.

.

A VKook Fanfiction

Disclaimer: I own nothing except the story line

Genre: Supernatural, Romance

Rated: M for the theme

Boy x boy, typo, ambigu, banyak istilah asing, swearing, harsh words, umpatan kasar

Werewolf!AU

.

.

"the Omega's Howl"

Prologue

Ada empat kasta di dalam sebuah pack, sesuatu yang kusebut sebagai keluarga.

Sepasang alpha.

Keluargaku dipimpin oleh pria kuat dan bijaksana. Bukan hanya dalam ukuran fisik, alpha lebih dari sekedar sosok yang kuat dan pandai. Ia memiliki kharisma, dipuja, dan begitu bijaksana. Pejantan alpha akan memiliki seorang pendamping, seorang betina alpha.

Ya, pasangan seorang alpha haruslah alpha juga.

Tidak ada yang namanya alpha berjodoh dengan omega. Itu konyol dan menggelikan.

Pasangan alpha memegang kendali atas segalanya, dan hanya ada sepasang alpha di dalam sebuah keluarga.

Lalu, beta.

Seperti halnya alpha, hanya ada sepasang beta di dalam sebuah pack. Mereka adalah seorang pejantan yang memegang komando kedua setelah alpha, juga betina yang menjadi pasangannya. Bisa kubilang, beta adalah cadangan untuk seorang alpha, atau alpha kedua. Posisi beta sangat diperebutkan di dalam keluargaku.

Aku juga pernah merasa sangat menginginkannya.

Yang ketiga, omega.

Bagaimana mengatakannya? Sulit bagiku untuk menjelaskan posisi ini karena omega adalah sebutan halus bagi mereka yang selalu kalah. Aku tidak mau banyak bicara soal omega. Buatku, membicarakan diriku sendiri terasa sedikit menyakitkan.

Yang terakhir, yang biasanya dilewatkan dalam sebuah pack adalah adanya mid-raking, atau kelas menengah. Mereka yang berada di posisi ini bukanlah alpha yang berkuasa dan memegang kendali, bukan pula beta yang menjadi alpha kedua, apalagi omega yang hanya bisa selalu menundukkan kepala. Kalau boleh aku mengatakan apa yang ada di dalam kepalaku, bagiku beta adalah mid-ranking yang memiliki posisi stabil karena ialah yang menjadi second-in-command.

Menurutku, mid-ranking adalah posisi yang paling aman. Kau tidak harus memikirkan seluruh anggota kelompokmu, kau juga tidak harus mempertahankan posisi beta-mu yang bisa saja lepas jika ada mid-ranking wolf yang lebih mumpuni, kau juga tidak harus khawatir dengan apa saja yang kau lakukan.

Entahlah, kasta di keluarga kaum kami sungguh bias jika harus dijabarkan. Namun ada beberapa hal yang aku tahu pasti.

Alpha bebas melakukan apapun yang mereka mau. Mereka mengendalikan semua yang berada di dalam sebuah pack.

Aku tidak bercanda.

Bahkan, tanpa seizin alpha, anggota pack tidak bisa jatuh cinta.

Beta biasanya mendapatkan izin untuk menjalani sebuah hubungan, beberapa mid-ranking juga mendapat persetujuan. Namun jika kau adalah seorang omega, kau boleh mengucapkan selamat tinggal untuk urusan jatuh cinta.

Pack kami tidak besar. Well, kebanyakan pack memang hanya memiliki anggota paling banyak dua puluh. Menurut para tetua, terlalu banyak anggota akan merepotkan. Ini juga yang menjadi pertimbangan para alpha ketika mereka membatasi para anggota yang ingin menjalin hubungan.

Terkadang, aku bingung dengan silsilah keluargaku.

Ibuku bilang, kami adalah werewolf, atau manusia serigala. Ia tidak pernah bisa menjelaskan mengapa kaum kami bisa ada di bumi. Maksudku, persilangan macam apa yang bisa menghasilkan manusia setengah serigala? Atau, mutasi genetik seperti apa yang terjadi sehingga kami ada? Begitu banyak pertanyaan yang berputar-putar di kepalaku, tapi aku tidak boleh menanyakannya.

"Jungkook-ah, bisakah kau berhenti bertanya? Ibu tidak ingin Yoongi mendengar ini. Dia akan sangat marah."

Aku terdiam.

Ibu tersenyum, namun matanya menyiratkan kesedihan. Sorot itu sama persis seperti sorot yang ibu tunjukkan saat aku dan Yoongi, kakakku, memperebutkan posisi beta di kelompok kami.

Aku menundukkan kepalaku dan meminta maaf kepadanya.

Aku menyayangi ibuku dan aku tidak mau membuatnya terluka.

