4 WALLS Chap 1

Kim Samuel.

Anak lelaki berwajah campuran itu berjalan menelusuri lorong sekolah yang sudah cukup ramai oleh murid-murid. Dia mencari ruangan kepala sekolah. Cukup sulit baginya karena sekolah itu luas dan memiliki banyak ruangan. Ia menyerah, dan memilih bertanya kepada seorang pria manis yang kebetulan berpapasan dengannya.

"Permisi." Ucap Samuel sambil tersenyum. Pria di hadapannya terdiam sejenak, sambil memandangi wajah asing Samuel.

"Aku murid baru disini, aku ingin bertanya letak ruang kepala sekolah." Ujar Samuel lagi. Lelaki manis tadi tersenyum.

"Aku akan mengantarmu." Ujar lelaki tadi masih dengan senyumnya.

Samuel dan lelaki tadi tidak banyak berbicara, mungkin masih canggung. Samuel juga tidak terlalu mempedulikannya. Samuel memang agak cuek karena dia hidup di Negara barat sana. Setelah berjalan melewati beberapa ruangan, Samuel membungkuk berterima kasih kepada lelaki manis tadi.

"Gamsahamnida." Ucap Samuel.

"Tidak perluk seformal itu. Sekarang kau temanku, dan aku adalah teman pertamamu. Ingat itu!" Ujar lelaki tadi sambil mengacungkan telunjuknya di depan wajahnya. Samuel tertawa kecil melihat perlakuannya.

"Oh ya, aku belum memperkenalkan diri." Ujar lelaki manis itu.

"Park Jihoon. Aku dari kelas 2-3" Ucap lelaki tadi sambil menyodorkan tangannya. Samuel membalasnya.

"Kim Samuel. Senang bertemu denganmu sunbae." Ucap Samuel sambil tersenyum.

"Tidak perlu memanggilku seperti itu, panggil aku 'hyung' saja." Ujarnya sambil tersenyum. Samuel mengangguk.

"Masuklah, jika kau kesulitan mendapatkan teman, datangi saja aku. Kelasku di lantai dua, di bagian tengah." Ucap Jihoon. Samuel segera memasuki ruangan kepala sekolah.

.

.

Jaehwan gyojang, kepala sekolah mereka memasuki kelas 1-2, kelas baru Samuel. Samuel sedikit gugup,takut tidak beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Ketika kepala sekolah memasuki kelas itu, ruangan langsung senyap, bukan karena takut, tapi lebih karena penasaran dengan siapa orang yang dibawa oleh Bapak Jaehwan YTH ini.

"Kalian kedatangan murid baru, dia pindahan dari Los Angeles." Murid-murid ber-oh ria ketika kepala sekolah selesai berbicara.

"Annyeonghaseyo… Kim Samuel imnida." Samuel memperkenalkan dirinya sambil membungkukkan badannya, menyesuaikan dengan kebiasaan orang Korea.

"Silakan duduk di bangku kosong. Saya keluar dulu." Ujar Jaehwan, kemudian keluar dari kelas tersebut.

Samuel duduk di bangku kosong yang dimaksud oleh kepala sekolah tadi. Saat Samuel baru saja duduk, anak yang di depannya langsung menghadap ke belakang. Anak itu tersenyum ketika matanya bertemu dengan Samuel.

"Namaku Yoo Seonho." Ucap lelaki tadi sambil mengulurkan tangannya. Samuel menjabat tangan teman barunya setelah Jihoon

"Kim Samuel. Kau bisa memanggilku, Samuel atau Muel." Ujar Samuel.

"Aku kira kau tidak bisa bahasa Korea. Wajahmu benar-benar tidak terlihat seperti orang Korea." Ucap Seonho.

"Wajahku menurun dari ayahku." Jawab Samuel.

"Ayahmu orang Amerika?" Tanya Seonho, Samuel menggeleng.

"Dia seorang hispanic." Ucap Samuel.

