omongan anaknya.

"Tentu saja Otou-san kuat, Otou-san bahkan bisa bermain banyak ronde dengan Okaa-saanmu"

"Sei-kun !"

"Aduh, sakit Tetsuya " ucap Seijuurou Kesakitan akibat Tetsuya menginjak kakinya.

"Salahmu sendiri bicara yang aneh-aneh didepan anak kita."

"Otou-san dan Okaa-san bermain apa memangnya ? Kenapa sampai beronde-ronde, ? " Tanya Sheisirou yang merasa penasaran dengan apa yang dimainkan orang tuanya sampai beronde-ronde, tanpa mengajaknya, kalau tahu akan menyenangkan, dia kan juga ingin ikut main.

"Tentu saja kami bermain-"

"Basket sayang, Otou-san dan Okaa-san sering bermain basket " Tetsuya cepat-cepat menimpali sebelum Seijuurou mengatakan hal yang lebih aneh.

"Oh.. Basket.. " Seishirou bergumam tanda mengerti.

"Begitulah" Jawab Seijuurou singkat.

"Otou-saaannn... Ayo ikut maaiinnn..." Seishirou masih belum menyerah mengajak ayahnya main, kali ini dia bahkan sampai merengek sambil menarik-narik tangan ayahnya.

"Tidak, Otou-san mau tidur, kau cari orang lain saja, "

"Tapi aku maunya sama Otou-san," Seishirou masih membujuk ayahnya.

Sedangkan sang ayah masih diam tak bergeming,masih tetap dengan pendirian awal.

Mata mereka saling menatap, kedua bola mata tegas itu masih memandang tajam dua mata bulat meskipun tidak sampai mengintimidasi,

Heterokrom merah-emas vs Heterokrom biru-emas..

Emperor eyes vs puppy eyes..

Seijuurou masih tetap dalam posisinya, sementara anaknya mulai mengeluarkan jurus mata berkaca-kaca, namun dia tahu itu hanya akal-akalan Seishirou saja.

"Temanilah dia, Sei-kun." nah, malah ibunya yang kena.

"Selama ini Sei-kun kan jarang di rumah, sekarang setelah kau libur dia pasti ingin sekali bermain denganmu."

Ucap Tetsuya dengan lembut sambil mengusap pundak Seijuurou, tak lupa dengan senyum menawan, yang akhirnya membuat Seijuurou luluh juga.

Seijuurou Menghela nafas, pupus sudah keinginannya bermanja-manja dengan Tetsuya. "Baiklah, kau menang, bocah."

Wajah anak itu bebinar senang, Kemudian langsung menarik tangan ayahnya menuju halaman depan untuk ikut bermain dengannya. Sementara Tetsuya masuk kedalam kamar untuk istirahat.

.

.

.

Malam hari Setelah melakukan ibadah malam natal, mereka bertiga mampir makan malam di Family Restaurant di Kyoto, Seharusnya semua tempat sudah penuh dipesan sejak beberapa bulan sebelumnya, karena malam natal banyak orang yang menghabiskan waktu mereka untuk makan di Restaurant. Tapi karena dia adalah pemilik Restaurant, maka Seijuurou dengan mudah mendapatkan tempat khusus untuk Keluarganya.

Selesai makan mereka berjalan-jalan menelusuri kota Kyoto,ditemani cahaya lampu berbagai warna di kanan- kiri mereka, dengan menggandeng Seishirou ditengah. Ada pendar bahagia yang mereka rasakan di dada. Baik Tetsuya dan Seijuurou berharap keluarga mereka akan tetap seperti ini selamanya.

Jalanan begitu ramai dengan orang yang turun ke jalan untuk merayakan malam natal, kebanyakan dari mereka adalah pasangan kekasih yang tak segan memamerkan kemesraannya didepan umum, saling bergandengan tangan dan berbagi pelukan mesra, seolah mengejek mereka yang melewati malam natal sendirian tanpa pasangan.

Seijuurou mendengus dalam hati, hal seperti itu jauh tidak ada apa-apanya di banding dia yang sudah memiliki istri dan anak. Pria berambut merah itu melirik pasangan hidupnya sekilas, kemudian bibirnya melengkungkan senyum tipis. Dalam hati dia bersyukur telah bertemu Tetsuya yang sudah menemaninya selama hampir separuh usianya yang sekarang. Di tambah kehadiran anak mereka yang membuat hidupnya lebih berwarna.

