Good Bye Bye

-A 2hyun Stories-

.

.

Disclaimer :

I Don't own anything Except this stories

Character:

Hwang Minhyun (M)

Kim Jonghyun (M)

Yoo Seonho (M)

.

.

Genres:

Drama, Romance, Mature

Warning:

Boy X Boy, Typo, OOC, Graphic Violence. Reading at your own risk. Rated 17+

.

.

Summary:

You are mine.. Tubuhmu, Jiwamu, hatimu semua adalah milikku..

You are mine, and I'll make sure iam yours...

.

.

Part. 1 – His Promise

Gelap dan dingin itulah yang Minhyun rasakan saat ia terbangun. Ia melihat sekelilingnya dan mendapati dirinya berada di tengah hutan belantara. Minhyun memeluk dirinya erat, tubuhnya mulai menggigil karena udara dingin yang menusuknya. Perlahan ia bangun dan memandang mencari arah keluar. Saat ia menemukan secercah cahaya mengintip dari balik pepohonan, ia pun memberanikan dirinya melangkah menuju arah cahaya.

Ia berjalan perlahan sampai tiba-tiba ia berhenti saat ia melihat pemandangan didepannya, sebuah mobil yang tengah menabrak pohon besar. Ia bergegas menghampiri mobil itu, rasa gelisah melingkupi hatinya.

"Apa ada orang didalam? Kalian tidak apa-apa?" Minhyun berusaha membuka Pintu mobil yang ringsek berusaha mencari tahu kondisi pemilik mobil. Namun meski ia mengerahkan seluruh tenaganya, pintu itu tetap tidak mau terbuka. Merasa putus asa ia mencoba mengintip melalui kaca jendela untuk mencari tahu lebih lanjut. Sayangnya entah berapa kalipun Minhyun mencari celah, ia tidak bisa melihat apapun yang terjadi di dalam mobil.

Nafasnya begemuruh karena panik, ia tidak tahu dimana ia berada, entah ia bermimpi atau tidak tapi firasatnya mengatakan bahwa ia harus menyelamatkan sang pemilik mobil. Dengan tekad baru Minhyun mengambil batang kayu yang ada di sebelahnya dan berusaha sekuat tenaga mencongkel pintu mobil tersebut. Namun apa daya, meski kini ia sudah basah oleh peluh Pintu itu tetap tidak bergeming.

"Hah Hah Hah"

Suara nafasnya yang kelelahan saling bersaut-sautan, kelelahan ia mendudukan dirinya di samping pintu mobil itu.

"Sedang apa kau disini, cantik" Tubuh Minhyun menegang mendengar suara yang berasal dari arah belakangnya.

"Si-siapa itu?" Ia segera membalikan tubuhnya berusaha melihat sosok yang mengajaknya bicara.

Disebrang dari tempatnya ia berdiri, tampak seorang pemuda yang berjalan dengan anggun menghampirinya, wajah pemuda itu terlihat samar akibatnya minimnya cahaya, tapi Minhyun bisa merasakan aura berbahaya tampak terpancar dari sosok yang tengah berjalan menghampirinya.

"Ja-jangan mendekat!" Minhyun melangkah mundur perlahan, batang kayu yang awalnya akan ia gunakan untuk membuka pintu mobil kini ia posisikan di depannya sebagai senjata.

Pemuda itu tampak menyeringai melihat postur Minhyun.

"Kenapa kau takut sayang? Aku tidak berbahaya" Pemuda itu tetap melangkah dengan pasti kearah Minhyun membuatnya terus melangkah mundur.

Seluruh tubuhnya terasa menegang, dan dalam pikirannya ia bisa merasakan alarm bahaya seakan berbunyi memberitahukan dirinya agar segera lari dari sana. Tapi kakinya terasa kaku, bukan kakinya, seluruh tubuhnya terasa kaku. Tangannya yang memegang batang kayu bergetar semakin keras saat posisi pemuda itu kini hanya berjarak 5 langkah dari tempatnya berdiri.

"Berhenti! Awas jangan mendekat!" Minhyun berusaha mengumpulkan keberaniannya dan kembali mengeluarkan peringatan. Ia memicingkan matanya memandang pemuda yang kini tersenyum didepannya.

GLUP

Minhyun tidak menyangka pemuda dengan aura berbahaya ini amat sangat tampan. Rambut hitamnya membingkai sempurna fisik rupawannya. Matanya yang kini menatap Minhyun bak sepasang berlian hitam yang menghipnotis lawan bicaranya. Tubuh pria itu meski tidak terlalu berisi tapi Minhyun bisa merasakan kekuatan yang disembunyikan dibaliknya.

