Cast : Lai Guan Lin, Yoo Seonho, Other

Rating : T

Genre : Drama, Hurt-Comfort, Romance

Standart Disclamer Applied

• Never •

Guanlin melangkahkan kakinya keluar dari ruko 2 lantai yang merupakan tempat prakteknya, mengunci lalu menuju mobilnya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dan dia harus pulang. Hari ini beberapa pasiennya membuat jadwal konsultasi dan terapi.

Guanlin memarkirkan mobilnya di sebuah mini market dan membeli sekaleng kopi dingin. Melihat jalanan sebentar sebelum melanjutkan perjalanan pulang. Jalanan Seoul sangat sepi, Sehingga terkadang Ia takut untuk keluar diatas jam 11 malam. Guanlin membuka pintu mobilnya, Manic matanya tanpa sengaja melihat ke sebuah lampu jalan tak jauh dari mini market tadi. Ada seseorang yang tiba-tiba tergeletak begitu saja.

Dengan sigap, Guanlin berlari menghampiri orang tersebut. Seorang pemuda dengan rambut cokelatnya yang acak-acakan dan pipi yang masih basah. Dahi Guanlin mengernyit, Dia menangis? Guanlin mencari dompet di saku celana pemuda tadi. Tidak ada. Bagaimana ia mengantarkan pemuda ini pulang?

"Hey... Bangun" Guanlin menepuk pelan pipi pemuda tadi.

Guanlin menggendong pemuda tadi dan memasukkannya ke mobil. Ia melepas jaketnya dan menyelimuti pemuda tadi. Guanlin segera membawa pemuda tadi ke Rumahnya. Tidak mungkin ia membawa pemuda tadi ke Rumah sakit karena pemuda itu tidak membawa kartu Identitas. Sesekali Guanlin melihat pemuda tersebut untuk memastikan keadaannya.

Sesampainya di Rumah, Guanlin membawa pemuda tadi ke kamarnya. Guanlin berniat membuka sepatu pemuda tadi, samar-samar Ia mendengar pemuda itu mengigau ketakutan.

"J-jangan... Maafkan Ayahku..."

Guanlin memandang pemuda tadi Iba. Dugaannya adalah pemuda tadi ketakutan, hingga pikirannya kacau. Namun bagaimana bisa pemuda itu tidak sadarkan diri?

Disaat Guanlin berniat mengambil pakaian dan beranjak mandi, Ia mendengar pemuda tadi berteriak ketakutan, lalu duduk dengan nafas tersenggal-senggal. Guanlin segera menghampirinya.

"Kau tak apa-apa?" tanya Guanlin khawatir.

Namun, pemuda tadi malah menarik selimut hingga menutupi dadanya. Tangannya terlihat bergetar "Siapa kau?!"

"Justru aku yang seharusnya menanyakan itu padamu. Kau siapa? Aku menemukanmu pingsan tadi" ujar Guanlin sabar.

Pemuda tadi terdiam dan tangannya masih bergetar. Disaat Guanlin bermaksud menenangkannya, Pemuda tadi justru menampik tangan Guanlin "Kumohon! Jangan sentuh aku!" teriak pemuda tadi sembari memejamkan matanya erat.

"Hey... Aku tidak akan menyakitimu"

"Tapi kau berniat memperkosaku, kan?"

Guanlin terdiam, apa ini yang membuat pemuda tersebut begitu ketakutan?

"Tidak. Aku sama sekali tidak memiliki niatan buruk kepadamu. Aku hanya ingin membantumu"

"Kenapa kau tidak membiarkanku mati saja?"

Guanlin membeku mendengar ucapan pemuda di hadapannya tadi "Apa maksudmu?"

"Tidak ada gunanya aku hidup jika seperti ini. Kau seharusnya membiarkanku disana. Aku sudah berhasil tidak makan dua hari tapi tidak kunjung mati"

"Kau ada masalah? Aku bisa membantumu jika Aku mampu"

"Tidak perlu.. Kau mungkin juga nantinya tidak akan percaya kepadaku"

Keduanya terdiam. Pemuda itu menatap selimut dengan tangan yang memeluk erat kedua kakinya. Hening. Hingga terdengar bunyi keroncongan dari perut pemuda tersebut.

"Kau lapar? Aku akan memesan makanan" ujar Guanlin sembari mengambil ponselnya.

"Tidak. Biarkan aku begini saja" jawab pemuda tadi ketus.

"Ah iya... Aku belum tahu namamu dan aku tidak tahu har-"

"Seonho"

"Aku Guanlin"

"Kenapa kau menyelamatkan ku?"

"Tadi aku melihatmu pingsan tak jauh dari Minimarket. Di luar sangat dingin. Tidak mungkin aku membiarkanmu kedinginan disana. Kau tidak membawa kartu identitas jadi aku tidak bisa mengantarkanmu. Jadi, Aku membawamu pulang"

Seonho masih terdiam. Guanlin menatapnya tidak tega, Lalu berniat menggandeng Seonho untuk ke bawah, namun Seonho sudah menepisnya.

"Kau mau apa?!" teriak Seonho dengan nada yang bergetar.

"Jika kau tidak mau makan, setidaknya aku akan membuatkan susu untukmu. Aku tidak mau kau mati kelaparan disini"

Seonho masih terdiam. "Baiklah, Aku tidak menyentuhmu. Jika kau takut aku akan berbuat sesuatu kepadamu, Aku akan turun duluan. Oke?"

