÷SWEET HATERS÷

.

.

.

Boy × Boy

.

Yaoi

.

GuanHo

.

Lai Guanlin × Yoo Seonho

.

.

.

Seonho terengah-engah saat sampai dirumah justin, keringatnya sudah membasahi sebagian rambutnya. Sungguh lelah rasanya, seperti maling saat ketahuan.

"Seonho.. kenapa lama sekali?"

Daehwi sudah berada diambang pintu menunggu seonho yg tak kunjung pulang, dia fikir seonho tersesat.

Tapi mana mungkin seonho kan sudah hafal dengan jalan kerumah justin, lagi pula ini bukan kali pertama ia menginjakkan kaki didaerah sini.

.

"hhhhhh huft.. kau tau aku hanya ingin bernafas" jawab seonho sambil menetralkan nafasnya.

"Kau ini kenapa? Ohh astaga lihat wajahmu sampai merah begitu" daehwi mengamati cara bernafas seonho yg ugal-ugalan, seperti tidak pernah bernafas saja. Oke maafkan fikiran daehwi yg terlalu sehat ini.

.

Justin yg melihat kedua sahabatnya diambang pintu pun menghampirinya sambil membawa nampan berisi jus,

"Kenapa kalian bicara disini? Seonho kau darimana? Kenapa lama sekali?" ia memberondong seonho dg pertanyaan-pertanyaannya.

Seonho yg sudah kepalang lelah, haus dan sebagainya hanya menyambar segelas jus yg dibawa justin, ia bahkan meminumnya dg rakus.

Justin dan daehwi hanya saling pandang melihat seonho yg sangat kehausan.

"Astaga! Jangan-jangan kau mencuri ya tadi disupermarket"

Sungguh tebakan daehwi benar-benar konyol, hhmm tidak juga sih, karna seonho memang mencuri tadi. Tapi itu beda lagi.

"Enak saja! Ak tadi dikejar-kejar orang gila tau. Huft dia benar-benar gila. Astagaaa akan kuhajar jika bertemu lagi" ucapnya berapi-api setelah menghabiskan segelas jus dalam sekali teguk.

Kedua sahabatnya hanya mengernyitkan dahi mendengar penjelasan seonho.

.

"Berarti kau yg gila" tuduh daehwi

"lagi pula kenapa harus kau menghajarnya balik? Dia kan memang gila jadi wajar saja, astaga seonhoo.." justin menimpali sambil berjalan keruang tamu diikuti oleh kedua sahabatnya.

.

"Bahkan dia yg lebih gila dariku" seonho hanya menggumam, sambil menurunkan belanjaannya dimeja. Kedua sahabatnya itu hanya melotot melihat berapa banyak makanan yg ada dimeja sekarang .

"Daehwi lain kali kau saja yg belanja -_-" justin berucap sambil menatap seonho, yg ditatap hanya menunjukan cengirannya.

"hehehe.. habis mereka menggodaku sih jadi kuambil semua"

"heol.. tin kau lihat kurasa dia lebih gila dari orang yg mengejarnya tadi. Bahkan dia bisa bahasa makanan, daebak! " daehwi menimpali alasan tidak logis dari seonho.

"Sudah ayo kita belajar, jangan mau seperti daehwi" seonho berujar dg santai, daehwi hanya merengut sebal.

Mereka mulai membuka buku catatan masing-masing , merangkum apa saja yg perlu dirangkum, karna ujian kelulusan sudah dekat. Mereka harus lulus dg nilai terbaik, itu yg mereka inginkan.

.

Tapi tidak dg seonho, ia masih memikirkan siapa yg sedang bersama artis gila tadi.

Oh.. atau mungkin memang kekasihnya.

Otaknya mulai menyusun rencana untuk menjatuhkan guanlin,

"hmm sedikit skandal mungkin akan menarik.." ucapnya dalam hati

.