Tanpa Minhyun sadari, kini ia hanya berjarak beberapa inci saja dengan pemuda itu.

"Jangan melakukan hal yang berbahaya"Usai berucap lembut, sang pemuda menggenggam tangan Minhyun lembut dan melepaskan batang kayu yang ia pegang. Minhyun terpaku pada tempatnya saat ia merasakan jemari hangat merengkuh tangannya yang terasa dingin. Tubuhnya tidak bergeming saat alat pertahanan dirinya dilempar begitu saja oleh sang pemuda.

"Kau seharusnya tidak berada disini.." Ucapnya sambil mengelusi pipi Minhyun "Belum saatnya..." Bisiknya pelan pada daun telinga Minhyun, membuat sang empu kini merona.

"A-apa maksudmu?" Minhyun tercekat saat tubuhnya kini dipeluk oleh pemuda itu.

"Ireonaa Minhyunie..."

"Nggh..?" Minhyun mengerjap bingung saat pemuda itu membisikan kata tersebut.

"Ireona..." Perlahan kesadaran Minhyun tampak mengilang, dekapan sang pemuda perlahan mulai memudar, area hutan yang mengelilinginya menghilang dan tiba-tiba Minhyun terbangun diatas tempat tidur miliknya.

.

.

.

"Hyung, kenapa kau lama sekali" Seonho adiknya tampak menggerutu sambil memakan roti panggang miliknya.

"Maafkan Hyung, Seonho.. Tadi pagi bunyi alarm tidak kedengaran oleh hyung"

Seonho mengernyitkan dahinya mendengar penjelasan Minhyun.

"Apa Hyung tidur larut malam tadi?" Tanyanya. Minhyun menggeleng

"Tapi tidak biasanya kau tidak mendengar bunyi alarm hyung, atau mungkin kau sedang bermimpi indah semalam?" Sambungnya asal.

Minhyun terdiam mendengar ucapan Seonho, ia sendiri tidak tahu kenapa suara alarm bisa tidak terdengar olehnya, karena ia termasuk Light Sleeper yang berarti suara sekecil apaun akan membangunkannya. Apa ia bermimpi pikirnya.

Minhyun berusaha mengingat mimpinya, namun pikirannya terasa kosong. Yang ia tahu ketika ia bangun ia merasa kedinginan padahal AC kamar tidak ia hidupkan.

"Sudahlah Seonho, yang penting kalian tidak terlambatkan"Ucap Bibi Jung kepada mereka.

Mereka memang tinggal bersama bibinya saat kedua orang tuanya meninggal 10 tahun lalu karena kecelakaan. Sehingga ia dan Seonho kini menetap di rumah kerabat ibunya.

Sebenarnya Minhyun sudah ingin pindah dari rumah bibinya karena dalam beberapa hari kedepan ia akan lulus SMA. Ia ingin kembali ke tempat apartemen keluarganya karena tidak ingin merepotkan bibinya lebih lama. Meski bibinya sendiri tidak keberatan sedikitpun karena harta peninggalan orang tua Minhyun yang berlimpah membuat mereka tidak kekurangan dari segi finansial. Tapi ia ingin segera hidup mandiri.

Dalam beberapa hari ia akan segera berusia 17 tahun, dan menurutnya ia sudah cukup dewasa untuk mulai tinggal sendiri. Meski ia tahu adiknya Seonho tentu tidak akan mau ditinggal olehnya yang berarti ia harus mengajak Seonho bersamanya. Tapi adiknya baru berusia 13 tahun sekarang yang artinya ia akan mulai melanjutkan jenjang SMP kalau ia pindah nanti.

Minhyun menggelengkan kepalanya berusaha mengabaikan pikiran negatif yang muncul jika ia pindah dari rumah bibinya.

"Tuhkan Minhyun hyung bersikap aneh lagi bi.." Adu Soenho kepada bibi mereka.

Bibi Jung hanya tertawa renyah melihat kedua kakak beradik yang sudah ia anggap seperti anak sendiri ini.

"Habiskan makanannmu Seonho, atau kau akan ketinggalan Minhyun nanti" Seonho langsung fokus kepada makanannya dan memakan dengan cepat semua yang tersisa membuat Minhyun hanya menggelengkan kepalanya dan diikuti oleh Tawa Bibinya.

.

.

.

"Hyung, minggu depan kau mau kado apa?"Tanya Seonho saat mereka pulang sore hari.

Seonho memang terbiasa menunggu Minhyun selesai dari sekolah agar bisa pulang bareng bersama hyungnya.