.

.

Mereka tiba di salah satu tempat untuk melihat illuminasi di Kyoto. tempatnya terletak di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota itu. Tak jauh dari sana, terdapat taman kota.

Sebelum menuju ke taman. Seishirou mengajak orang tuanya masuk kedalam mall untuk untuk bermain di game center di lantai dua mall.

Suasana dalam pusat perbelanjaan tak kalah ramai dengan di jalan, jingle natal yang menggema menemani para pengunjung,

Setelah naik eskalator, Seishirou langsung berlari menuju sebuah claw machine yang langsung mereka temui begitu memasuki area permainan anak.

"Otou-san, aku mau yang itu. " Seishirou menunjuk boneka paling besar di dalam mesin yang menyediakan boneka berbagai bentuk dan ukuran, siap membuat siapapun yang melihatnya mengadu kemampuan dan keberuntungan demi membawa salah satunya pulang kerumah.

Bagamanapun juga dia hanyalah anak kecil yang hanya tau bermain, tidak peduli gendernya apa baginya semua mainan itu sama, orang tuanya cukup memaklumi selama dia tidak bermain boneka barbie atau hello kitty warna pink.

"Baiklah, akan Otou-san ambilkan" ucap Seijuurou dengan percaya diri.

Meskipun sebenarnya dia bisa membelikan boneka yang lebih besar dan lebih mahal dari yang ada di mesin itu, tapi rasanya mengikuti permainan tidak buruk juga,

Kalau gagal dia akan meminta pegawai mall untuk membuka mesin dan mengeluarkan boneka yang diinginkan anaknya, toh dia adalah pemilik mall ini, jadi tak masalah mengambil barang yang ada di dalamnya.

Meskipun kata gagal tak pernah ada dalam kamus Akashi Seijuurou.

"Kau yakin Sei-kun ? Itu besar sekali, " Tetsuya berujar ragu, melihat boneka yang diinginkan Seishirou adalah salah satu boneka terbesar yang ada di mesin, setelah boneka koro-sensei.

"Kau meragukanku, Tetsuya ? aku bahkan bisa mengambil sambil mengajarinya."

"Seishirou, pegang ini."

Dipanggilnya sang anak, lalu disuruhnya memegang stik untuk mengendalikan capit.

"Ung, begini ?" tanya Seishirou setelah memegang stik seperti yang diperintahkan ayahnya.

"Ya, otou-san akan mengajarimu cara menggunakan mesin ini, pelajari baik-baik"

"Ung" anak itu mengangguk.

Seijuurou meletakkan tangannya dia tas tangan anaknya, membimbingnya menggerakkan tangan untuk mengarahkan capit mesin, kedepan, ke kiri, lalu ke kanan, setelah sampai menuju boneka yang diinginkan lalu penjepit diturunkan, setelah dirasa yakin tombol di tekan dan . ...

Hap !

Boneka berbentuk anak ayam berwarna merah berhasil di dapatkan.

Setelah boneka keluar dari mesin, Pemilik jaringan Akashi Corp tersebut langsung menyerahkannya ke putra semata wayang.

"ini, milikmu kan, ?"

"Yeay" Seishirou bersorak senang, Diterimanya boneka yang ternyata besarnya hampir menyamai tingginya. Kemudian berterima kasih pada ayahnya.

"Arigatou, Otou-san"

Seijuurou pun tersenyum, lalu mengacak gemas surai anaknya yang sewarna miliknya. Lalu berjalan menghampiri Tetsuya.

"kau lihat kan, Tetsuya ? orang lain mungkin akan susah hanya untuk mengambil boneka yang kecil, tapi aku bisa mengambil apapun yang aku inginkan."

"Ya, kau memang hebat, Terimakasih Seijuurou kun." Tetsuya mencium pipi Seijuurou, sebagai hadiah penghargaan karena telah menjadi ayah yang baik untuk anak mereka. Tentu saja Seijuurou menerimanya dengan senang hati.

"Tidak di bibir saja Tetsuya ?" goda Seijuurou, yang kemudian sukses mendapat cubitan mesra di pinggangnya.

