RIVAL

2017© Peach Sundae

Rate : M-T (maybe?)

Cast : SehunxJongin, ChanyeolxJongin

'Tapi aku tidak ingat kalau kau hanya boleh mengenakan jaket dan berduaan dengan tiang listrik itu?" Sehun


Sehun menatap sebal Jongin yang asik sendiri dengan handphonenya, seakan benda itu memiliki daya magnet yang lebih kuat dari dirinya. Sedikit melirik Jongin cekikikan tak jelas, ia masih penasaran dengan kepergian mendadak temannya waktu itu, karena setelah kejadian tersebut mereka bertiga seolah-olah tidak pernah mengechatnya saat itu. Sehun sih tidak merasa masalah akan hal itu tapi ia hanya merasa penasaran saja apakah mereka memang merencanakan sesuatu untuknya.

Kemarin setelah malam panas nan panjang bersama Jongin, mereka berdua menghabiskan waktu bersama hanya dengan bermain game―oh―mengerjakan tugas mereka tentu saja kemudian di susul dengan hari Senin yang menyebalkan dan bertemu dengan tiga mahkluk tak jelas yang berakting seolah tak terjadi apa-apa.

Dan di hari terakhir Sehun merasa bebas hanya ditemani oleh Jongin yang malah asik sendiri dengan dunianya. "Kau sedang chat dengan siapa sih?" tanya Sehun berusaha mengambil alih handphone Jongin namun berhasil Jongin pertahankan walau jempolnya tak sengaja menekan asal huruf dan tak sengaja juga terkirim. "Ish... kau mengganggu saja Hun," protes Jongin yang sedang tiduran pada paha Sehun. "Kau tidak sayang dengan matamu?" tanya Sehun sok perhatian dengan menarik kasar kedua tangan Jongin agar benda tersebut sedikit jauh dari jangkauan Jongin.

Jongin mulai mengalah, mengubah posisinya untuk duduk di sebelah Sehun, "Kau dapat undangan Chanyeol sunbae bukan?"

Sehun mengaguk, "Tapi aku tidak tertarik karena aku yakin eomma pasti akan menungguku di rumah dengan sapu di tangannya kalau aku pulang sampai larut malam." Ujar Sehun sambil membayangkan ibunya sperti itu, bergidik ngeri membayangkannya, sudah cukup sekali dalam seumur hidup karena waktu itu ia berhasil lolos dari pukulan maut pada punggungnya. "Memangnya kenapa?"

"Boleh aku ikut ke pestanya?" tanya Jongin berharap Sehun akan mengijinkannya, "Kau tau kalau Chanyeol sunbae membantuku dalam pemilihan lagu untuk pentas minggu kemarin? Dan aku tidak menyangka kalau Chanyeol sunbae memiliki sense bagus dalam memilih lagu!" Jongin malah antusias menceritakan Chanyeol sunSunbae! Sejak kapan tadi Jongin memanggil tiang listrik itu dengan embel-embel seperti itu?

Seingatnya namja kelebihan kalsium itu memang sangat aktif dalam hal bermusik, Chanyeol itu anak band banggaan sekolah, ahli dalam memainkan beberapa alat musik, dan dia bahkan bisa menjadi DJ dadakan ketika DJ yang mengisi acara kelulusan kakak angkatan mereka kecelakaan, selain itu... apa lagi ya? Sehun hanya mengetahui itu saja dan tidak mau mengetahui lebih lanjut tapi bukankah kau harus mengetahui musuhmu kalau kau ingin menang darinya?

"Alasan dia menyebarkan undangan karena club yang dikelola teman kenalannya sedang di buka―

Argh! Sehun tuli setelahnya, memangnya harus ya mengundang anak yang belum legal ke tempat seperti itu? Seperti kekurangan orang saja, apa dia tidak punya kenalan luar yang banyak sehingga harus mengundang anak-anak model seperti mereka?

"Hanya anak kelas dua dan tiga yang diundang." Tambahan informasi dari Jongin menyadarkan Sehun. "Jadi boleh? Masalahnya aku merasa tidak enak kalau tidak datang, aku belum sempat mengucapkan terimakasih padanya." Sehun mendengus kesal, memangnya harus ya datang ke sana untuk mengucapkan terimakasih? Tadi saat di sekolah memangnya tidak bisa? Haduh... Sehun jadi dongkol sendiri.

"Terserah kau!" Balas Sehun sedikit meninggikan suaranya namun sepertinya disalah artikan oleh si manis Jongin. Ia malah bergoyang senang karena sudah mendapat persetujuan oleh Sehun, "Tapi kau yakin tidak ikut Sehun?" tanyanya sebelum mengetik sesuatu.

