"Ada yang lihat Bae Jinyoung?"

"Eh?" seisi kelas yang tadinya damai tentram berubah menjadi canggung begitu Park Jihoon datang.

Jihoon menghembuskan napasnya tidak sabar. "Aku tanya sekali lagi, ada yang lihat Bae Jinyoung?"

Yang pertama bereaksi adalah murid bertubuh kecil yang duduk di kursi paling depan. "Bae Jinyoung tidak masuk, Kak."

"Oh? Daehwi?" ekspresi Jihoon tampak terkejut. Ia baru tahu Lee Daehwi sekelas dengan Bae Jinyoung. Ah, kenapa memusingkan Daehwi? Ia kesini untuk bertanya perihal Jinyoung. "Jinyoung kemana?"

"Tidak tahu, Kak. Tidak ada kabar," jawab Daehwi cepat. Dibandingkan teman-temannya yang lain, Daehwi lebih santai jika berhadapan dengan Park Jihoon, si ketua organisasi sekolah. Alasannya mudah, ia juga salah satu pengurus organisasi dan cukup sering mengobrol dengan Jihoon.

Kembali lagi ke Jihoon.

Jihoon tertegun setelah mendengar jawaban Daehwi. Jinyoung tidak ada kabar di kelasnya? Cowok itu juga tidak mengiriminya pesan dari tadi malam. Kemana Jinyoung?

Setelah mengucapkan terimakasih, Jihoon meninggalkan ruang kelas Jinyoung dan berjalan menuju perpustakaan dengan cemas

.

.

'When Your Bae Being Sick'

Bae Jinyoung and Park Jihoon

.

.

Jihoon itu rajin dan cerdas. Ditambah dengan wajahnya yang tampan. Tidak heran sekarang dia menjadi ketua organisasi sekolah. Walau tampan begitu, Jihoon sudah di cap 'galak' di kalangan murid saking seringnya ia patroli dan menegur siswa yang melanggar.

Tindakannya bagus, sih.

Tapi kan wajahnya tidak mendukung.

Kalau yang berpatroli seperti itu Kang Dongho dari kelas C atau Ha Minho dari kelas F, mungkin murid-murid tidak akan seheran sekarang. Tapi yang melakukan ini Park Jihoon, lho. Yang kerap membuat snapgram sambil ber-aegyo.

"Yo! Jihui~" panggil Park Woojin, sepupu Jihoon yang berada di kelas A. Ia tengah berjalan dengan Ahn Hyungseob. Melihat Hyungseob ada di sebelah Woojin, Jihoon pun mau tak mau tersenyum.

"Hei, Woojin-ah," Jihoon berjalan mendekati Jihoon. Ia lalu melemparkan pandangan kepada Hyunseob. "Dan juga, Hyungseobbie!"

"Selamat siang, Jihui!" Hyungseob ikut memanggil Jihoon dengan panggilan 'Jihui'.

"Wah, kalian ini mesra sekali jam istirahat masih sempat-sempatnya berdua. Jangan sampai pulang sekolah nanti kalian malah tidak ikut rapat karena sibuk pacaran, lho." Jihoon memperingati dengan nada serius.

Woojin menepuk keningnya. "Oh iya! Hari ini ada rapat ya?"

"Ck. Sudah kuduga kamu lupa. Dasar!" decak Jihoon kesal.

Park Woojin cengengesan. Menampakkan gingsulnya yang bisa membuat anak gadis minta kawin. "Maaf maaf. Kamu bakal datang?"

Jihoon membusungkan dadanya. "Jelas, aku kan ketua!"

"Eh, tapi bukannya Jinyoung sakit? Kok kamu masih santai-santai, Jihoon?"

.

'When Your Bae Being Sick'

Bae Jinyoung and Park Jihoon

.

"Eh, tapi bukannya Jinyoung sakit? Kok kamu masih santai-santai, Jihoon?"

"Hah?"

Jihoon cengo.

Dia tidak salah dengar kan? Barusan Hyungseob bilang Jinyoung sakit? Kekasihnya sakit?