"Kita sedang di luar sei kun, dan ada Seishirou kun di sini" Jawab Tetsuya kemudian berlalu menuju anaknya dengan wajah yang memerah.

Sementara sang suami hanya tertawa di belakangnya.

.

.

.

Setelah menemani anaknya yang puas bermain di mall,dan membeli beberapa hal untuk natal besok, Keluarga Akashi kini sudah sampai di taman di pusat kota, terlihat taman begitu ramai, wajar saja karena ini adalah malam natal.

Di sana ada pohon natal raksasa yang begitu indah dengan hiasan lampu warna-warni dan bintang di puncaknya.

Seishirou melihat sekeliling taman, lalu matanya tertuju pada penjual makanan kaki lima yang ada di sana.

"Okaa-san.. " Seishirou melihat kearah ibunya, sorot matanya menyampaikan bahwa dia ingin mencoba makanan yang dijual disana.

Tetsuya yang mengerti pun mencoba bertanya pada Seijuurou.

"Sei-kun, boleh kan ?"

Seijuurou melihat kearah Tetsuya, Ekspresinya penuh dengan permohonan agar mengizinkan dia dan anaknya membeli makanan di kedai yang ada disana.

Melihat anak dan istrinya memasang ekspresi seperti kucing yang terbuang, mau tak mau membuat dia meloloskan permintaan mereka. Meski sebenarnya dia tak suka keluarganya makan makanan pinggir jalan atau makanan cepat saji.

"Baiklah, hanya kali ini aku izinkan, pilih yang paling mahal dan tempatnya paling bersih." Seijuurou mengeluarkan titah.

Tetsuya memilih tak menanggapi, dirinya langsung membawa Seishirou ke tempat para penjual makanan dan minuman.

"Nah, Shirou-kun mau beli yang mana ?"

Seishirou tampak berfikir, dia belum pernah semua yang ada disana belum pernah dia coba, dia tidak mungkin membeli semuanya, ayahnya bisa marah nanti.

Mata dwi warnanya melihat satu persatu kedai, ada penjual Dorayaki , yang dia tahu itu adalah makanan kesukaan Doraemon, dia sudah pernah mencicipinya sewaktu paman Daiki datang berkunjung, Lalu ada Dango kue tusuk yang sering dia lihat di film, Taiyaki,Kue berbentuk ikan. Semuanya bercita rasa manis, dan dia tidak terlalu suka makanan manis. Persis ayahnya.

"Yang itu, Okaa-san" Seishirou menunjuk kedai penjual Takoyaki setelah sebelumnya bimbang antara memilih Takoyaki atau Yakitori, dia memilih Takoyaki karena ibunya bilang isinya adalah daging gurita. Dan dia belum pernah makan daging gurita sebelumnya.

Tetsuya pun membeli satu porsi Takoyaki, dia tidak membeli banyak karena dia masih kenyang dan anaknya juga belum tentu menghabiskan semuanya. Setelah mendapatkan pesanannya, Tetsuya menyuapkan satu Takoyaki ke mulut Seishirou.

"Bagaimana rasanya ? Enak ?"

"Uhm, enak Okaa-san" anak itu mengangguk dan tersenyum senang.

Tetsuya tersenyum lembut, melihat ekspresi Seishirou yang baru pertama kali merasakan Takoyaki.

Kemudian menyerahkan lagi satu bola tepung itu ke anaknya.

Dalam hati dia berfikir Kasihan sekali anak ini, dari sejak dilahirkan dia hanya makan makanan yang di buat koki dan selalu makan dari restoran mewah.

Salahkan ayahnya yang overprotective yang tidak mengizinkan anaknya makan makanan cepat saji, Bahkan Tetsuya pun ikut kena imbasnya dengan tidak diizinkan membeli Vanilla Milkshake di Majiba. Vanilla Milkshake yang Tetsuya minum selama ini adalah buatan koki pilihan Seijuurou yang menurutnya sudah terjamin kualitas bahan dan gizinya.

Namun Tetsuya dan Vanilla Milkshake di Maji Burger sudah seperti saudara kembar yang tak bisa dipisahkan begitu saja.

Tanpa sepengetahuan Seijuurou Tetsuya sering mencuri kesempatan ketika anaknya sekolah pergi ke Majiba untuk membeli minuman kesukaannya.