"Tapi aku besar di Amerika." Tambah Samuel. Seonho mengangguk mengerti.

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa kelaparan segera berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin mencari sumber makanan. Seorang lelaki yang juga sekelas dengan Samuel menghampiri meja Seonho.

"Seonho-ya kajja. Aku sudah sangat lapar, apalagi kau." Ucap lelaki itu.

"Muel-ah, ayo kita ke kantin bersama." Ajak Seonho. Lelaki tadi melirik kearah Samuel, lalu tersenyum.

"Temanku bertambah." Ujar lelaki tadi lalu menghampiri Samuel.

"Namaku Lee Eui Woong." Ucap lelaki tadi sambil tersenyum.

"Aku sudah tahu namamu, kau tidak perlu mengatakannya lagi. Lebih baik kita ke kantin sekarang sebelum kantin penuh." Belum juga Samuel memperkenalkan dirinya lagi, Eui Woong sudah memotongnya.

Dan benar saja, kantin sudah sangat penuh oleh para siswa yang kelaparan. Seonho menghela nafas kecewa, karena dia adalah orang yang paling senang makan.

"Seonho-ya…" Seorang lelaki tampan melambaikan tangannya kearah Seonho. Kemudian Seonho mengajak kedua temannya itu pergi menuju lelaki tampan tadi.

"Untung saja aku menempati tempat untuk kalian." Ucap lelaki tampan tadi. Sedetik kemudian, lelaki itu melirik Samuel yang tampak asing.

"Dia Samuel, murid baru di kelasku." Seonho mengatakannya karena dia tahu arti tatapan lelaki tampan itu.

"Can you speak Korean?" Tanya lelaki tampan tadi. Samuel mengangguk.

"Aku bisa berbahasa Korea dengan lancar." Jawab Samuel.

"Aku kira kau tidak bisa berbahasa Korea, tadinya aku akan menawarkan untuk menjadi gurumu." Ujar lelaki tadi bergurau, Samuel tertawa kecil. Sepertinya ia bisa dengan mudah bergaul bersama orang-orang baru disini. Mereka sangat ramah.

"Bahkan bahasa Korea Samuel lebih baik dari pada kau Guanlin hyung." Ucap Seonho sambil memakan makanannya yang baru saja datang.

"Kau tidak sopan sekali kepada oppa." Ujar lelaki bernama Guanlin tadi sambil mengambil sepotong sosis dari piring Seonho. Baru saja Seonho akan memaki, seseorang datang menggagalkan makiannya.

"Annyeong…" Sapa orang tadi ramah.

"Samuel? Kau disini? Kau kenal mereka?" Tanya lelaki manis yang tadi pagi mengantar Samuel ke ruang kepala sekolah bersama seorang lelaki yang juga tak kalah manis.

"Seonho dan Eui Woong teman sekelasku. Aku tidak sulit mendapatkan teman." Ucap Samuel kepada Jihoon.

"Kalian sudah saling mengenal?" Tanya Hyung Seob, lelaki yang bersama Jihoon tadi. Jihoon mengangguk lucu sambil mengunyah makanannya.

"Jihoon hyung yang mengantarku ke ruang kepala sekolah." Jawab Samuel.

"Aku Hyung Seob, aku sekelas dengan Jihoon."

"Woojin-ah… " Jihoon memanggil seseorang yang tampak kebingungan. Hyungseob mengalihkan pandangannya kepada lelaki pemilik gigi gingsul yang sudah duduk di sampingnya. Sama seperti yang lain, Woojin juga terlihat bingung saat ada Samuel diantara mereka.

"Dia Samuel, teman sekelasku yang baru." Ujar Hyungseob mengerti tatapan Woojin.

"Aku Park Woojin. Oiya, kau sudah memiliki ekskul?" Tanya Woojin tiba-tiba.

"Dia pasti akan berpromosi." Dengus Guanlin.

"Belum, aku akan segera ke ruangan ketua osis setelah ini." Jawab Samuel.

