Title : Maldo andwae

Cast : Oh Sehun, Kim Jong In. And others

Author : MayaKimmy

Genre : Romance, gaje.

Rate : T - M

Cover by : Amanda Putri Salsabila

BxB fic. Don't like? Close aja?

Disclimber : All the Cast belong to God, their Agency and parents except Sehun, He is mine

Don't be Plagiators bebe. Just writte your own story and dont copy my fanfic. Haha.

I told you about typo. Typo is my style, oke.

Chapter : 3

Mayakimmy present

-Do You Love Me?-

"Kim Kai pabbo, gara gara kau kita terlambat sekarang " Jongdae terus menggerutu tanpa mengalihkan fokusnya dari jalanan didepannya.

"Hentikan hyung. Ini bukan salahku sepenuhnya, siapa yang menyuruh hyung menjadi begitu pelupa bahkan pada tanggal kepulangan adikmu sendiri" Kai mencoba membela dirinya.

"Aiish. Itulah kenapa aku meminta tolong padamu untuk menjadi pengingat. Ck, kau bahkan sama pikunnya denganku. "

"Sudahlah, sekarang lanjutkan saja dan berhenti menggerutu. Kita sudah telat salama dua jam ngomong ngomong" Kai menyahut malas.

Jongdae Hyung itu benar benar pelupa. Bahkan kepulangan adiknya-Kim Min Seok - sendiri bisa bisanya Jongdae lupakan. Salah Kai juga sih, dia kan sudah diingatkan Jongdae untuk hari ini, mereka akan menjemput Minseok di bandara. Kai bahkan tak ingat sedikitpun jika Jongdae hyung pernah mengatakan hal itu padanya. Jika saja Minseok tidak menelpon dan mengatakan bahwa dia sudah menunggu hampir sejam di bandara, maka Jongdae mungkin tidak akan datang Buru Buru sambil menyeret kai menuju mobilnya. Perjalanan ke bandara sebenarnya hanya membutuhkan waktu satu jam, tapi sial sekali bagi jongdae karna kemacetan benar benar memperlambat laju mobilnya. Uuuh, Jongdae meringis membayangkan nasib telinganya yang akan mendapat omelan dari Minseok. Nasib nasib.

Jongdae berlari sekuat tenaga memasuki bandara Incheon.

'Sial sial' dia merutuki dirinya Sendiri, perjalanan ke bandara bahkan membutuhkan waktu hampir tiga jam dan sekarang dia tak hanya menghawatirkan telinganya saja tapi juga nasib adiknya yang super pemalu itu. Minseok tak pernah suka sendiri di keramaian apalagi menunggu adalah hal yang sangat di benci Minseok. Jongdae berhenti sejenak untuk mengambil nafas lalu melihat kebelakang memperhatikan Kai yang berlari sambil terengah engah kearahnya.

"Hyung, apa minseok Hyung sudah ketemu? " Kai bertanya dengan nafas menderu seraya mencoba menetralkan nafasnya.

"Belum" Jongdae mengedarkan pandangannya ke penjuru bandara. Dia panik karna tak melihat adiknya dimanapun.

"Hyung. Bukankah itu Minseok hyung? " Kai berteriak excited saat melihat seorang namja berpipi bulat yang mirip dengan foto Minseok yang sering Jongdae perlihatkan padanya.

"Iya. Kau benar Kai. Ayo kita kesana" Jongdae segera menarik tangan Kai untuk mendekat kearah Minseok.

Kerutan heran di dahi Jongdae terlihat ketika melihat adiknya sedang mengobrol dengan seorang namja. Mereka terlihat akrab. Apa orang itu Kyungsoo? Teman baik adiknya di Jepang? tapi setahu Jongdae, Kyungsoo itu cantik - walaupun namja yang mengobrol bersama adiknya juga cantik sih- dan bermata bulat juga lebih pendek Minseok, dan kyung soo juga satu tingkat di bawah Minseok jadi tidak mungkin laki laki yang sedang berbincang dengan adiknya itu Kyungsoo, kan?

