DISCLAIMER: I DON'T OWN THE STORY. FIC INI ADALAH TERJEMAHAN DARI FIC BERJUDUL SAMA (HUNGRY) YANG DITULIS OLEH TAMAGOS DI ARCHIVEOFOUROWN. ALL CREDIT GOES TO THE ORIGINAL AUTHOR.

Part terakhir! Selamat menikmati sodara" :D

.

.

.

Meskipun seorang murid berprestasi, kadang-kadang Seonho terkejut sendiri dengan kebodohannya. Beneran deh, apa pantes dia kaget sesudah menyapu bersih (lagi-lagi) belajaannya dalam waktu cuma dua hari dan sekarang lapar lagi di jam 11 malam? Menghela napas, ia mengambil laptopnya untuk memesan makanan. Ayam goreng, karena terakhir kali rasanya lezat dan lumayan mengingatkannya pada rumah. Gak cuma karena Hot Delivery Guy, karena Taiwan itu negara yang besar dan sesungguhnya, seberapa besar kebetulannya?

Cukup besar ternyata. Seseorang di atas sana pasti sedang menertawakannya, karena ketika sepeda motor berhenti di tepi jalan gedung asrama dimana Seonho sudah menunggu (dia boleh bodoh tetapi belajar pada kesalahan lamanya, oke?) helm yang dilepas menampilkan Guanlin yang sedikit sebal.

"Kamu beneran nulis review bagus."

Seonho mengangguk. Yep, menyampingkan ketertarikannya kepada pria tampan (siapa yang tidak menghargai paras indah?) servisnya betul-betul bagus.

Nampaknya bukan jawaban yang benar bagi Guanlin, yang membuka tas penghangat untuk menyerahkan ayamnya.

"Sumpah, siapa coba yang ngorder 12 potong ayam jam 11 malem?"

"Boleh dong kalo orang laper! Aku selalu laper!"

Guanlin menyisir balik rambutnya. "Kalo gitu kamu bisa makan dua potong lagi kan? Mamaku ngotot ngasih kamu extra."

Mata Seonho berbinar-binar. Makanan dari cowok ganteng, betapa indahnya hari ini. Makanan gratis dari cowok ganteng, halleluya, dia naik ke surga.

"Mama kamu boleh ngasih aku 50 potong ayam gratis dan bakal aku habisin semuanya."

"Jangan ngasih mamaku ide."

"Aww, mamamu udah suka aku kayanya. Dia pengen ngadopsi anak baru nggak?"

"Aku nggak mau adek."

"Apa kamu selalu sekasar ini? Akan kulelehkan hatimu yang beku, wahai makhluk dingin! Aku bakal jadi adek yang sangat imut! Aku bakal hujani kamu dengan kasih sayang ke betapa kerennya hyung aku tiap hari, aku bakal pake aegyo terbaikku untuk kamu dan kamu bakal bingung, mikir gimana selama ini bisa hidup tanpa aku…" Seonho mulai nyerocos.

"Kamu kedengeran lebih cocok jadi pacar daripada adek." Mulut Guanlin langsung terbungkam begitu mengeluarkan kata-kata tersebut, warna merah gelap melanda wajahnya. "Harganya 350 TWD, buruan bayar supaya aku bisa lanjut nganter makanan!"

Seonho cemberut. Iya, terlalu indah jadi kenyataan, diajak jalan sama cowok ganteng waktu kedua kali bertemu. Walaupun Seonho percaya cinta-monyet-pada-pandangan-pertama, menjadi pacar itu sebuah upgrade yang terlalu susah dipercaya.

"Apaan, jadi kamu nggak mau macarin aku? Terus sekarang minta duit? Sakit. Aku tuh masih muda, nanti kamu ninggalin bekas luka permanen di hatiku."

"Sana ambil ayam gorengmu trus pergi."

Guanlin masih belum berhenti merona. Cuuuuuuuuutttteeeee, jerit pikiran Seonho. Gak sedingin-kasar-nyolot itu ternyata, dan kayaknya paling nggak 50% tertarik sama Seonho sebesar Seonho tertarik sama dia.

"Jadi kamu ngasih aku ayam gratis nih? Awww, so sweet kamu! Aku bakal serius mempertimbangkan pacaran sama kamu kalo kamu ngasih makanan gratis!"

"Jadi kamu cuma mau ayamnya. Aku ngerti. Aku pergi sekarang. Masih banyak pesenan yang blom dianter. Gak boleh telat." Seakan seseorang memencet tombol Guanlin, dia menggerutu dan mencoba menaiki sepeda motornya lagi.

"Bukan! Kamu salah nangkep!" Seonho berseru sambil berlari mengejar Guanlin, menarik-narik ujung lengan kaosnya, mencegahnya melaju pergi.

