Learn To Loving You

.

.

.

11

.

.

.

^_^ Happy Reading ^_^

.

.

.

Chanyeol berdiri di altar dengan raut wajahnya yang cukup tegang.

Hari ini memang dia pilih sebagai hari pernikahannya. Benar, setelah kejadian itu, Chanyeol tak ingin menunggu lama untuk menjadikan Baekhyun istrinya. Bertempat di kapel kecil di dekat panti asuhan Sun Flower Daegu, Chanyeol siap melepas status dudanya.

Di hadiri keluarga dekat dan sahabat mereka berdua, kapel itu di sulap menjadi tempat yang indah bagi keduanya untuk mengucapkan janji suci pernikahan mereka nantinya.

Raut tegang yang terpancar di wajah Chanyeol, tak mampu menyembunyikan ketampanan pria itu, yang hari ini semakin terlihat gagah dengan balutan setelan Jas hitam yang di padu dengan dasi kupu-kupu. Rambutnya di sisir rapi ke belakang. Asal kalian semua tahu, sebelum berdiri di tempat ini, kemarin Chanyeol menyempatkan dirinya untuk memangkas rambutnya. Dia ingin terlihat sempurna sebagai mempelai pria.

Krieeetttt...

Chanyeol semakin tegang saat pintu kapel terbuka. Baekhyun berdiri disana dengan gaun berwarna putih keperakan dengan model bagian dada terbuka. Mahkota dari rangkaian mutiara menghiasi rambutnya yang di gulung rapi ke atas. Calon istrinya itu terlihat begitu cantik, layaknya seorang putri dari negeri dongeng.

Teng

Lonceng berbunyi nyaring, menandakan acara pemberkatan pernikahan akan segera di mulai.

Dengan mengamit lengan Hankyung, Baekhyun mulai menapakkan kakinya diatas karpet merah yang akan membawanya sampai pada Chanyeol.

Sepanjang jalan yang di laluinya, Tan Lami, putri dari Hankyung dan Heechul serta si kecil Jaehyun, menaburkan kelopak bunga mawar. Dua bocah beda usia itu terlihat tersenyum lebar ikut merasakan kebahagiaan yang meliputi ruangan ini di hari sabtu pagi ini.

Tatapan kagum terlihat sangat jelas di mata para tamu undangan yang hadir di tempat itu saat Baekhyun melintas dengan anggun di hadapan mereka.

Semakin dekat langkah kaki Baekhyun menuju altar, gadis itu semakin merasakan ketegangan dalam dirinya. Bahkan usapan lembut tangan Hankyung pada punggung tangannya, tak mampu mengurangi ketegangan yang di rasakannya.

Hari ini, setelah genggaman tangannya berpindah pada Chanyeol, lalu mereka mengikat janji suci pernikahan, statusnya bukan lagi lajang. Dia akan menjadi perempuan bersuami yang memiliki tanggungjawab sebagai istri dan juga ibu bagi si kecil Jaehyun.

"Mulai hari ini sampai mau memisahkan kalian, dia adalah tanggungjawabmu Chanyeol-ah. Aku menaruh kepercayaan besar di pundakmu, untuk selalu membahagiakannya, mencintainya dan menyayanginya." Pesan Hankyung saat menyerahkan tangan Baekhyun untuk di genggam Chanyeol.

"Nde hyung. Aku tak akan menodai kepercayaan yang kau berikan padaku. Janjiku akan ku genggam sampai ajal menjemputku."

Hankyung tersenyum, lalu menepuk pelan pundak Chanyeol. Dia kemudian turun dari altar dan duduk di samping istrinya, Kim Heechul.

Pasangan Chanyeol dan Baekhyun kemudia menghadap pastur yang akan memimpin jalannya pemberkatan ini.

"Park Chanyeol-ssi! Bersediakah engkau menerima Byun Baekhyun-ssi sebagai istrimu? Bagian dari hidupmu. Menemaninya di waktu susah maupun senang, di waktu sehat ataupun sakit dan di waktu kaya ataupun miskin?"

Chanyeol menatap Baekhyun mesra, senyumnya mengembang tipis.

"Ya. Saya bersedia." Jawab Chanyeol lantang dan tegas.

"Byun Baekhyun-ssi! Bersediakah engkau menerima Park Chanyeol-ssi sebagai suamimu? Bagian dari hidupmu. Menemaninya di waktu susah maupun senang, di waktu sehat ataupun sakit dan di waktu kaya ataupun miskin?"

Baekhyun menatap Chanyeol dengan tak kalah mesra. Sama halnya dengan Chanyeol, gadis itu tersenyum tipis.

"Ya. Saya bersedia." Jawab Baekhyun mantap.

"Mulai hari ini, ikatan yang kalian miliki adalah ikatan suami istri. Kalian di persatukan di hadapan Tuhan dan hanya Tuhan yang akan memisahkan kalian nantinya."

Chanyeol dan Baekhyun saling melempar pandangan manis. Senyum mereka kemudian merekah lebar, rasanya begitu lega. Di mulai pada hari ini dan untuk selamanya, mereka adalah pasangan suami istri.

Doyoung melangkah mendekati mereka, membawa kotak perhiasan berisi cincin untuk mereka.

Chanyeol mengambil cincin berbahan emas putih itu, lalu menyematkannya di jari Baekhyun. Hal senada juga di lakukan Baekhyun, dia mengambil cincin dengan design yang sama seperti yang di sematkan Chanyeol padanya, hanya ukurannya yang berbeda, lalu menyematkanya di jari manis Chanyeol.

Setelah cincin tersemat di jari keduanya, giliran Kyungsoo yang maju ke depan. Menyerahkan sebuah map yang terbuat dari kain bludru berwarna hitam pada Baekhyun, tak lupa dia juga menyerahkan microphone pada sahabatnya itu.

"Sebelum melanjutkan acara ini, ijinkan aku menyampaikan beberapa hal padamu yang saat ini sudah menjadi suamiku."

Chanyeol mengerutkan dahinya, penasaran dengan apa yang akan di katakan Baekhyun padanya. Dan sepertinya, tak hanya Chanyeol yang di landa rasa penasaran. Karena tamu undangan yang lain pun merasakan hal yang sama.

Dearest hubby

Empat bulan lima hari aku mengenalmu, dekat denganmu dan sekarang menjadi bagian dari hidupmu. Ada begitu banyak hal yang ingin kusampaikan padamu, namun terkadang lidah ini terasa kelu.

Park Chanyeol-ssi!

Terimakasih sudah melimpahiku dengan cintamu, terimakasih sudah mewarnai hidupku dengan perjalanan cinta kita. Cintamu adalah anugerah terindah yang di berikan Tuhan padaku.

Sayang!