"Seonho.. jangan bilang kau jadi gila gara-gara dikejar orang gila, kenapa kau senyum-senyum sendiri?" justin bertanya heran saat mendapati seonho sedang tersenyum-senyum.

Daehwi ikut menoleh,

"sudah kubilang dia itu lebih gila"

"Aku masih waras tau!" bantahnya sebal mendengar tuduhan-tuduhan gila dari sahabatnya, mereka kembali melanjutkan belajar, membiarkan seonho yg sedang menggumam tidak jelas.

Tidak tahukah kalian kalau seonho sedang menyusun rencana menjatuhkan idola kalian.

.

.

.

"Hoam .. ak jadi mengantuk" seonho merebahkan dirinya disofa ruang keluarga. Ia baru saja menyelesaikan belajar bersamanya .

"Tau begini aku tadi tidak pulang" ia menggerutu sebal karna tiba-tiba kakaknya menelfon kalau dia tidak pulang malam ini, menginap dirumah kekasih hitamnya itu.

Seonho bangkit berjalan menuju kamarnya dilantai atas, membuka pintu itu dg asal melemparkan tasnya kelantai.

Ia hanya ingin mandi dan setelah itu bisa tidur dg nyenyak.

.

Seonho masuk kekamar mandi, melepaskan semua pakaiannya melemparnya asala ke keranjang baju kotor disudut kamar mandinya.

Ia memilih untuk mengisi bath up nya dengan sabun vanila favoritnya dan berendam didalamnya.

"Wahh.. rasanya menyegarkan"

Seonho memejamkan matanya menikmati hangatnya air yang menenggelamkan dirinya.

.

.

.

Seonho sudah berpakaian lengkap setelah ia berendam selama 30 menit lamanya, dengan celana pendek selutut dan t-shirt oversize nya.

Ia mulai merebahkan dirinya dikasur king sizenya, memeluk boneka ayam kesayangannya.

Perlahan-lahan matanya mencoba untuk terpejam,

.

KRUCUKK~

.

"Hahh.. menyebalkan sekali! Kenapa kau berbunyi disaat yang tidak tepat"

Seonho bangkit dari berbaringnya karna suara mengganggu dari perutnya

"Astaga.. tapi aku lapar" ia bangkit , berjalan keluar menuju dapurnya. Seonho benar-benar butuh asupan makanan jika tidak sudah bisa dipastikan, ia tidak akan bisa tidur semalaman.

Seonho membuka kulkasnya, ia hanya menhela nafas kesal. Padahal baru seminggu yang lalu ia dan hyungnya itu pergi belanja, tapi kenapa didalam kulkasnya hanya ada 3 butir telur dan beberapa minuman, ah dan juga sayuran-sayuran mentah, entah apa saja itu.

Sungguh seonho hanya ingin makan ramyun tapi kenapa begini yang ia dapati. Tidak mungkin kan ia masak, ayolah dia bahkan hampir membakar dapurnya saat mencoba menggoreng telur tanpa minyak.

.

"Baiklah pilihan terakhir delivery, aku tidak mau menggorengmu! Bisa-bisa si nenek lampir itu akan gantian menggorengku jika saat ia pulang melihat dapurnya sudah matang"

Ia menunjuk-nunjuk dan berbicara dengan telur dikulkasnya, entahlah mungkin ini efek dari perut kosong yoo seonho.

.

Ia mengeluarkan ponselnya menekan nomor yang sudah ia hafal diluar kepala. Ia mendekatkan ponselnya pada telinganya, sambil berjalan ke ruang keluarga

"Ne.. hmm 2 porsi jajjangmyeon ya ahjussi seperti biasa, ah iya tolong beri tambahan acar yang banyak .. Ne.. khamsahamnida." Ia menutup panggilanya kemudian tangannya beralih mengambil remote untuk menyalakan tv.

.