"Aku akan mengantarmu."

Semua orang langsung menatap Jihoon yang sedang mengunyah nasinya. Jihoon mengedipkan matanya beberapa kali.

"Waeyo?" Tanya Jihoon setelah menelan nasinya.

"Tidak biasanya kau mudah akrab dengan orang baru." Ucap Seonho. Jihoon mengedikkan bahunya.

"Benar, aku saja baru mengetahui sikap asli Jihoon setelah sebulan lebih sekelas dengannya, jika bukan karena ekskul, mungkin kita tidak pernah dekat." Ujar Woojin.

"Kau juga begitu." Dengus Hyungseob.

"Bahkan Hyungseob sangat kesulitan ketika menyukaimu dulu, karena kau terlalu pasif." Celetuk Jihoon. Woojin tersenyum genit kearah Hyungseob, memperlihatkan gingsul menawannya.

"Kau akan masuk ekskul apa?" Tanya Seonho kepada Samuel.

"Aku belum tahu ada ekskul apa saja disini." Jawab Samuel.

"Karena wajahmu terlihat cool, kau cocok menjadi pemain basket." Ujar Guanlin mencoba untuk menarik perhatian Samuel.

"Tidak, dengan wajahmu itu, aku yakin kau akan terlihat lebih keren ketika menjadi anggota dance." Woojin ikut mempromosikan ekskulnya.

"Aku tahu kau akan bagus dalam vocal." Ujar Seonho.

Samuel bingung mendengarnya, tapi dia sudah memutuskan akan masuk ekskul yang mana. Samuel hanya tertawa mendengar teman-teman dan para hyungnya mempromosikan ekskul mereka.

"Daripada kau mendengarkan mereka, ayo aku antar ke ruang ketua osis." Jihoon sudah berdiri dari duduknya. Samuel meminum jusnya, lalu segera bergegas ke ruang ketua osis bersama Jihoon.

"Hyung kau ikut ekskul apa?" Tanya Samuel.

"Aku seorang dancer." Jawab Jihoon sambil menaik turunkan alisnya.

"Aku fikir kau bukan dancer, wajahmu itu tidak cocok jadi dancer." Canda Samuel. Jihoon memicingkan matanya.

"Aku akan sangat seksi saat menari, kau meremehkanku." Ucap Jihoon kesal. Samuel tertawa melihat 'teman pertemanya' itu kesal.

"Aku ingin ke toilet, kau lurus saja, lalu belok kanan, disana ada ruangan ketua osis, paling ujung." Ucap Jihoon.

"Hyung pergilah ke kamar mandi, daripada celanamu basah." Canda Samuel lagi. Samuel sangat suka menggoda Jihoon, ia menganggap Jihoon itu lucu.

"Yak!" Teriak Jihoon kesal, Samuel segera pergi meninggalkan Jihoon.

Samuel pergi sesuai intruksi yang diberikan Jihoon. Ia sudah dekat dengan ruangan ketua osis. Saat ia akan memasuki ruangan itu, ada seseorang yang keluar dari sana, membawa setumpuk kertas. Samuel sedikit terkejut saat pintu dibuka, hampir saja ia terkena dorongan pintu.

"Maaf, aku kira tidak ada orang." Ujar lelaki itu.

"Tidak apa-apa. " Jawab Samuel.

"Aku pergi dulu." Ucap lelaki tadi, Samuel hanya menganggukkan kepalanya, lalu ia pun memasuki ruang ketua osis.

"Yooww Lee Daehwi." Sapa Jihoon saat melihat lelaki dengan setumpuk kertas berpapasan dengannya.

"Bantu aku." Ucap Daehwi kerepotan.

"Tidak bisa, aku harus membantu teman baruku." Tolak Jihoon. Sebenarnya, jikapun ia tidak membantu Samuel, Jihoon tidak akan mau membantu teman seangkatannya itu.

