.

.

.

.


Hanimunnya Howons nggak jauh dan juga nggak mahal. Mereka cuma jalan jalan ke kota penuh kenangan dimana mereka bertemu dan merajut cinta dulu, sembilan tahun lalu. Rencananya, lalu mereka akan menginap tiga hari tiga malam di rumah orang tua Ponyo, tidur di kamar dimana mereka melakukan ritual malam pertama mereka dulu ?

Berdua aja, Jaehwan yang nyetir, Ponyo duduk di sampingnya sambil nyemilin kerupuk tahu.

"Mau kemana dulu nih?"

Masih jam sepuluh kurang sepuluh menit waktu mereka sampai disana.

"Ke kampus kita dulu, mau sarapan soto tempe goreng kek waktu itu."

Jaehwan nurut aja ama nyonya nya kali ini. Setelah berapa tahun kebelakang ini cuma bikin sebel dan sedih dengan kekerdusannya yang nggak pernah berkurang tapi terus nambah, nggak ada salahnya kan sekarang bikin istrinya ini bahagia?


Mereka nggak lama di kampus, cuma sarapan, jalan jalan bentar mengenang masa lalu mereka yang manis, lalu lanjut ke kafe dekat kampus tempat mereka banyak menghabiskan waktu saat itu.

"Nah dulu, kalo nggak kamu nungguin saya nugas, saya saya nungguin adek nugas," kenang bapak.

"Hehee.. masih inget aja pak?"

"Iya dong, sampai kapanpun bakal saya inget masa masa pacaran kita yang indah..."

"Pacarannya indah memang, tapi setelah nikah..."

"Hush!" potong Jaehwan. "Saya janji, akan membuat hari hari Dek Ponyo selalu indah mulai dari saat ini."

Jaehwan meraih kedua telapak tangan Ponyo dan menggenggamnya dengan dua telapak tangannya yang lebih besar namun begitu halus dan lembut.

"Ih, Mas..." Bukan karena ucapan bapak, tapi karena gesekan punggung tangannya dengan telapak tangan Jaehwan yang menimbulkan sensasi aneh nan menyenangkan baginya. Jaehwan sering melakukan itu dulu, ya dulu, waktu pacaran dan awal menikah, tapi nggak lagi akhir-akhir ini.

"Dek... Saya seneng loh dipanggil 'Mas' lagi," ujar Jaehwan dengan senyum mesumnya yang bikin Ponyo klepek-klepek. Gatau kenapa tapi walaupun agak gimana gitu, tapi itu adalah ekspresi favorit Ponyo.

"Mas, nggak jadi malem deh, sekarang aja abis ini kita langsung ke rumah ibu ya?"

Nah, jadi Ponyonya yang nggak sabar kan?


Sementara Howons hanimun lagi sambil usaha bikin debay, Sungwoon juga pulkam, ngajakin si kecil Jihoon sama Justin. Baru juga berapa bulan disini udah kangen aja Justin ama kakek neneknya.

Lalu Jisung?

Nyai pengen pulkam juga, tapi gimana dong, dia ditinggalin lele sama bapak yang nggak bisa ditinggal.

Nasib Nyai gini banget yah...

"Yang sabar, ya, Nyai..."

"Iya, sabar aku, sabar, sabaaaaar banget. Saking sabarnya sampe pengen pisah dari bapak. Nggak sanggup lagi dah jadi istri ketiga gini amat," Jisung curcol ama Minhyun yang baru balik dan nemenin Nyai ke kolam.

Ya, Minhyun balik lagi, tapi kali ini dia nggak tinggal di rumah Taebugi melainkan menempati rumah kosong di samping rumah Kang Daniel yang juga milik Taemin. Entah apa alasan Minhyun kembali, padahal dia udah dibikin patah hati sama Pak Jaehwan yth. Mungkin ada magnet lain yang bikin dia nggak mau pergi dari sini.

"Yaudah, kalo Nyai gak kuat gapapa, jangan dipaksakan."

"Kita cari laki bareng yuk, Hyun..."

"Saya... Ehm... Saya... Udah ada calon, hehehe..."