"Minnie, Hyuung tampanmu sudah tibaaa" Jongdae mengeluarkan suara merdunya ketika posisi mereka sudah dekat dengan tempat Minseok berdiri.

Minseok menoleh kearah suara Ghoib yang sangat akrab di telinganya.

"Hyuuuung" Minseok segera berlari kearah Jongdae dan menubrukkan tubuhnya untuk mendapat sebuah pelukan hangat dari kakak yang sangat dirindukannya tersebut.

"Aku sangat merindukanmu Minnie" Jongdae berujar manja. Membuat Kai mendengus Jijik, sementara seorang Laki laki di seberang sana mengepalkan tangannya penuh emosi. Minnie? Cih.

"Aku juga sangat merindukanmu Hyuung" Minseok berujar manja menikamati pelukan kakaknya. Sebelum teringat akan sesuatu, otomatis tanganya turun membelai perut jongdae. Lalu

"Akkkh. Appo appo. Yakk, Minnie apa yang kau lakukan? Kenapa mencubit hyung tampanmu ini, hah? " Jongdae meringis kesakitan saat jari lentik adiknya itu mencubit perutnya. Benar benar sakit sungguh. Cubitan minseok tidak pernah main main.

"Kenapa katamu? EMPAT JAM! EMPAT JAM HYUNG AKU MENUNGGU! Kau sendiri tau aku bukan orang yang suka menunggu dan aku benci sendirian. Kau tau itu hyung" Minseok berteriak di hadapan kakak kandungnya itu. Dia benar benar kesal.

"Hehe mianhae. Tadi benar benar macet sungguh dan ini juga salah Kai yang tidak ingat kepulanganmu" Jongdae nyengir dan mencoba membela diri. Sukses mendapat deathglear dari Kai dan dengusan malas dari minseok.

"Alasanmu saja Hyung"

Kemudian tatapan minseok beralih pada Namja manis yang berdiri di samping hyungnya.

"Waah. Kai kau sangat manis ternyata. Bahkan jauh lebih manis dari yang di ceritakan si kotak di sampingmu ini" Minseok memuji Kai yang tersenyum malu semetara Jongdae hanya menampilkan raut masamnya.

"Ah, hyung bisa saja. Jangan memuji berlebihan hyung" jawab Kai kalem.

"Aah. Kau memang cantik dan manis tau. Aku membelikan banyak oleh oleh untukmu dan hyung. Ah aku senang sekali akhirnya bisa punya adik Juga" Minseok tersenyum kemudian memeluk Kai hangat.

"Sudah sudah. Akhiri berpelukanya, sekarang lebih baik kita pulang princess princess. " Jongdae menginterupsi dan Sukses mendapat Sikuan di perut serta deathgleare dari dua namja manis didekatnya.

"Ayo Kai. Hyung bawakan barang barang ku" Minseok berjalan lebih dulu menarik tangan Kai. Meninggalkan Jongdae yang menggerutu melihat banyaknya barang yang di bawa minseok beserta seorang Namja yang cengo melihat kepergian Minseok begitu saja, heol. Dia dilupakan sepertinya. Jongdae yang melihat namja itupun hanya meringis horor. Ekspressi namja itu membuatnya takut, segera saja dia berlalu seraya membawa barang barang Minseok.

Luhan yang masih mode cengonyapun akhirnya tersadar begitu melihat minseok sudah keluar dri area bandara. Segera saja tungkainya berlari kearah minseok yang akan memasuki sebuah mobil.

"Oy. Minseok, Kau meninggalkanku begitu saja, huh" Luhan sewot. Dia kesal. Bisa bisanya Cowok kece macam dia di tinggalkan begitu saja di bandara. Nanti kalo ada noona noona yang nyulik, kan berabe. Oke, Luhan mulai ngawur sepertinya.

"Ah. Mianhae, Luhan-ssi aku benar benar lupa. Sungguh maafkan aku. " Minseok terlihat menyesal sekali dan merutuki sifat pikun kakaknya yang juga menurun padanya.