Kekasih?

Iya, Jinyoung dan Jihoon adalah sepanjang kekasih. Mereka baru berpacaran selama satu minggu. Mungkin karena kepribadian Jinyoung yang serius dan tertutup sementara Jihoon yang gengsian, membuat banyak hal yang belum mereka ketahui satu sama lain.

"Aish, kita kan sudah berjanji untuk tidak memberitahu—"

"Hyungseob, benar Jinyoung sakit? Dimana dia?" potong Jihoon cepat. Woojin ingin menimpali, tapi Jihoon memotong lagi. "Park Woojin, diam atau kulaporkan kepada Ayahmu kalau kau menyimpan rokok di bawah bantal tidur?"

Gila.

Ini gila!

Woojin diam di tempatnya. Tidak mampu berkutik. Masalahnya, Jihoon selalu tahu kelemahannya. Dan juga darimana sepupunya tahu kalau dia diam-diam menyimpan rokok di kamar?

Kini giliran Hyungseob yang cengo. "Sayang, kamu merokok?"

"B-bukan! Ini bukan seperti yang kamu pikirkan!" bantah Woojin cepat. "Argh—"

"Hyungseob, jawab aku dulu. Jinyoung dimana?" tanya Jihoon tidak sabar. Ia lagi-lagi memotong ucapan Woojin.

Hyungseob mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Ia meneguk ludahnya susah payah. "Ummm, dia di apartemennya, Jihoon."

"Bagaimana kamu tahu?"

"Ummm, tolong diam-diam saja, ya?" pinta Hyungseob sambil mengacungkan jari kelingking. "Sebenarnya, kamar apartemenku terletak di depan kamar Jinyoung. Jadi kami bertetangga. Otomatis aku tahu."

"Tapi dia tidak memberitahuku apapun," suara Jihoon mengecil. Entah kenapa rasanya ia malah marah dan sedikit sedih.

Ia kekasih Jinyoung, namun dia tidak tahu kabar Jinyoung sama sekali.

Ia kekasih Jinyoung, tapi Jinyoung tidak sepenuhnya terbuka dengan Jihoon.

Ia kekasih Jinyoung, tapi ia juga ... tidak menanyakan kabar Jinyoung sama sekali. Ia malah menunggu Jinyoung mengabarinya duluan.

Jihoon jadi merasa bersalah dan gagal menjadi kekasih yang baik. Ini kali pertama ia berpacaran—dan ia tidak mau merusak pengalaman pertamanya.

Menyadari nada bicara dan gestur tubuh Jihoon yang berubah, Hyungseob buru-buru menambahkan. "A-ah, tapi Jihoon, aku tidak sempat menjenguknya. Aku tidak tahu apa kondisinya parah atau tidak. I-ini alamat apartemen—"

"Tidak. Tidak perlu, Seobbie," Jihoon tersenyum pahit dan menahan tangan Hyungseob yang hendak memberinya sebuah kartu. "Aku mau ke perpustakaan dulu, ya. Ada yang ingin aku baca. Sampai bertemu di rapat nanti, Woojin, Hyungseob-ah."

.

'When Your Bae Being Sick'

Bae Jinyoung and Park Jihoon

.

Sebentar lagi, rapat akan dimulai.

Jihoon sudah menyiapkan apa-apa saja yang akan dibicarakan di rapat nanti. Sebenarnya tidak begitu penting, sih. Hanya beberapa rincian jadwal yang perlu di sampaikan. Cuma Jihoon rasa, ia perlu membahas ini dengan para pengurus.

Jihoon sedang fokus menulis sesuatu di atas kertas. Berbeda dengan siswa-siswa lain yang tampak bercengkerama satu sama lain dengan nyaman.

Jihoon benar-benar tidak punya waktu untuk bersantai.

Event Seoul School of Performance Arts selanjutnya akan mengundang Bae Jinyoung—coret—Yoon Mirae.