Dari sekian banyak waktu yang kita lalui bersama, adakalanya kita di hadapkan pada persoalan yang tak jarang membuat kita salah paham.

Nanti, di dalam rumah tangga kita, hal itu mungkin juga sering terjadi. Saat hal itu terjadi, tolong tegur aku dengan bahasa paling lembut, ajak aku bicara baik-baik. Aku mungkin tak sempurna sebagai istrimu, tapi aku akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu dan putra kecil kita, Park Jaehyun.

Aku mencintaimu bukan karena kau sempurna, tapi kau terlihat sempurna karena aku mencintaimu.

Satu kata yang ingin ku katakan padamu, aku bahagia.

Chanyeol tersenyum lebar usai Baekhyun mengakhiri pidato singkatnya. Pria itu maju satu langkah, kedua tangannya menangkup kedua pipi istrinya, lelehan airmata yang membasahi pipi Baekhyun di usapnya dengan lembut.

"Tak hanya kau yang merasa demikian sayang. Aku mencintaimu bukan karena kau yang selalu terlihat sempurna, aku mencintaimu karena aku merasa sempurna bersamamu. Aku bahagia hari ini sayang, karena kau istriku dan karena kau adalah wanita yang ku cintai. Terimakasih sudah menerimaku, menerima Jaehyun menjadi bagian dari hidupmu. Aku mencintaimu Byun Baekhyunie."

Chanyeol mencium lembut bibir Baekhyun.

Di barisan bangku paling depan, Heechul, Jaejoong, Yoona dan ibu Chanyeol serta Luhan juga Kyungsoo, tak mampu menahan tangis haru melihat moment indah itu. Akhirnya, apa yang mereka perjuangkan bersama-sama, menjelma nyata dalam ikatan suci pernikahan. Kebahagiaan tak hanya milik pasangan pengantin itu, tapi juga milik semua yang hadir di tempat itu.

"Aku bahagia melihat mereka Hannie, aku bahagia. Ahjussi dan ahjumma pasti ikut bahagia untuk hari ini." Heechul menggenggam erat tangan suaminya, yang di balas Hankyung dengan genggaman erat juga.

.

.

.

Resepsi pernikahan Baekhyun dan Chanyeol di gelar di halaman belakang panti asuhan. Acara itu di hadiri tidak lebih dari sekitar tujuh puluh orang yang terdiri dari keluarga, sahabat dan penghuni panti. Pesta malam ini juga di meriahkan dengan kehadiran band lokal yang membawakan lagu-lagu beraliran jazz yang cukup nyaman di telinga. Tempat itu di sulap menjadi tempat pesta yang menarik dan menyenangkan.

Sebenarnya, keluarga Chanyeol menginginkan pesta malam ini di adakan di hotel milik Yunho. Tapi si empunya acara menolak hal itu, dalam pesta kali ini, Chanyeol maupun Baekhyun ingin berbagi kebahagiaan dengan penghuni panti. Lagipula kalau pesta itu diadakan di Seoul, tentu akan banyak tamu yang harus dia undang, mulai dari keluarga jauh, teman dan kolega bisnis. Tidak, Chanyeol tak ingin hal itu terjadi. Di pernikahan pertamanya dia sudah melakukan hal itu. Di pernikahan keduanya ini, dia ingin suasana pesta yang jauh lebih intim dengan keluarga dan penghuni panti lainnya.

Lebih dari semua itu, alasan Chanyeol memilih tempat ini sebagai tempat resepsi pernikahannya adalah karena di tempat inilah untuk pertama kali Baekhyun menyanggupi untuk menjalin hubungan serius dengannya dan di tempat ini pula dia kembali mendapatkan Baekhyun setelah masalah yang menimpa mereka beberapa waktu lalu. Tempat ini adalah tempat yang paling bersejarah untuk Chanyeol.

Chanyeol tersenyum dari tempat duduknya saat ini, menatap Baekhyun yang sedang berdansa dengan Yunho di depan panggung kecil tak jauh darinya. Beberapa pasangan lainnya juga melakukan hal yang sama. Hanya dia dan Donghae yang duduk di tempat yang sama. Sementara itu, ibunya tengah berbincang seru dengan kepala panti. Sedangkan anak-anak panti sudah banyak yang meninggalkan tempat pesta, mereka pergi tidur sesuai dengan jadwal biasanya.

"Sudah siap tempur malam ini Chanyeol-ah?"

Chanyeol nyaris tersedak mendengar apa yang di katakan Donghae. Dia sudah dewasa, jadi dia tahu kemana arah pembicaraan kakak iparnya itu. Donghae tersenyum jahil, lalu dia berpindah duduk di dekat Chanyeol.

"Jangan menatapku seperti itu hyung. Kau membuatku takut." Sergah Chanyeol.

"Aku ingin berbagi tips denganmu, tapi sepertinya kau jauh memiliki pengalaman daripada aku. Jadi... kau pasti bisa membawa Baekhyun ke surga dunianya malam ini."

"Kenapa kau mesum sekali? Kenapa juga nunnaku bisa jatuh cinta padamu?"

Donghae mendekatkan bibirnya ke daun telinga Chanyeol sebelum membisikkan sesuatu.

"Karena aku cukup panas di ranjang."

"Ya!" seru Chanyeol yang berhasil menarik perhatian orang-orang yang tengah berdansa di depannya.

Changmin mengakhiri dansanya dengan Yoona, dia ikut duduk di samping Chanyeol, di susul kemudian oleh Yoona.

"Kau menggodanya oppa?" Yoona menatap Donghae curiga.

"Aku hanya bertanya, apakah dia sudah siap tempur malam ini?"

"Ah! Aku setuju, itu juga yang ingin ku tanyakan padamu."

Chanyeol menatap Changmin tak percaya, kemudian beralih pada Yoona yang terlihat acuh dengan apa yang dinyatakan suaminya.

Tak berapa lama, Jaejoong bergabung dengan mereka setelah berdansa mesra dengan Sehun. Dia langsung duduk di samping Yoona, hal yang sama juga di lakukan Heechul.

Seolah sudah di atur semuanya. Changmin mengeluarkan kunci mobilnya dan menyerahkannya pada Chanyeol, di susul Jaejoong yang memberinya amplop putih. Mereka, yang duduk mengelilingi Chanyeol, tersenyum penuh arti.

Chanyeol mengerutkan keningnya, menatap satu persatu saudaranya.

"Kunci mobilku, aku sudah mengisi penuh bahan bakarnya, kau bisa memakainya kemanapun kau mau malam ini." ujar Changmin santai.

"Buka amplopnya!"

Chanyeol menyeret amplop itu dan membukanya. Sebuah kunci dari hotel bintang lima untuk kelas vvip di tariknya dari dalam amplop itu.