"Oh. Nggak apa apa koq. Yang penting jemputan kamu udah datang aku udah lega koq sekarang" Ucap Luahn mencoba bersikap gentle, kasihan juga dia melihat ekspressi Minseok yang menyesal begitu.

"Ya Sudah mending Luhan-ssi, ikut kami saja pulang ke rumahmu. Sepertinya rumah kita satu arah" Minseok menawarkan tumpangan kepada Luhan, sebagai permintaan maafnya tentu saja. Dia sangat menyesal rupanya

"Woah. Benarkan? Baiklah aku akan ikut sampai rumahmu saja nanti aku akan menelpon supirku untuk menjemput disana" Luhan menjawab semangat. Hehe, sekalian pdkt sama calon ipar, ucapnya dalam hati.

"Baiklah. Oh iya, Hyung kenalkan ini Luhan, Luhan ini Hyungku Kim Jongdae" Minseok memperkenalkan Kakaknya kepada Luhan kemudian keduanya berjabat tangan. Luhan menampilkan senyum terbaiknya sementara Jongdae hanya memasang tampang horor, ekspresi Luhan di bandara tadi sepertinya masih membuatnya merinding.

"Dan Kai ini luhan teman Seangkatanku dan Luhan ini Kim Kai adik manisku" minseok mengakhiri sesi perkenalan dengan senyum manisnya.

"Hai Kai. Kau sangat manis, aku punya oleh oleh boneka beruang di dalam tasku, aku akan memberikannya padamu nanti. Kau mau kan? " Luhan sok gentle. PDKT sama adik ipar, heh?

"Woah, benarkan. Tentu saja aku mau Hyung" Kai tersenyum dengan mata berbinar binar. Kai itu penyuka beruang btw.

"Baiklah, sekarang ayo kita pulang guys" Jongdae segera masuk kedalam mobil diikuti tiga pemuda lainnya.

Keempatnya berbicara riang di dalam mobil. Luhan menceritakan bagaimana dia mengejar kelulusannya yang hampir saja tertunda- tentu saja tanpa memberitahu bahwa Minseok berperan besar didalamnya. Minseok juga bercerita tentang pertemuan pertamanya dan Luhan, dimana saat itu dia sedang bad mood sehingga membentak Luhan. Sementara Kai dan Jongdae hanya menjadi pendengar yang baik, sekali kali keduanya juga ikut masuk dalam pembicaraan itu.

"Gomawo Minseok-ah, Jongdae Hyung dan Kai-ah. Lain kali aku pasti berkunjung lagi. Ah, aku akan mengajak sepupuku yang tampan juga kesini. Sayang sekali tadi dia langsung berangkat ke Daegu, jadi tidak bisa berkenalan" ucap Luhan ketika melihat supir keluarganya sudah menunggu di depan restoran Kim Family.

"Apa hyung tidak ingin mampir dulu? " tanya Kai sopan.

"Tidak. Lain kali aku pasti akan berkunjung kemari. Oh ya Kai, ini oleh oleh boneka beruang untukmu " Luhan menyodorkan sebuah boneka beruang berwarna coklat kepada Kai. Sedikit berdoa dalam hati semoga Sehun tak menghabisinya karna telah memberikan boneka beruang titipannya pada orang lain.

"Waah. Gomawo hyung. Ini sangan imut, aku sangat menyukainya" Kai menjawab berbinar binar.

"Ne. Kalo begitu aku permisi dulu. Annyeong" Luhan membungkuk hormat seraya berlalu menuju mobil jemputannya dan melaju meninggalkan Kediaman keluarga Kim.

"Jja. Kita masuk dan makan besar sekarang. Uri Chef Kai sudah memasak banyak sekali makanan lezat di dalam untuk menyambut kepulangan Minie. " Jongdae berseru girang seraya menarik kedua adiknya kedalam rumah.