"Ohh jadi murid berwajah asing itu adalah teman barumu?" Tanya Daehwi. Jihoon mengangguk.

"Kau sudah bertemu dengannya?" Tanya Jihoon.

"Tadi tidak sengaja aku bertemu dengannya saat aku keluar dari ruang ketos." Jawab Daehwi.

"Baguslah, berarti dia tidak tersasar." Ujar Jihoon.

"Apakah dia akan bertemu dengan Jonghyun hyung?" Tanya Daehwi lagi.

"Iya, dia ingin bertanya-tanya tentang ekskul di sekolah ini." Jawab Jihoon.

"Firasatku mengatakan, dia akan mengikuti klub dance." Ucap daehwi.

"Semoga saja begitu." Jihoon menanggapinya sambil tersenyum girang.

"Ya sudah, aku pergi dulu, ini sangat berat. Kau sangat tega memilih teman barumu itu daripada aku yang sudah menjadi temanmu sejak lama." Dengus Daehwi.

"Selamat tinggal." Jihoon segera meninggalkan Daehwi yang bersiapsiap akan memakinya karena mengabaikan omongan lelaki imut itu.

"Hyung!" Panggil Jihoon ketika ia melihat ketua osis sedang berbicara dengan Samuel.

"Kau teman Samuel?" Tanya Jonghyun kalem.

"Tentu saja. Aku teman pertama Muel." Jawab Jihoon sambil duduk di sebelah Samuel.

"Tidak biasanya kau langsung akrab dengan orang baru." Ucap Jonghyun. Semuanya tau jika Jihoon adalah orang yang pendiam awalnya, tapi jika sudah akrab, Jihoon adalah orang yang sangat ceria dan baik juga penuh aegyo.

"Berhentilah berbicara seperti itu hyung, aku bosan mendengarnya." Dengus Jihoon.

"Itu fakta." Timpal Jonghyun. Jihoon hanya mencibir Jonghyun.

"Baiklah hyung, terimakasih sudah membantuku." Ucap Samuel, lalu berpamitan karena bel sudah berbunyi.

"Sudah selesai? Mengapa tidak lama saja? Aku malas masuk kelas." Ujar Jihoon.

"Hyung, kau harus belajar. Cepat kita pergi ke kelas." Ucap Samuel sambil menarik lengan Jihoon. Jihoon terlihat kesal karena harus belajar.

"Kau ikut ekskul apa?" Tanya Jihoon sambil berjalan.

"Rahasia." Jawab Samuel sambil tersenyum misterius.

"Cih… Kau tidak mau memberi tahu teman pertamamu ini?" Dengus Jihoon. Samuel tertawa melihat Jihoon yang kesal. Dimata Samuel, Jihoon yang kesal sangat manis. di mata semua orang, Jihoon sangat manis.

"Hyung mengapa kau sangat manis ketika kau sedang kesal?" Samuel mencoba menggoda teman pertamanya itu.

Blush.Wajah Jihoon menjadi merah seketika. Jihoon sudah sering dibilang manis oleh orang-orang, tetapi ketika Samuel yang mengatakannya, dia merasa ada yang berbeda. Samuel semakin gemas melihat Jihoon yang merona. Semburat merah dipipinya itu membuat Jihoon semakin manis.

"Menyebalkan." Dengus Jihoon lalu berjalan duluan. Samuel tertawa melihat Jihoon berjalan mendahuluinya.

"Ada apa hyung? Apa aku salah?" Samuel menyamakan langkahnya dengan Jihoon, lalu merangkul lelaki manis itu.

"Yang kau ucapkan tadi itu salah. Aku itu tampan, aku tidak manis." Cibir Jihoon.

"Tidak tidak, kau manis hyung." Samuel kembali menggoda Jihoon.

"Cepatlah ke kelas, anak kecil." Jihoon mengusir Samuel karena entah mengapa dia merasa malu.