"Kalian akan menginap di tempat itu malam ini. Itu hadiah dari kami." Jaejoong menunjuk dirinya sendiri, lalu menunjuk Heechul dan Yoona.

"Di sini, ada pakaian ganti untuk kalian berdua, tapi ingat! Kau baru boleh membukanya besok pagi. Yang ini pakaian ganti untuk Baekhyunie malam ini." ujar Heechul sembari mengeluarkan dua paper bag dengan warna yang berbeda.

"Kalian sebenarnya sedang merencanakan apa? Aku tak akan kemana-kemana. Malam ini aku akan tidur disini, bersama dia dan Jaehyun." Chanyeol menjawab tegas sambil mengembalikan kunci mobil Changmin dan kunci kamar hotel yang diberikan Jaejoong padanya.

"Ya! Kau tak bisa melakukan itu Chanyeol-ah!" protes Yoona.

"Wae? Kenapa tak bisa?"

"Ma-malam ini, malam ini... eee... pokoknya kau harus tidur di kamar hotel itu."

"Aku tak mau!"

"Ya! Kau tahu untuk kelas vvip sewa satu malamnya mahal Chanyeol-ah, hampir satu juta won dan kau tak mau menempatinya?"

"Aku akan menggantinya. Aku kirim ke rekening kalian bertiga nantinya."

"Tunggu!" Heechul tersenyum miring. "Baekhyunie!"

Baekhyun menatap Heechul, kemudian melangkah mendekati kakak sepupunya itu di ikuti Yunho dan Hankyung.

"Nde."

"Ehm. Kau tahu Baekhyunie, kalau kita semua menginap di tempat ini, kamar yang di sediakan tak akan cukup." Baekhyun mengangguk setuju. Dia tahu kapasitas kamar di panti asuhan ini.

"Oleh karena itu, kami sudah menyewakan satu kamar hotel untuk kau dan Chanyeollie. Ini kuncinya. Ini baju ganti untukmu dan dia yang baru boleh kau buka besok pagi, lalu yang ini boleh kau pakai nanti setelah mandi. Dan... ini kunci mobil untuk kalian." Heechul menyerahkan semua barang dia sebutkan tadi pada Baekhyun. Gadis itu menatap Heechul tak mengerti.

"Kenapa harus aku dan Chanyeol oppa yang pergi. Kalian bagaimana?"

"Jangan pikirkan kami. Kami bisa tidur dimana saja." Ujar Heechul.

"Tapi eonni?"

Heechul berdiri dari duduknya, kemudian menyeret Baekhyun sedikit menjauh dari tempat sebelumnya. Dia terlihat tengah membisikkan sesuatu pada adik sepupunya itu. Beberapa saat kemudian dia kembali.

Entah apa yang dikatakan Heechul pada Baekhyun, yang jelas, setelah mendapat bisikan setan dari Heechul, Baekhyun langsung mengajak Chanyeol pergi dari tempat itu.

Chanyeol tak bisa menolak ajakan istrinya itu. Apalagi saat meminta, istrinya mengeluarkan puppy eye-nya. Benar-benar, rasanya ingin langsung menerkam gadis mungil itu.

"Tunggu di mobil, ada yang harus kubicarakan dengan mereka."

Baekhyun mengangguk dan melangkah riang meninggalkan tempat itu setelah sebelumnya berpamitan pada ibu Chanyeol dan juga kepala panti.

Chanyeol berdiri dan menghadiahi saudaranya yang lain dengan tatapan tajam.

"Aku tak akan lupa malam ini, awas saja kalian!" ancamnya.

Bukannya takut mendengar ancaman Chanyeol, saudaranya yang lain justru tersenyum tipis.

"Sudah berangkat sana, jangan membuang waktumu. Ini sudah hampir tengah malam, pertempuranmu mungkin baru akan di mulai dini hari nanti." Sergah Changmin santai.

Chanyeol mengacung-acungkan jari telunjuknya sambil berlalu dengan bergumam kesal.

"Aku penasaran, apa yang kau katakan pada Baekhyunie, eonni?" tanya Jaejoong setelah pasangan baru itu berlalu dari mereka.

Heechul tersenyum kecil sambil meneguk sojunya.

"Kalau kau ingin menjadi istri yang baik, sebaiknya kau mengajak Chanyeol menginap di hotel itu."

Semua yang ada di sekitar Heechul menatap wanita itu tak percaya.

"Semudah itu mempengaruhi Baekhyun?"

"Sebelum ini aku sudah menceramahinya tentang bagaimana melayani suami yang baik. Entah itu diatas ranjang atau di tempat lainnya." Sahut Heechul bangga.

Yang lainnya hanya bisa mendesah pelan.

.

.

.

"Apa yang di katakan Heechul nunna tadi?" tanya Chanyeol saat mereka menaiki lift menuju kamar yang di sewa khusus untuk mereka malam ini.

Baekhyun menatap Chanyeol sejenak, kemudian mendekati pria itu dan menggenggam tangan pria yang sangat di cintainya itu.

"Tak ada, dia hanya mengatakan aku harus menginap disini."

"Kenapa kau tak menolak?"

"Kenapa aku harus menolak?"

"Kau tahu apa yang akan terjadi setelah pernikahan? Kau mungkin tak akan tidur semalaman karena ha..."

"Aku akan melayanimu, aku milikmu oppa."

Chanyeol menatap Baekhyun tak percaya. Darimana Baekhyun mendapat keberanian untuk mengatakan hal itu. Kalau dikatakan tak ingin menikmati malam ini hanya berdua saja dengan Baekhyun, bohong. Chanyeol ingin, sangat ingin bahkan. Hanya saja, dia bisa menahan dirinya sampai mereka tiba kembali ke Seoul. Lagipula, hari ini hari yang melelahkan untuk mereka, makanya dia membuang jauh-jauh pikirannya untuk meraup surga dunia istrinya malam ini.

Tapi...

Entah keberuntungan atau justru kesialan baginya memiliki saudara yang sangat luar biasa untuk urusan ini. Seolah tanpa beban dan tak merasakan kelelahan yang dirasakannya hari ini, kakak perempuannya, kakak iparnya dan sepupunya, semua kompak memberinya waktu berdua saja dengan Baekhyun.

Sret

Chanyeol menarik pinggang Baekhyun hingga tubuh mereka tak memiliki batas. Mata bulat besarnya menatap mata kecil istrinya, yang malam ini terlihat lebih bersinar.

"Kau yakin dengan apa yang kau katakan?"

Baekhyun membelai pipi suaminya, kemudian dia mengangguk pasti.

"Ya. Aku yakin dengan apa yang kukatakan."