"Wooah benarkah? Aah, aku tidak sabar mencicipi masakan adikku ini" seru Minseok yang hanya di balas senyuman manis oleh Kai.

"Hyung, aku akan bekerja minggu depan" Minseok memulai percakapan. Sat ini, Minseok, Jongdae dan Kai tengah duduk santai di ruang keluarga setelah acara makan malam keluarga mereka.

"Wah, benarkah? Kau di terima bekerja dimana minnie? " Tanya Jongdae antusias.

"Di Willis Corporation, Hyung. Perusahaan itu juga bekerja sama dengan perusahaan keluarga kita kan hyung? "

"Iya. Benar juga. Willis Corp itu sangat berpengaruh di Asia. Produk mereka sangat mewah dan berkelas. Hanya orang orang dengan uang berlebih yang mampu membelinya. Tapi bagaimana kau bisa di terima bekerja di sana Minnie? Tanya Jongdae.

"Awalnya aku juga tidak diterima. Katanya mereka tidak menerima fresh graduate. Tapi, karna universitas dan Willis Corp bekerja sama jadi mereka menerima VC ku. Aku mengikuti tes dan interview dengan baik. Maka langsung di terima. Terlebih aku orang Korea, jadi langsung bekerja di perusahaan induk yang ada di Seoul saja. Aku mulai kerja minggu depan Hyung. Sekaligus pengangkatan

direktur baru, katanya. " jelas Minseok.

"Hmm baguslah" Jongdae bangga dengan kinerja adiknya.

"Oh iya Kai. Kau tidak mau kuliah? " tanya Minseok pada Kai yang sedari tadi hanya mendengarkan saja.

"Tidak Hyung. Aku lebih suka bekerja saja. Lagipula kalau kuliah hanya menghabiskan uang saja" Kai berujar sedih. Dia ingin kuliah sebenarnya, tapi Kai tidak mau lebih merepotkan keluarga Kim yang sangat baik hati padanya.

"Eiiy. Kenapa kau berfikir seperti itu Kai? Kau harus kuliah, heeum. " Jongdae berujar lembut. Dia tau Kai sangat ingin Kuliah, tapi memang pada dasarnya Kai itu tidak mau merepotkan dan keras kepala pula.

"Tapi, hyung... "

"Tidak ada tapi tapian. Kau akan kuliah di semester baru nanti. Ambillah Jurusan Management Kai. Jongdae hyung harus fokus di perusahaan Keluarga kita dan restoran tidak akan ada yang mengurusnya. Lagipula, kau kan bisa kuliah sambil kerja paruh waktu di restoran. Kita akan cari chef baru nanti untuk menggantikanmu, dan kau bisa membantu setelah pulang kuliah, arraso? " Minseok memotong perkataan Kai dan berujar keras kepala.

"Baiklah Hyung" Kai mengalah Juga akhirnya.

"Nah. Itu baru Bagus, Kai. Aku akan menyiapkan segala keperluan kuliahmu, arraseo. Lagipula kau memang seharusnya masuk kuliah tahun ini, kan" Jongdae senang tentu saja. Ternyata sifat keras kepala Minseok berguna juga di saat saat sekarang ini.

"Baiklah. Jja sekarang lets go sleep everyone. Kita harus bekerja besok. Ayo masuk ke kamar masing masing" Jongdae menginterupsi kedua adik tercintanya untuk tidur ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Yaaa. Dasar pelayan kurang ajar. Kau tidak lihat hah, bajuku jadi kotor gara gara sikap teledormu itu. " seorang wanita kelebihan makeup berkacak pinggang seraya membentak pelayan restoran yang sudah mengotori pakaian nya.

"Mianhamnida. Saya sungguh tidak sengaja. Maafkan saya nyonya" sang pelayan hanya menundukkan kepalanya, takut. Dia benar benar tidak mau kehilangan pekerjaan ini.

"Maaf maaf. Gara gara kau bajuku jadi kotor begini sialan. Aku tidak mau tau, Kau harus ganti rugi dan aku akan melaporkanmu pada direktur restoran ini agar kau dipecat." wanita itu berteriak makin emosi mengundang perhatian seluruh penghuni restoran, senyum mengejeknya terlihat sangat menyebalkan.

