[Bayar sewa]

Acara tivi hari ini benar-benar membosankan. Sudah berkali-kali Jin memencet tombol next di remote tivinya, tapi tidak ada satu tayanganpun yang seru. Jin benar-benar merasa bosan, tapi dia sendiri pun bingung mau melakukan apa. Seminggu lalu ia sudah menyelesaikan sidang akhir kuliah dan menganggur -lebih tepatnya marathon drama yang ia lewatkan selama belajar sebelum ujian- di apartemennya. "Hey, Namjoon-ah". Jin mengusrak rambut Namjoon yang duduk lantai didepan sofa panjang tempat Jin berbaring.

"Hmm". Namjoon hanya menjawab sekenanya. Dia tampak sibuk berkutat dengan buku catatan liriknya. Sepertinya Namjoon sedang menggarap lagu baru untuk album baru artis di agensi tempat ia bekerja.

"Awalnya kenapa kita tiba-tiba tinggal bareng ya?"

"Memangnya kenapa, toh sudah lama juga kan?". Namjoon melepas salah satu earphone yang tersumpal ditelinganya.

"Penasaran aja. Aku kok tidak ingat "

"Hmm..."

~~tiga tahun lalu~~

"Sekarang tanggal berapa?"

"17, memangnya kenapa?"

Jin segera bangkit dari posisinya yang sedang tiduran di atas sofa. "Aku lupa belum bayar sewa!"

"Yasudah sana bayar."

Jin kembali menjatuhkan badannya ke sofa. "Malas..."

"Kan bisa transfer lewat internet banking"

"Handphoneku terlalu jauh". Jin menunjuk pintu kamar dengan jempol kakinya. Sengaja memberi kode untuk Namjoon biar dia mengambilkan handphone untuknya. "Jauh sekali, kan?"

Bukannya bangun, Namjoon malah memberikan -lebih tepatnya melempar- handphone miliknya pada Jin. "Nih, pakai handphoneku saja. Aku juga malas pindah tempat"

"Haissh...". Jin meraih handphone Namjoon yang mendarat di atas perutnya. Kemudian mengetik sandi di handphone Namjoon lalu membuka aplikasi banking. Kebetulan mereka memakai bank yang sama.

Tapi sebelum Jin me logg out akun Namjoon, Jin teringat sesuatu. Isi tabungannya sekarang sedang sekarat. Untuk keamanan jatah makan selama sebulan kedepan, setidaknya Jin butuh 200.000 won lagi untuk membayar sewa apartemen.

"Namjoon."

"Apa?"

"Kenapa kau tidak tinggal disini saja. Apartemenku lebih dekat dengan kgedung kampus dan kau dapat menghemat ongkos jalan"

"Boleh juga."

"Oke call! Kau yang bayar tagihan bulan ini." Jin segera mentransfer uang sewa dengan akun Namjoon. "Tenang, akan kubantu saat kau pindah. Sore ini juga tidak apa-apa". Jin tersenyum senang, setidaknya uang tabungannya aman dan mungkin Jin ingin membeli wajan teflon baru dengan uang itu.

"Hyung". Namjoon memutar badanya dan menatap Jin yang masih berkutat dengan handphone miliknya.

"Apa?"

Tiba-tiba Namjoon memegang dua pipi Jin dengan satu tangan hingga bibir Jin membentuk pout lucu. "Dengar Jin. Ada dua kemungkinan. Satu, kau memang ingin tinggal bersamaku dan membagi uang sewa berdua. Dua, kau hanya sedang kurang uang dan membuatku bayar sewa." Namjoon memainkan kedua pipi Jin. "Mana yang benar aku tak peduli asal jangan menggunakan opsi kedua pada sembarang orang. Mengerti?"

Masih dengan kedua pipi yang dipegang oleh Namjoon, Jin mengangguk tanda ia mengerti dengan perkataan Namjoon.

.

"... entahlah, aku juga lupa. Hyung,buatkan aku sesuatu Jin hyung. Aku lapar" kata Namjoon selewat sebelum kembali menghadap buku catatannya.

"Bikin sendiri saja sana, aku mala-"

Kata-kata Jin terpotong saat Namjoon kembali menatapnya dengan tatapan penuh arti. "Siapa yang bayar sewa bulan ini?"

"Uughh iya iya aku buatkan!"

.

.

.

