" Tentang Taehyung yang tengah berjuang untuk belajar bahasa Spanyol dan Sr. Jeon dengan senang hati mengajarinya secara privat."

‹ DESPACITO ›

|Teacher!Jungkook, Student!Taehyung|

| School Sex — Daddy and slight Papi kinky — Smut |

| MATURE CONTENT |

Desclaimer : owner from this story is -jjkth

And also owner of this song is Luis Fonsi ft Daddy Yankee.

Ps : I try to translate this one, don't ask me why— cause i just found this story is very hot— and then i loves this story.

Pss : Thanks for -jjkth for allowing me to translate this one.

[ Happy Reading ]

"5 minutos antes del final de la clase — 5 menit sebelum kelas berakhir." Guru Spanyol yang dikenal sebagai Sr. Jeon Jungkook berkata saat dia melihat jam tangannya yang mahal dan memberi tahu siswa untuk menyelesaikan tugas mereka dengan cepat.

Taehyung menggigit bibirnya, mengernyitkan alisnya yang terasa sakit karena dia tidak mengerti sama sekali tentang bahasa Spanyol. Tetapi dengan konyolnya ia malah harus menjawab pertanyaan dalam bahasa Spanyol.

"Tu tiempo se ha acabado —Waktu kalian telah habis" ucap Sr. Jeon sambil menepuk tangannya, kemudian dengan cepat para siswa berdiri dan bergegas mengumpulkan tugas mereka di meja Sr. Jeon dengan baik, kecuali Taehyung yang masih dengan alis berkerutnya menatap kertas soal dihadapannya.

Sr. Jeon menatap semua siswa sekilas, lalu beralih menghitung tugas yang telah terkumpul, namun saat ia menghitungnya jumlah kertas yang ada tidak sesuai dengan jumlah siswa yang berada dikelas ini. Dia mengangkat salah satu alisnya, menoleh dan menatap murid-muridnya satu persatu untuk melihat siapakah yang masih mengerjakan kertas soalnya. Netranya menangkap gerak gerik Taehyung yang tengah menggigit bibirnya, seisi kelas menatap gugup Jungkook yang mendesah lelah dan berjalan menuju sisi Taehyung.

Dia berjalan mendekat, kemudian ia sedikit menggebrak —tidak terlalu kencang meja Taehyung dengan tangannya. Membuat Taehyung berjengit kaget lalu mengangkat kepalanya guna menatap sang guru yang sialnya sangat seksi.

"Taehyung, dije que el tiempo ha terminado —Taehyung, saya sudah mengatakan waktunya telah habis." Ucap Sr. Jeon saat Taehyung menatapnya dengan keringat dingin yang mengalis di pelipisnya —gugup.

"Sé el Sr. jeon, apenas no entiendo realmente el español —Saya tahu Mr. Jeon, saya hanya tidak terlalu mengert bahasa Spanyol " jawab Taehyung sedikit mengerucutkan bibirnya, Sr. Jeon menghela napas kemudian beranjak menuju mejanya.

"Clase despedida, puede salir ahora —Kelas telah selesai, kalian bisa keluar sekarang." kata Sr. Jeon sambil membuka pintu dan sedikit demi sedikit para siswa mulai keluar dari ruangan —pengecualian Jimin dan Taehyung yang masih berada didalam sana.

"Taehyung, 5 menit lagi temui saya dikantor." kata Jeon dalam bahasa Korea, memudahkan Taehyung untuk memahami ucapannya sebelum dia keluar dari kelas dengan dokumennya, pergi ke kantornya.

"Mati—mati aku, Chimchim" Taehyung mendesah saat ia mengistirahatkan kepala dan lengannya di atas meja.

"Oh, ayolah, inilah kesempatan untukmu —ah bukan! ini keberuntunganmu!" Jimin bersorak, membuat Taehyung menatapnya seolah bertanya " Apa kau serius?" saat melihat Jimin mendengus lalu beranjak untuk duduk diatas meja.

