'Halo? Yoongi? Bukankah kau seharusnya— '

"Eomma, aku… ketinggalan pesawat."

.

.

.

.

meltedrose presents

Me, Airplane and You

w/minyoon

-inspired by a book named a Love at First Sight by Jennifer E. Smith-

p.s. : bangtan punya bighit loh ya

no flame no blame.

.

.

.

.

Terlambat 7 menit.

Ya, Yoongi terlambat selama tujuh menit dan tidak ada toleransi dari pihak maskapai penerbangan.

'Kalau saja tadi aku menyiapkan jas lebih awal, kalau saja aku tidak melupakan pasporku, kalau saja eomma tidak melewatkan pintu keluar tol, atau tidak mencari-cari recehan untuk membayar tol—koin-koin itu berjatuhan, menggelinding ke kolong kursi sementara mobil-mobil di belakang membunyikan klakson mereka dengan keras, kalau saja roda koper tidak rusak, kalau saja aku bisa lari lebih cepat ke gerbang, kalau saja—' kesal Yoongi dalam hatinya. Ia hanya bisa mendesah pasrah.

Yoongi bukan tipe orang yang percaya hal-hal seperti nasib atau takdir, tetapi kalau dipikir-pikir, ia juga tidak terlalu percaya pada ketepatan waktu industri penerbangan.

Lagipula, siapa yang pernah dengar pesawat berangkat tepat waktu?

Yoongi tak pernah ketinggalan pesawat seumur hidupnya. Sekali pun tidak. Tetapi, saat akhirnya ia mencapai gerbang malam ini, ia dapat melihat para petugas bandara menutup pintu-pintu dan mematikan komputer-komputer mereka. Jam dinding di atas mereka menunjukkan pukul 20:09, dan tepat di balik jendela, pesawat itu mendekam seperti benteng besi raksasa; sangat kentara dengan raut wajah semua orang di sekelilingnya.

Yoongi terlambat tujuh menit. Kalau dipikir-pikir lagi, selisihnya tidaklah terlalu besar—lamanya seperti selingan iklan di televisi, jeda antar jam pelajaran, atau waktu yang diperlukan saat kau menghangatkan makanan dalam microwave. Tujuh menit tidak ada artinya. Setiap hari, di bandara mana pun, ada orang-orang yang sempat naik ke pesawat sambil menyeret tas ataupun koper di saat-saat terakhir mereka, kemudian menghenyakkan tubuh pada salah satu kursi di pesawat, mendesah lega selagi pesawat take off.

Namun hal-hal tersebut tidak terjadi pada Yoongi. Pemuda bermarga Min ini menganga, memandang pesawat yang sedang memisahkan diri dari garbarata yang bentuknya seperti akordeon dari jendela dan membiarkan smartphone-nya terlepas jatuh dari telapak tangannya secara dramatis, dimana pesawat itu berotasi di landasan pacu tanpa dirinya.

Dibelakangnya, seorang lelaki dengan tiket penerbangan menuju Tokyo di kursi 16-A pada penerbangan berikutnya sedang melahap mochi yang berlumur tepung, tidak menyadari tepung yang bertaburan di bagian depan kausnya yang berwarna jingga, senada dengan rambutnya.

Yoongi yang masih terpaku dengan pemandangan pesawat yang hampir lepas landas itu memejamkan matanya selama beberapa detik, dan setelah ia membukanya lagi, pesawat itu telah menghilang.

Siapa yang menyangka tujuh menit dapat mengubah segalanya?

.

.

tbc

.

.

.

.

hohohogimana? lanjut ga? kalo ngga mau lanjut bilang aja ya, biar saya bakar ni file .g

btw ini bakal jadi ff debut saya di ffn huhuhu ;-;

setelah jadi penduduk ffn sejak sekitar 2012, akhirnya saya punya ff publish-an sendiri. rasanya gimana gitu. ya sebenernya ff saya banyak banget tapi ga pernah di publish satupun ((gada yg nanya anjir))

anyways, makasiii buat yang udah mau baca! review sama like nya jangan lupa hehe

i'll appreciate it a lot!