RIVAL

2018© Peach Sundae

Rate: M-T (maybe?)

Cast: SehunxJongin, BaekhyunxJongin

'Kalau kau mau, kau bisa menghapusnya'


Sehun tau betul kalau Baekhyun dengan terang-terangan mengincar Jongin dengan cara mengirimkan pesan kepadanya. Selama dua hari ini, entah dari mana Baekhyun bisa mendapatkan nomor ponselnya dan dengan berat hati ia harus menanggapi pertanyaan-pertanyaan memuakkan. Mulai dari hal-hal kecil seperti apa yang sedang Jongin lakukan (dia tau kalau Sehun bertetangga dengan Jongin) hingga menanyakan kesukaan Jongin sampai-sampai mau membelikan sesuatu yang menurutnya Jongin butuhkan sekarang. Baekhyun tidak segan-segan bertanya pada Sehun untuk memberikan saran bagi dirinya.

Sehun dengan sabar namun memaki dalam hati berusaha sesopan mungkin membalas pesan yang sudah masuk selama dua belas menit tadi dengan kata-kata formal. Tapi bodohnya ia waktu itu membalas pesan pertama dari Baekhyun walau jelas-jelas sebenarnya ia yakin kalau itu adalah nomor rivalnya. Kalau saja ia tidak punya malu dan sombong, sudah dari dulu dia mengganti nomornya atau tidak menggubris sama sekali. Tapi karena ia penasaran dengan langkah-langkah Baekhyun untuk mendapatkan hati Jongin, maka ia bersedia membantu (walau ia palsukan beberapa).

Sejak makan siang saat itu sudah mengganggu dirinya, ada kejadian yang terlewatkan darinya saat mengintai. Sepertinya ia harus menampakkan batang hidungnya pada aksi selanjutnya tapi belum secara tegas memberikan batas kepadanya untuk tidak mendekati Jongin. Sebenarnya ia tidak mempermasalahkan kalau Chanyeol, Baekhyun, dan Kris mendekati Jongin, toh ia tidak mau mengatur kepada siapa Jongin berteman. Tapi mereka itu orang yang berbahaya bagi dirinya kalau saja dirinya tidak memiliki rasa dengan Jongin. Ia juga tidak mau seorang pun tau tentang hubungan mereka. Entahlah kenapa Sehun memilih menyembunyikan hubungannya. Bukan karena trio brengsek juga, mungkin lebih tepatnya ia ingin melihat seberapa kuat Jongin bisa menghadapi semuanya.

Intinya ingin bermain-main?

Hah~ kenapa menjadi manusia itu susah sekali sih?

Sampai sekarang Sehun benar-benar tidak mengerti tindakannya sejauh ini. Seolah ia memilih mengikuti alur dari pada melawannya atau membuat jalan baru. Benar-benar membuat dirinya kesusahan sendiri karena tidak begitu mengerti pada jalan pemikirannya.

Ketika pesan baru datang kembali Sehun hanya membacanya tanpa berniat membalasnya namun ponselnya bergetar menandakan sebuah panggilan masuk. Niat tidak niat ia harus mengangkat handphonenya, berdehem membersihkan tenggorokannya dan memasang senyum walaupun itu tidak ada gunanya.

"Sehun!"

Suara dari sebrang sana begitu memekakkan telinganya. Mentang-mentang vokalis band sekolah bisa seenaknya memamerkan suaranya langsung di telinga Sehun. "Ne hyung," balas Sehun sekalem mungkin―dari pada muncul masalah baru― dengan menekan nada suaranya.

"Kau tau kan kalau―

.

.

.

Dengan sok-sokannya Sehun mengendarai sepeda motor besar pinjaman dari anak teman ayahnya. Terserah lah dia mau di bilang ugal-ugalan atau apa, pokoknya hari ini Sehun ingin terlihat keren di depan Jongin sepulang kerja dari kafe nanti. Kali ini ia akan menegaskan garis tebal dan tembok besar yang tidak bisa di tembus oleh Baekhyun.

Suara berisik dari knalpot modifikasi menggelegar sepanjang jalan. Ya tidak terlalu keras, intinya Sehun lewat itu saja.