Ketika sedang menikmati makanan yang dibelikan ibunya, Seishirou melihat santa yang membagikan permen untuk anak-anak, salah satunya kini berjalan ke arah Seishirou kemudian memberi sebuah permen lollipop untuk anak kecil berambut merah tersebut.

"Seishirou-kun, bilang terimakasih pada paman Santa." Ucap Tetsuya pada Seishirou setelah menerima pemberian dari Santa.

"Terimakasih, Paman Santa." Ucap Seishirou sambil tersenyum senang.

"Terimakasih," Tetsuyapun juga ikut membungkukkan badannya mengucapkan terimakasih.

"Okaa-san, Otou-saan, aku mau bermain di sana ya ?" Seishirou bertanya kepada orang tuanya.

"Baiklah, tapi hati-hati ya, jangan terlalu jauh mainnya." Jawab sang ayah.

"Ung" anak itu mengangguk kemudian berlari menuju gerombolan anak kecil yang bermain bersama santa.

Selagi Seishirou bermain, Seijuurou dan Tetsuya memilih duduk di bangku yang terletak dipinggir taman. Lelah juga setelah dari tadi berjalan kaki dan membawa barang bawaan yang diinginkan Seishirou.

"Sei-kun..?"

"Ada apa, Tetsuya ?" Seijuurou menoleh kepada Tetsuya yang duduk di sampingnya.

"Aku khawatir pada Shirou kun, daritadi dia terus bermain tanpa kenal lelah, dia tadi juga tidak tidur siang setelah datang kesini, aku takut Shirou kun nanti kelelahan lalu sakit."

"Jangan samakan dia denganmu, Tetsuya," jawab Seijuurou sambil mencolek dagu istrinya, membuat Tetsuya mengerucutkan bibirnya.

"Dia itu anak yang kuat, paling dia nanti akan tidur sampai besok siang" ucapnya dengan nada jenaka. Tetsuya hanya tersenyum menanggapi kalimat Seijuurou.

Malam natal juga digunakan para pasangan untuk memadu kasih dengan pasangan tercintanya.

Seijuurou Tentu tak ingin ketinggalan melewati moment spesial seperti ini. Apalagi sekarang mereka ada di Kyoto. Kota yang menjadi saksi pertemuan mereka hingga menikah sampai sekarang.

Sambil mengawasi Seishirou yang sedang bermain dengan santa dan anak-anak sebayanya, Seijuurou melingkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya, mendekatkan tubuh mereka berdua hingga saling menempel guna meminimalisir hawa dingin, Tetsuya membiarkan saja perlakuan suaminya selama masih batas wajar.

"Sei-kun, mau ?" Tetsuya menawarkan Takoyakiv yang dibelinya tadi kepada Seijuurou.

"Hm" Seijuurou mengangguk meng iya kan.

Biasanya dia menolak makanan yang dijual di kios kaki lima, namun karena Tetsuya yang menawarinya dia dengan senang hati menerimanya. Hitung-hitung modus biar bisa bermesraan.

Tetsuya mengambil Takoyaki lalu menyuapkan kedalam mulut suaminya

"Terimakasih, Tetsuya" ucap Seijuurou setelah menelan adonan berbentuk bulat tadi kemudian mencium pipi Tetsuya, membuat istrinya sukses merona.

"Sekarang giliran Tetsuya".

Gantian Seijuurou yang mengambil takoyaki lalu menyuapkan potongan takoyaki ke mulut Tetsuya, Tetsuya menerima dengan wajah merah karena malu.

Meski sudah lama bersama dengan Seijuurou, Tetsuya tetap tidak terbiasa bermesraan di tempat umum, membuat Seijuurou mati-matian menahan diri untuk tidak menyerang makhluk manis yang ada di depannya.

Mungkin nanti setelah kembali ke mansion, Seijuurou akan meminta jatah malam natal pada istrinya itu.

Sesaat dua sejoli merah dan biru ini ikut larut terbawa suasana lovey-dovey yang

terbangun diantara mereka, semoga mereka tidak lupa kalau sedang mengawasi sang anak.

.

.

.

Pagi hari di hari natal,ditemani debu putih yang turun dari langit menambah suasana natal semakin syahdu.