"Tidak ada yang menarik untuk dilihat, iiiiwww si artis tembok itu jadi cf waterpark, heoll dia bahkan tidak bisa berekspresi begitu! Eeyy kenapa dia sok senyum-senyum! Lihatlah! Dia bahkan tidak pakai baju! Menjijikan! Memangnya Cuma dia yang punya satu pack ha? Lagipula tidak ada yang menarik untuk dilihat darinya! " tapi kau melihatnya

"Astaga mataku bisa katarak melihatmu lama-lama! Ya tuhann apa-apaan itu kata-katanya pasaran sekali ! Dasar tidak berbakat, dari mananya yang superstar" hanya karena melihat iklannya guanlin dia terus-terusan mengumpat

.

TING TONG TING TONG~~

.

"Makanannnnn" seonho langsung berlari kearah pintu depan, ia membukanya dengan semangat.

"Jjajangmyeon.. " sang pengantar paket menyodorkan pesanan seonho beserta nota yang harus dibayarnya.

"Ah ne.. totalnya... " seonho melihatnya sebentar.

"ahjussi bisa tunggu sebentar? Akan kuambilkan uangnya dulu"

"Ne "

Tanpa babibu lagi seonho langsung berlari naik kekamarnya

.

"Mana seragamku tadi, ah iya kamar mandi"

Seonho sudah heboh sendiri, ia berlari kecil kekamar mandi menggeledah saku celananya.

.

.

"Lohhh.. kemana dompetku? Ya tuhan jangan-jangan aku dicopet! Astaga fikirkan nanti dulu! Sekarang mana uang?"

Ia bingung bukan main, sekarang ia berlari memasuki kamar hyungnya menggeledah meja nya.

Tidak peduli jika nanti hyungnya akan marah karena melihat kamarnya yang berantakan, gotcha! Ia menemukan uang dilaci kamar hyungseob.

Seonho langsung lari turun menemui ahjussi jjajangmyeon.

"Ini uangnya.." ia menyerahkan uangnya, kemudian ahjussi itu pergi setelah memberikan kembalian.

.

Seonho hanya menatap kantong jjajangmyeonnya.

"HUWAAAAA EOMMAA DOMPETKUU!"

.

BRUAK!

.

Seonho menutup pintu utamanya dengan keras, sungguh tidak bisa dinalar fikirnya. Ia kemudian duduk dimeja makan membuka jjajangmyeonnya sambil sesenggukan, iya seonho menangis.

Bagaimana tidak didalam dompetnya ada kartu kreditnya, kartu pelajarnya, ktp dan beberapa lembar uang.

.

"hiks.. dompetku" seonho masih sesenggukan, tapi ia tetap menjejalkan jjajangmyeonnya.

Seonho memang sedang galau tapi tidak ada kata nanti untuk makanan, jadi seonho makan sambil menangis.

Oh... siapapun yang melihatnya pasti akan menganggap jika sronho imut seperti anak kecil, tidak bisa dibilang manly.

Seonho terus memasukan suapan demi suapan kedalam mulutnya, ia tidak peduli lagi jika mie nya itu sudah bdrkuah karna air matanya.

Ia kembali membuka mangkuk keduanya, kemudia memasukan lagi suapan-suapan besar.

Seonho mengambil ponselnya mencari nomor kakaknya dikontaknya, lalu dengan segera ia menenak tombol hijau unuk menyambungkan panggilannya.

.

"yeoboseyo.. wae?"

"Hyungggg hiks"

"Kau kenapa? Astaga kenapa kau terdengar seperti menangis?"

Hyungseob jadi bingung mendengar suara adiknya dari seberang sana yang sedang sesenggukan

"Dompetku hilang HUWAAA BAGAIMANA INI?" Seonho langsung berteriak histeris lagi setelah menceritakan penyebab ia sampai menangis.

"MWO? Bagimana bisa?

Hyungseob juga bingung sekarang, seonho hanya menggeleng pelan diseberang sana. Walaupun sudah dapat dipastikan jika hyungnya tidak bisa melihat gelenganya.

