Tak terasa kini kandungan Jongin sudah memasuki bulan ke 9. Meskipun harus kembali bolak-balik rumah sakit setiap minggu nya, namun Sehun dapat melewati hal itu dengan sabar

Kini tinggal menunggu hari saja, maka anak yang mereka damba-damba kan akan lahir ke dunia ini. Jongin masih belum bisa menghilangkan rasa takutnya, namun Sehun dengan sabar menjelaskan dan memberikan perhatian lebih padanya.

Saat ini Sehun masih di kantornya, ada beberapa berkas yang harus ia tangani langsung dan harus diselesaikan hari ini juga. Sehun bertekad untuk menyelesaikan semua tugas kantornya hari ini juga agar ia dapat mengawasi Jongin yang akan melahirkan itu.

Drrt drrt

"Halo? Ada apa Jongdae?"

'Jongin mau melahirkan. Saat ini kami tengah berada di perjalanan menuju rumah sakit. Kau cepatlah kemari.'

"Baiklah." Tanpa babibu, Sehun segera meninggalkan kantornya dan pergi menuju rumah sakit.

"Kondisi pasien cukup lemah, tekanan darahnya juga sangat rendah. Jadi kami menyarankan untuk operasi cesar saja." Ujar dokter bername tag Kim Heechul itu. Tanpa pikir panjang Sehun segera mengangguki saran dokter muda tersebut. Yang penting Jongin dan bayi mereka baik-baik saja.

"Kalau begitu kami akan persiapkan operasinya terlebih dahulu."

15 menit kemudian, Jongin yang masih terkulai lemas di ranjang rumah sakit dibawa masuk. Sehun sempat menggenggam tangan pria tan itu, sekedar menyalurkan semangatnya, meskipun Sehun sangat degdegan saat ini.

"Semua akan baik-baik saja."

"Tepati janjimu, jangan tinggalkan aku setelah bayi ini lahir." Sehun mengangguk pasti. "Aku tidak akan meninggakkanmu. Aku janji."

Setelahnya para perawat mendorong ranjang Jongin untuk memasuki ruang operasi.

"Semoga operasinya berjalan lancar." Seru Jongdae yang masih menggenggam tangan keriput milik sang ibu yang juga setia menunggu di depan ruang operasi bersama dengan ayahnya serta orangtua Sehun.

"Ayah, ibu... kalian pasti belum makan malam, pergilah ke kantin atau restauran di dekat rumah sakit ini. Biar aku yang menunggu disini." Seru Sehun yang langsung dia angguki oleh Jongdae.

"Tapi--"

"Ayolah bu, Sehun ada disini. Kalian berempat pasti juga lapar. Ayo biar aku temani. Sehun aku pergi dulu. Kabari jika sesuatu terjadi." Sehun mengangguk pelan, dan setelahnya kelima orang itu pun pergi.

"Selamat tuan, bayinya laki-laki." Sehun tidak dapat menahan senyumnya dan membalas jabat tangan sang dokter.

Jongin sudah di pindahkan keruang rawat. Sementara bayinya di bawa ke ruangan khusus bayi yang letaknya tak jauh dari kamar Jongin.

Karena Jongin belum sadar dari obat biusnya, Sehun dan yang lainnya pun pergi ke ruang bayi untuk melihat sang anak.

"Wajahnya mirip sekali dengan Sehun." Ujar tuan Kim sedikit iri.

"Tentu saja, dia kan anakku." Balas Sehun bangga.

Tak lama kemudian, seorang perawat membawa anak laki-laki tersebut untuk menemui Sehun dan keluarganya.

"Ini tuan." Dengan ragu Sehun menggendong bayi. Gerakannya kaku sekali, sedikit takut jika gendongannya dapat menyakiti sang putra.

"Kau ingin beri nama siapa?"

"Oh Yeonjun."

Saat sadar Jongin langsung menangis. Awalnya Sehun kira Jongin hanya terharu karena sudah melahirkan bayi mereka. Namun Jongin ternyata benar-benar menangis dalam arti yang sebenarnya.

"Kenapa? Kau tak suka melihat anak kita?"

"Bukannya begitu. Aku hanya kasihan padanya." Sehun menikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Aku takut jika saat dia besar nanti, orang-orang akan mengejek nya karena terlahir dari pria seperti ku."

Sehun menatap Jongin dengan serius. "Aku tidak akan membiarkan orang lain mengejeknya, karena dia memiliki orangtua yang hebat seperti mu. Seharusnya aku yang malu disini. Aku sudah berkhianat dan menyakiti mu selama bertahun-tahun. Terima kasih karena sudah mau bertahan Jongin."

Sehun membawa Jongin yang masih menangis itu kedalam pelukannya. Kata-kata Sehun berhasil menangkan Jongin. Pria itu berhasil membuat Jongin kembali percaya diri.

"Terima kasih Hun. Terima kasih karena sudah setia untuk menjagaku."

End.

aku tau ini gj banget. tapi aku sudah kehilangan feel sama jalan ceritanya. so see you on the next story.