"Hmm kado?" Minhyun mengalihkan pandangannya kepada Seonho bingung

"Ya ampun Hyung, jangan bilang kau lupa kalo minggu depan adalah ulang tahunmu?"Tanya Seonho tidak percaya.

"Ahh, maafkan Hyung Seonho.."Ucap Minhyun "Lagipula kau yakin bisa membelikan kado yang kuinginkan" Sambungnya sambil menatap Seonho jahil

"Ckck, Tentu saja aku bisa Hyung! Hyung tinggal sebutkan apapun yang Hyung mau dan aku akan membelikannya!" Ucap Seonho bangga "EH tapi jangan yang mahal-mahal yah hyung" Sambungnya cepat saat melihat ekspresi jahil Minhyun.

"Hahahaha... Darimana kamu mendapatkan uang Seonho? Jangan merepotkan Bibi Jung yah!"

Seonho memberenggut mendengar ucapan Minhyun.

"Tentu saja Hyung, aku akan berusaha sendiri untuk membelikan kadomu"

"Arra arra, Adikku yang manis... Hmm, Hyung minta apa yah?" Minhyun langsung memasang ekspresi yang membuat Seonho cemas.

"Bagaimana kalau Buku Photography terbaru dari NatGeo?"Ucapnya sambil tersenyum jahil.

Wajah Seonho memucat mendengarnya, dalam pikirannya ia langsung melakukan perhitungan singkat mengenai harga buku itu dan uang tabungan yang dimilikinya dan menyadari sisanya yang masih jauh membuatnya cemberut. "Dasar Hyung jahat, memanfaatkan Seonho.."Cibirnya ngambek

Minhyun tertawa geli melihat ekspresi Seonho, "Ya ampun Ho, kamu lucu banget sih.." Ucapnya sambil mengacak rambut Soenho.

"Aiissh apa sih hyung"Ambek Soenho

Minhyun kembali terkekeh geli ia segera mengacak rambut Seonho sayang.

"Hyung tidak meminta apapun dari kamu Ho, karena keberadaan Seonho saja udah cukup buat hyung" Jawab Minhyun yang kini tengah berjongkok memandang Adiknya lembut.

"Hyung tidak bisa membayangkan kalau hyung kehilangan kamu juga pada malam itu" Seonho menatap Minhyun yang kini tersenyum sendu.

"Jadi, bisa terus hidup bersamamu saja Hyung sudah senang karena itulah kado terbaik yang pernah aku dapatkan"

Ucapan Minhyun membuat mata Soenho berair ia langsung menghambur memeluk Minhyun.

"Hiks hyung, kenapa kamu membuatku sedih sih! Hyung harus tanggung jawab!" Isaknya dalam pelukan Minhyun. Membuat Minhyun terkekeh dan mengelusi kepala Seonho penuh sayang.

Mereka tidak menyadari sosok lain yang tengah mengawasi mereka dari balik pepohonan tengah memandang tajam.

.

.

Sudah hampir 3 hari Minhyun selalu pulang sendirian, Seonho bilang ia sedang ada tugas kelompok dengan temannya Guanlin dan Daehwi sehingga sering baru pulang ketika jam makan malam.

Minhyun sendiri kini tengah disibukkan dengan orientasi kampus. Ia mulai melakukan seleksi terhadap kampus yanga akan ia masuki. Sehingga ia sendiri pulang jauh lebih larut dibanding Seonho.

Malam ini seperti biasa usai menyiapkan pelajaran untuk besok ia melangkah kearah rak bukunya untuk mencari buku bacaan sebelum tidur. Betapa kagetnya ia ketika membalikan wajahnya ada sosok lain yang berdiri didalam kamarnya. Sosok itu kini tengah menatapnya tajam. Seketika tubuh Minhyun terasa membatu.

Minhyun langsung memejamkan matanya rapat-rapat berharap apa yang dilihatnya hanya khayalannya saja. Betapa leganya ia saat ia membuka matanya dan sosok itu telah hilang.

'Mungkin efek karena aku kelelahan' Batinnya.

Iapun mengurungkan niatnya untuk membaca, menaruh kembali buku yang sudah ia pilih ke rak. Dan segera memasuki selimutnya.

'Hanya kahyalanku saja' Batin Minhyun.

'Jangan berpikir bodoh Min'

Dengan perasaan gelisah Minhyun pun tertidur.

.

.

Minhyun kembali terbangun di tengah-tengah hutan belantara.

'Apa aku bermimpi lagi' ia mendudukkan dirinya diatas rerumputan. Memandang berkeliling, ia melihat cahaya yang sama menuju kearah tengah hutan.

