Blacklist Name Present :
Rumah 12
Semoga di masa depan nanti, aku bisa terbang
Boboiboy c to Monsta
...
3. Jorsep Si Tampan
Sekitar 2 minggu lalu, Kaizo, kakak kandung Fang datang kemari. Ia datang ke bumi hendak menengok keadaan adiknya sambil mengurus sesuatu disini. Dan untuk oleh - oleh atau sekedar barang kenangan, bisa juga disebut hadiah mungkin(?) Kaizo memberikan adik kesayangannya itu, kucing anggora jantan berwarna hitam.
Fang sangat senang, penuh sayang ia mengurus hewan pemberian sang kakak tercinta.
Awalnya Boboiboy dan Gopal juga ikut bahagia. Tapi tidak, setelah beberapa hari kemudian.
"Jor - jor, dimana kamu nak~?"
Nama kucingnya Jorsep si tampan. Dan nama pendeknya, Jor - jor. Salah satu kucing hebat milik Fang karena bisa makan semangka.
"Jorsep tampan~"
Sang pemilik merunduk ke bawah meja makan. Lalu ia beranjak ke ruang tamu, ke lantai dua, kamar Boboiboy, kamar Gopal, hingga kamar dirinya sendiri. Terus begitu, sampai - sampai ia mengulang tiga kali keliling rumah untuk mencari Jorsep. Tapi kucing itu tidak unjuk satu bulu pun.
Boboiboy dan Gopal yang sedang tenang menonton televisi, hanya bisa pasrah dan tidak mau peduli dengan teman mereka yang satu ini. Hanya karena kucing, Fang bisa gila dibuatnya.
"HEY, ASEMAN JAWA! KALIAN MAKAN KUCING KU YA?" teriak Fang dari dapur.
"Kalau aku siluman, maka dari kemarin akan ku telan si Jorsep itu," jawab Boboiboy, pandangannya masih pada tv.
"Arghhh, aku bisa gila karena dia. Jadi ingin mandi rasanya."
Pemuda bersurai acak - acakkan itu frustasi, lalu masuk kamar mandi.
"Fang itu random ya," celetuk Gopal sambil mengunyah keripiknya.
"Sudah kubilang. Kalau masalah Jorsep, dia pasti gila."
"INI SIAPA YANG BUANG KRESEK DI KAMAR MANDI?!"
Gopal tersedak, Boboiboy kebingungan melihat teman di sebelahnya itu. "Kenapa kau?"
"Kalau Fang keluar dari kamar mandi, jangan tuduh aku ya." Lalu Gopalpun pura - pura tidur.
"Heh, Boboiboy! Kerjaanmu pasti nih, buang sampah sembarangan!"
Dengan setelan handuk yang melingkar di pinggang Fang, ia menghampiri Boboiboy layaknya ibu kos.
"Kau ini sering sekali menuduh orang ya."
"Ya, lalu siapa lagi? Gopal?"
Dibenak Boboiboy, dapat ia simpulkan bahwa pelakunya adalah Gopal. Namun karena ia lebih mengerti keadaan sobatnya itu, Boboiboy memutar otaknya untuk mencari alasan.
"Itu kerjaan kucingmu. Gila, dasar."
Fang melunak. "Si Jorsep?"
"Iya."
"Yaampun anak itu ada - ada saja."
Dan Fang pun kembali menuju kamar mandi.
Boboiboy berdo'a, bahwa ia bisa jadi kucing kali ini.
Beberapa menit pun berlalu, Gopal jadi ketiduran beneran, dan Boboiboy terus memindahkan channel karena tidak kunjung mendapat acara yang seru.
Fang keluar dari kamar mandi.
"Ah, segarnya."
Boboiboy menoleh pada mahkluk itu yang datang menghampiri ruang tv.
"Mandimu lama. Sudah seperti ibu - ibu, kau tahu?"
"Justru aku sedang menghabiskan libur kuliah yang menyenangkan." Fang duduk di sebelah Boboiboy.
"Mengapa kau tidak rubah kelamin saja?"
"Sialan."
Masih dengan memindah - mindahkan channel, membuat Fang gerah melihat Boboiboy yang tampak tidak ada kerjaan, lalu merebut remote dari tangannya.
"Berikan sini. Nanti remote ini akan bau kalau kau pegang terus."
"Tidak ada yang seru tahu!" Boboiboy bersunggut.
"Nonton berita dong. Kali - kali otak kita harus realistis."
"Kau tidak punya kelainan kan?"
Channel dipindahkan, berita ditampilkan.
Boboiboy sudah beralih pada ponselnya, ia bertanya lagi, "Jorsep belum ketemu juga?"
Fang fokus pada berita. "Dia sedang menggoda kucing tetangga."
"Dari mana kau tahu?"
"Aku punya hubungan batin dengannya."