"Kenapa kau ceroboh sekali? Memangnya keluyuran kemana kau?

Galak begini hyungseob juga peduli pada adiknya itu, sungguh dia khawatir sekarang. Tapi disisi lain dia juga tidak bisa pulang untuk menenangkan adiknya, karna harus menemani woojin yang sedang sakit.

"Entahlah aku juga tidak tau! Jika aku tau mana mungkin aku harus bingung-bingung seperti ini. Dan juga aku tidak keluyuran, aku kerumah justin tadi"

Seonho menjawab sambil sesenggukan lalu mematikan panggilannya.

Hyungsob diseberang sana hanya menggerutu sebal karna adiknya itu memutuskan panggilang sepihak.

Seonho mulau menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangannya, ia madih belum berhenti menangis. Tentu saja, siapa yang akan tenang jika dompetmu hilang. Apalagi semuanya ada disitu, dan juga seonho sebentar lagi akan ujian, ia sudah pasti butuh kartu pelajarnya.

.

Perlahan-lahan suara tangisan seonho mereda, digantikan suara dengkuran halus darinya

Ia tertidur, mungkin ia lelah terus-terusan menangisi dompetnya.

.

.

.

×GUANHO×

.

.

.

Guanlin kesal bukan main sekarang. Baru saja ia sampai diapartemen setelah mengantarkan jihoon pulang, setelah insiden sore tadi guanlin memang langsung mengantarnya pulang.

Tapi sekarang sepupunya yang menyebalkan ini malah menerintahnya dengan seenak jidat sempitnya itu, mengantarkannya kerumah temannya, bodohnya juga guanlin menurut saja.

"Aishh! Kau benar-benar mengganggu acara libur ku!"

Guanlin menggerutu sebal sambil melirik sepupunya itu.

"Ayolah hanya mengambil pakaian sebentar, kau tidak kasian pada temanku yang sedang sekarat itu" ucapnha penuh alibi. Guanlin hanya mengumpat mendengar jawaban sepupunya itu.

"Memangnya aku peduli" jawabnya acuh.

"Ah iya, kau juga harus mengantarku kerumahnya lagi nanti, kau tau kan mobilku sedang dibengkel" imbuhnya

"Shit!" lihat guanlin sudah berapa kali kau mengumpat

"Kau ini tidak sopan sekali denganku! Aku satu tahun lebih tua darimu bodoh"

"Ne tuan BAE JINYOUNG yang terhormat"

Jinyoung hanya mendecih pelan

"Dasar.."

.

Guanlin mnghentikan mobilnya dipekarangan rumah yang sepupunya bilang temannya. Ia hanya melihat keluar sekilah tidak berniat untuk beranjak dari kemudinya barang sebsntar saja.

"Guan! Cepat turunn.. kau harus membantuku bodoh"

Jinyoung yang sudah lebih dulu diluar hanya memutar bola matanya malas.

Guanlin akhirnya keluar dengan berat hati mengikuti langkah kaki jinyoung,

TOK TOK TOK..

Tidak ada yang menyahut dari dalam, ia langsung saja mendorong pintu itu dan benar saja tidak dikunci.

Guanlin yang melihanya hanya berkomentar,

"Kau ini tidak sopan sekali , menyelonong masuk kerumah orang tanpa permisi"

"aku sudah melakukannya, lagi pula hyungseob menyuruhku masuk saja dia bilang ada adiknya didalam"

Jinyoung langsung saja berjalan kearah tangga untuk naik kekamar temannya, ia seperti sudah hafal tata letak rumah ini.

Tentu saja, ini bukan kali pertama ia kerumah hyungseob.

Benar ini memang kediaman hyungseob, dia tadi menyuruh jinyoung untuk mengambilkan beberapa pakaian ganti untuknya dan juga woojin.

Karna woojin sepertinya tidak akan bisa beraktivitas dalam waktu dekat.

