NCT DREAM UNOFFICIAL COUPLE

PRESENT

MARK

CHENLE

AND OTHER NCT DREAM MEMBERS

U NEVER EVER FIND YADONG IN THIS STORY COZ NO ONE CAN SEXUALIZE URI DREAMIES BABIES UNTIL THEY 40!

Happy Reading tizennie^^

Di hujani perhatian bertubi tubi deringan telpon tiada henti dan pertanyaan yang menyerangnya tiap hari Menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian Mark,

Bagaimana tidak, paginya selalu d awali dengan sapaan nyaring dari sang pacar hanya untuk membangunkannya, padahal Mark tergolong pemuda yang tidak malas, ia mandiri dan tidak terlalu bergantung pada orang lain untuk di bangunkan kesekolah, tapi mau bagaimana lagi, itu keinginan pacarnya dan ia tak bisa menolak.

"heiiiii..! Sudah bangun?"

suara diseberang terdengar energic dan ceria padahal ini baru pukul 6 pagi, sebagian anak seusianya mungkin akan bangun dengan terpaksa sekitar setengah jam lagi dalam keadaan lemas dan setengah sadar, atau bahkan melanjutkan tidur lagi.

"ya, ini habis mandi"

jawab Mark dengan senyum, ia terlihat begitu menggigil karena cuaca di musim panas sangat dingin saat malam hari, dan jejak jejak dingin itu masih terasa saat tadi ia membuka jendela kamarnya.

"sudah mengerjakan tugasmu?"

"tadi malam setelah kau menelpon aku langsung mengerjakannya,"

"Hari ini belajar olahraga dan kesenian aku membuatkanmu bekal, ingin ku antar kesana..."

"sudah ku bilang jangan terlalu repot, kelasku jauh, terlalu buang buang waktu mendatangiku dikelas"

"Yaak.. Memangnya kenapa ? aku yang mau..."

kekeuhnya di seberang sana
Mark menghela nafas, berkeras untuk tak merepotkan pacarnya pun percuma, dia selalu kalah argumen, meskipun begitu mereka tidak pernah bertengkar adu mulut ,

karakter pacarnya yang meledak ledak dan tidak bisa diam, membuatnya lebih sering mengalah,

pacarnya diseberang telepon itu masih bercerita hingga mark selesai mengenakan seragamnya, dia bercerita apa saja dan mark hanya mendengarkan sambil sibuk dengan seragam yang ia rapihkan, ia mulai terbiasa multitasking seperti ini saat mereka resmi pacaran beberapa bulan yang lalu dan Mark tidak merasa terganggu.

..

..

Siang harinya di sekolah
Baru juga setengah jam habis menelpon, Mark yang tengah asik bermain basket dengan teman temannya di pelajaran olahraga harus diinterupsi kedatangan Chenle, tidak lain dan tudak bukan adalah lacar Mark

ia terlihat bersusah payah menuruni tangga di tribun penonton dengan bekal yang ia janjikan pada Mark, sebenarnya mereka tak perlu berhenti bermain basket karena kedatangannya, namun teman teman Mark sepertinya lebih antusias melihat Chenle datang dari pada Mark yang pacarnya sendiri,

Chenle cukup sering di bicarakan oleh penghuni sekolah karena parasnya yang mempesona, terlahir dari golongan chaebol serta sifatnya yang ceria membuat seisi sekolah menaruh perhatian padanya

"wow Mark! Sepertinya pacarmu itu tak memberi jeda"

sindir teman kelas Mark

"dia baik sekali mau membawakanmu bekal,"

celektuk yang satu lagi

"yaa kalian.. Mau main tidak,?"

tanya mark yang kepalang tanggung keasikan bermain namun teman temannya pada berhenti,dan malah sibuk melihat ke arah Chenle.

"temui chenle dulu, baru kita main lagi, "

"dia bisa menunggu..."

"marrrkkkwriiiii!"

belum sempat Mark melanjutkan ucapannya teriakan Chenle yang nyaring membuat teman temannya tertawa

Mark, menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal dan dengan sedikit keberatan ia menghampiri si suara lumba lumba itu.

"yaakk.. Aku mencarimu dikelas, tau taunya dsini, ini kan belum masuk pelajaran selanjutnya"

omel chenle memukul ringan lengan mark,

"semuanya langsung kesini waktu tugasnya selesai..."

katanya beralasan dan memang benar, tapi wajah Chenle yang cemberut itu mengundang kekehan Mark, pacarnya imut sekali dengan mata sipit yang lucu itu begitu mengintimidasinya, tidak terlihat menyeramkan sama sekali

"dan kenapa tak menghubungiku?"

balas Chenle dan Mark hanya menggesturkan dirinya pasrah lalu duduk mengajak Chenle, Chenle menatap Mark yang tak memberi argumen apa apa lagi hingga membuatnya terlihat sangat lucu dan chenle tersenyum jahil,

hobby yang belakangan ini membuat chenle semangat untuk bertemu Mark adalah sikapnya yang lucu dan begitu mudah mengalah ia juga tak pandai berbohong, meskipun tidak romantis, tapi mark cukup melindunginya dan selalu ada, pendengar yang baik dan sunbae yang bisa membimbingnya, dia sayang sekali dengan Mark yang lugu nan polos, pemuda puber yang tak pernah marah bahkan Chenle berbicara banmal sekalipun.