Acara ini merangkap perayaan ulang tahun Bae Jinyoung ke dua puluh satu—coret—ulang tahun sekolah ke dua puluh satu.

Di selenggarakan pada tanggal 20 Agustus 2017, hari jadi dengan Bae Jinyoung—coret—hari kepulangan tim paduan suara sekolah dari Daegu.

Jihoon menghembuskan napasnya frustasi lalu menenggelamkan wajahnya di atas meja.

Bohong. Jihoon bohong. Kenyataannya ia tidak bisa fokus sama sekali daritadi. Ia bahkan terus menulis nama Jinyoung di atas kertas tadi.

"Jihoon,"

Jihoon langsung menegakkan lehernya begitu seseorang memanggil namanya. "Ya, Hyungseobbie?"

Hyungseob merogoh saku celananya ragu. Ia lalu menyodorkan kartu alamat di atas meja Jihoon. "Ini ..."

Jihoon tertegun.

"Jangan bohong Jihoon. Aku tahu kamu tidak bisa fokus sama sekali daritadi," imbuh Hyungseob. "Jangan bohongi perasaanmu Jihoon. Kamu pasti khawatir sekali, bukan? Pergilah ke sana."

"Tapi—" nafas Jihoon tercekat. "—ummm, tidak jadi. Hyungseob, tolong gantikan aku ya?"

Hyungseob mengulum senyum dan mengacungkan jempol.

"Ah, tidak jadi. Kalau kamu yang memimpin rapat pasti akan kacau. Aku minta Woojin saja."

"Yak! Dasar ketua!"

.

'When Your Bae Being Sick'

Bae Jinyoung and Park Jihoon

.

Sandi masuk kamar Jinyoung itu tanggal dan bulan yang paling ia suka. Coba saja terus sampai lima kali!

Jihoon sudah sampai di depan kamar apartemen Jinyoung dan ia bingung dengan sandi kamar kekasihnya. Ia sudah memasukkan tanggal dan bulan ulangtahun Jinyoung, tapi masih salah.

Tunggu, mungkinkah?

Dengan ragu, Jihoon memasukkan tanggal dan bulan yang ada di pikirannya. Lalu Jihoon membuka pintu kamar apartemen Jinyoung.

Cklek.

Pintunya terbuka!

Hati Jihoon berdesir mengetahui sandi kamar Jinyoung adalah tanggal dan bulan 'jadian' mereka. Perasaan Jihoon semakin tidak enak. Jinyoung sangat menganggap hubungan mereka, tapi Jihoon masih sempat-sempatnya ragu untuk menjenguk Jinyoung.

Pertahanan Jihoon runtuh seketika begitu melihat tubuh Jinyoung tergeletak lemas di atas ranjang. Dengan tangan bergetar, ia menempelkan telapak tangan di kening Jinyoung. Panas sekali. Desis Jihoon dalam hati. Wajah Jinyoung pun terlihat pucat. Bibirnya kering. Pelipisnya berkeringat. Jihoon tersenyum pahit. Seharusnya ia datang lebih cepat.

Setelah menyiapkan segala hal yang ia rasa perlu, Jihoon kembali lagi ke ranjang Jinyoung. Ia menempelkan kain lembab di kening kekasihnya, lalu mengusap pelan pipi Jinyoung. Terakhir, Jihoon menyelimuti tubuh kurus Jinyoung. Semuanya ia lakukan dengan hati-hati karena takut membangunkan Jinyoung.

Jihoon tidak pergi sehabis itu. Ia memandang raut pucat Jinyoung sendu. Kenyataannya, Jihoon yang menjadi pribadi terlalu serius selama ini, bukan Jinyoung. Kenyataannya, Jihoon yang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, bukannya mendekatkan diri dengan Jinyoung. "Maaf ... maafkan aku yang tidak pernah mengerti kamu Jinyoung."

.

'When Your Bae Being Sick'

Bae Jinyoung and Park Jihoon

.