"Sampai jumpa hyung manis." Ujar Samuel sambil melambaikan tangannya. Jihoon menyuruh Samuel cepat pergi sambil menggerakkan tangannya.

.

.

.

Bel yang paling ditunggu sudah berbunyi. Bel pulang sekolah. Semua anak berhamburan keluar kelas, melepas jenuh seharian berkutat dengan buku.

"Seonho-ya… Apakah kau akan ke ruang latihan?" Tanya Samuel. Wajah Seonho menjadi cerah.

"Kau ikut ekskul vocal?" Tanya Seonho gembira. Samuel hanya tersenyum.

"Ayo kita kesana!" Ajak Seonho sambil merangkul Samuel. Anak ayam itu sangat semangat.

"Mengapa kau sangat bersemangat?" Tanya Eui Woong heran. Seonho tidak menjawab. Ia tersenyum penuh arti sambil melirik Samuel.

"Kau ikut ekskul vocal?" Tanya Eui Woong. Lagi-lagi Samuel hanya tersenyum.

"Ayo kita ke ruang latihan." Ajak Seonho semangat.

"Kau tidak takut Guanlin melihatmu?" Tanya Eui Woong.

"Ahh aku lupa." Seonho langsung melepaskan rangkulannya di pundak Samuel.

Ditengah perjalanan, Samuel, Seonho dan Eui Woong bertemu dengan Hyung Seob.

"Kau berpacaran dengan Guanlin hyung?" Tanya Samuel yang penasaran.

"Begitulah. Dia tegila-gila padaku." Jawab Seonho percaya diri.

"Mwoya?! Kau jangan mengarang cerita, sudah sangat jelas kau yang sering membuntutinya dulu." Sanggah Eui Woong.

"Omong kosong." Cibir Hyung Seob

"Hyung kau juga kan? Kau dulu sering memperhatikan Woojin hyung, setiap hari kau selalu memuji gingsulnya itu." Ujar Seonho tak mau kalah.

"Aku memang melakukannya, yang pasti aku tidak membuntutinya." Cibir Hyungseob. Samuel tertawa mendengar perdebatan kedua teman barunya itu.

.

.

Sesampainya di ruang latihan, semua mata tertuju kepada Samuel yang baru saja datang. Samuel tersenyum canggung sambil sedikit membungkuk.

"Muel-ie…" Teriak Jihoon sambil berlari kearah Samuel.

"Sudah kuduga kau akan ikut ekskul dance." Ucap Jihoon sambil tersenyum senang.

"Hyung kau salah, Samuel adalah seorang penyanyi." Ujar Seonho.

"Jinjja?" Tanya Jihoon tidak percaya.

"Kim Samuel? Aku sudah mendengarmu dari Jonghyun hyung jika kau akan ikut ekskul ini." Ujar Daniel, ketua ekskul dance. Seonho menjatuhkan rahangnya.

"Kau mengkhianatiku?" Tanya Seonho.

"Aku tidak bilang akan masuk ekskul vocal." Ujar Samuel.

"Ahh… Alasan Samuel mengajak ke ruang latihan bersama, karena ruang latihan anak dance dan vocal karena kita satu ruangan." Ujar Eui Woong akhirnya.

"Kau pintar." Ucap Samuel sambil mengacungkan jempolnya.

"Aku tidak percaya jika Samuel menipuku." Ucap Seonho sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Anak-anak yang berada di sekitar mereka tertawa mendengarnya.

"Annyeong…" Ujar seorang yang tiba-tiba saja ada di dekat mereka.

"Daehwi hyung." Ujar Seonho sambil memeluk Daehwi.

"Bukankah kau yang tadi berpapasan denganku?" Tanya Daehwi kepada Samuel.

"Ah iya. Namaku Kim Samuel, aku murid baru di sekolah ini." Jawab Samuel sambil tersenyum.

"Aku Lee Daehwi. Panggil saja aku Daehwi hyung." Ucap Daehwi.

"Kau tidak cocok dipanggil hyung." Celetuk Daniel. Daehwi melotot kearah Daniel.