"Kau tahu, kalau kau ingin kita bisa beristirahat tanpa melakukan kegiatan lainnya, tapi..." Chanyeol semakin menarik Baekhyun hingga menempel padanya. "Karena kau menginginkannya, aku akan memberikannya padamu, sayang."

Tak butuh waktu lama, detik berikutnya Chanyeol sudah meraup bibir tipis istrinya. Melumatnya dengan lembut, namun kemudian berubah sedikit kasar dan menuntut.

Ciuman mereka semakin lama terasa semakin panas, tak hanya Chanyeol yang bermain-main diatas bibir Baekhyun, karena perempuan itu pun tak mau kalah dengan suaminya. Setiap kali Chanyeol melumat bibir tipisnya, Baekhyun akan membalas hal yang sama pada bibir suaminya.

"Eeeuuummhhh." Desah Baekhyun sesaat setelah Chanyeol menggigit bibir bawahnya, tak lama kemudian ciuman itu di akhiri.

Mata bulat milik Chanyeol menatap Baekhyun yang tengah memejamkan matanya sambil mengatur nafasnya. Baekhyun merasakan seluruh bagian tubuhnya lemas, dia yakin kalau Chanyeol tak menahan pinggangnya, mungkin saat ini dia sudah meringkuk di lantai.

Chanyeol membelai pelan pipi istrinya, dia terbiasa melihat Baekhyun yang selalu lembut di buat heran dengan sikap Baekhyun saat ini, yang kalau boleh dikatakan cukup nakal dan liar.

"Aku tak tahu siapa yang mengajarimu seperti ini, tapi yang jelas aku suka. Jangan tunjukkan hal ini pada yang lain, cukup hanya aku yang tahu." Bisik Chanyeol.

Baekhyun tersenyum malu, lalu tangannya melingkari pinggang Chanyeol. Memeluk tubuh itu dengan sangat erat.

Ting

Tak berapa lama pintu lift terbuka, pasangan pengantin baru itu keluar dari lift, lalu menyusuri lorong hingga sampai pada sebuah pintu. Nomor yang tertera di pintu itu sesuai dengan nomor kunci kamar mereka, Chanyeol memasukkan kuncinya ke handle pintu, tak berapa lama terdengar bunyi 'klek', menandakan pintu itu sudah siap di buka.

Keduanya kemudian masuk ke kamar.

Baekhyun menyimpan dua paper bag di atas sofa, dia kemudian melangkah mendekati jendela. Tirai jendela itu di bukanya, mata kecilnya menatap takjub pemandangan malam kota Daegu yang terlihat jelas dari lantai lima hotel ini.

Grep

Baekhyun mengalihkan tatapannya pada sang suami yang sudah berdiri di belakangnya dengan memeluk tubuhnya.

"Kau tak mandi?" tanya Baekhyun sambil menyamankan dirinya dalam pelukan Chanyeol.

"Daripada mandi, aku lebih menginginkanmu." Bisik Chanyeol sambil menyibak rambut panjang Baekhyun. Chanyeol mengecup ringan leher putih Baekhyun.

Baekhyun berjengit kaget, tubuhnya seperti tersengat listrik saat bibir Chanyeol menyusuri lehernya. Rasanya geli tapi menyenangkan.

Tak hanya berhenti sampai disitu, Chanyeol kemudian kembali mencium bibir Baekhyun dari samping, lalu pindah ke pipi.

Tangan kanan Chanyeol tak tinggal diam, salah satu tangannya dia biarkan menahan tubuh Baekhyun, sementara itu tangannya yang lain menarik resleting gaun bagian belakang milik Baekhyun.

Sret

Chanyeol menarik gaun Baekhyun ke samping, hinggan bahu mulus milik istrinya terpampang jelas di depan matanya. Tak ingin membuang kesempatan, Chanyeol langsung menyapukan bibirnya diatas bahu istrinya, mulai dari pangkal leher hingga setiap bagian dari bahu itu.

Baekhyun berjengit kaget, bibir Chanyeol yang sedang menciumi leher dan bahunya memberikan sensasi berbeda di dirinya. Perlahan namun pasti, suhu tubuhnya mulai naik. Ingin rasanya membalas apa yang di tawarkan Chanyeol padanya.

Tak tahan dengan sensasi nikmat yang dirasakannya, Baekhyun membalik tubuhnya dan langsung mengalungkan tangannya ke leher suaminya.

Mereka kemudian berciuman dengan cukup kasar.

Ada banyak pertanyaan yang hinggap di pikiran Chanyeol. Baekhyun malam ini, terlihat berbeda dari Baekhyun yang biasanya. Malam ini, Baekhyun seperti seseorang yang sudah mahir dalam urusan ranjang. Dia tak tahu siapa yang mengajari Baekhyun seperti ini.

Tak hanya berciuman, mereka bergerak tergesa melepas apa yang menempel di tubuh pasangannya. Tangan Baekhyun begitu lembut bermain di kancing kemeja Chanyeol, membebaskan kancing-kancing itu dari lubangnya.

Tak berbeda jauh, Chanyeol juga sudah berhasil meloloskan pakaian Baekhyun dari tubuh mungil itu. Hingga kini, yang dapat dia lihat dari pantulan cermin di kamar itu, tubuh Baekhyun yang hanya tertutupi bra dan celana dalam.

"Nggghhhh!" desah Baekhyun saat Chanyeol meremat dadanya dengan begitu gemas.

"Aku mencintaimu sayang." Lirih Chanyeol sambil merebahkan Baekhyun di ranjang. Dia kemudian menatap istrinya, yang tengah mengatur nafasnya dengan matanya yang terpejam.

Chanyeol merundukkan badannya, kemudian mengecup singkat pipi Baekhyun. Dengan bertumpu pada lengan kirinya, Chanyeol membelai pelan pipi Baekhyun.

"Kau belajar dari siapa untuk malam ini sayang?"

"Heechul eonni. Dia terus menjejaliku dengan pelajaran melayani suami dengan baik satu minggu terakhir ini." Baekhyun menatap Chanyeol dengan mata sayunya.

"Seperti ini salah satunya?" Chanyeol membelai lembut seluruh bagian tubuh Baekhyun, mulai dari pipinya, kemudian turun ke dadanya, melewati perutnya dan berakhir di paha putih milik istrinya itu. Kalau boleh, dia ingin menandai setiap jengkal tubuh istrinya ini.

Baekhyun merasakan bulu halus di sekujur tubuhnya meremang saat tangan nakal Chanyeol menyentuh kulit tubuhnya. Ini yang pertama baginya, ada laki-laki yang melihatnya dalam keadaan nyaris bugil dan menyentuh setiap bagian tubuh telanjangnya.