"Maksudku, aku suka makanannya, tapi aku suka kamu juga? Aku cuma pikir kamu becanda? Dan mungkin kita sebaiknya kenalan dulu supaya lebih tau satu sama lain? Maksudku, kamu bisa aja dua belas taun lebih tua ato udah nikah dan punya dua anak… Ato mungkin kamu nganggep aku ngeselin… Ahhh, nggak tau lah! Tapi aku suka kamu! Dan bukan cuma karena kamu tukang delivery terganteng di seluruh Korea Selatan dan Taiwan!" Seonho berhenti untuk mengambil napas, sebelum sadar bahwa mungkin ia berbicara terlampau cepat untuk pemahaman Guanlin.

"Kamu suka aku? Dan kamu pengen kenalan lebih jauh?"

Oops, kayaknya Guanlin ngerti bagian itu.

"Mmm." Seonho diserang rasa malu yang datang tiba-tiba. Bunuh saja dirinya, ia masih muda dan mengaku suka pada seseorang biasanya mengambil waktu bertahun-tahun mendambaikan dan pertemanan.

"Cute." Guanlin berbisik.

"Aku Lai Guanlin. Delapan belas tahun. Nggak, aku belom nikah dan punya dua anak ataupun dua belas taun lebih tua dari kamu. Kasih aku nomormu, nanti aku ajak makan atau apalah dan kita bisa kenalan lebih baik."

"Kamu punya nomorku. Kamu sms marah-marah nyuruh aku buruan turun."

Guanlin menyisir balik poninya yang menghalangi mata. Duh, ganteng banget sih. Dan mungkin Seonho ada kesempatan pacaran sama dia? Squeaaaaalllll. Seonho ngerasa kayak abg cewek, cuman bedanya dia abg cowok.

"Mungkin itu permulaan yang kurang sopan dan aku mau mulai lagi secara bener kali ini?"

D'awwwwww. Hati Seonho lebih lunak daripada bandeng berduri lunak.

"Ini," ucap Seonho, mengetikkan nomornya ke dalam handphone Guanlin.

"Perginya ke tempat yang banyak makanan ya! Aku makannya banyak. Kayak buffet misalnya? Aku kangen Korean barbecue… Anyway, kamu jalan gih! Masih ada banyak delivery kan? Aku gamau kamu sampe dimarahin orangtuamu gara-gara telat nganter pesenan! Orang lain juga butuh makanan mereka!

"Sebenernya kamu anteran terakhir hari ini," Guanlin menjawab, menggaruk tengkuknya malu. "Pengen ngobrol lebih banyak. Kamu imut banget. (translator note: disini Guanlin pake past tense, yang artinya dia udah nganggep Seonho imut dari pertemuan pertama mereka. Hohohohoho tsundere luh mas.) Jangan bikin aku ulang omongan itu. Tapi barusan bisa dibilang aku nyari alasan buat kabur."

Mata Seonho berbinar-binar. "Yok makan ayamnya bareng di kamarku! Jadi kita bisa ngobrol lebih banyak. Nggak nyaman kan kalo berdiri terus?"

"Kamu terlalu percayaan," ucap Guanlin, mendecakkan lidahnya. "Apa kamu ngebiarin semua cowok yang bawa makanan masuk kedalem kamarmu?"

"Yep, kalo mereka tukang delivery. Tapi kalo mau masuk ke hatiku, butuh lebih dari sekedar tukang delivery ganteng yang membawakan makanan gratis." Seonho menjulurkan lidahnya.

"I'll try my best," Guanlin terkekeh, sembari mereka berdua menaiki tangga menuju kamar asrama Seonho.

FIN

.

.

.

Selesai~ pendek ya? Mau lebih? Saya juga :V Moga" author aslinya bikin follow-up ya, pasti langsung cap cus translate. Suka sama karakter Seonho disini yang ngebet tapi rada bloon gitu wkwkwk mana demennya sama yang lebih tua uhuk"... Guanlinnya juga unyu tsundere banget bikin pengen gangguin /paan dah. Dengan ini saya lanjut rehat lagi, kecuali kalo ada one-shot baru yang unyu ato fic bersambung guanho inceran saya dah tamat hehehe. Makasih yang udah ngereview dan fav, ntar link terjemahan ini saya bagi balik ke authornya ^^

ps: bagi para penyuka anak ayam, mari kita selamat berbahagia dan berpesta karena V-LIVE SEONHO BENTAR LAGI ULULULULULU dan minggu depan ada 2 acara yg ada seonhonya alhamdulillah makasih ya cube terus"an gini ya cube :*

CERITA ASLINYA (BAHASA INGGRIS) BISA DITEMUKAN DI:

archiveofourown. o*r*g /works/11367891 (delete tanda * dan spasinya)

KALAU PADA SUKA, BOLEHLAH KASI AUTHOR ASLINYA KUDOS DAN COMMENT UNTUK MENUNJUKKAN APRESIASI :)