Keluarga Akashi tengah berkumpul di ruang keluarga, terdapat pohon natal ukuran sedang disudut ruangan, ditemani aneka makanan manis tak lupa kue stroberi yang menjadi makanan khas natal.

ini adalah acara yang ditunggu oleh anak-anak dihari natal, yaitu saling bertukar kado.

"Seishirou, ini kado natal untukmu" Sang kakek Akashi Masaomi memberi kado natal untuk cucunya.

Seishirou lantas membuka kado dari kakeknya, begitu kertas pembungkus disingkirkan, tampaklah sebuah action figure Transformers Optimus Prime , model terbaru yang belum dijual dipasaran, sang kakek mendapatkannya sewaktu berkunjung ke Amerika. Karena dia tahu cucunya sangat menyukai Robot yang bisa berubah menjadi truk besar itu.

"Arigatou, Ojii-san.. " Seishirou mengucapkan terimakasih sambil memeluk kakeknya.

"Hm. " gumam Masaomi sambil mengelus kepala cucunya,

"ini dari Okaa-san" Tetsuya menyerahkan kado natal untuk anaknya, yang ternyata isinya adalah sebuah buku ensiklopedia tentang Dinosaurus, karena akhir-akhir ini si kecil sedang suka melihat Tayangan yang menceritakan makhluk purba yang telah punah itu.

"Arigatou, Okaa-san." Seishirou kemudian mencium pipi ibunya.

"Kami juga punya hadiah untuk ayah."

Tetsuya menyerahkan hadiah kepada Masaomi.

"Apa ini ? " Akashi Masaomi menerima kotak kecil yang di berikan Tetsuya. Isinya adalah sebuah jam tangan mewah merk terbaru.

"Sei-kun yang membelikannya."

"Aku hanya membayarnya, Tetsuya, kau yang kau yang punya inisiatif dan memilihkannya."

Masaomi hanya tersenyum maklum, melihat tingkah anaknya yang terlalu gengsi.

"Baiklah, Terima kasih untuk hadiah kalian."

"Ah, Tetsuya, Aku juga punya sesuatu untukmu" ucap Akashi senior sambil mengambil sesuatu lalu diberikan kepada menantunya.

"Eh, untukku ?"

Tetsuya kemudian sebuah kotak berwarna biru muda dengan motif mawar merah muda bertiskan merk fashion ternama di dunia. Di dalamnya berisi Essential Oils beraroma vanila. Aroma kesukaan Tetsuya.

"Terimakasih banyak, Otou-sama, seharusnya Otou-sama tidak perlu repot- repot membelikan hadiah untukku."

"Tidak masalah, lagipula aku memang ingin memberi sesuatu untukmu."

"ini untuk Otou-san." Seishirou menyerahkan hadiah kado kepada ayahnya.

"Aku juga dapat ?" Ucap Seijuurou dengan nada terkejut. Tak menyangka dia juga mendapat hadiah natal dari Tetsuya dan Seishirou. Memang dia tak terlalu peduli dengan natal, dia hanya menuruti keinginan Tetsuya dan anaknya yang lebih antusias merayakan natal.

"Tentu saja, Sei-kun, "

Seijuurou membuka kotak berukuran sedang berwarna merah dan pita biru di atasnya, di dalamnya terdapat Syal rajutan, berwarna merah dipinggir dengan kominasi biru Seishirou, ituadalah lambang dia dan Seishirou yang menjaga Tetsuya. Lalu sepasang sarung tangan dengan bahan dan warna yang hampir sama dengan syalnya.

"Shirou-kun yang mengusulkan hadiahnya, Karena Sekarang sedang musim dingin, kami ingin Sei-kun selalu hangat saat berada di luar, Bahan dan warnanya Seishirou-kun sendiri yang memilihnya, aku hanya merajutnya saja, maaf kalau hasilnya kurang rapi, Sei-kun."

Seijuurou terdiam merasakan kedua matanya memanas, menahan sesuatu keluar yang bisa jadi itu adalah air mata haru.

"Otou-san menangis ?" Seishirou bertanya pada ayahnya ketika dia melihat sudut mata Seijuurou yang seperti hendak mengeluarkan air mata.

"Tidak, mana mungkin Otou-san menangis." Seijuurou memalingkan muka menghindari tatapan anaknya.