"Kau tidak bersama Baejin?" Tanya Hyungseob.

"Dia tidak bisa latihan, dia harus pulang duluan." Ujar Daehwi.

Setelah selesai bercakap-cakap, akhirnya kumpul anggota dimulai. Samuel langsung mendapatkan banyak teman karena dia memang orang yang mudah bergaul, dan juga berkat bantuan Jihoon. Samuel dapat mengikuti kelas dance dengan sangat baik. Lelaki berwajah campuran itu bahkan mendapatkan banyak pujian dari anggota ekskul tersebut.

"Woww… Kim Samuel ternyata dancer yang hebat." Puji Daniel ketika sudah istirahat.

"Aku memang seorang pro." Ujar Samuel percaya diri, tentu saja ia hanya becanda.

"Kau tetap tidak bisa mengalahkan keseksianku." Ucap Jihoon sambil mengibaskan rambutnya. Samuel dan Daniel tertawa mendengarnya.

"Kalian menertawaiku?" Dengus Jihoon.

"Kau benar-benar tidak tahu diri Jihoon-ah." Ujar Daniel.

"Kalian iri kepadaku, aku tahu itu." Ucap Jihoon sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku sangat lelah." Ujar Hyungseob yang baru saja datang dan menyenderkan punggungnya di bahu Jihoon.

"Yak! Punggungmu sangat basah. Pergilah." Dengus Jihoon sambil merangkak menjauhi Hyungseob.

"Kau tega pada sahabat terbaikmu ini?" Tanya Hyungseob dengan wajah kecewa.

"Berhentilah bersikap seperti itu." Cibir Jihoon.

"Kalian sangat berisik." Ujar Seonho dan Daehwi yang baru saja datang.

"Yooww… Ada anak-anak vocal yang kesepian." Ujar Ong Seungwoo.

"Ayok kita kembali lagi." Ucap Daehwi membalikkan badannya sambil merangkul Seonho.

"Kau sangat pemarah Lee Daehwi." Celetuk Jihoon.

"Yak!" Maki Daehwi.

"Walaupun kita seangkatan, aku tetap lebih tua darimu anak muda." Ucapan Jihoon itu disambut tawa oleh orang-orang yang mendengarnya. Ya, Lee Daehwi adalah seorang anak akselerasi saat dia di sekolah menengah dulu, jadi wajar saja jika Daehwi lebih cepat memasuki sekolah menangah atas, dia seharusnya masih kelas sepuluh, begitupun dengan kekasih Seonho, Lai Guan Lin, lelaki tampan itu merupakan anak akselerasi pindahan dari Taiwan.

"Daehwi-ya, kapan kau akan bergabung denga ekskul ini?" Tanya Daniel. Daehwi pernah mengatakan jika ia ingin masuk ekskul yang dipenuhi oleh orang-orang tampan dan terkenal tersebut, tapi masalahnya adalah jadwal latihan ekskul dance dan vocal bersamaan, jadi ia hanya bisa mengikuti vocal saja.

"Hyung kau kan kan sekarang sudah menjadi ketua ekskul, tolong ubah jadwal latihannya, aku tidak bisa mengikuti ekskul ini, karena jadwal latihan yang bentrok." Keluh Daehwi.

"Bolehkah aku mengganti jadwal latihan bapak ketua osis?" Tanya Daniel kepada Jonghyun.

"Itu terserah ketua ekskul, aku hanya ketua osis, jika sudah disini, aku adalah bawahanmu." Jawab Jonghyun kalem.

"Baiklah, aku akan mengubahnya." Ucap Daniel final, dan membuat lengkungan di bibir Daehwi.

"Terimakasih hyung." Ujar Daehwi sambil memegang tangan Daniel karena senang.

"Uhuk." Seungwoo berdehem agar Daehwi melepaskan pegangannya di tangan Daniel.