"Tadinya, aku berpikir tak melakukan hubungan intim denganmu di Daegu. Aku tahu kau pasti sangat lelah setelah beberapa waktu disibukkan dengan persiapan pernikahan kita. Tapi melihatmu seperti ini, aku tak bisa berhenti untuk tak menyentuhmu sayang. Aku menginginkanmu sayang."

"Aku milikmu."

.

.

.

"Kau tak merasa yang kau lakukan terhadap keduanya keterlaluan sayang?" tanya Hankyung pada Heechul saat mereka sudah berada di kamar tempat mereka beristirahat malam ini.

Heechul menatap suaminya yang sudah bersiap di balik selimutnya.

"Pasangan pengantin baru pasti mengharapkan hal ini Hannie. Yang kami, aku, Jaejoongie serta Yoona lakukan sudah benar. Lagipula saat kita membuat rencana ini, kau tak keberatan sayang."

"Sekarang aku merasa sedikit keberatan."

"Wae?"

"Molla. Aku merasa Baekhyunie akan semakin tak membutuhkanku setelah ini."

Heechul beranjak dari duduknya, kemudian mendekati Hankyung. Di genggamnya tangan pria yang selalu menemaninya lebih dari sepuluh tahun terakhir ini.

"Aku memahami perasaanmu, tapi kita tak boleh menghalangi kebahagiaannya bukan? Tugas kita untuk menjaganya mungkin digantikan Chanyeol, tapi kita tetap keluarganya sayang. Dia tetap putri pertama kita."

"Aku tak bisa membayangkan kalau nanti Lami menikah, apa yang kurasakan saat ini akan kembali terulang saat putri kecil kita menikah nanti?"

"Lami masih lama menikahnya, dia masih sembilan tahun sekarang ini. Kau tenang saja, saat rasa itu datang ketika Lami menikah nanti, aku akan selalu menguatkanmu dengan genggaman ini."

Hankyung tersenyum kecil, kemudian dia menyentuh pipi Heechul sebelum mendaratkan sebuah ciuman diatas bibir sexy istrinya. Dulu, sekarang dan selamanya, dia selalu merasa cintanya tak akan habis untuk istrinya ini.

Sementara itu di kamar lainnya

"Yunnie-ya! Yang kemarin aku minta kau sudah menyiapkannya?" tanya Jaejoong sambil merapikan selimut yang menutupi tubuhnya dan juga tubuh suaminya. Mereka akan beranjak tidur dan seperti biasa, sebelum tidur ada beberapa hal yang mereka bicarakan.

"Ehm. Besok mereka akan tiba disini. Aku jamin sebelum Chanyeol dan Baekhyun kembali."

"Kau serius?"

"Aku tak pernah main-main dengan janjiku sayang."

"Baguslah. Aku bisa tidur tenang kalau seperti ini."

"Kau tak melupakan sesuatu?"

Jaejoong menatap Yunho dengan kerutan jelas di dahinya.

"Tidak. Aku sudah memeriksa anak-anak. Mereka tidur nyenyak. Sekaranga wak...aaahhhh!"

Jaejoong memekik kaget saat Yunho menarik tubuhnya hingga posisinya saat ini menempel terhadap suaminya itu.

"Aku sudah melakukan apa yang kau inginkan. Bukankah waktunya kau membayar upahku?" bisik Yunho sambil mengecup lembut leher istri cantiknya itu. Jaejoong berjengit geli dengan sentuhan Yunho.

"Aku tak lupa. Tapi haruskah kita melakukannya disini?"

"Kenapa tidak?"

"Kita mengusir Baekhyunie dan Chanyeol untuk menikmati malam pertama mereka di tempat lain, masa kit...aaaahhh!"

"Kau terlalu banyak bicara sayang. Kau cukup mendesah pelan, biarkan aku yang bekerja untukmu malam ini."

Jaejoong tersenyum tipis yang mengartikan bahwa dirinya siap menerima apapun yang di lakukan Yunho padanya malam ini.

.

.

.

"Nggghhhh." Tubuh Baekhyun tersentak saat Chanyeol berusaha memasukinya di bawah sana, kedua tangannya meremat kuat punggung suaminya, bibir bawahnya digigit kuat demi mengurangi nyeri yang langsung menyerangnya saat benda milik suaminya menusuk miliknya.

Chanyeol membelai perlahan wajah istrinya, kemudian diciumnya bibir Baekhyun. sementara itu, bagian selatan tubuhnya terus berusaha di tekan. Tidak kasar atau terburu-buru, dia berusaha memasukkan miliknya dengan perlahan. Dia tahu Baekhyun kesakitan atas apa yang dilakukannya.

Ini yang pertama bagi Baekhyun, dia tak ingin bermain kasar yang pada akhirnya menyisakan trauma bagi istrinya. Dia masih ingin berhubungan dengan Baekhyun, tidak malam ini saja, tapi malam-malam selanjutnya.

"Aaaaaaahhhh!" tautan bibir keduanya lepas, Baekhyun kembali tersentak dengan hentakan bagian bawah tubuh Chanyeol pada tubuhnya. Benda itu terasa begitu besar dan merobek bagian kemaluannya.

"Oppaaaahhhh!" serunya tak tahan.

"Tenanglah sayang, aku tak akan menyakitimu."

"Perih." Rengek Baekhyun.

"Ehm. Aku tahu sayang, kau bisa menahannya sebentar?"

Baekhyun menatap Chanyeol. Dia tak tahan akan rasa sakit yang perlahan semakin terasa di bagian bawah tubuhnya. Tapi... melihat Chanyeol dan mengingat apa yang dikatakan Heechul padanya, dia tak kuasa mengatakan ketidaksanggupannya menahan semua itu.

"Ini sakit oppa." Baekhyun merasakan airmatanya turun dengan sendirinya.

"Aku akan melepasnya kalau kau tak ingin melanjutkannya sayang. Aku tak akan memaksa."

"Awalnya memang terasa sakit, tapi setelah itu, kau akan merasakan apa yang di sebut orang surga dunia Baekhyunie. Ingat kata-kata eonni, jangan katakan kalau kau kesakitan, kau hanya perlu menahan semuanya sampai selesai. Percayalah bahwa malam pertama yang akan menentukan nasib rumahtanggamu ke depannya. Kalau di malam pertama dia tak merasa puas, dia bisa mencari pelampiasan pada yang lainnya. Kau mau Chanyeol tidur dengan perempuan lain?"

Baekhyun menggeleng kuat. Dia menepis kalimat yang diucapkan Heechul padanya tempo hari. Dia tak rela Chanyeol mencari kepuasan dari yang lain selain dia.

"Sayang!"

"Aku akan menahannya oppa. Aku akan menah...aaaaaaggghhhh!" Baekhyun menjerit kaget. Kali ini dia merasakan miliknya benar-benar robek. Bulir-bulir airmatanya kembali menetes melewati sela-sela matanya yang terpejam.