"Wew? Calon? Wah... Siapa nih?"

Minhyun hanya senyum malu-malu tai kucing.


Dokter Sanggyun lagi duduk berdua sama dokter Hyunbin di kafenya Kim Hyunwoo, K+ kafe, yang letaknya nggak jauh dari warung makan Koh Guanlin. Ya sesama dokter boleh lah sekali kali sharing, apalagi mereka konco kenthel dari dulu, kuliahnya juga bareng, cuma Sanggyun jadi dokter umum sementara Hyunbin lanjut ambil spesialis kebidanan dan kandungan.

Lalu, apa yang mereka obrolin sambil makan roti dan minum kopi? Penyakit? Obat? Pasien? Atau apa?

Pacar.

Ya, mereka lagi duduk berdua sebagai teman lama, bukan meeting dokter.

Dua orang dokter di komplek ini masih sama sama jomblo.

Kenapa?

Karena mereka berdua sama sama belum punya pasangan.

Sanggyun masih santai, tapi Hyunbin sudah kebelet pen melepas masa lajang, uda pen ngrasain nayana katanya ?

"Kalau disini terus, mana bisa kita dapat pasangan?"

"Nggak juga ah, hyung, kita pas praktek di rumah sakit kan ketemu banyak orang juga. Pasien kita juga banyak dari luar komplek ama luar kota," Hyunbin tak sependapat dengan Sanggyun.

"Gua, kalo lagi kerja ya fokus kerja, nggak bisa gitu sambil liat liat orang cantik."

"Apalagi gua, dokter kandungan, bor. Yang datang ibu-ibu hamil sama pasutri mo promil."

Sanggyun tertawa.

"Tapi berapa bulan lalu sempat ada yang bikin gua gimana gitu."

"Ya jangan nikung istri orang juga."

"Engga elah, dia nemenin orang sih, bukan dianya."

"Oh ya? Dimana? Siapa? Sudah sampai dimana?" Antusias dia.

"Ya lumayan sih, tapi gua nggak mau pacaran, mau langsung nikah aja."

Idaman memang Hyunbin ini.

"Yodah nikah sono."

"Masalahnya, dia udah punya suami."

"Namanya pelakor itu..."

"Dia lagi ngurus cerainya..."

Sanggyun meletakkan sisa roti bakar yang baru saja digigitnya ke piringnya kembali. "Wah Hyunbin mabok janda euy..."

"Hahaaa... gamasalah perawan atau janda, penting gua cinta..."

"Janda beranak berapa?"

"Satu," jawabnya.

"Mantep tuh!"

"Yoi!"


Sore-sore jam empat Howons uda kelonan aja, ena, anget sinar matahari sore yang masuk melalui celah jendela kamar yang terbuka sebagian.

"Semoga jadi ya, dek," bisik Jaehwan pada Ponyo yang berada dalam kedapannya dengan mata tertutup, "kata orang, bikin anak paling baik itu jam tiga sore, maksimal."

"Amin..."

Meski sudah dapat anak dari Sungwoon, Jaehwan masih pengen nambah anak, dari Ponyo sama Nyai. Ponyolah terutama.

Jaehwan mengeratkan pelukannya dan mengecup singkat kening istri pertamanya.

"Mas..."

"Iya, Dek?"

"Mas nggak bakal nambah istri lagi kan?"

Jaehwan terkekeh. "Nggak, nggak, tenang aja. Kemaren bapak khilaf."

"Bener?"

"Justru bapak pengen ngurangin istri."

"Siapa yang mau bapak buang? Ponyo?"

Raut wajah Ponyo udah sedih sedih mo nangis gimana gitu, jadi gemes kan bapak.

"Nggak lah, dek. Tenang aja, mas bakal sama ponyo terus kok sampai kapanpun, sampai maut memisahkan kita."

Ciaaaaa...

Ponyo udah keluar sayapnya dan terbang sambil dikelilingi bunga, bentar lagi nyampe ke awan dia.


Tbc

.

Sejujurnya, lg gk mood banget bikin ff howons