A/n : Hai hai namaku RedBlack-san, Aku Author baru nih salam kenal ya. Kalian bisa panggil aku Red-san atau Black-san atau RedBlack-san, pokoknya terserah kalian deh. Disini aku bawakan fanfic yang kubuat setahun yang lalu. Sebenernya fanfic ini dibuat untuk dare dari temanku setahun yang lalu. Alasan kenapa aku post fanfic ini itu karena temanku (yang memberikan dare itu) menyarankan aku untuk melanjutkan fanfic ini, Jadilah fanfic ini aku post

Oke daripada kebanyakan curhat disini lebih baik kita mulai ceritanya

Disclaimer :

Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi-sensei

Obsession Towards You (c) RedBlack-san

Warning : Alur Random, OOC, Typo(s), AU!, Pedo!Akashi, Akashi(22 tahun), Kuroko(11 tahun), Penulisan EYD berantakan,dll

"Bla bla bla" : berbicara biasa

'Bla bla bla' : berbicara dalam hati

(Bla bla bla) : Telepon

Chapter 1

Suatu pagi yang indah di SD Teiko, Terlihat seorang pria berumur kisaran 20an dengan rambut merah crimson yang indah sedang menulis angka-angka dan rumus(?) di papan tulis. Suasana Kelas 5-2 ini sangat tenang, tidak ada yang berbicara bahkan yang berbisik-bisik pun tidak ada. Jika ada yang menjatuhkan jarum pasti akan terdengar karena suasana kelas yang sangat tenang ini.

Suasana kelas yang tenang ini berangsur lumayan lama, sampai...

"Daiki"

"Deg"

Suasana kelas yang tadinya tenang berubah menjadi mencekam saat sang guru berhenti menulis di papan tulis.

"...", yang dipanggil tadi hanya bisa diam karena takut dengan kemarahan sang guru

"Aomine Daiki, Jangan kira aku tidak tahu kalau kau menyembunyikan sesuatu di balik buku Matematikamu itu"

Sang guru mulai membalikan badannya untuk menatap murid-murid kelasnya. Mata dwiwarna mulai memperhatikan satu orang murid yang tidak lain dan tidak bukan adalah Aomine Daiki. Sang guru mulai mendekati muridnya yang duduk di barisan paling belakang.

"Jadi bisa jelaskan kenapa kau sibuk memperhatikan majalah basket itu daripada pelajaranku ?", tanya sang guru dengan nada mengintimidasi

"Um...It..Itu..."

"Aku menunggu Jawabanmu Daiki"

"Aku...me..meminjamnya dari perpus...dan harus segera mengembalikannya...tapi aku belum...selesai membacanya"

Hening... Suasana kelas kembali hening. Tak ada satupun yang berbicara.

"Baiklah, Aku mengampuni kau kali ini. Tapi jika kau mengulangi hal ini lagi, tak ada ampun untukmu"

"Ba..baik..Akashi-sensei"

Kriiing~ (bel pulang sekolah)

"Baiklah, kita sudahi dulu pelajaran kali ini. Jangan lupa kerjakan latihan halaman 25 sampai 28"

"Ha'i Akashi-sensei"

Tidak memakan waktu lama murid-murid kelas 5-2 sudah keluar dari kelas karena takut dengan guru killer yang diketahui dengan nama Akashi Seijuuro.

"Hah...", Akashi menghela nafas lelah Sambil membereskan berkas-berkas milik kelas 5-2.

'Ada-ada saja kejadian hari ini', batinnya

Kemudian Ia mulai berjalan menuju ruang guru. Dalam perjalanan, Ia berpapasan dengan seorang guru pengurus UKS SD Teiko.

"Yaa~ Midorima-sensei, Konbanwa"

"Konbanwa Akashi-sensei, otsukare-nodayo"

Mereka berdua mulai berjalan menuju ruang guru. Tak ada percakapan lagi selama perjalanan menuju ruang guru. Karena merasa suasana awkward, Midorima memutuskan untuk memulai percakapan.

"Jadi...Bagaimana kelasmu hari ini-nanodayo ?"

"Aa...Kelasku hari ini seperti biasa"

"Apa ada murid yang membuat masalah di kelasmu-nodayo ?"