GLUP

Minhyun bangun perlahan dan mulai menyusuri arah cahaya itu mengarah.

Kali ini ia tidak melihat adanya mobil yang menabrak pohon besar. Tapi ia melihat sosok pemuda yang kini tampak memegang sebuah bandul keemasan yang berkilau akibat sinar rembulan.

Ia menengadah memandang Minhyun yang tampak memandang ragu dirinya.

"Ah, kau kembali lagi Nae Wangbií' Ucap pemuda itu lembut.

Minhyun mengernyit mendengar ucapan pemuda itu "Apa maksudmu?" Tanyanya bingung "Siapa kau" memberanikan diri Minhyun kini balas menatap Pemuda itu.

"JR, kau bisa memanggilku itu.."Jawab Pemuda itu yang kini sudah berada didepan Minhyun dalam sekejap.

Minhyun terkesiap kaget dan hendak melangkah mundur segera karena perpindahan pemuda itu yang tiba-tiba, namun ia tersandung oleh akar pohon yang ada dibelakangnya membuat tubuhnya oleng. Namun belum sempat ia terjatuh pemuda itu segera melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Minhyun, menjaga agar tubuhnya tidak jatuh.

"Hati-hati.." Ucap JR yang langsung menarik Minhyun kedalam pelukannya.

Minhyun yang tidak siap akan tindakan JR merona hebat saat merasakan dagunya di arahkan JR untuk memandang dirinya.

"Indah sekali.. Aku tidak sabar untuk segera memilikimu.."JR kini menyapukan punggung tangannya dipipi halus Minhyun mengelusi sang empu yang kini terpaku dalam pelukannya.

"Penantian ku akhirnya akan segera berakhir" Bisikan lembut bibirnya kini membayangi bibir Minhyun, ia bisa menghirup aroma memabukan dari bibir Minhyun. Jemarinya mengenggam erat dagu Minhyun dengan ibu jari yang asyik mengusapi sudut bibir Minhyun.

Minhyun yang tersadar, berusaha mendorong dada JR menjauh dari dirinya tapi pelukan JR pada pinggangnya tidak juga bergeming. Nafasnya tercekat saat pemuda didepannya mulai mengelimimasi jarak bibir keduanya. Dengan sisa tenaganya Minhyun memalingkan wajahnya sehingga JR kini hanya mengecup sudut bibirnya.

"Hmm.. aku salut kau bisa menolak pesonaku, tapi pada akhirnya kau akan berada diatas ranjang bersamaku.. Segera" JR membisiki Minhyun dengan Sensual.

Membuat Minhyun kembali meronta ingin dilepaskan.

"Lepaskan aku! Siapa yang sudi bersama dirimu!" Rontaan Minhyun membuat JR melepaskan pelukannya.

"Well, kau yang memintaku Minhyunie.." Jawabnya dengan nada berbahaya.

Ia melangkah mendekati Minhyun yang kini mulai melangkah mundur dan berbalik arah lalu berlari menjauhi jR.

"Janjimu, saat gerhana tiba aku akan menagih janjimu..." Suara JR bergema disekeliling hutan. Minhyun menutup kedua telinganya dan terus berlari tanpa menoleh kebelakang.

"Kau bisa berlari, tapi kau tidak akan bisa pergi..." Minhyun berjongkok dan memegangi kepalanya erat.

"Hentikan, Pergi.. Pergi!" Ia berteriak dalam agoni. Tubuhnya yang bergetar terbangun di atas kasur dengan terengah-engah.

"Hah.. Hah...Hah.." Paru-parunya seakan berlomba untuk menghirup oksigen. Ia segera mengedarkan pandangannya keseluruh ruang kamarnya yang temaran dengan liar. Matanya menatap nyalang berusaha menghapus memori akan ingatan buruk yang mulai membayangi dirinya, Minhyun memeluk dirinya yang masih bergetar hebat. Pelupuknya kini terasa basah oleh air mata yang mengalir panas dipipinya.

"Jangan ambil dia, kumohon... Jangan ambil Seonho.." Minhyun mengisak hebat membenamkan wajahnya pada permukaan tangannya merasakan mimpi buruk yang telah lama berusaha ia lupakan kini kembali mengantuinya.

.

.

.

TBC

.

.

.

Notes:

Nae Wangbi: Permaisuri Ku

Cliffhanger!

Penasaran sama lanjutannya?

Monggo Di Review dulu XD

#Plak

Warning diatas udah jelas yah, jadi read at your own risk!

Terimakasih banyak,

-Lilcutebear-