"Tidak."

"O.K" Jongin malah senang-senang sendiri dan melupakan perubahan mimik wajah Sehun yang datar menjadi semakin datar.

.

.

.

"Kau jadi ikut malam ini bukan?" tanya Taemin ketika jam istirahan sudah bergema, Jongin mengangguk dan memasukan semua buku dan alat tulisnya ke dalam laci sebelum ikut bersama Taemin untuk makan di kantin. Melihat Sehun yang masih tidur di sebelahnya ia langsung mengusak lembut rambut Sehun dan di balas dengan erangan kesal Sehun. "Kajja!" ajak Jongin dengan menarik kerah seragam Sehun, membuat pemuda pucat itu berjalan mundur tanpa bisa mengkontrol tubuhnya agar tidak jatuh.

"Yak! Berhenti menarik kemejaku!" bentak Sehun mencoba mencubit tangan Jongin, masalahnya sekali pemuda itu menarik kerahnya memberontak atau memohon pun ia tidak akan melepaskannya.

"Akh! Sakit bodoh!" kali ini Jongin berusaha menendang tulang kering Sehun tapi gagal karena Sehun bisa menghindarinya dan berlari cepat menuju kantin.

"Kalian seperti kekasih saja ya, ah bukan tapi Tom and Jerry." Taemin asal berceloteh tapi tidak ditanggapi oleh Jongin, "Kenapa kalian tidak pacaran saja?"

"H-huh?" Jongin kaget mendengar pertanyaan Taemin yang tidak terprediksi olehnya, "Kenapa harus?"

Alis kiri Taemin terangkat merasa heran dengan Jongin, "Kau bodoh atau apa? Bukannya kau suka dengan―

Cepat-cepat Jongin membekap mulut Taemin, sudah merasa terganggu dengan pertanyaan itu. Tanpa aba-aba atau apalah itu Taemin dapat menangkap sinyal kalau Jongin sensitif dengan pertanyaan tersebut, "Kau berakhir menginap di rumah Sehun bukan?" merasa penasaran Taemin kembali bertanya, masalahnya baik Jongin atau Sehun tidak menceritakan apa-apa setelah mereka bertiga kompak untuk mengerjai Sehun dan Jongin. Berharap sih akan terjadi sesuatu yang spesial.

"Iya, kami hanya menonton film milikmu itu," jawab Jongin singkat, "kemudian kami tidur karena lelah." Karena ia tau kalau Taemin sengaja memancingnya untuk bercerita tentang malam panasnya. Oh Hell! Tentu saja ia tidak akan menceritakannya, sedikit memalukan untuk diceritakan!

"Yakin hanya seperti itu saja," khan, Taemin mulai menggodanya untuk bercerita. "Kau menyia-nyiakan kesempatan sayangku!" Taemin gemas sendiri dengan tingkah Jongin yang flat itu, ia yakin mana mungkin mereka berdua menghabiskan malam sedatar itu.

Jongin hanya berdecak pelan, mempercepat langkahnya disusul Taemin dengan wajah gembiranya. "Nah pasti sesuatu terjadi bukan? Bagaimana rasanya? Menyenangkan?"

Huh... pertanyaan ambigu yang tidak mau Jongin jawab maka ia mulai menutup telinganya dan lari cepat tanpa menoleh ke belakang.

.

.

.

Sehun mendengus kesal ketika ia menerima pesan dari ayahnya kalau mereka masih harus berada di Busan seminggu lagi. Tau begitu ia ikut saja ke pesta pembukaan club milik teman Chanyeol, eh tapi ia terlalu gengsi untuk datang kesana dan terlalu malas tentu saja jadi ia membuka kulkas dan mendapati tepak-tepak makanan hasil jeri payah Jongin hari Minggu kemarin. Mencampur kimchi dengan nasi dalam mangkok besar ditambah dengan daging, duduk di depan televisi mengabaikan pesan dari teman-temannya yang menanyakan keberadaannya.

Namun sebuah chat dari line berhasil mengganggu malamnya karena Jongdae mengirim foto yang membuatnya sedikit panas ditambah dengan caption kalau Jongin hanya menggunakan jaket saja selama perjalanan mereka. Menggigit sendoknya kesal Sehun semakin semangat untuk menghajar Chanyeol, ia sebal menatap foto Chanyeol yang seenaknya memeluk tubuh Jongin.