Sesampainya di depan cafe milik salah satu hyung di masa pelatihan dance, Sehun merapikan jaket kulit hitam―yang sama sekali bukan khasnya―serta tatanan rambutnya dengan kaca spion. Semoga saja ia tidak saltum dan salting selama berada di kafe nantinya. Ia mengambil nafas panjang dan memberanikan diri melangkahkan kakinya.

Suara bunyi bel terdengar begitu ia membuka pintu kaca tersebut, mendapati begitu ramainya cafe dengan beberapa pegawai yang sibuk melayani pembeli. Untung saja ia masih kebagian tempat duduk walau di bagian pojok kanan cafe. Mendudukkan dirinya senyaman mungkin dengan melepas sarung tangan setengah jari yang kemarin ia beli. Wah... benar-benar perjuangan dirinya hanya untuk tampil macho di depan Jongin,

Dan di depan Baekhyun tentunya.

Menurut info yang ia dapatkan langsung dari Baekhyun. Sekitar jam 7 malam ini ia akan mengisi untuk kafe di tempat kerja Jongin dan sialnya Sehun baru tahu kalau Baekhyun sudah berkali-kali mengisi job di sini. Pasti ada sesuatu yang benar-benar mencurigakan telah terjadi tanpa ia tahu.

Seorang maid perempuan datang menghampirinya dengan menu di tangan kanannya. Dengan senyum lembut Sehun menerimanya dan memilih sesuatu cemilan yang bisa menemaninya sampai cafenya tutup. Apakah ia perlu memesan beberapa jenis potong cake? Tapi hasil latihannya dalam pembentukan abs akan sia-sia kalau begitu. Hah permasalahan seperti ini saja Sehun sudah dilanda delima.

Tanpa pikir panjang Sehun asal menyebut pesanannya dan menunggu dengan sabar sembari mencari sosok Jongin yang biasanya melayani pelanggan dengan balutan kostum maid manis yang sangat cocok untuknya. Membayangkannya saja Sehun sedikit gugup. Semoga saja Jongin tidak menyadari kehadirannya yang benar-benar mencolok. Ia memilih memainkan handphonenya menunggu kehadiran Baekhyun yang dengan panjang umurnya datang bersama dengan rombongan anak band yang ia kenal dan sesaat kemudian suasana cafe menjadi sunyi karena suara Baekhyun mendominasi cafe.

Sehun akui kalau suara Baekhyun benar-benar merdu dan bagus tapi ya tetap saja ia nomor satu di hati Jongin. Titik.

"Lho Sehun!"

Suara mulai asing di telinganya mengalihkan pandangannya. Seorang pemuda dengan lesung pipi manis mengahampiri dirinya. "Wah aku terharu sekali akhirnya kau mau datang ke cafeku. Atau jangan-jangan kau datang karena hanya Jongin kerja disini?"

Pertanyaan yang terlalu to the point itu sedikit mengejutkan Sehun. Bagaimana bisa orang yang jelas-jelas sudah tidak dekat dengannya tau tentang hubungannya dengan Jongin. "Aku malah tidak tau kalau Jongin kerja di sini. Memangnya Jongin kerja di bagian apa? Aku sama sekali tidak melihatnya." Dalihnya tanpa membuat gerak-gerik aneh. Ia kembali menatap Baekhyun yang hampir selesai menyanyikan lagunya.

"Bolehkan kalau aku duduk?" pemuda itu dengan sopan bertanya pada Sehun.

"Haduh hyung, ini kan kafe hyung sendiri. Jangan bilang pikunnya hyung kumat lagi?" Sehun memutar kedua matanya dan dibalas dengan suara tawa ringan yang khas.

Pemuda dengan name tag 'Lay' di kemeja putihnya duduk di hadapan Sehun. Ikut menikmati alunan musik lembut yang begitu menenangkan. "Kau yakin tidak tau? " Lay menumpu kepalanya sambil melirik Sehun. "Kau tidak ingat dengan gosip-gosip yang menerpamu selama di tempat latihan?"