"Hei, kaulah yang terus berbicara tentang Señor Jeon sepanjang masa kau berada didekatku." Tuduh Jimin.

Taehyung memilih berdiri —malas, mengambil ransel dan menyampirkan pada bahunya. Jimin melompat dari atas meja, tanpa bersuara dan banyak bicara mengikuti Taehyung keluar dari ruang kelas yang sudah kosong sejak tadi.

"Hei jangan takut, siapa tahu dia punya perasaan untukmu?" Jimin berkata sambil merangkul bahu Taehyung.

Taehyung berhenti didepan kanto Mr. Jeon, sedikit tersenyum seraya berkata, "Kurasa begitu"

Jimin menepuk bahunya ringan —mencoba memberi simpatik, menggumamkan 'Semoga beruntung!' sebelum akhirnya meninggalkan Taehyung sendirian.

"Ini hanya Senor Jeon, dan bukan hal yang buruk." Taehyung meyakinkan dirinya sendiri, menarik nafas sedalam mungkin dan menghembuskannya pelan-pelan sebelum mengetuk pintu kayu dihadapannya.

"Masuklah" Dia mendengar suara Mr. Jeon, membuka pintu itu lalu masuk ke dalam.

Taehyung menutup pintu, kemudian ia berbalik dan mendapati Senor Jeon tengah menatapnya dengan seringai yang terpatri jelas dan jangan lupakan posisi duduknya dengan satu kaki disilangkan. Brengsek, ia nampak seksi —batin Taehyung meradang.

"Kunci itu"

"Kenapa harus saya-"

"Kim Taehyung, sudah kukatakan kunci pintu itu." Suara Mr. Jeon yang tegas terdengar dalam dan menakutkan, membuat Taehyung cepat-cepat mengunci pintu di belakangnya, kemudian kembali menatap Mr. Jeon dengan rasa takut.

"Kemarilah" Mr. Jeon memberi isyarat dengan jarinya saat dia berdiri. Taehyung membeku di tempat, menggigil karena ia terlalu takut bahkan untuk bergerak sekalipun.

"C'mon Baby Boy, aku tidak akan menggigit" yang lebih tua menggoda, menyeringai sembari melepas dasinya perlahan. —penggoda ulung, pikir Taehyung. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya memilih menuruti perkataan sang guru dengan berjalan kesisinya.

"Lebih dekat, ayolah?" Jeon tertawa kecil saat Taehyung berjalan mendekat.

Jeon mencengkram lengan Taehyung dengan cepat saat merasa jarak antara mereka cukup kuat, membuat Taehyung membungkuk diatas meja kemudian mengikat kedua tangannya dari belakang dengan dasi. Ia mengikat cukup kuat, memungkinkan Taehyung agar tidak lolos kali ini.

"Mr Jeon, apa yang kau lakukan?!" Taehyung memekik, begitu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

"Hush ... Sudah begitu lama aku menunggu untuk melakukan ini, apakah kau tahu?" Jeon berkata, sedikit membungkuk; berbisik tepat di telinga Taehyung. Sedikit memberikan jejak basah pada telinga Taehyung, lalu beralih pada leher Taehyung. Mengecupi pelan leher itu, memberikan sensasi menggelitik.

"M-Mr Jeon, K-kita tidak bisa—" Taehyung tergagap, ini semua tidak benar!

"Aku adalah muridmu, dan k-kau guruku, ini tidak benar." Rengek Taehyung, membuat Mr. Jeon menaruh telunjuknya tepat didepan bibir plum Taehyung.

"Tidak akan, tidak ada yang tahu, sayang" Kata Jungkook, tangannya mulai bergerilya menuju pantat Taehyung; sedikit mengusapnya sensual membuat Taehyung mengerang.

"M-Mr Jeon"

"Call me daddy in english

Ada jeda, Jungkook sedikit menggigit telinga Taehyung.

And Papi in Spanish, baby." Perintah Jungkook, dan dibalas dengan anggukan oleh Taehyung.