Chanyeol berhasil menyarangkan miliknya di dalam tubuh istrinya. Masuk dengan sepenuhnya. Dia masih harus sabar menunggu sampai Baekhyun terbiasa dengan miliknya di dalam tubuhnya. Diciuminya dengan lembut pipi basah istrinya dengan tangan kanannya yang terus membelai lembut pinggang ramping milik wanita yang sangat dicintainya itu.

Saat cengkraman tangan Baekhyun di pundaknya mulai melemah, Chanyeol berusaha menarik miliknya, lalu dengan perlahan dia kembali menghujamkannya ke dalam lubang hangat istrinya. Gerakannya yang semula pelan, semakin lama semakin bertempo cepat.

"Nngggghhhh... nnggghhhh... nngggghhh...!" lenguhan Baekhyun terdengar makin jelas, seirama dengan hujaman benda tumpul milik suaminya. Tangannya tak lagi memeluk pundak Chanyeol, tapi beralih pada sprei di bawahnya, keduanya meremat sprei itu kuat setiap kali Chanyeol menekan miliknya.

"Aaaahhh... aaahhhh..." desah Chanyeol sambil terus memaju mundurkan miliknya ke dalam milik istrinya. Tangannya meremat gemas dada Baekhyun yang ukurannya tak begitu besar namun cukup pas dalam genggamannya setiap kali miliknya di dalam sana menyentuh dinding rahim istrinya. Chanyeol tak dapat menahan diri untuk tak mengeluarkan desahannya.

Suara desahan dan lenguhan dari mulut keduanya saling beradu, seirama dengan gerakan Chanyeol di bawah yang semakin lama temponya semakin cepat. Suara kecipak dibawah sana, memberi sensasi yang berbeda di hati keduanya.

Baekhyun tak pernah menyangka, malam ini datang dalam hidupnya. Lebih tak menyangka lagi, bahwa Chanyeol 'lah yang merenggut miliknya yang paling dia jaga selama ini. Dia bahagia, sangat bahagia dengan kenyataan bahwa pria yang sangat dicintainya 'lah yang melakukan semua ini padanya.

Mata Baekhyun yang sejak tadi tertutup perlahan terbuka, menatap suaminya dengan tatapan penuh cinta, lalu kemudian tangan melingkari leher Chanyeol, menariknya perlahan agar dia bisa dengan mudah menciumi bibir sexy milik suami tercintanya.

"Eeemmmhhh... nnnnggghhhh... eeeemmhhhh..." desahnya diantara nikmat yang dia rasakan karena hujaman suaminya di bagian bawah tubuhnya dan juga karena ciuman yang mereka lakukan saat ini.

Chanyeol berusaha semakin keras di bawah. Dia menyadari, tak lama lagi miliknya akan memuntahkan laharnya. Gerakannya semakin terkesan kasar dan cepat, hingga tubuh kecil Baekhyun semakin terlonjak keatas, perempuan yang sangat dicintainya itu tak lagi menawan bibirnya, si mungil itu kini memegang lengannya yang memenjara tubuh kecil dibawahnya itu.

"Aaaahhhh... aaaahhhh... aaaahhhh...!"

"Nnngggghhhhh... nngggghhhhh...!"

Baekhyun merasakan sekujur tubuhnya menegang, ini apa? Perasaan yang dirasakannya saat ini begitu awam baginya. Rasanya begitu menegangkan namun disatu sisi juga sangat menyenangkan. Inikah yang dimaksud kakak sepupunya, surga dunianya.

"Aaaaaaahhhhhh!"

"Nnngggggghhhhhhh!"

Lenguhan panjang mereka terdengar. Chanyeol menyentak miliknya sangat keras ke dalam milik Baekhyun, tak berapa lama benda yang bersarang di dalam tubuh bagian bawah milik Baekhyun itu menyemburkan cairan hangatnya, tak hanya sekali.

Sementara itu, Baekhyun tersentak merasakan cairan hangat membasahi bagian dalam tubuhnya. Dia tak mampu berkata apapun, apa yang dialaminya benar-benar pengalaman luar biasanya.

Chanyeol merebahkan dirinya diatas tubuh istrinya, nafasnya yang semula menderu memburu, perlahan mulai teratur. Sedangkan Baekhyun, keadaannya tak berbeda jauh dengannya, tubuhnya terasa sangat lemas, hingga untuk melingkarkan tangannya di punggung suaminya pun rasanya tak sanggup dia lakukan.

"Aku mencintaimu sayang." Bisik Chanyeol sambil mencabut dengan perlahan miliknya.

"Euummhhh..." Baekhyun tak mampu menjawab, hanya lenguhan yang keluar dari bibirnya saat milik sang suami meninggalkan miliknya.

Chanyeol menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang keduanya yang basah oleh peluh.

Tadi, saat keduanya masih berusaha meraih apa yang banyak orang sebut surga dunia, suasana terasa panas dan gerah. Tapi... setelah surga dunia itu mereka nikmati bersama, dinginnya ruangan itu mulai menusuk tulang.

"Kau ingin tidur?" pertanyaan yang tak seharusnya ditanyakan sebenarnya. Siapapun tahu, usai melakukan kegiatan malam, pastilah tubuh terasa lelah dan keinginan untuk tidur jauh lebih besar.

Baekhyun membalik tubuhnya berhadapan dengan Chanyeol, dia menyusupkan dirinya di dada bidang milik pria yang baru saja membawanya pada sesuatu yang baru kali ini dirasakannya.

Chanyeol tersenyum kecil melihat Baekhyun yang mirip anak kecil dalam pelukannya.

Pria itu menyelipkan lengannya di bawah kepala sang istri, lalu ditariknya tubuh itu agar semakin mendekat padanya, lalu mereka berpelukan.

Baekhyun jatuh terlelap lebih dulu. Sementara itu, Chanyeol masih setia mengusap lembut punggung istrinya.

"Aku ingin denganmu selamanya Bee. Bersamamu merenda hari-hari bahagia kita. Aku mencintaimu."

"Eumh."

.

.

.

Chanyeol dan Baekhyun kembali ke panti sekitar pukul sepuluh pagi, setelah penggilan Jaejoong masuk ke dalam ponsel Chanyeol lebih dari dua puluh kali.

Chanyeol sempat mengumpati kakak sepupunya itu. Maksud Jaejoong apa? Semalam dia di usir dari panti asuhan, setelah dia bekerja keras hingga hampir dini hari, perempuan itu menelponnya, memintanya untuk segera kembali ke panti asuhan dengan alasan tak jelas.