Guanlin berjalan keluar dari kamarnya terlebih dahulu. Tak lama kemudian Seonho mengikutinya takut-takut.

Rumah yang di tempati Guanlin sangat luas untuk di huni satu orang. Membuat Seonho takut jika Guanlin membohonginya. Namun, pemikiran tersebut terbantahkan ketika Ia melihat Guanlin sedang menerima makanan dari kurir sebuah Restoran. Pandangan mereka bertemu, Guanlin mengisyaratkan untuk ke ruang makan dengan matanya.

Seonho memperhatikan Guanlin yang sedang menata makanan diatas meja. Lalu menyiapkan dua buah piring. Guanlin membeli Ayam goreng dan beberapa makanan lainnya.

"Aku tidak ingin makan" tolak Seonho.

"Ayolah. Satu potong saja, ya?" bujuk Guanlin.

Seonho menggelengkan kepalanya. Guanlin membuka kulkasnya dan mengeluarkan sekotak es krim. Mata Seonho berbinar.

"Aku akan memberikan ini kepadamu, Setelah kau makan nanti"

"Kau memaksa sekali"

Guanlin dengan sabar memandangi Seonho yang sedang memakan Ayamnya. Ia memastikan agar Seonho makan terlebih dahulu. Merasa di perhatikan, Seonho menatap Guanlin tidak terima.

"Kenapa memandangiku?!"

"Aku harus memastikan kau menghabiskan Ayam gorengmu sebelum aku memberimu es krim. Tidak boleh, ya?"

"Jangan menatapiku! Aku takut"

Guanlin tersenyum pasrah "Baiklah. Tapi kau harus menghabiskannya"

Guanlin mengambil sepotong ayam goreng dan memakannya tanpa mencelupkan ke bumbu yang membuat Seonho kebingungan.

"Kenapa tidak pakai Bumbu?"

"Aku tidak terbiasa memakan ayam dengan bumbu. Aku baru beberapa bulan di Seoul"

Seonho mengingat jika nama Guanlin sangat asing di telinganya "Ah..."

"Sudah! Mana es krimku?" tanya Seonho.

"Kau hanya memakan sepotong. Tambah lagi"

"Kau bilang tadi akan memberiku es krim setelah makan"

"Tapi kau hanya makan sepotong" ujar Guanlin usil.

"Kau tidak memberi batasan berapa yang harus ku makan"

"Kau mau atau tidak?"

"Baiklah baiklah" Guanlin terkikik melihat wajah Seonho yang terlihat pasrah memakan ayam gorengnya.

Guanlin memandangi Seonho yang memakan es krimnya dengan wajah tertekuk.

"Kenapa lagi?"

"Kau menyuruhku memakan ayam sangat banyak hingga aku tidak sanggup menghabiskan es krim ini!"

"Ini sudah malam. Kau boleh memakannya lagi besok"

"Besok?"

Guanlin menutup mulutnya begitu menyadari Ia melontarkan kata-kata begitu saja hingga terdengar seperti tidak mengizinkan Seonho pulang.

"Ah maaf aku-"

"Aku juga tidak berminat untuk pulang"

"Kau ada masalah dengan orang di rumahmu?" tanya Guanlin hati-hati.

Seonho mengangguk setelah menyuapkan sesendok es krim ke mulutnya. Matanya menatap ke sembarang arah. "Ayah kandungku tidak mempercayaiku lagi"

Guanlin menatap Seonho tidak tega.

"Lalu, kenapa kau terlihat bergetar jika aku berniat mendekatimu?"

"Aku tidak bisa menceritakan itu.. Aku sangat takut"

• Never •

Guanlin terbangun dari sofa begitu mendengar Seonho berteriak ketakutan. Ia segera menyalakan lampu dan menghampiri Seonho yang berkeringat dingin. Guanlin memeluk Seonho dan mengusap punggungnya lembut.

"Sssttt... Tidak apa-apa..."

Menyadari seseorang memeluknya, Seonho membuka matanya dan mendorong Guanlin menjauh darinya.

"Mau apa kau?"

"Kau ketakutan tadi"

Seonho terdiam Tangannya bergetar.

"Aku tidur tanpa meminum obatku dahulu"

"Obat?" tanya Guanlin memastikan.

"Aku tidak pernah bisa tertidur dengan nyaman. Dan akhir-akhir ini aku memerlukan 2 butir agar bisa tertidur tanpa memimpikan orang itu. Pamanku menolak untuk menuliskan resep obat itu dan mengambil sisa obatku"

"Kau meminum obat penenang?"

Seonho mengangguk.

"Jika kau tidak bisa tidur tanpa obat penenangmu malam ini, bisakah aku yang menggantikan obatmu itu? Aku akan memelukmu agar kau tidak ketakutan lagi. Aku berjanji tidak akan berbuat buruk kepadamu" tawar Guanlin.

Seonho ragu. Ia menatap Guanlin dan menemukan keseriusan dimatanya. Bisakah Ia mempercayai Guanlin? Bisakah Ia menepis pikiran jika semua orang akan menyakitinya?

To Be Continued

Long Time No See! Maafkan beberapa bulan yang bikin sibuk banget. Tau-tau kambek bawa ff Wanna One wkwk. Anyway, maaf sebelumnya karena saya jarang liat produce 101 karena sibuk. Cuma awal-awal episode. Dan baru kemarin denger judul lagu yang saya pake buat judul ini. Dan, saya cuma tau Guanlin-Seonho ini. Ada saran buat Pair lainnya yang nanti saya masukan di sini?