Kakinya sedang cidera usai latihan untuk club dancenya, dan woojin bahkan tidak mau dirawat dirumah sakit. Ia lebih memilih untuk dirawat dirumah karna katanya ia tidak suka bau rumah sakit.

.

Guanlin tidak tertarik untuk mengikuti sepupnya itu kedalam sana, ia memilih untuk duduk disalah satu single sofa yang berada didekat tangga.

Ia mengedarkan matanya kepenjuru rumah ini, interiornya tidak buruk, fikirnya.

Tapi ada sesuatu yang menyita perhatianya, seonggok manusia yang tengah menelungkupkan kepalanya dalam lipatan tangan dimeja makan ditemani dengan mangkuk dan juga sumpit yang sudah tidak dapat dijelaskan lagi bagaimana bentuknya.

"Bagaimana bisa ia tertidur dimeja makan seperti itu ck" guanlin hanya menggelengkan kepalanya saat melihatnya.

"Memangnya tidak akan sakit apa lehernya"

Ia melihat jinyoung menuruni anak tangga dengan tas dikedua tangannya.

"Sekarang ayo antarkan aku kerumah woojin!" jinyoung memerintah seenaknya, tapi ia melihat seseorang yang tidak asing sedang menelungkupkan kepalanya dimeja makan.

"Seonho?, kenapa bisa dia tertidur disitu?" guanlin yg ada disitu mengernyit heran, seperti tidak asing dengan nama yang disebutkan sepupunya tadi.

.

"Guan, tolong angkat dia kekamarnya. Kasihan jika ia tertidur seperti itu" ucapnya memerintah

"Memangnya dia siapa? Kenapa harus aku yang mengangkatnya! Kau saja sana!" mana mau guanlin disuruh-suruh seperti itu, lagipula siapa suruh dia tudur disitu.

"Kau tudak lihat tanganku sibuk? Cepat angkat saja, kamarnya yang disebelah kanan" jinyoung berucap acuh sambil berjalan menuju keluar, tidak peduli jika guanlin sudah mengumpatinya.

Tapi akhirnya guanlin mendekatinya walau dengan berat hati, sebrengsek-brengseknya guanlin ia masih punya rasa peduli juga.

Ia mulai mengangkatnya pelan-pelan, setelah dirasa sudah nyaman ia berjalan kearah tangga ia melirik sekilas orang yg ada dalam gendongannya ini, mungkin ia akan berteriak histeris waktu sadar saat tau yang menggendongnya seorang superstar macam guanlin.

Kalau bukan karna sepupunya yang menyuruhnya mungkin ia tidak akan mau, lagipula ia juga kasihan.

.

Tapi kening kening guanlin mulai berkerut dalam saat ia melihat rupa dari manusia yang ada dalam gendongannya, matanya perlahan-lahan menajam memandang seseorang yang jinyoung bilang bernama seonho tadi.

"Kau rupanya, cih kau bahkan lebih bodoh dariku. Mana ada tidur dimeja makan, kau harus banyak berterimakasih kepadaku saat sudah bangun nanti bodoh"

.

Guanljn sadar ternyata memang benar, dia antifans yang mencari gara-gara dengannya tadi sore.

Ia masuk kedalam kamar bernuansa kuning itu, lalu merebahkannya pada kadur ukuran king size yang ada disana.

"Aku tidak yakin jika dia benar-benar lelaki" ucapnya sambil mengamati interior kamar seonho.

"Hiks.."

Guanlin menoleh saat mendengar suara isakan, ia mengamati seonho yang ternyata hanya mengigau didalam tidurnya.

Ia masih mengamatinya, matanya terlihat sembab bahkan pipinya merah bahkan ia enggan untuk menutup bibirnya,

Guanlin berfikir jika tadi seonho habis menangis, tapi memang benar.

.

"Kwiyowo" tanpa sadar guanlin menggumamkan satu kata saat mengamati seonho.