"Ya ada, seperti biasa"

"Sepertinya berat sekali menjadi wali kelas ya-nodayo ?"

"Ya benar...Seandainya ada sesuatu atau seseorang yang menarik di kelas itu"

Kepala Akashi tertunduk dan poni rambutnya menutupi matanya sehingga Midorima tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi wajah Akashi saat ini. Midorima tahu ada sesuatu yang sedang dipikirkan oleh rekan kerjanya itu.

Tanpa sadar mereka sudah sampai di ruang guru. Akashi dan Midorima berjalan ke mejanya masing-masing. Akashi mulai menjalankan tugasnya mengoreksi nilai-nilai ulangan matematika dari kelas-kelas yang lain. Sudah satu jam ia mengoreksi nilai-nilai ulangan tersebut dan akhirnya ia selesai. Tentu saja Akashi merasa tidak puas dengan hasil ulangan para murid-muridnya itu. Ia hanya mendengus kesal.

'Apa sesusah itu untuk mengerjakan soal matematika yang mudah ini', Batinnya kesal

Setelah cukup beristirahat Akashi memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Tapi sebelum ia sempat membereskan barang-barangnya...

Kring..kring.. (suara telepon)

'Hah..Merepotkan saja'

Akashi berjalan untuk mengangkat telepon sekolah itu.

"Moshi-moshi"

(Ah..moshi-moshi, saya ingin berbicara dengan Akashi-sensei mengenai murid yang akan pindah ke sekolah ini)

'Aah..benar juga, akan ada murid baru di kelasku nanti'

"Ya dengan saya sendiri"

(Akashi-sensei ? Saya sedang dalam perjalanan menuju ruang guru untuk mengurus berkas-berkas kepindahan adik sepupuku)

"Baiklah, saya tunggu kedatangan anda"

(Arigatou gozaimasu, Sensei)

"Ya sama-sama"

Telepon pun ditutup. Akashi mulai membereskan barang-barangnya sambil menunggu sang tamu.

'Kira-kira seperti apa murid barunya ya ?'

'Kuharap bukan anak yang menyebalkan'

'Juga tidak cerewet, tukang makan, dan pemalas'

Hening...

"Haha..aku terlalu banyak berharap ya", ucapnnya mulai bergumam sendiri

Tok..tok..

'Itu mereka'

"Ya silakan masuk"

Pintu pun terbuka dan menampakan sosok seorang pria bersurai abu-abu dengan wajah datar.

"Kau pasti Mayuzumi-san, senang bertemu dengan anda"

"Ya senang bertemu dengan anda juga, Akashi-sensei"

Mereka berdua mulai membicarakan urusan perpindahan sekolah sepupu dari pria bersurai abu-abu ini.

"Ini berkas-berkas yang anda minta Akashi-sensei"

"Arigatou gozaimasu, ngomong-ngomong dimana sepupumu itu"

"Dia ada disini daritadi"

'Apa maksudnya ??', Pikirnya bingung

"Konbanwa"

Muncul suara anak kecil tepat di sebelah pria bersurai abu-abu itu. Suaranya sangat merdu menurut Akashi. Tapi betapa terkejutnya dia saat mengetahui bahwa pemilik suara merdu itu adalah seorang bocah laki-laki bersurai biru muda.

"Aa..Sensei kenalkan dia adalah adik sepupuku yang akan menjadi murid baru di sekolah ini"

"Boku wa Kuroko Tetsuya desu, Yoroshiku Onegaishimasu Sensei", ucap bocah bersurai biru muda dengan ekspresi yang sebelas duabelas dengan sepupunya.

--Bersambung--

A/n : Oke aku tahu kalau chapter ini sangat pendek dan juga banyak kekurangan. Harap maklumi saja karena ini kali pertama aku menulis fanfic. Jadi mohon kritik dan saran yang membangun untuk kelanjutan fanfic ini. Untuk kedepannya semoga fanfic ini bisa berkembang.

Oh iya untuk beberapa chapter awal belom ada adegan 'anu' ya. karena beberapa chapter awal ini untuk pengenalan lebih jelas mengenai tokoh, situasi, dan lingkungannya. So, see you in next chapter~