Sehun berpura-pura mengingatnya, "Memang pernah ya? Seingatku hyung sendiri yang digosipkan pacaran dengan anak konglomerat daerah Gangnam itu." Demi Tuhan, Sehun sebenarnya tidak mau menyindir hyung kesukaannya ini. Tiba-tiba saja apinya tersulut lumayan besar.

"Ish kenapa kau marah? Jujur saja, matamu tidak bisa berbohong."

Heee... inilah yang Sehun benci, apa sekentara itu ya ia menyukai Jongin.

"Lagi pula aku senang kalau Jongin sudah memiliki orang yang sangat ia kasihi. Jaga dia baik-baik. Dia itu dongsaeng kesayanganku." Senyum kecil menghiasi wajah Sehun namun segera ia tutupi dengan telapak tangannya. Berusaha tidak ketahuan. "Kalau kau mau bertemu dengan Jongin, kau bisa menemuinya di belakang cafe. Aku akan memberi tahunya."

.

.

.

Sehun mengetuk-ngetuk ujung sepatu bootsnya menunggu Jongin yang tengah ganti shift dengan yang lainnya hanya untuk bertemu dengannya. Benar-benar Lay hyung suka seenaknya sendiri kalau sudah memiliki kekuasaan di tangannya. Apa ini pegaruh dari pacarnya ya?

"Sehun!" Suara ceria Jongin membuat Sehun tersenyum lebar. Ia menegakkan tubuhnya dan siap menerima pelukan Jongin. "Dasar bodoh!" tapi sebuah jitakan keras malah ia terima. "Kenapa kau seenaknya sendiri sih sampai Lay hyung menyuruh orang lain mengganti diriku untuk sementara?"

Sehun meringis pelan dan hanya menatap sengit Jongin, enggan membahasnya. Malah meraih pinggang Jongin dan mengurungnya dengan menghimpit tubuhnya pada tembok. "Bukannya seharusnya kau yang harus menjelaskan semuanya?" Jongin berusaha melepas tangan Sehun pada dahinya apa lagi ia berusaha mendorong tubuh Sehun yang terus menerus menghimpit tubuhnya.

"A-aku malu..." nada Jongin terdengar gemetar, "Melihatmu yang bekerja membuatku malu sendiri. Kenapa hanya dirimu yang berusaha sedangkan diriku sampai saat itu tidak memikirkannya. Aku-hah-sudahlah intinya aku kalah hebat darimu!" Jongin benar-benar malu untuk sekedar melirik Sehun yang menatapnya lembut. Walau keadaan remang-remang, ia bisa dengan jelas melihat senyuman yang membuat jantungnya berpacu dengan gilanya.

"Kenapa kau harus malu Jongin. Kau itu sangat-sangat hebat!" puji Sehun dengan mengusap pipi Jongin. "Malah aku yang malu sendiri saat kau mendapatiku kerja di minimarket."

Jongin langsung memeluk tubuh Sehun erat. Dia benar-benar membenci pembicaraan seperti ini. Sama sekali tidak ada asik-asiknya. "Kalau begitu berhenti membicarakannya." Pintanya.

Sehun terkekeh dan hendak mencium Jongin, ia benar-benar tidak sabar untuk mengulum bibir penuh itu.

BRAK!

Seseorang mendorong kasar pintu dapur dengan menyeret kantong sampah yang terlihat berat dan besar. Sehun buru-buru membalik tubuhnya dan menyembunyikan Jongin dengan menyuruhnya untuk membungkuk sedikit.

"Hah... dasar orang-orang jaman sekarang." Keluh orang itu sebelum kembali masuk.

Jongin mengusap-usap dadanya karena serangan jantung mendadak. Sehun melirik Jongin sebentar kemudian menatap jam tangannya. Sebentar lagi cafe akan tutup dan perayaan spesial akan dimulai. "Kudengar Baekhyun akan mengadakan perayaan spesial untukmu." Senyum miring dan nada tidak suka dapat Jongin sadari secepat mungkin. Dirinya perlahan mundur untuk melihat wajah Sehun. "Waktu itu apa saja yang kau lakukan? Dia menyentuhmu bukan? Hem... kalau tidak salah ia memberimu service hebat padamu, blowjob atau handjob ya waktu itu."