"Dengan kata-kata, sayang" Jungkook mendesis, lalu menampar pantat Taehyung.

"Sí, Papi —Ya, Papi" Taehyung mengerang, saat rasa sakit menjalar pada bokongnya. Jungkook melepaskan ikatan pada tangannya, dengan tergesa memojokannya pada dinding; menyerang bibir plumnya lapar.

Ia menggigit bibir bawah yang lebih muda, "Kamu sangat cantik" bisik Jungkook, dan saat itu juga dengan senang hati Taehyung membuka mulutnya.

Jungkook mendorong lidahnya ke dalam gua Taehyung, menjelajahi setiap inci rongga mulut Taehyung; menghisap kuat lidah anak itu hingga membuat Taehyung terlenena dan membawa kedua tangan kurusnya melingkari leher Jungkook. Menggesekan kejantanan masing-masing, membuat keduanya merasa sensasi luar biasa nikmat.

Jungkook meraih pinggul Taehyung, menghentikan pagutan liar keduanya. Memberikan kesempatan untuk menghirup udara segar sebanyak mungkin.

"Jangan menggoda, sayang" Jungkook berbisik, kembali mencium telinga Taehyung, kemudian menggunakan lidahnya untuk menelusuri tulang selangka Taehyung, dan berhenti pada bagian sensitif anak itu.

Dia mencium titik itu, menjilat dan menghisapnya kuat. Memberikan sedikit gigitan, membuat Taehyung mengerang dan kesulitan bernafas akibat rangsangan yang diterima. Tangan Jungkook beralih pada seragam yang Taehyung kenakan, memberikan butterfly kiss sepanjang tubuh Taehyung sembari membuka kancing itu perlahan.

"Ahh ~ Daddy ~" erang Taehyung saat Jungkook tak berhenti memberikan jilatan serta gigitan pada daerah dada serta perutnya, membuat Taehyung mengerang nikmat.

Meninggalkan begitu banyak hickey berbentuk kata 'JK', Jungkook menyeringai, manakala memisahkan diri dan mendapati sebuah karya indah yang ia ciptakan sendiri.

Taehyung melirik Jungkook melalui ekor matanya, menatap penuh nafsu. Tangannya bergerak menuju setelan yang Jungkook kenakan, membuka kancingnya tergesa, namun setelahnya mendapati pemandangan otot perut Jungkook yang terbentuk.

Bangsat, sial. Taehyung mengutuk.

Kini mereka telah bertelanjang dada, sehingga dapat merasakan panas antara tubuh keduanya. Taehyung sedikit melangkah maju saat Jungkook bergerak menuju belakang Taehyung, memeluk pinggangnya erat kemudian berbisik.

"Kau— menginginkannya kasar? Atau lembut?" tanya Jungkook menyeringai, Taehyung berbalik dan melingkari leher Jungkook dengan tangannya, mencium sekilas bibir Jungkook sebelum akhirnya menjawab, "Despacito" Taehyung bernyanyi, menyeringai saat wajah Jungkook mereda, menyeringai saat mulai bergerak.

"Quiero desnudarte a besos despacito —Saya ingin melepasmu dengan ciuman perlahan." Jungkook mengikuti, mulai mencium leher, tulang selangka, dada, sampai ke perut. Berlutut, kemudian mulai melepaskan celana Taehyung, meloloskan celana itu hingga kaki.

Taehyung tersentak, tersipu malu saat Jungkook menatap celana dalamnya.

"Sudah basah untukku, Baby?" Jungkook tertawa saat Taehyung membeku dengan rona merah menghiasi pipinya.

Jungkook menarik celana dalam Taehyung, membuat Taehyung tersentak akan dirinya yang kini telah bertelanjang bulat didepan sang guru. Jungkook bangkit, tertawa lepas sebelum akhirnya mencium Taehyung kembali seraya mengocok kejantanan Taehyung.

