Disclaimer: Harry Potter is owned by J.K Rowling. I did not take any profit from this. I own nothing.

Warning: OOC. AR. Fluff. Drabble. Two-shots.

Selamat Berbahagia!

Ch.1 Potter

"Terima kasih, Ronald, telah memberikan pidato—terlalu jujur—singkat sebagai best man dan mewakili saudara dari pengantin wanita," Granger selaku MC memberikan tepuk tangan diikuti para undangan yang menghadiri resepsi pernikahan Harry Potter dan bungsu Weasley, Ginny.

Mereka masih terkekeh geli sehabis mendengar pidato si Weasel barusan mengenai perasaannya yang complicated karena sahabat baiknya akan melakukan itu dengan adiknya, dirinya merasa sedih justru dinilai lucu oleh para tamun undangan. Terlihat wajah-wajah ceria familiar diantara para tamu dimana para undangan ada keluarga dan teman-teman sekolah mereka. Namun, dari lautan wajah alumni Gryffindor, ada satu wajah alumni Slytherin yang hanya memberi seringai kecil sebagai tanggapan perkataan pemuda Weasleg sebelum ini. Pureblood berambut pirang platina ini masih berusaha keberadaannya tak terlalu merebut perhatian dari tamu undangan lain dan itu nampaknya tak terlalu berhasil karena sekelebat dia terlibat kontak mata dengan MC perempuan yang jelas menyuarakan kehadirannya kepada publik setelah sebelumnya memberikan senyuman yang dinilai Draco Malfoy sangat tidak Gryffindor sekali bahkan cenderung Slytherin.

"Nah, untuk yang selanjutnya, bagaimana kalau kita mendengar sepatah-dua patah kata bersudut pandang baru dari orang yang juga menghabiskan tahun bersama dengan Harry tapi alumni berbeda asrama, seperti Slytherin, mungkin?" jelas, itu senyum licik, batin Draco. Tetiba merasa tidak enak saat arah pandangan Granger tertuju kepadanya dengan jelas sehingga para tamu lain mengikutinya bahkan kedua pengantin juga. Seolah perlu menekankan pada dunia kalau dia ada di sana dan memberi siksaan non-verbal dengan lebih sukses.

"Silakan, Tuan Draco Malfoy."

Begitu Granger mempersilakannya naik ke panggung kecil disamping pengantin, saat itu juga suasana hening dan bisik-bisik di sekitarnya menyebar tanpa aba-aba. Mempertahankan sikap kebangsawanannya, Draco tidak menolehkan kepala ke sekitar meski ia sempat melirik sebelum namanya disebut, juga tidak mengubah air mukanya sekalipun kelabu kembar tak mampu menyembunyikan kekagetannya. Pandangannya terfokus ketika terpaku pada sepasang emerald yang entah bagaimana seolah ada percakapan tanpa kata antara mereka. Si pengantin pria mengangguk singkat disusul tersenyum tipis. Dan itu membuat Draco tenang tanpa bisa dijelaskan.

Ia maju, mengambil posisi.

"Terima kasih, Nona Granger," angguknya singkat pada MC di sebelahnya.

"Good evening, Everyone." Draco memandang para tamu yang fokus padanya. Tidak ada yang tersenyum atau memandangnya ramah. Kebanyakan menampilkan kebingungan atau ketidaksukaan akan keberadaannya disini selain si pemilik mata hijau ataupun MC. Sesuai perkiraan.

"Aku bisa melihat kehadiranku mungkin tidak diharapkan di sini dan mungkin beberapa ada yang bingung. Well, aku tidak menyalahkan kalian karena itu juga yang kupikirkan ketika mendapat undangan pernikahan. Seperti yang kalian tahu—" dan hampir dari para tamu undangan tahu sejarah permusuhannya dengan si Penyelamat Dunia Sihir,"—bahwa kami tidak dekat. Potter dan aku tidak pernah dalam kondisi dimana tidak menyerang satu sama lain jika kalian mengerti maksudku."

Ia mengambil jeda sejenak membiarkan pendengar mengerti perkataannya yang mengarah pada masa permusuhan di Hogwarts sampai perang beberapa tahun lalu. Itu topik sensitif bahkan untuk dirinya sendiri.

"Masih kuingat, rasanya baru kemarin aku mengulurkan tangan pertemanan ke Potter di tahun pertama kami di Hogwarts—yang ditolaknya, tentu saja. Itu awal permusuhan kami," dia melanjutkan bagian akhir dengan berbisik seolah berbicara dengan dirinya sendiri dan mengundang tawa kecil dari Potter seorang yang jelas masih mendengar karena mantra sonorus masih aktif oleh Draco. Granger dan orang-orang memandang dengan takjub karena tidak mengetahui kisah itu. Tak terbayang pastinya. Seorang Malfoy mengulurkan tangan untuk berteman. Terdengar mustahil. Hanya satu kali itu saja Draco melakukannya.

Untuk seorang Harry Potter.

"Jelas kami bukan sahabat, bahkan bisa dibilang musuh untuk beberapa waktu tapi... di sini aku berdiri di pernikahannya," Draco mengangkat gelas wine yang ditangannya sedari resepsi dimulai. Bukan mengarahkan tongkat sihir sebagaimana kebiasaan mereka bermusuhan di Hogwarts dulu melainkan gelas wine untuk bersulang. Ia tersenyum ke arah Potter dan pengantinnya. "Tidak bisa kujelaskan bagaimana logikamu mengirim undangan pernikahan kepadaku, Potter," yang bermakna 'aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku menerima undanganmu'. Mereka bahkan bukan teman dan tidak sekali saja keluarganya nyaris menyelakai mereka yang di sini, tapi dia masih mendapat kata-kata dari Potter bahwa kehadirannya diharapkan jika Draco sempat. Dilihatnya Potter juga tersenyum sembari mengangkat gelas wine disusul istrinya. "Tapi, kuingat lagi selagi di sekolah dulu pun kau selalu tidak punya akal sehat, tidak mengindahkan omongan orang," kali ini tak hanya dirinya dan Potter saja yang tertawa tapi beberapa orang yang mengenal betul Potter (keras kepalanya terutama) juga ikut mengiyakan. Membuktikan maknanya 'walau aku musuhmu, aku mengenalmu sebagaimana para sahabatmu'.

"Terpikir untuk memberimu nasihat tapi kau saja bisa mengalahkan satu Pangeran Kegelapan, jadi kupikir apa susahnya dengan satu pernikahan? Sangat mudah, pastinya," Draco menyeringai bermakna 'kuharapkan kebahagiaanmu', mengangkat gelasnya dan, "Cheers!"

Ia meminum wine-nya sedikit, begitupun kedua pengantin dan beberapa tamu. Potter bertepuk tangan yang pertama kali baru disusul yang lain seraya Draco berjalan untuk bersalaman bersama kedua pengantin. Dia menyalami pengantin wanita terlebih dahulu baru ke Potter.

"Terima kasih sudah datang, Malfoy," Senyumnya sambil menjabat tangan Draco dan menariknya sedikit ke pelukan singkat. "Dan untuk pidatonya."

"Anytime, Potter," ia menyeringai, "Tunggu saja sampai ayahku mendengar soal pidato ini."

Lalu, Potter tertawa.

Thanks for reading this, please review if you don't mind!

Chp 2: Harry pidato di pernikahan Draco