Chanyeol keluar dari mobil yang di kemudikannya dengan raut wajah keruh. Dia masih mengantuk dan masih ingin tidur, tapi sekali lagi karena Jaejoong dia harus bangun lalu pergi ke tempat ini.

Kedatangan pasangan pengantin baru itu di sambut dengan senyum lebar Jaejoong, Heechuul, Yoona dan kepala panti yang menyambut mereka di pintu masuk panti asuhan.

"Kalian kenapa disini? Ingin menanyakan yang terjadi semalam?" ucapan Chanyeol sukses membuat pipi Baekhyun bersemu merah muda. Mendapati dirinya telanjang di pelukan suaminya, malu yang dia rasakan bukan kepalang. Mengingat-ingat apa yang terjadi semalam dan bagaimana sikapnya terhadap tindakan Chanyeol membuat semakin salah tingkah. Responnya semalam, tidakkah terlalu agresif?

"Kami sudah menikah, untuk apa bertanya tentang hal yang sudah pasti di lakukan pasangan yang baru menikah. Kemarilah!" Jaejoong melambaikan tangannya pada Chanyeol dan Baekhyun.

"Duduklah Baekhyunie!" pinta kepala panti yang membuat Baekhyun semakin bingung. Baekhyun duduk di kursi yang di tunjuk kepala panti. Kalau di perhatikan dengan seksama, Baekhyun cukup berhati-hati mendudukkan dirinya disana. Ehm... perih masih menjalari miliknya pasca kejadian semalam.

Yoona dan Heechul yang berdiri tak jauh dari Baekhyun, mengulum senyumnya melihat tingkah Baekhyun. Keduanya melakukan 'tos' kecil. Misi pertama sukses, itu maksud mereka.

"A-ada apa?" tanya Baekhyun kebingungan.

"Silahkan Ny. Park!" Jaejoong mempersilahkan kepala panti untuk bicara pada Baekhyun.

"Waeyo ahjumma?"

Perempuan dengan rambut sedikit beruban itu menarik nafasnya perlahan. Dia kemudian menyerahkan sebuah amplop coklat pada Baekhyun.

"Bukalah!"

Baekhyun memandang dua orang di hadapannya heran, kemudian tatapannya beralih pada Chanyeol yang duduk di sampingnya.

"Ini apa?" tanyanya sambil mengambil amplop coklat itu.

"Buka saja." Sahut Jaejoong.

Baekhyun membuka amplop coklat itu, kemudian mengeluarkan isinya yang berupa selembar surat.

Baekhyun membaca dengan cermat isi dari surat tersebut. Surat itu di keluarkan oleh pengadilan dan di sahkan oleh notaris, isi dari surat itu menyatakan bahwa Kim Doyoung, anak berusia tujuh tahun yang di rawat di panti asuhan ini, terhitung mulai hari ini, resmi menjadi anaknya. Dia diijinkan untuk mengadopsi Doyoung dan membawa bocah itu ke Seoul.

Baekhyun menutup mulutnya tak percaya. Harapannya selama ini, hari ini terwujud.

"Ahjumma tidak sedang mempermainkanku 'kan? Mulai sekarang dia putraku? Benarkah itu?"

Chanyeol menatap Baekhyun tak mengerti, dia kemudian meraih kertas yang di pegang Baekhyun lalu membacanya.

"Aku baru merencanakan ini, kau melakukannya nunna?"

Jaejoong tersenyum tipis.

"Anggap saja itu hadiah dari kami. Selama membantu Baekhyunie mempersiapkan pernikahan kalian disini, aku banyak mendengar cerita tentang bagaimana Baekhyun terhadap Doyoung. Chullie juga sempat menceritakan keinginanmu untuk mengadopsi Doyoung, Baekhyunie. Selain itu, kedekatan Doyoung dan Jaehyun layaknya saudara kandung membuatku tersentuh. Selama ini, yang aku lihat hanya Jaehyun yang selalu bergaul dengan Moobin dan Taeyoung. Aku tak berpikir dia bisa dekat dengan anak lainnya. Tapi dengan Doyoung... aku rasa dia kakak yang baik untuk Jaehyun."

"Gomawo eonni." Baekhyun tak bisa menyembunyika rasa harunya. Dia berdiri dari duduknya, lalu menghampiri Jaejoong dan memeluk kakak sepupu Chanyeol itu dengan begitu erat.

"Dengan Joongie saja, dengan kami tidak?"

Baekhyun menatap Heechul. Bukannya memeluk kakak sepupunya itu, Baekhyun justru beralih memeluk kepala panti.

"Aku yakin eonni tak membantu apapun." Ujar Baekhyun sambil memeluk perempuan yang sudah dianggapnya ibu itu. "Gomawo ahjumma." Lanjutnya.

"Ya Byun Baekhyun! Kau pikir siapa yang membuatmu mengenal tempat ini!" seru Heechul tak terima.

"Dia memang selalu begitu ahjumma. Kadang dia suka memukulku kalau aku tak menurutinya." Adu Baekhyun.

"Jinjja!?"

Baekhyun mengangguk-angguk kuat.

"Ya!" seru Heechul semakin keras.

Baekhyun melepas pelukannya dari kepala panti, kemudian menghampiri Heechul yang sejak tadi di tahan Yoona untuk tak menyerang Baekhyun.

Baekhyun memeluk Heechul, kemudian mengecup lama pipi kakak sepupunya itu.

"Banyak hal yang ingin ku katakan padamu eonni. Terimakasih sudah menjadi ibu yang baik untukku, aku tak bisa membayangkan seandainya tak ada kau dan Han oppa. Terimakasih sudah mengantarku pada kebahagiaan, aku menyayangimu eonni. Neomu saranghae. Jeongmal gomawo."

Heechul membalas pelukan Baekhyun, tangis keduanya pecah. Keduanya sama-sama terisak. Suasana yang tercipta di tempat itu berubah haru.

"Janjiku pada kedua orangtuamu, semua sudah ku lakukan. Seperti yang kau katakan, aku sudah mengantarmu pada kebahagianmu, selanjutnya... langkah kakimu akan seiring sejalan dengan suamimu. Semoga kalian bahagia, jangan sungkan meminta bantuan pada kami, termasuk saat kalian ingin bekerja keras untuk memberi Doyoung dan Jaehyun adik. Kami, aku dan Jaejoong siap menampung keduanya untuk itu."

"Eonni."

Heechul tersenyum lebar, pelukannya pada tubuh kecil Baekhyun semakin di pererat.

"Apakah semalam menyenangkan?"

"Eonni..."

"Tadi malam baru permulaan, setelah ini... pasti banyak malam yang kau lalui dengan lelah yang menyenangkan."

"Eonni." Rengek Baekhyun untuk kesekian kali.