"Maafkan saja nyonya. Maaf. Sa-saya sungguh tak sengaja"

"Tidak ada tapi tapian aku akan membuatmu dipecat secepat... "

BRAKK

Gebrakan meja menghentikkan ucapan si wanita tersebut membuat perhatian seluruh penghuni restoran terfokus pada namja mungil yang menggebrak meja.

Namja mungil tersebut berjalan santai menghampiri dua wanita yang tadi berdebat kemudian membantu sang pelayan untuk berdiri.

"Nyonya. Apa kau sebegitu butanya sehingga tidak melihat pelayan yang sedang mengantarkan makananku" si Namja mungil berujar nyalang. Kesal dengan kelakuan wanita yang menurutnya bar bar tersebut.

"Apa maksudmu, hah. Sudah jelas jelas pelayan bodoh ini yang salah. Dia bahkan mengotori pakaian mahalku"

"Apa kau benar benar buta, hah? Kau berjalan dengan menelpon kemudian menabrak pelayan ini. Bajumu bahkan hanya terciprat sedikit jus strawberry pesananku. Apa kau buta untuk melihat bahwa bajunya sudah basah kuyup, semua orang bahkan tau bahwa ini adalah kesalahanmu" Si namja mungil berujar kesal.

"Aku tidak peduli, yang jelas dia harus di pecat karna keteledorannya. Panggilkan bos kalian sekarang juga" wanita itu berujar makin emosi.

"Ada apa ini? " seorang namja Tan dengan pakaian chef keluar dari dapurnya ketika mendengar suara ribut ribut dari restoran.

"Mana direktur restoran ini? "

"Aku. Aku yang bertanggung jawab akan restoran ini. Ada apa gerangan nyonya? " namja manis itu berujar sopan.

"NINI" Si namja mungil yang tadi menolong

pelayan itupun berteriak heboh kala melihat seseorng yang terlihat akrab di ingatannya.

"BAEKIE" Ninipun berteriak tak kalah hebohnya sat melihat sahabat kecilnya berdiri tak jauh dihadapannya.

"Yaak. Berhenti berteriak dan cepat bayar ganti rugiku, serta pecat pelayan bodoh ini" si wanita tadi memekik kesal. Jengah dengan kelakuan dua mahkluk idiot didepannya.

"To-tolong jangan pecat saja. Sajangnim. Hiks"si pelayan kini terisak. Benar benar takut kehilangan pekerjaannya.

"Aku tidak akan memecatmu jennie-ah, tenanglah. Ada apa ini? Kenapa bajumu kotor semua" Kai berujar khawatir saat melihat pakaian Jennie yang berlumuran cairan berwarna pink.

Namja mungil yang di panggil Baekkie tadipun berbalik menghadap wanita tersebut langsung menunjuk ke wajah wanita bar bar menurutnya.

"Kau. Pergi sekarang atau aku akan menjebloskanmu kepenjara atas tuduhan menggangu ketenangan umum dan pencemaran nama baik, serta pelecehan di muka umum. "

Si wanita gelagapan atas perkataan namja mungil di hadapannya. Tanpa berkata apapun lagi dia berlalu dari restoran tersebut.

"Nini. Aku sangat merindukanmu tau. Kau kemana saja selama ini? Kau bahkan tidak mengabariku setelah kelulusn kita. Hu hu hu. " Baekhyun menangis menenggelamkan wajahnya di tangkupan kedua tangan.

"Baekie. Aku juga sangat merindukanmu. " jongin bangkit berpindah ke kursi di samping Baekhyun kemudian memeluk sahabatnyaitu erat.

"Huu huu huu. Aku sangat sangat merindukkan mu. Kau pergi tanpa pamit kepadaku. Hu hu hu" Baekhyun makin menagis kencang semakin menelusupkan kepalanya di dada Kai.