"Sei-kun tidak suka hadiahnya ya.?" ucap Tetsuya sedikit khawatir,

"Kau ini bicara apa, Tetsuya ? ini bagus sekali." Diraihnya pucuk kepala Tetsuya kemudian memberikan kecupan dalam di kening, menyalurkan rasa cinta dan terimakasih yang tiada terkira.

"Terimakasih" Diusapnya kepala sang anak. Dan di balas senyuman dari Seishirou.

Tidak ada pelukan atau cium pipi dan kening. Pasangan ayah dan anak ini terlalu gengsi untuk menunjukkan kasih sayang mereka melalui peluk dan cium. Jelas faktor darah Akashi yang memiliki harga diri tinggi.

Entah sejak kapan Keluarga Akashi tertular penyakit Tsundere dari Midorima.

Disisi lain, Ayah Seijuurou tersenyum bahagia, dia bersyukur dengan kehadiran Tetsuya yang mencairkan kebekuan di hati Seijuurou, dan Kebekuan dalam keluarganya setelah kepergian istrinya, acara makan tak lagi hanya sebagai formalitas, keluarga mereka sudah menjadi keluarga yang semestinya.

Sementara di sisi Seijuurou Sedikit banyak dia merasa bersalah karena tidak bisa memberi hadiah natal untuk keluarganya, sementara mereka sudah bersusah payah mempersiapkan hadiah natal untuknya.

"Maaf, aku tidak sempat membelikan hadiah natal untuk kalian."

"Tidak masalah, Sei-kun, kau bisa ikut berlibur bersama kami saja sudah merupakan hadiah yang terindah untuk kami." ucap Tetsuya sambil tersenyum lembut, Seijuurou pun membalasnya dengan merangkul istrinya dan mencium puncak kepala Tetsuya.

Jika Tetsuya tidak meminta hadiah, lalu bagaimana dengan anaknya ? Dan Seijuurou pun meminta pendapat sang anak.

"Seishirou, karena Otou-san kemarin sibuk, bagaimana kalau kau sendiri yang memilih hadiahmu."

Seishirou tampak berfikir, semua barang yang diinginkan sudah di belikan oleh ayahnya, kemudian dia teringat dengan anak sebayanya yang ditemuinya kemarin di taman, dimana anak itu tengah berjalan sambil menggandeng anak kecil yang begitu lucu dan menggemaskan.

"Otou-san.. "

"Hm..?"

"Aku mau adik saja, temanku semua punya adik, hanya aku saja yang tidak punya adik." kalau dipikir teman-temannya di sekolah juga punya adik dan kakak hanya dia saja yang anak tunggal.

Uhuk.. ! Pernyataan Seishirou tadi membuat Tetsuya sukses tersedak susu Vanilla yang sedang diminumnya.

Akashi Masaomi hanya tertawa dengan tingkah polos cucunya.

Seijuurou tertawa geli melihat Tetsuya, dia membantu menepuk punggung Tetsuya pelan, dan menyodorkan segelas air.

Setelahnya sudut bibirnya membentuk seringai lalu membiskkan sesuatu ditelinga Tetsuya, yang sukses membuat mata Tetsuya membola dan wajah memerah sempurna

"Bagaimana kalau malam ini kita memproduksi hadiah untuknya ? semakin cepat kita memberikan hadiahnya lebih baik bukan ?"

.

.

END

.

.

.

AN :

Judul sama cerita gk nyambung ya.. XD

Memang, melewati natal itu lebih indah kalau dengan keluarga bukan ?

(Bilang aja alesan karena authornya jomblo ) XD wkwwkk

Inspirasinya dari semua anime dan film yang menayangkan episode natal saya tonton XD

Respon tak terduga dan dukungan di fic saya yang sebelumnya membuat mood saya membaik dan galau saya berkurang :D

Terimakasih semuanya :*

Anggaplah ini sebagai hadiah dan ucapan terimakasih saya. ^-^

Saya akui tulisan saya masih banyak kekurangan, dan saya akan terus berusaha memperbaiki di setiap tulisan saya yang berikutnya.

Kritik dan saran diperbolehkan untuk pembelajaran saya di fic saya selanjutnya. Termasuk jika fic saya terlalu panjang, bahasa yang kurang baku, atau ada ada yg terlewatkan dan lupa edit saya mohon maaf. (klo ada yg baca) :v

Terima kasih sudah membaca (klo ada) :v

Salam kasih dari Miichan :*