"Ukh—" Jinyoung membuka matanya perlahan setelah tidur berjam-jam penuh. Hal pertama yang ia rasakan adalah sesuatu yang berat dan hangat menempel di keningnya. Jinyoung menggerakkan kepalanya tidak nyaman dan kain yang berada di keningnya terjatuh. Kompres? Pikir Jinyoung bingung. Seingatnya, ia tidak meletakkan kain apapun di kening. Hal terakhir yang ia ingat, kepalanya pusing dan ia langsung tidur sepulang sekolah. Jinyoung bahkan tidak sempat mandi.

"Jihoon?" kebingungan Jinyoung bertambah melihat kekasihnya itu tertidur di pinggir ranjangnya. Dengan kedua tangan yang terlipat di sisi ranjang dan kepalanya ia letakkan di atas tangan. Mau tak mau, Jinyoung tersenyum. Ia menyentuh pipi Jihoon pelan. "Hei."

"Eh?" Jihoon langsung terbangun. Ia mengucek-ucek matanya. "Jinyoungie ... kamu sudah bangun? Bagaimana panasmu?"

Jinyoung tersenyum lagi.

Jihoon menempelkan tangan di kening Jinyoung. "Ah, sudah turun. Syukurlah. Kamu pasti lapar. Aku panaskan dulu sup hangatnya, ya?"

Jinyoung tersenyum lebih lebar sekarang.

Jihoon meleset ke dapur. Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan semangkuk sup dan satu gelas air putih hangat. Ia letakkan gelas itu di atas meja di samping ranjang Jinyoung. Ia tersenyum hangat. "Makan dulu, ya?"

Mana bisa sih, Jinyoung menolak jika ia dimanjakan begini?

Jinyoung menegakkan badannya supaya memudahkan Jihoon menyuapinya. Tapi Jihoon sepertinya tidak mengerti kode Jinyoung. Ia malah menyodorkan mangkuk itu begitu saja dan menatap Jinyoung heran. "Apa sih?"

"Suap ..." rengek Jinyoung pelan. Sungguh. Jika ia tidak sakit, ia tidak mau merengek seperti ini.

Tawa Jihoon meledak. Ia mengangguk dan mengarahkan sendok sup ke mulut Jinyoung. "Aaaa?"

.

'When Your Bae Being Sick'

Bae Jinyoung and Park Jihoon

.

"Bae Jihoon."

"Apa Jin—tunggu, Bae Jihoon?"

Jinyoung tertawa gemas lalu memainkan jarinya di dagu Jihoon. "Iya, Bae Jihoon. Nanti pasti aku akan mengubah margamu menjadi Bae."

"Aish, sembuh saja dulu sana bocah!" Jihoon menepis tangan Jinyoung pelan. Mencoba menutupi semburat merah di pipinya. Jinyoung tertawa lagi melihat ekspresi Jihoon.

Sekarang posisi mereka sudah sangat nyaman. Jihoon yang bersandar di atas ranjang dan Jinyoung yang meletakkan kepalanya di atas paha Jihoon dengan selimut yang masih membungkus tubuh kurusnya. Jangan lupakan juga tangan Jihoon terus mengusap lembut rambut Jinyoung.

"Aku mau tidur lagi." Gumam Jinyoung dengan suara beratnya.

"Hm?" Jihoon tak bosan mengusap rambut Jinyoung. "Tidurlah Bae."

"Tapi jangan pergi ..."

"Tak akan pernah."

Jinyoung tersenyum puas lalu memejamkan matanya perlahan. Ia bertanya-tanya dalam hati, sejak kapan saat sakit rasanya sebahagia ini? Tanpa menunggu lama, Jinyoung sudah tahu jawaban dari pertanyaannya.

Tentu saja sejak Park Jihoon ada di sisinya.


.

.

.


[A.N] Perlu sequel gak? Atau udah cukup kayak gini aja? ;"D

Udah ada yang lihat teaser Jihoon? Jadi kalian #TeamEnergetic atau #TeamBurnItUp nih? Aku sih #TeamEnergetic =3

Review juseyoooo~