[Mandi 'berdua']

"Hyung cepat sedikit mandinya". Namjoon berdiri di depan pintu kamar mandi dengan memegangi perutnya. "Ughh hyung... aku tidak tahan"

"Sebentar, aku sedang kerama-"

Namjoon sudah tidak bisa menahan kecingnya lebih lama lagi. Ia segera masuk dan membuma celananya. Masa bodo dengan Jin yamg sedang mandi, toh ada shower curtain kan?

"Yaa! Namjoon" tiba-tiba Jin membuka shower curtain lebar-lebar. "Sudah kubilang tunggu sebentar"

Namjoon yang sedang mengeluarkan sisa metabolisme tubuhnya -kencing- jadi kaget. "H-hyung! Kenapa kau tiba membuka tirai seperti itu!"

"Kenapa? Kenapa?! Toh kau juga sudah sering melihatnya kan?" Jin melirik ke arah bawah Namjoon. "Ewh, kau habis minum vitamin ya? Kencingmu kuning sekali"

"E..? Iya sih. Semalam aku minum vitaminmu... Tapi tetap saja hyung!"

"Aaa! Mataku kemasukan sabun! Joon-ah cepat basuh mataku"

"S-sebentar hyung". Namjoon kelagapan buru-buru menarik sletingnya.

"Aiishh tidak perlu disleting. Cepat, perih sekali ini!"

Air terciprat kemana-mana saat Namjoon mengarahkan air ke mata Jin. Jelas saja, kepala Jin benar-benar tak bisa diam saat matanya kemasukan sesuatu. Sebagian besar baju Namjoon basah saat Jin sudah tenang.

"Basah semua jadinya bajuku, Jin"

"Ya tinggal ganti saja apa susahnya."

Namjoon mengusap wajahnya yang ikut terciprat air. Namun otak mesumnya berkerja dan menyuruh matanya untuk melihat tubuh Jin dari ujung rambutnya hingga kebawah yang sedang basah -ingatkan otak dengan IQ 148 milik Namjoon bahwa Jin memang basah karena habis mandi-.

"Jin"

"Apa?"

"Karena sudah terlanjur basah, aku 'memandikanmu' sekalian ya?" Tangan Namjoon mengelus bagain punggung Jin. Dan Jin langsung peka dengan apa yang Namjoon maksud.

"Boleh, tapi tolong siram bekas kencingmu dulu"

.

.

.

[Putus saja yuk]

Malam minggu ini Namjoon dan Jin tidak pergi kemana-mana. Mereka menghabiskan akhir minggu dengan watch Netflix and chill -dengan makna literalnya- di depan tivi. Seperti biasa, mereka menaikkan suhu ruangan dan bergelung dibawah selimut sambil mengemil popcorn

"Namjoon"

"Ada apa?"

"Kita putus saja yuk"

Namjoon memghentikan tangannya yang akan mengambil popcorn di tengah-tengah mereka. "Memangnya kenapa?". Tangan Namjoon mengambil satu popcorn dan memasukkannya kedalam mulut Jin.

"Mm... bukan apa-apa. Kau baik, kita baik. Setidaknya selama 4 tahun terakhir. Aku nyaman denganmu dan kau nyaman denganku. Hanya saja, yah..."

"Lalu mencari pasangan baru, bersama, lalu putus lagi. Untuk apa sih?". Namjoon kembali memasukkan popcorn kedalam mulut Jin saat Jin membuka mulutnya. "Menghabiskan waktu saja. Bukannya lebih baik begini kan?. Aku hanya punya kau dan kau hanya milikku. Kita jarang bertengkar dan setiap masalah selalu ada solusinya. Jadi buat apa putus?"

Jin menatap ke dalam mata Namjoon. "Ya Namjoon~ lihat-lihat tanganku. Aku sampai merinding~" Jin berkata dengan nanda menggoda Namjoon sambil memperlihatkan kulit lengannya.

"Sudahlah -" Namjoon memeluk Jin dan menenggelamkan wajahnya di perut Jin."-jangan menggodaku"

"Ho? Kau malu? Kau malu? Ululu~ Namjoonie malu - Namjoon! Jangan menjilat... uhh.."

Sepertinya mereka berakhir dengan Netflix and Chill dengan makna sesungguhnya.

.

.

.

TBC/FIN (?)

Holaaaa kepingin aja bikin slice of life dari NamJin wkwkw lagi kesambet aja

Aku masih gak tau mau dilanjut next chapter ato engga. Jadi aku gak janji yaa hehe

Ada yang punya ide sok aja atuh tulis di review ato pm. Yang udah baca juga review ya ~~

Mind to review?

SEE YOU IN NEXT UPDATE~~