"Lalu kau tidak akan peduli lagi?"
"Jorsep sudah besar. Dia harus explore dunia luar."
Mendengarnya, Boboiboy hanya bisa meng'iya'kan dalam hati.
Tak lama kemudian, suara kucing terdengar. "Miaww~"
Fang langsung berdiri, lalu meloncati sofa dengan sebelumnya menekan wajah Boboiboy.
Jorsep turun dari tangga.
"Kemana saja kau sayang?!"
Boboiboy menatap datar, lalu segera menelusuri gugel:
Kiat - kiat memasukkan teman ke rumah sakit jiwa
4. Level Single
Acara tv Boboiboy kali ini adalah, serial kartun Larvo.
Baginya tontonan ini dapat membuatnya tenang di sabtu pagi. Tidak ada mata kuliah, tidak ada rencana untuk pergi, karena tidak punya uang. Hm, mengenaskan.
Dengan duduk santai di sofa, dari tadi Boboiboy asik tertawa sambil menggigit kuku - kuku jarinya. Bukan karena jorok, tapi karena tidak ada lagi hal yang bisa ia lakukan.
Berbeda dengan Fang yang terlihat fokus membersihkan perangkat komputernya di meja makan.
Tapi, coba kalian renungkan sebentar.
Meja makan, biasanya untuk makan.
Namun bagi Fang, kalau itu meja, ya tetap meja.
Oke, penggunaan barang yang bagus.
Gopal pun datang dari lantai dua dengan jiwa setengah sadar di pukul 10 pagi.
Menyadari kehadirannya, Boboiboy dan Fang menyapa bersamaan. "Pagi. Masih belum dapat pacar ya hari ini?"
Sementara menghiraukannya, Gopal berjalan ke dapur untuk mengambil minum kemudian menyahut, "Kalian juga kan?"
Mendengarnya, mereka bertiga langsung saling pandang. Ah, percakapan pagi yang begitu pahit.
Pemuda gempal itu pun mengambil tempat di sebelah Boboiboy.
"Hari ini tidak akan ada rencana pergi?"
"Tanggal tua," jawab Boboiboy.
"Kalau berolahraga?"
"Badanku sudah bagus."
"Beli makanan?"
"Tidak punya uang."
"Punya pacar?"
"Tidak ada yang mau."
Ah, lagi - lagi percakapan yang menyakitkan part. 2
Ting Nong
Suara bel terdengar dari luar rumah, mendengarnya membuat Fang langsung sigap berlari ke arah pintu.
"BIAR AKU YANG BUKA!"
Ia berharap itu adalah mas - mas pengantar paket.
Tapi ternyata, lebih dari itu.
"Maaf mas, saya mau nanya."
Seorang perempuan, menghampiri rumah 12. Sebuah keajaiban sekali.
Fang mematung, dan kepekaan Boboiboy juga Gopal akan perempuan membuat mereka juga berlari menghampiri Fang.
Dan gadis itu, cantik sekali.
Jujur. Seiring mereka tumbuh menjadi pria dewasa, ketiga mahkluk itu jadi payah dalam berhubungan dengan kaum hawa termasuk Ying dan Yaya, walau merupakan sahabat dari kecil, namun kini sudah lama sekali tidak berhubungan.
Maka dari itu, mereka rasa ini sebuah kesempatan.
"Sebentar ya," kata Fang lalu menutup pintu.
Ia merangkul 2 sobat lainnya.
"Aku yang akan hadapi dia," katanya.
"Hah? Kenapa kau? Curang!" Gopal tak terima.
"Karena aku yang paling tampan disini."
Menyudahinya, Fang lalu membuka pintu lagi.
"Maaf, sampai dimana kita tadi?"
Si gadis tertawa. "Aku kira kenapa, sampai - sampai kau menutup pintu."
"Begini, aku ingin tanya kalau-
"Jangan bicara dengannya! Dia lelaki penyuka belalang sembah!"
Ucapan gadis itu terpotong, semuanya melirik ke arah sumber suara. Gopal.
Gopal masih tidak terima.
"Ah, maaf nona. Dia memang-
"Dia pacarku nona."
Semuanya melirik ke arah Boboiboy yang tadi memotong ucapan Fang. Jelas, Boboiboy juga tidak terima.
"Sebentar ya nona." Fang berbalik badan. Kemudian berbisik pada teman - temannya. "Kalian, S I A L A N," menahan amarah sambil mengejah kata terakhir.
Fang hendak kembali pada gadis tadi, namun sosok itu sudah menghilang.
Fang menghela nafasnya. "Hah. Aku sangat mengutuk rumah ini."
...
to be continued (?)
Nyelesain ini sambil makan samyang.
Nemenin kamu supaya lupa kalo besok senin.
Regards, Blacklist Name