Cepat-cepat menghabiskan makanannya, ia langsung meraih jaket kulitnya tanpa berganti baju, toh ia hanya menjemput Jongin paksa atau mungkin menghabisi Jongin di atas ranjang. Hehehe... memikirkannya saja Sehun memilih untuk menghukum Jongin jadi ia tidak sia-sia makan cepat untuk menambah staminanya supaya kuat menghajar Jongin.

.

.

.

Disinilah Sehun dengan wajah datarnya menatap gedung berlantai dua tempat Jongin berada. Ia tak sengaja meremat handphonenya sekilas mengingat foto yang di kirim oleh Jongdae, menunjukkan undangan via email kepada penjaga pintu. Suara dentuman semakin keras ketika ia masuk ke dalam, menatap seluruh penjuru ruangan hanya untuk mencari Jongin namun ia tidak sengaja melihat Niel melambaikan tangannya kemudian mengikuti arah telunjuknya.

Menangkap sosok Jongin yang tengah menggoyangkan tubuhnya bersama dengan beberapa teman seangkatan tak jauh dari tempat Chanyeol berada. Sebelum menghampiri Jongin ia menghampiri seorang bartender bercakap-cakap sebentar sebelum sebuah kunci berhasil Sehun dapatkan. Dengan senyum miring yang menawan di wajahnya Sehun menuruni tangga, mengabaikan beberapa ajakan dan tatapan memuja dari wanita-wanita kekurangan bahan.

Perlahan dan lembut Sehun menarik bahu Jongin yang sedang menari bersama dengan teman-teman sekelas, menatap Jongin dengan dingin dan di tanggapi oleh wajah kaget pemuda manis di depannya. Sehun tak meminta penjelasan, ia membolehkan Jongin ikut pesta tapi tidak dengan bermesraan dengan Chanyeol. "Sehun!" Jongin langsung memanggil pemuda pucat itu namun Sehun menatapnya dari atas sampai bawah dan menggeleng pelan.

Dengan tenaga pelan Sehun menarik Jongin dan memeluk pinggangnya, mengelus lembut rambut hitam Jongin kemudian turun untuk mengelus pipi tembam itu. "Kau memang nakal ya." Bisik Sehun walau Jongin tidak dapat mendengarnya dengan jelas kemudian ia ditarik paksa keluar dari kerumunan orang, menaiki lantai dua dengan mengekori Sehun yang sepertinya sedang menahan amarah.

Memasuki sebuah ruangan yang sudah dan sengaja Sehun pesan. Jongin mulai gelagapan merasa tidak enak untuk apa yang telah terjadi. "Merasa tidak enak Jongin?" sindir Sehun mengetahui gelagat Jongin. Jongin menatap sebal Sehun dan melipat kedua tangannya di depan dada, "Kenapa aku harus merasa seperti itu? Kau mengijinkanku untuk ikut bukan?"

"Tentu," Sehun menjawab enteng dan mendekati Jongin yang masih setia berdiri membelakangi pintu, mencoba untuk menyudutkan Jongin, "tapi aku tidak ingat kalau kau hanya boleh mengenakan jaket dan berduaan dengan tiang listrik itu?" Jemari nakal Sehun meraih zipper jaket berwarna bitu tua yang dikenakan Jongin, menurunkannya perlahan untuk melihat dada Jongin yang naik turun tak beraturan. "Merasa panas?" tanyanya dengan jari telunjuknya meraba garis dada bidang Jongin yang mulai terbentuk, sedikit menarik jaket itu sehingga ia dapat melihat nipple tegang yang minta dicubit kasar. Melangkah satu kali Sehun mengecup bibir manis Jongin berulang kali menggoda Jongin namun ia langsung menarik tubuh Jongin lagi untuk duduk di sofa dengan berpangku pada Sehun.

Sehun meraih remote tv dan mencari channel yang menarik sedangkan Jongin hanya diam seperti orang bodoh karena ia tidak tau dan bingung menghadapi situasi sekarang. Pilihan Sehun jatuh pada acara variety show kesukaannya dan memeluk Jongin erat pada pinggang ramping yang sangat pas untuk dia peluk, Jongin merasa tidak nyaman dan tegang, "Relax Jongin, kau seperti bertemu dengan malaikan pencabut nyawa saja." Ejek Sehun sambil memposisikan Jongin supaya nyaman dalam pangkuannya.

Jongin hanya berdehem dan sedikit merosotkan tubuhnya untuk duduk di antara kedua kaki jenjang Sehun, mulai menyamankan dirinya pada pulukan hangat Sehun tanpa menyadari sebuah senyuman yang terkesan misterius. Kedua matanya hanya fokus terhadap kotak persegi ajaib yang membuat tawanya lepas disusul kaki Sehun yang mengunci pergerakan kaki Jongin. Sebagai uke yang sedang bahagia karena adegan lucu di tv ia tidak menyadari bahwa tangan kiri Sehun kembali menurunkan zipper jaketnya, berusaha tak mengganggu konsentrasi si bottom manisnya.