Keringat dingin mulai menyerang Jongin. "Bagaimana―

"Tak usah takut seperti itu Jongin. Orangnya sendiri yang langsung memberi tahuku." Dengan kasar kaki kiri Sehun berusaha berada di tengah-tengah kaki Jongin, menaikkan lututnya sedikit hingga suara erangan tertahan dapat ia dengar. "Apa menyenangkan?" Ia sadar kalau Jongin sudah hampir menangis ketakutan, bahkan tubuh itu bergetar tak begitu kentara. Telapak tangannya yang lebar itu mengusap kepala Jongin dan mengusap air mata itu.

"Jujur saja padaku. Aku tidak marah padamu. Aku hanya tidak suka melihat orang yang kucintai disentuh orang lain." Nada bicara Sehun kembali normal dan memeluk Jongin demi memberi ketenangan pada kekasihnya.

"Kau tidak akan menghajarnya kan?"

.

.

.

Sehun memang diundang langsung oleh Baekhyun dalam acara kecil setelah mereka semua bekerja, termasuk pemilik kafenya sendiri―Lay. Dan sialnya kenapa hanya dirinya yang begitu menonjol dari segi penampilan?

Baekhyun saja sampai menertawakan dirinya yang kelewat sangar dalam kumpulan kecil ini. Sebenarnya sih ia tidak ambil pusing, hanya merasa kesal saja ia di serang dengan lelucon tak menyenangkan dari Baekhyun. Huh telinganya sampai terasa panas dan merah dan selama dua puluhan menit acara berlangsung masih saja ia menyelipkan kata-kata norak (menurutnya) untuk menggoda Jongin.

Bahkan dengan senang hati Jongin balas dengan candaan yang sama sekali membuat hatinya dongkol. Saking asiknya mengobrol anak itu tidak sadar kalau ia makan belepotan. Mendapatkan momen yang tepat Baekhyun hendak membersihkan cream disekitar ujung bibir Jongin namun dengan kecepatan kilat Sehun menarik dagu Jongin yang duduk di sebelahnya.

LICK

CHUP

Sesantai mungkin dan tanpa malunya Sehun menjilat dan mengecup bibir Jongin. Mengejutkan semua orang yang secara live menonton adegan tak senonoh di depan mereka. Baekhyun saja membeku dengan tangan kanannya yang mengambang di udara. Benar-benar kaget dengan kelakuan Sehun yang membuat dirinya bingung. Apa anak itu tidak suka ya kalau dirinya ingin menembak Jongin?

Kembali kepada kedua insan yang tengah mabuk asmara, Jongin dengan bodohnya hanya terdiam kaku tanpa ada niatan menghentikan Sehun yang sekarang mengulum bibirnya. Melihat Sehun menutup matanya Jongin malah ikut-ikutan menutup mata menikmati ciuman lembut pada bibirnya.

"Wah-wah sepertinya kau kalah cepat Baekhyun untuk mengambil hati Jongin." Ujar Lay memotong beberapa cake untuk mereka konsumsi. "Kalau kau mau tau mereka ia sudah saling suka saat mereka kecil." Tambahnya dengan sok tau, Lay ingin sekali melihat reaksi Baekhyun yang melongo menatapnya. "Dan hei, Sehun sudah cukup kau menggigit-gigit bibir Jongin."

Dengan senyum puas, Sehun menatap Baekhyun dengan sombongnya. "Saat mendengarmu berbicara kau telah menyentuh kekasihku aku marah sekali. Tapi kupikir-pikir karena kau tidak sengaja melakukannya, aku menoleransikannya. Jadi sekarang kau sudah tau kalau Jongin adalah kekasihku." Sehun menidurkan kepalanya pada pundak Jongin. "Iyakan Jongin?"