"Apa yang kufikirkan! Dasar Bocah tidak waras " guanlin berlalu dari kamar seonho, buru-buru ia turun menuju mobilnya. Setelah beradu argumen dengan fikirannya

Ia tidak habis fikir kenapa tadi dia mau-maunya mengangkat gumpalan daging yang jelas-jelas adalah antifannya.

.

"Cih lama sekali kau ini, aku sudah hampir lumutan menunggumu" jinyoung mendecih sebal saat melihat batang hidung sepupunya itu muncul.

"kenapa harus? Kalau tidak mau kau bisa kan pulang sendiri?" guanlin hanya acuh lalu membuka pintu mobilnya , duduk dan mulai menyalakan mesin.

Jinyoung yang kesal akhirnya ikut masuk juga.

Seharusnya guanlin kan yang harus kesal?

Ia mulai melajukan mobilnya meninggalkan kediaman seonho.

Sungguh kenapa bisa-bisanya ia malah kepikiran dengan antifansnya tadi.

.

.

.

×GUANHO×

.

.

.

Guanlin sudah sampai diapartemennya lagi, rasa lelah mulai menderanya. Ia membaringkan tubuhnya pada ranjangnya yang nyaman.

Tapi entah kenapa guanlin malah tidak bisa segera memejamkan mata, kemudian ia meraih dompet hitam yang ia taruh dinakas dan beranjak bangkit dari tidurnya.

Ia membolak-balikan dompet itu.

.

"yoo seonho.."

"masih anak sma rupanya.."

"Apa dia berhasil mengambil fotoku kemarin? Aissshh sialan! Membuatku pusing saja"

Guanlin benar-benar harus tidur, ia rasa otaknya sudah tudak beres gara-gara bocah sma itu.

Ia menaruh kembali dompet itu dinakas dan kembali berbaring,

.

"YAAAA!"

"aisshh mau tidur saja susah!"

Guanlin sudah setengah frustasi mungkin karna usaha untuk memejamkan matanya gagal dari tadi,

"Tau begini aku tidak mau mengantarkan manusia kacang itu! Iissh"

Ia kemudian mengambil ponselmya mengetikan sesuatu,

To:xxx

(Taman dekat sma PD101 High school, jam 4 sore. Dompetmu ada padaku) -send

.

.

.

TBC

.

.

.

CIEEE GANTUNGGGG 😂 xD

Balik lagi dengan ff yg makin absurd ini..

Makasih banget ya saran dan .. sangatt membantu.

Hehehe.. maapkeun, kebiasaan kalo nulis disingkat*. Ditempat kerja padahal jga sering diingetin klo nyatet jangn dsingkat* lahh masih aja kebiasaan :v

Masih banyak yg perlu buat ak benahi di ff ini..

.

Kehabisan ide ini sebenernya, untuk ff ini aku mau fokusin dulu ke guanho , cast lainnya nyusul :v

Konfliknya bntar lagi keluar kok, ditunggu yaa hahayyy

Bingung ini mau bacot apa lagi :v

Udahlah mlahh pada stress ntar liat tulisan ane yg makin gaje hahaha...

.

Pokoknya JEONGMAL GHAMSAHAMNIDA, GOMAWO, TERIMAKASIH, MATURSUWUN

Buat yg udah baca+ review ^^

Baca review dari kalian tu bikin semangat buat lanjutin ff ini ^^

.

Dan jika ada beberapa ataupun semua itu typo(?) Maapkeun :v

Because... TYPO IS MY STYLE :v

BIG THANKS TOO...

Ererigado, Pancianakkost, Kyunie, Byeongarisarang, rkm2803, cintaguanho, babybyeong, vkshp, rinaputry299,Karenackerman, Chesire Oh, Levieren225, Triass99, Maya, Wafertango, Anisafransiskaa ^^

Terimakasih ^^ ditunggu reviewnya ya

Masih sangat membutuhkan bantuan dari kalian untuk memperbaiki ff ini

•Saran+masukan

.

.

.

정말 사랑해

.

Thank you :-*