"Hahahhhhh..." desah Jongin ketika ia gagal tertawa keras saat jemari Sehun mencubit nipplenya kasar, menariknya dan menggaruk pelan. Tangan kiri Sehun menepuk-nepuk pelan adiknya yang masih tertidur, "Sehun!" pekik Jongin dan memegang tangan Sehun, merapatkan punggungnya pada tubuh kekar kekasihnya. 'KEKASIH?' batin Jongin menggila akibat sentuhan Sehun dan merasakan sebuah tonjolan di antara bongkahan pantannya, entak kenapa ia memikirkan status mereka.

"Sehun," ucap Jongin pelan melupakan sentuhan pemuda berpundak lebar itu, mengubah poisinya dengan kedua kakinya bertengger pada sandaran lengan, mengalungkan tangannya pada leher Sehun. Manik hitamnya menatap serius manik Sehun, sedikit merasa ragu untuk mengucapkan pemikirannya. "Menurutmu aku ini apa?"

"Kau masih kepikiran dengan ucapanku?" Sehun melepas pelukannya, menatap sebal Jongin yang masih saja tidak percaya dengannya. "Tentu saja kau milikku. One and only mine, understand?" bisiknya di depan wajah Jongin dan mengecup pelan bibir Jongin, "Kenapa sih kau tidak mau percaya padaku? Memangnya persiapan untuk melamarmu gampang seperti membalikkan telapan tangan? Bagaimana mentalku saat menghadapi tatapan appamu? Masih baik kalau aku bertatapan mata dengan eommamu, masalahnya ini appamu Jong, dasar bodoh!" Omel Sehun gemas dengan sikap Jongin.

"Apa kau mau aku perkosa setiap malam setelah kita menikah? Wah ternyata pikiranmu lebih mesum dariku ya?" Sehun asal ceplos dan mendapat pukulan bertubi-tubi di lengannya. "A-aa-aw! Yak! Sakit bodoh!"

Jongin langsung memasang wajah cemberutnya, "Bukan seperti itu bodoh! Ta-tapi―

Ia menundukkan kepalanya, pipinya terasa panas memikirkan kelanjutan ucapannya. "Um... ah~ lupakan saja!" pekiknya lalu memeluk erat Sehun, menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher pemuda yang sukses membuatnya bingung sendiri. Sehun hanya tersenyum tipis dan mengusap punggung Jongin.

Pantas saja kalau Sehun bisa jatuh cinta pada makhluk manis seperti Jongin, sikapnya itu membuatnya gemas sendiri. Tapi tetap saja otak kotornya masih aktif jadi acara untuk menghukum Jongin masih berjalan, tangan nakalnya bergerilya di punggung Jongin dan di tanggapi oleh desahan halus dan berat Jongin. "Tapi hukumanmu belum selesai," Sehun menepuk-nepuk kencang pantat sintal Jongin, menggendongnya dan menjatuhkan kedua tubuh mereka pada kasur empuk.

Jongin yang terkunci di antara lengan Sehun mencoba merosorkan tubuhnya namun pinggangnya dikunci oleh kaki Sehun. Tubuh sexy dan atletis itu tertampang indah di depannya, "Jadi persiapkan dirimu Jongin~" ucap Sehun terkekeh sebelum―

.

.

.

TBC


Ehe... hai semua #gugup

Udah lama nggak publish ff lagi, bukannya ngelanjutin ff yang masih gantung eh malah bawa ff baru. Nah sesuai janji (walau telat banget nepatinnya) aku berusaha buat sequelnya Truth or Dare, tapi kayaknya nggak bakalan panjang-panjang kok mungkin setiap rivalnya Sehun cuman dibuat 2 atau 3 chapter, hum... nggak tau juga sih tapi bener-bener aku usahaain cuman 2-3 chap aja. Untuk chapter ini Chanyeolnya belum muncul sering lho~

Tapi masih adakah yang menantiku? Hehehe maaf ya lama banget nggak muncul ke permukaan gegara aku udah tumbuh gede(?) otomatis masalah gede muncul(?). Setelah kepikiran untuk ngelanjutin ini kayaknya aku bakal publish sequel dari being seme. Jujur aja aku udah ada coret-coretanya tapi waktu nggak mendukung.

Oke terimakasih buat kalian yang udah nyempetin baca dan komen~ happy sunday, selamat berleyeh-leyeh ria~

19/11/2017