"pelajaranmu hari ini?"

tanya Mark dengan kunyahannya

"math? Fisika?... "

kata Chenle mengingat ingat,

"itu mudah"

jawab Mark, Chenle hanya terkekeh dan mengangkat wajahnya dengan mimik sombong seperti biasa, tapi dimata mark itu imut, hingga membuatnya terkekeh sambil sibuk memakan bekalnya dengan lahap,

"semua pelajaran sangat mudah untukmu, "

"haha.. Karna aku Chenle, Zhong Chenle! yaa..makan saja jangan memujiku.."

balasnya menyuapkan satu potong sandwich d mulut mark yang hampir penuh,

Niat chenle hanya untuk mengantarkan bekal Mark dan membiarkan Mark latihan lagi, tapi sepertinya Mark langsung membuka bekalnya dan memakannya dengan lahap sambil bertanya tanya betapa enaknya bekal yang ia bawa kali ini, akhirnya ia menunggu Mark hingga selesai makan.

"Hubungi aku kalau senggang"

perintah Chenle setelah mereka akan berpisah dan Mark mulai akan main lagi dengan teman kelasnya,"

disadari atau tidak, kehadiran Chenle menjadi pusat perhatian setiap kali ia datang menemui Mark atau saat mereka bersama dimanapun,

Mereka salah satu pasangan serasi yang sering jadi buah bibir, mark adalah sunbae yang cool, terlihat dingin karena sangat jarang berbicara, ia juga berwibawa dan memiliki fans yang cukup banyak disekolah karena attitude dan dedikasinya untuk sekolah,

sementara Chenle siswa kelas satu yang belakangan terkenal karena berasal dari kalangan chaebol, si jenius dalam pelajaran meski tidak juga nerd, ia cerah seperti matahari dan ceria seperti warna bunga di musim semi,

entah bagaimana mereka bisa dipertemukan melihat perbedaan karakter mereka yang cukup jauh, dan lagi yang selalu ditanyakan oleh hampir semua teman teman Mark adalah bagaimana bisa Mark memacari Chenle yang seperti speaker radio, intinya sebut saja Mark yang pendiam sangat tidak cocok dengan kepribadian Chenle yang begitu rusuh.

..

..

Handphone mark bergetar dari tadi hingga temannya menyadari ada banyak panggilan tak terjawab dari chenle,

...

"maaf tadi aku tak melihat ponselku..."
...
"aku hanya mengobrol dengan temanku "

...

"ahh, aku lupa bawa baju ganti"

...

"baiklah.. Baiklahh.. Aku pulang kerumah"

...

"byee... See ya"

...

"Iya nanti ku telpon"

...

Mark menutup telponnya dengan segaris senyum, sampai tak sadar teman temannya memperhatikannya dari tadi, sedikit tidak menyangka reaksi teman temannya sampai melongo bodoh seperti itu dia hanya mendelik.

"yaa.. Bukannya diantara kalian juga ada yang pacaran"

ujar Mark malu terlihat membela diri, teman temannya hanya tertawa

"kau terlihat berlebihan mark, chenle terlalu mengekangmu, dan kau menurut saja seakan kau itu siapanya"

"Dia benar benar chaebol dan bukan sekedar kabar burung saja"

"dia tidak seperti yang kau kira, Chenle anak yang sangat manis, dan ramah, kalian pasti menyukainya"

"kau benar Mark, Chenle anak yang istimewa, tapi caranya meperlakukanmu sangat berlebihan, kau adalah sunbae, dia mengekangmu seperti anak kecil, apa kah kau pernah lagi jalan bersama kami tanpa di ganggu oleh telpon darinya atau ia tidak mengomelimu seharian, kau terlihat berbeda tepat setelah kalian berpacaran, hhm... Maksudku, kau sudah berubah"

Mark terhenyak, ia menatap satu persatu temannya yang juga menatap Mark lekat, mungkin mereka ada benarnya juga, dia seperti merasa jauh dengan teman temannya sendiri, meski ia tahu Chenle bukanlah seperti orang yang mereka kira, tapi mungkin mereka merasa risih dengan perlakuan Chenle kepadanya, begitu terganggu dengan telephon Chenle saat mereka sementara asik bercengkrama atau tiba tiba kehadiran Chenle menginterupsi keasyikan mereka seperti tadi.

Entah mark harus beruntung atau merasa hubungannya dengan Chenle adalah pembatas dirinya untuk dunianya sendiri, ia tidak bisa terus dianggap anak anak oleh Chenle di hadapn teman temannya, ia juga harus bebas bersama teman temannya, ia rindu hari harinya yang tenang, bangun dengan damai, bermain dengan ceria tanpa di hantui oleh pacarnya yang cerewet minta ampun,

..

..

Tbc