Taehyung menggigil, merasakan tangan Jungkook bergerak begitu perlahan dan lembut dalam membelai kejantanannya. Keduanya mengakhiri perang lidah yang mereka lakukan, menghirup udara sejenak, Jungkook kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Pasito a pasito, suave suavecito. Nos vamos pegando, poquito a poquito — Langkah demi Langkah, Lembut Lembut Kita tertangkap sedikit demi sedikit. " Jungkook bernyanyi, sembari meneruskan gerakan tangannya mengocok kejantanan Taehyung. Membuat erangan nikmat dari belah bibir Taehyung, sebelum akhirnya ia memilih membuka matanya yang entah sejak kapan tertutup.

"Cuando tú me besas con esa destreza, Veo que eres malicia con delicadeza —Bila Anda mencium saya dengan keterampilan itu, saya melihat orang jahat Anda dengan kelezatan. " Taehyung kembali bernyanyi seraya menangkup pipi Jungkook, menciumnya selagi Jungkook melanjutkan handjobnya.

Taehyung merengek saat Jungkook berhenti memberinya handjob, membuat Jungkook mau tak mau mengulum senyum. Merasa gemas dengan tingkah Taehyung.

"Berlutut, sayang" Jungkook memerintah, Taehyung mengangguk dan dengan sesegera mungkin menempatkan dirinya untuk berlutut membelakangi Jungkook.

Jungkook meremas pipi pantat Taehyung, menampilkan lubang merah muda berkerut milik Taehyung. Nampak begitu mengundang, dan memohon untuk dimasuki.

"Shit!" kutuk Jungkook, nafasnya begitu sesak dengan pemandangan didepannya. Ia menjilat lubang Taehyung, membuat yang lebih muda terkejut dan menatap kebawah.

"P-Papi ~" Taehyung mengerang, saat merasakan lidah Jungkook yang hangat mendorong masuk kedalam dirinya. Menjilat, bergerak masuk dan keluar membasahi lubang Taehyung. Jungkook menjilatnya sekali lagi, memberikan sebuah kecupan basah disana sebelum akhirnya membuka sabuk serta menurunkan zipper celana yang dikenakan.

Taehyung terkesiap, mencoba memalingkan wajahnya guna menatap Jungkook. Namun tertunda, akibat rasa sakit saat Jungkook mendorong kejantanannya yang pang dan besar jauh kedalam sana.

"Daddy? —ah!" rintih Taehyung.

"Kau— sangat ketat, baby." Jungkook mengerang saat merasakan kesejatiannya diremas kuat oleh dinding rektum Taehyung. Ia menarik rambut Taehyung, dengan satu tangannya yang memegang pinggul ramping milik Taehyung kemudian membawa dirinya untuk bergerak didalam Taehyung dengan begitu liar.

"Despacito, Papi ~" Taehyung berteriak karena rasa sakitnya terlalu berat untuk ditangani, Jungkook mengangguk dari belakang, memperlambat gerakannya dalam meraih kenikmatan duniawi.

"Ughh mphh ... P-Papi Ah!" Taehyung mengerang, saat kejantanan milik Jungkook mengenai prostatnya. Yang lebih tua tersenyum, menggoda Taehyung dengan menarik diri dari dalam sana. Mengundangan rengekan Taehyung, namun setelahnya menjerit senang kala penis Jungkook kembali menyentuh titik kejutnya.

"Ahh Ahhh Daddy ~" Erang Taehyung saat Jungkook bergerak konstan dan begitu tepat didalam rektumnya, membuat keringat menetes dari dahinya saat ia memgangi pinggang Taehyung guna memperdalam tusukannya.

"Aku akan datang sayang" Jungkook memperingati.

Ia masih gencar menghentakan kejantanannya didalam rektum Taehyung, bergerak semakin cepat. Hingga dalam beberapa tusukan terakhir, Jungkook mengejang. Menembakkan sperma miliknya jauh kedalam Taehyung. Nafasnya berkejaran, menikmati sisa euforia sesaat. Ia menarik diri keluar dari dalam Taehyung, melihat Taehyung yang nampaknya belum juga orgasme.