Baekhyun tertawa atas kekalahannya. "Wah-wah," ia benar-benar tidak percaya, "Aku kalah dengan anak tak jelas sepertimu?" tanyanya sambil mengusap dagunya. Baekhyun masih saja cari perkara dengan Sehun. Sepertinya ia punya bahan ejekan setelahnya.

"Kalau kau mau mengajakku berkelahi ayo saja. Terserah kau itu ahli hapkido atau apalah, aku akan melawanmu serius!"

.

.

Helaan nafas panjang Sehun keluarkan dengan keras supaya orang yang tengah mengganggunya ini tau diri kalau ia benar-benar jengah dengan kelakuannya. Semenjak kejadian itu Baekhyun selalu mengganggunya bahkan sampai saaat ini, di cafe milik Lay hyung, Baekhyun bukannya kerja malah santai-santai duduk menemani Sehun yang menunggu Jongin selesai kerja. "Berhenti menggangguku hyung, kau benar-benar merusak suasana dan pemandangan."

"Benarkah?" Baekhyun dengan aegyo-nya mulai menyakiti mata Sehun, "Sepertinya aku mulai menyukaimu Sehun."

Nah kan mulai lagi...

Baekhyun itu kurang kerjaan sekali!

"Kalau begitu aku akan membuatmu mendesah tak karuan hyung!"

"Silahkan saja, aku mau kok kalau aku diduakan."

Haish!

Salah Sehun menjawab pertanyaan tak mutu Baekhyun, menambah rasa kesalnya dan memilih pergi ke toilet sebelum Jongin menghampiri mereka berdua. "Kau mau kemana Sehun?" tanya Jongin yang malah di tarik keluar oleh Sehun. "Pulang. Aku tidak kuat menghadapi makhluk astral di depanku tadi."

Jongin menoleh ke belakang , menatap Baekhyun dengan senyuman manis. Ia sudah terbiasa dengan kejahilan Baekhyun yang terkadang di luar batas. "Duluan ya hyung!"

"Sudah tak usah menyapanya!" pinta Sehun dengan cepat menyeret Jongin pulang ke rumah masing-masing. Malah ia mengacungkan jari tengahnya pada Baekhyun karena mengungkit masalah tadi. "Kau mau menduakanku?" canda Jongin menggandeng tangan Sehun.

"Ya mana mungkin aku menduakanmu dengan orang aneh seperti itu. Kalau bisa aku malah mencari yang lebih super darinya."

"Ow jadi kau benar-benar menduakanku kalau sudah menemukan orang yang super itu?"

Sehun langsung membungkam bibir Jongin dengan kecupan singkat. "Kan orangnya sudah ada di sampingku." Gombalnya. "Sudahlah yang penting dia tau kalau kau adalah pacarku. Eh tapi aku masih tidak rela tubuhmu di sentuh-sentuh Baekhyun."

"Kalau kau mau," Jongin terdiam sebentar, menghentikan langkahnya, "kau bisa menghapusnya."

Oh~ jadi Jongin memberi kode ya.

.

.

.

TBC


Aku balik lagi huehehehe...

Rivalnya Sehun kali ini si annoying Baekhyun wkwkwk. Tapi untuk chapter ini nggak ada adegan enaena-nya nih, masalahnya Sehun bener-bener serius sama Jongin jadinya ia nggak mandang nafsu aja wkwkwk. Biarkan mereka menikmati masa muda mereka dengan hal-hal menyenangkan(?)

Dan sekali lagi aku minta maaf karena tahun ini lama banget nggak updatenya. Kalo ada waktu buat nulis malah keinget sama tugas yang setengah jalan belum selesai (salah pilih jurusan) jadinya ya begitulah. Tapi akhir-akhir ini aku membulatkan tekad untuk lanjut nulis lagi ya walau situasi tidak mendukung. Masalahnya nggak enak banget lihat ceritaku belum selesai semua jadinya tanpa terburu-buru aku pingin semua done dan nggak ada tanggungan.

Terima kasih untuk kalian yang sudah mampir membaca dan meninggalkan review (ya walaupun siders waks) tapi aku merasa bersyukur sudah ada yang mau membaca ff yang jelas ini.

Pai~pai~

have a nice day

21/10/2018