[Brothership, Friendship, and Family]

#Prolog

Apa lagi yang tak Jeno miliki?

Tuhan menganugerahinya wajah rupawan bak model papan atas. Tubuh tinggi atletis. Kulit mulus seputih susu. Rambut selembut satin yang wanita mana pun akan betah mengelusnya berlama-lama.

Apa lagi yang tak Jeno miliki?

Ia lahir di tengah-tengah pesona duniawi yang tak ada habisnya. Ayahnya pemilik rumah sakit terbesar. Ibunya pemilik restoran ternama. Keluarganya selalu tampak harmonis dan bahagia.

Apa lagi yang tak Jeno miliki?

Ia dikagumi banyak orang lantaran bakat segudangnya. Ia memiliki suara yang indah. Tak hanya nilai olahraganya yang selalu sempurna, nilai matematika dan seni budaya pun sama. Selain handal bermain gitar dan piano, tangannya juga mahir mencetak angka saat bermain basket.

Apa lagi yang tak Jeno miliki?

Semua orang menyayanginya. Semua orang membanggakannya. Semua orang mencintainya.

Benar, semuanya begitu sempurna dalam hidup Jeno.

Sampai seseorang tiba-tiba saja masuk ke dalam kehidupannya.

Dia Renjun.

Anak selingkuhan ayahnya di Cina.

Renjun tak setampan dirinya.

Renjun tak sepintar dirinya.

Renjun tak setinggi dirinya.

Renjun tak sesempurna dirinya.

Lantas, apa yang membuat laki-laki itu tampak lebih sempurna darinya?

Hm, Jeno tak yakin.

Yang ia tahu, Renjun mulai merebut semua perhatian orang-orang di sekitarnya.