"Ahh… Maaf Ong hyung." Ucap Daehwi sambil melepas tangan Daniel.

"Setelah Samuel, sekarang kau yang mengkhianatiku? Dunia ini sungguh kejam." Ucap Seonho sambil memasang raut sedih buatannya.

"Aku tidak mengkhianatimu." Jawab Samuel da Daehwi bersamaan. Keduanya saling bertatapan lalu tertawa karena hal tadi.

"Ada apa ini? Kalian benar-benar baru saling mengenal?" Tanya Jonghyun sambil menggoda kedua adik kelasnya itu.

"Kemistri kalian benar-benar sangat baik." Ucap Seungwoo sambil mengacungkan kedua jempolnya. Samuel dan Daehwi hanya tertawa mendengar ucapan para hyungnya itu.

"Ini namanya pengkhianatan yang asli. Kau tega Samuel." Ujar Jihoon, sang teman pertama Samuel.

"Kau juga lebih memilih Samuel, daripada aku. Kau juga mengkhianatiku Park Jihoon." Cibir Daehwi.

"Adegan memanas." Celetuk Woojin.

"Jadi disini pemeran utamanya adalah Samuel sang anak baru yang diperebutkan oleh kedua kakak kelasnya yang sangat popular." Tambah Daniel.

"Aku tahu aku sangat mempesona." Ucap Samuel sambil menyisir rambutnya menggunakan tangan.

"Samuel untukmu saja, aku masih ada Baejin." Ucap Daehwi.

"Tidak, kau bisa mengambilnya." Jawab Jihoon.

"Kalian tidak bisa menolak pesonaku." Ujar Samuel dengan sangat percaya diri.

"Jika kau bukan dancer yang baik, aku sudah mengeluarkanmu." Ujar Daniel yang juga geli dengan kepercayaan diri Samuel. Semua orang disana tertawa mendengarnya.

.

.

.

"Ayok cepat ke kantin, aku sangat lapar." Seonho menarik tangan Samuel yang bermalas-malasan.

"Kita tidak akan kehilangan meja Seonho, tenang saja sudah ada kekasihmu yang pasti memesankan meja untukmu." Ujar Samuel.

"Samuel benar." Ujar Eui Woong sambil menganggukkan kepalanya lucu.

Sesampainya di kantin, benar saja jika Guan Lin sudah menempati tempat untuk mereka bertiga. Ketiga lelaki itu menghampiri meja yang berada tepat di tengah kantin. Banyak sekali orang yang melirik kearah Samuel ketika ia sedang berjalan. Sesekali Samuel tersenyum menanggapinya.

"Kau tidak usah tebar pesona." Cibir Jihoon yang sedari tadi memperhatikan Samuel yang tersenyum kepada orang lain.

"Kau cemburu?" Tanya Guan Lin sambil memakan makanannya.

"Kau mau ku pukul?" Tanya Jihoon sinis.

"Andwe." Bukan Guan Lin, tapi Seonho yang menjawabnya.

"Cih." Jihoon kembali mencibir pasangan yang lebih muda darinya itu.

"Annyeong…" Sapa suara seseorang yang terdengar sangat ceria.

"Daehwi-ya… " Sapa Hyungseob sambil tersenyum juga.

"Kau bersama lelaki deep dark ini?" Tanya Jihoon saat melihat Jinyoung yang berada di belakang Daehwi.

"Kau seperti memiliki dendam padaku Park Jihoon." Ucap Jinyoung sambil duduk di sebelah Daehwi.

"Kalian selalu saja bertengkar jika bertemu." Ujar Daehwi sambil memutar kedua bola matanya malas. Jinyoung melirik kea rah Samuel yang baru pertama kali ia lihat.

"Kau Kim Samuel?" Tanya Jinyoung. Samuel mengangggukkan kepalanya.

"Baejin hyung?" Tanya Samuel. Lelaki yang dipanggil Baejin itu pun tersenyum lalu mengangguk mengiyakan.