"Aku tidak sempat berpamitan karna di usir dari rumah. Hu hu hu. Hiks" Kai semakin memeluk erat Baekhyun di dadanya.

"KAI. HYUNG DAAAAA-" Teriakan heboh ala Minseok terhenti ketika Melihat sang adik tengah menangis seraya memeluk seorang namja mungil.

"-taaang.."

Kai segera menengok ke sumber suara, setelah melihat Minseok berdiri di depan pintu restoran dan Luhan yang mengekor di belakang. Kai terburu Buru menghapus air matanya.

"Yaak. Kau apakan adikku, hah? " dengan terburu Buru, Minseok berjalan ke arah Kai dan langsung menunjuk wajah BaekHyun.

"Wae? Apa salahku? " Baekhyun hanya menampilkan wajah bingung.

"Minnie Hyung. Ini Baekkie, Sahabatku sewaktu kecil. Kami baru bertemu sekarang"Kai mencoba menjelaskan, Melihat sang hyung yang tampak emosi.

"Ooh. " Minseok membulatkan bibirnya. Ketegangan di wajahnya tampak hilang di gantikan dengan senyum ramah.

"Annyeong temannya Kai. Aku Kim minseok. kakaknya Kai" Minseok segera menjabat tangan Baekhyun.

"Ne, annyeonghaseyo. Byun Baekhyun imnida" Masih dengan raut wajah bingung baekhyun menjabat tangan Minseok. Kemudian memberi tatapan heran ke arah Kai.

"Akan aku jelaskan nanti" bisik Kai pada Baekhyun yang dibalas anggukan oleh Baekhyun.

"Eoh. Ada Luhan hyung juga. Annyeonghaseyo Hyung" Kai tersenyum kemudian menyapa Luhan yang sedari tadi hanya memperhatikan tiga namja di depannya.

"Ne. Kai-ah. Kalian sedang apa? " tanya luhan basa basi.

"Eoh. Tidak ada. Bagaimana kalau Hyung-deul duduk dulu akan aku buakan sarapa-"

BRAAK

Ucapan Kai terpotong ketika suara gebrakkan pintu yang bigitu keras terdengar. Menampilkan sosok laki laki kelebihan tampan yang berdiri dengan nafas memburu sehabis berlari dan wajah dengan ekspressi kesal.

Kai mematung. Bukan karna ketampanan wajah pria itu, bukan.

"HYUUUNG. Kau meninggalkankan ku begitu saja, eoh" sang namja melangkah tergesa ke arah meja Luhan.

"Eoh. Sehunie mian aku melupakanmu tadi, hehe" Luhan hanya nyengir tampan melihat raut kekesalan sang adik.

"Kau melupakanku? Yang benar sa-" ucapan Sehun terhenti saat matanya menatap ke arah manik Coklt karamel milik Kai.

Waktu serasa di pause membuat tatapan keduanya terkunci meresapi arti tatapan masing masing.

"Sehunie.. "

"Nini.. "

To

Be

Continue

Jeng jeng jeng.

Akhirnya update juga.

Sedikit koreksi untuk Chapter satu kemaren. Di akhir chapter kan, aku nulis kalo Ka musti nyari Yuri eomma, nah di Chapter dua aku ngebuat Flashback kalo Yuri udah meninggal. Hadeeeuh. Ini kan berabe. Jadi sebenarnya Yuri eommanya Kai udah meninggal yah/anggep aja begitu.hehe. Maaf atas kesalahan di Chapter satunya. Hehe.

Oh, ya ini Mungkin telat, BIG THANKS untuk cikwang sebagai Viewers (?) pertama aku. Terimakasih yang sebanyak banyaknya sekali lagi buat cikwang.

Spesial Thanks Juga untuk:

cikwang, jongiebottom, periRumah, prettybabo, kentang goreng97889495,laxyovrds, Micopark, 2 hkhs9488, park rihyun-uchihaTaechim.

Thanks udah meluangkan waktu berharga kalian untuk ngereview ff Gaje ini.