Chanyeol berdiri dari duduknya, lalu menghampiri Heechul dan Baekhyun.

Dengan lengan besarnya, Chanyeol memeluk dua perempuan itu.

"Gomawo sudah menjaga dia dengan baik selama ini nunna."

Heechul tersenyum tipis.

"Tapi... bisakah lain kali kau tak mengajarinya ajaran sesat? Kau tahu aku sangat mencintainya, untuk hidup tanpanya aku tak pernah membayangkan hal itu. Jadi... tolong buang pikiranmu tentang aku yang akan meninggalkannya kalau dia tak bisa memuaskanku di ranjang."

Baik Heechul, Yoona dan Jaejoong, menatap Chanyeol dengan ekspresi yang sama. Mengeluarkan cengiran tak bersalahnya.

Chanyeol menatap ketiganya, kemudian memutar malas bola matanya. persis sesuai dengan apa yang di duganya. Baekhyun tak mungkin seagresif semalam kalau tak ada yang mengajari. Dan biangnya tentu saja tiga orang itu, karena Luhan tak mungkin melakukannya apalagi Kyuhyun.

"Sudah jangan di bahas lagi. Yang terpenting kalian sukses mendesah semalaman bukan?" Yoona menaik turunkan alisnya pada adik laki-lakinya itu.

"Ya nunna/eonni!"

Derai tawa menggema di tempat itu. Tak berapa lama, Chanyeol mengejar kakaknya yang sudah berlari hingga ke halaman belakang, dimana disana beberapa anak sedang bermain. Mereka berkejaran layaknya masa kanak-kanak dulu. Bahagia mewarnai hari ini.

.

.

.

Gom sema ri ga

Han chi be yi so

Appa gom

Eomma gom

Ae gi gom...

"Kenapa kita menyanyikan lagu itu, padahal kita ada empat. Lagu itu untuk tiga beruang."

Baekhyun menolehkan kepalanya ke bangku belakang, dimana saat ini Doyoung tengah memprotesnya karena dia menyanyikan lagu itu bersama Jaehyun dan Chanyeol tentunya. Bocah berumur tujuh tahun itu terlihat merajuk.

"Aigo... baby bear merajuk eoh? Tak masalah kita menyanyikannya sayang, ini hanya untuk bersenang-senang. Kau tetap mempunyai tempat di hati mommy."

"Dan di hati appa tentunya." Sahut Chanyeol dengan senyum lebar menghiasi bibirnya.

Ya!

Mereka saat ini tengah dalam perjalanan kembali ke Seoul setelah dua hari menginap di panti asuhan.

Mereka tak langsung pulang setelah hari itu. Banyak yang harus di persiapkan keluarga kecil ini untuk membawa Doyoung ke Seoul.

Sekolah bocah itu, keadaan di panti dan tentu saja penjelasan ringan untuk Doyoung tentang siapa mereka saat ini. Baekhyun menjelaskan bahwa mulai hari itu, Doyoung adalah putranya dan Chanyeol. Posisinya adalah sebagai si sulung yang harus menjaga adiknya. Baekhyun juga memberitahu Doyoung bahwa mulai kemarin, bocah tujuh tahun itu boleh memanggilnya mommy dan Appa untuk Chanyeol.

Awalnya, Doyoung bingung, tapi sejurus kemudian bocah itu mengangguk mengerti. Dia memiliki keluarga saat ini, impiannya untuk memiliki Baekhyun sebagai ibunya terwujud. Dia bahagia di satu sisi namun sedih di sisi lainnya.

Bahagia karena pada akhirnya dia memiliki keluarga dan sedih karena itu berarti dia harus meninggalkan panti, meninggalkan teman-temannya.

"Kita akan sering mengunjungi mereka, satu bulan sekali kita akan menginap disini sayang."

Kalimat yang diutarakan Baekhyun kemarin, membuat senyum Doyoung kembali cerah. Secerah mentari pagi hari.

"Jaehyunie juga menyimpan hyung disini." Si kecil Jaehyun menunjuk dada kirinya.

Doyoung menatap Jaehyun, lalu senyumnya semakin merekah. Baekhyun ikut tersenyum, tangannya terulur meraih tangan dua bocah itu.

"Mulai sekarang kalian adalah saudara. Selamanya akan selalu begitu. Kalian kebanggaan appa dan mommy. Jja! Ayo menyanyi lagi!"

Tak berapa lama, terdengar suara keluarga kecil ini bersahut-sahutan menyanyikan lagu tiga beruang. Baekhyun tersenyum bahagia melihat dua jagoan kecilnya, pun demikian dengan Chanyeol. Dia bahagia dengan kehadiran malaikat cantiknya dan juga dua pangerannya. Hatinya yang dia biarkan kosong selama lima tahun terakhir ini, terasa penuh saat ini.

Chanyeol menatap Baekhyun yang tengah tersenyum pada anak-anaknya. Tatapan Baekhyun kemudian beralih pada Chanyeol, keduanya saling tersenyum kemudian.

"Aku sempat tak percaya, aku bisa jatuh cinta lagi setelah kepergian Seo Jong. Bukan tak ingin, tapi aku cukup tahu diri untuk tak jatuh cinta pada wanita lain. Tak semua wanita bisa menerima pria beranak menjadi pasangannya. Tapi... saat bertemu dengannya, melihatnya berinteraksi dengan Jaehyun, hati yang sempat ku bekukan, perlahan mulai mencair. Untuk pertama kalinya setelah lima tahun, hatiku bergetar karena seorang wanita. Tuhan... terimakasih untuk anugerahmu yang tak terhingga ini. Aku mencintainya."

.

.

.

END

NOTE : TERIMA KASIH UNTUK SEMUA CINTA DAN PERHATIAN KALIAN PADA CERITA INI.

APAKAH ADA YG INGIN DITANYAKAN? UNTUK SETIAP REVIEW DGN MEMAKAI AKUN FFN, SAYA AKAN USAHAKAN UNTUK MEMBALASNYA, JADI PANTAU TERUS PM KALIAN.

NB : AKAN ADA EPILOG SETELAH CHAP INI, JADI MOHON BERSABAR MENUNGGUNYA. KALAU SAYA MENGATAKAN AKAN ADA EPILOG, BERARTI ADA. KALAU TIDAK, BERARTI TAK ADA, MOHON PENGERTIANNYA YA TEMAN-TEMAN.

MAAF SETELAH SEKIAN LAMA BARU UPDATE LAGI, BANYAK MASALAH YANG SAYA HADAPI AKHIR-AKHIR INI. #BOW

SATU LAGI = APA HARAPAN KALIAN TERHADAP PENULIS?

BIG LOVE FOR YOU GUYS 3

.

.

.

^_^ Lord Joongie ^_^