"Aku mendengarmu dari Daehwi." Ucap Jinyoung.

"Aku juga mendengar tentang hyung dari Daehwi hyung." Jawab Samuel.

"Daehwi mendapatkan jackpot." Ujar Hyungseob.

"Memangnya kenapa?" Tanya Daehwi.

"Kau mendapatkan kedua lelaki tampan ini." Ujar Hyungseob iri sambil menunjuk Samuel dan Jinyoung dengan dagunya.

"Lalu aku? Apakah aku tidak tampan?" Protes Woojin.

"Tidak." Jawab Hyungseob datar.

"Lalu mengapa kau masih menjadi kekasihku?" Dengus Woojin.

"Karena gingsulmu." Celetuk Seonho yang diiringi tawa.

"Apakah kau berpacaran dengan gingsulku?" Cibir Woojin.

"Yay a ya… Gingsulmu itu membuat banyak orang tertarik." Jawab Hyungseob, ada sedikit cemburu ketika ia mengatakannya.

"Termasuk kau?" Goda Woojin. Hyungseob hanya mencebikkan bibirnya lucu.

"Sudahlah hyung, kau dulu mengejar-gejarnya sampai setiap hari kau selalu membicarakan gingsul milik Woojin hyung." Ujar Eui Woong dengan mulut penuh.

"Anak kecil ini… Tidak boleh makan sambil berbicara." Canda Jinyoung pada Eui Woong. Pria lucu itu kembali mengunyah makanannya sambil menatap Jinyoung tajam.

.

.

.

"Hyung, maafkan aku terlalu lama." Ujar Samuel sambil merangkul Jihoon yang sedang menunggunya di depan sekolah.

"Tidak apa-apa, aku juga baru keluar dari kelas." Jawab Jihoon sambil tersenyum.

"Ya sudah, kajja." Ucap Samuel masih merangkul bahu Jihoon yang lebih pendek darinya itu.

"Mengapa kau sangat tinggi?" Tanya Jihoon sambil menatap Samuel lucu.

"Karena aku tampan." Jawab Samuel tidak sinkron dengan pertanyaan Jihoon. Jihoon memukul bahu Samuel karena jawaban lelaki berparas tampan itu.

"Sakit hyung." Ujar Samuel sambil memegang bahunya yang sebenarnya tidak terasa sakit.

"Aktingmu buruk." Ujar jihoon sambil menggelengkan kepalanya prihatin.

"Yang penting aku tinggi." Ujar Samuel mengejek Jihoon. Pria yang lebih muda itu merangkul Jihoon lagi.

Sesampainya di halte bus, tidak sampai sepuluk menit mereka menunggu, busnya sudah datang. Kedua pasang teman itu segera menaiki bus tersebut

"Jihoon? Samuel?" Sapa seseorang yang juga ada didalam bus yang sama.

"Daehwi? Baejin?" Ujar Jihoon.

"Bukankah arah rumah kalian berlawanan dari sini?" Tanya Jihoon yang duduk di depan mereka.

"Aku dan Daehwi akan pergi ke toko buku." Jawab Jinyoung.

"Kau sendiri? Kau berkencan dengan Samuel?" Tanya Daehwi. Entah mengapa, wajah Jihoon tiba-tiba menjadi merah.

"Iya, kami berkencan." Jawab Samuel sambil tertawa geli.

"Jinjja?" Tanya Daehwi dan Jinyoung bersamaan.

"Tentu saja tidak hyung." Kekeh Samuel.

"Aku dan Samuel juga akan pergi ke toko buku." Jawab Jihoon.

"Benarkah? Kita pergi bersama saja." Ajak Daehwi.

"Ide yang bagus." Respon Jihoon.

TBC

Ini ff p101 author yang pertama. FF meanie yang Love is Fight juga bakal dilanjut,tapi gatau kapan:"

Keknya author bakal focus sama ff ini dulu hehe.

Jangan lupa reviewnya yaaa…