Setelah kematian ayah, ibu mau tidak mau melepaskan posisi alpha-nya. Namjoon hyung yang saat itu memegang posisi beta mengambil alih posisi alpha. Padahal pasangan saja ia belum punya, tapi ia sudah diharuskan mengemban tugas yang berat di dalam kelompok. Saat itu, Yoongi hyung menginginkan dirinya sebagai beta. Kupikir, tidak akan menjadi masalah jika Yoongi hyung mengambil alih posisi sebagai alpha kedua.

Ya, seharusnya tidak ada yang menentangnya.

Sampai tiba-tiba wolf di dalam diriku menggeram di tengah-tengah rapat keluarga yang kami laksanakan. Aku tidak tahu mengapa, tapi ia mendeklarasikan bahwa dirinya menginginkan posisi beta.

Ibuku menangis saat itu.

Aku dan Yoongi hyung berkelahi, dalam artian yang sebenarnya. Bisa kukatakan diriku beruntung karena saat itu, Namjoon hyung tidak mengizinkan kami bertarung dalam bentuk wolf. Kalau sampai itu terjadi, mungkin aku sudah menyusul ayahku di surga.

Ibu sungguh sedih karena melihat kedua putranya berkelahi karena bagaimanapun, ada sisi manusia di dalam diri kami.

Sejak saat itu, aku memutuskan untuk tidak lagi membuat masalah. Aku sangat berhati-hati jika ingin melakukan sesuatu. Aku berusaha keras untuk memperhatikan wolf-ku, dan kami sepakat untuk diam.

Mungkin karena ia sedikit merasa bersalah padaku? Entahlah…

Menurutnya, jika saat itu ia tidak menentang keinginan Yoongi hyung, aku tidak akan menempati posisi omega.

Aku tidak terlalu memikirkannya.

Bagiku, yang terpenting saat ini hanya hidup dengan damai dan tidak membuat ibuku sedih.

Menjadi omega tidak buruk juga. Karena tidak hidup di alam liar dan bukan merupakan serigala sungguhan, aku tidak perlu mengalah dalam banyak hal. Aku masih bisa mengeluh kepada ibuku, dan mendapat usapan menenangkan di kepala.

Hidupku hanya harus seperti ini sampai saatnya aku mati.

Itu bukan sesuatu yang mengerikan.

Tapi sepertinya, bulan tidak ingin membiarkanku bersantai dalam damai.

Sosok itu datang dengan tiba-tiba.

Pria dengan mata tajam itu mencekal lenganku saat aku akan masuk ke rumah. Wolf-nya menggeram, sangat mengerikan. Matanya berkilat menunjukkan iris berwarna kuning keemasan. Aromanya begitu asing dan jauh, namun familiar pada saat yang bersamaan.

Hoseok hyung yang saat itu berada di rumah langsung melompat dari lantai dua dan melayangkan pukulan ke arah pria dengan rambut abu-abu yang mencengkeram lenganku.

Aku tidak sempat melihat apa yang terjadi. Yang kuingat, tubuh hyung terpelanting jauh hingga terbentur tembok di belakangku.

"Tidak sopan, dasar kelas bawah." gumamnya dengan nada rendah.

Aku menundukkan kepalaku, dan tubuhku bergetar hebat. Aku merasakan dadaku sesak saat wolf-ku memaksa diriku untuk kabur, namun sepasang kaki bodohku malah gemetaran dan tidak mau melangkah.

"Bocah." ucapnya lagi.

Kepalaku semakin menunduk, dan sepasang sepatu berwarna hitam itu mulai masuk ke dalam jangkauan penglihatanku. Warnanya begitu kontras dengan lantai teras rumahku yang berwarna putih bersih.

"Angkat kepalamu." gumamnya penuh dengan nada dominasi.

Aku tahu, pria di hadapanku bukan alpha dari kelompokku. Aku menyadari betul bahwa tidak seharusnya aku melakukan apa yang ia inginkan.

Namun wajahku mendongak tanpa kuinginkan, wolf-ku bertindak mengendalikan tubuhku tanpa aku bisa melawan.

"Jungkook! Masuk ke kamarmu dan jangan keluar sampai aku atau Namjoon menyuruhmu!"

Aku mendengar Hoseok hyung berteriak. Ia terdengar panik dan marah, namun wolf-ku memaksaku untuk mengabaikannya.

Dan aku kembali melihatnya, sepasang mata berwarna keemasan itu. Perlahan warnanya berubah menjadi abu-abu gelap yang sangat cantik. Sudut bibir sebelah kirinya tertarik ke atas.

Dan aku menyadarinya, sebuah rasa sesak di dada, sekaligus hangat yang menjalar ke seluruh tubuhku.

"Victory, kau?"

Suaranya terdengar begitu indah, dan aku tersenyum tanpa aba-aba.

Kurasa, aku menyukainya.

.

.

Tbc

.

.

.

Jangan banyak berharap.

Aku hanya mem-publish ini hanya karena aku tidak mau ini terhapus dari folder. Ehehehe….

.

.

.

Boleh banget review-nya...

ungkapkan perasaan dan rindu dalam kalbu