"Biarkan aku membantumu" tawar Jungkook pada Taehyung yang terduduk, melebarkan kaki itu.

Jungkook membungkuk, mengambil ahli kejantanan Taehyung yang memerah. Menjilati pre-cum yang sudah keluar, Taehyung mengerang dan dengan refleks melemparkan kepalanya kebelakang saat merasakan hangat mulut Jungkook melingkupi kejantanannya.

Jungkook bergumam, menggerakan kepalanya keatas dan kebawah sembari menghisap penis Taehyung. Deep throat, Taehyung mengerang semakin keras saat merasakan penisnya menyentuh ujung tenggorokan Jungkook.

"P-Papi, Está saliendo —P-papi, aku akan keluar. " Taehyung tersedak dalam bahasa Spanyol saat ia merasakan sebuah gelenyar kacau dalam perutnya.

Jungkook bergumam lebih, mencoba mengirimkan getaran pada kejantanan Taehyung yang bergerak dalam mulutnya. Hingga beberapa saat kemudian Taehyung mengerang hebat, melemparkan kembali kepalanya kebelakang saat ia melepaskan spermanya didalam mulut Jungkook.

Jungkook mengeluarkan kejantanan Taehyung, menelan habis sperma Taehyung dalam mulutnya. Ia menjilati bibirnya yang masih terluputi oleh sperma Taehyung sebelum kembali mempertemuka kedua belah bibir itu.

Keduanya saling mencium, penuh gairah. Menggigit, menghisap, menjilat dengan penuh semangat , sebelum akhirnya mereka berdua menarik diri. Meraup udara rakus, dan terengah-engah.

"Ingat, sekarang kau milikku, Taehyung." Ucap Jungkook, menyatukan kening mereka. Merasakan terpaan nafas satu sama lain, membuat Taehyung tersenyum begitu manis kearahnya dan memeluk Jungkook erat, seraya berkata,

"Sekarang, aku milikmu."

...

CUT!

GOOD! SEKARANG SEMUANYA KEMBALI PADA TEMPAT YANG DISEDIAKAN, ISTIRAHAT SELAMA BEBERAPA MENIT. /TERIAK ALA SUTRADARA.

a/n :

Heuehuehue, hallo hallo! Muff's kembali, membawa satu cerita yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.

Bagaimana saudara sekalian, apa ini memuaskan?

Hayo! Berikan komentar tentang cerita ini!

Bagaimana penulisannya? Sudah lumayankah? Kebetulan, aku sedikit mengubah kalimat serta kata-kata hasil terjemahan aslinya. Karena gimana ya, kalau aku make hasil terjemahan langsung dari Inggris ke Indonesia itu luar biasa aneh.

Misalkan gini, ada adegan dimana Jungkook sama Taehyung buat berlutut.

Dengan Inggris, "All fours, baby."

Kemudian tejemahannya adalah, "Semuanya berempat, sayang."

Loh— kok berempat? Aku sempet mikir, seru kali ya kalau Taehyung digangbang 4 orang /tampar.

Wkwkw, sebenarnya ini file udah lama banget ada difolder, sekitar beberapa bulan yang lalu. Terus karena sempet pusing sama penataan bahasanya, aku memutuskan untuk meng-skip. Terus, akibat salah satu orang yang meneror ku secara live tentang pengupdate'an 'Smut Collection' dengan begitu penuh kehati-hatian aku mulai membuka folder laknat di laptopku. Memilah satu persatu cerita mana yang harus aku selesaikan terlebih dahulu, dan twing! Terpilihlah 'Despacito' ini.

Jadi ya, bersabarlah duhai saudara. Diriku tengah berjuang menyelesaikan semua ini. Nikmati saya ini terlbih dahulu. Hehehe.

Heuheuheue, sudahlah. Makin ngga jelas aku ini. Aku hentikan cuap-cuap ini, dan sampai bertemu dilain cerita!

—; 03/10/2017. Muffluousse.