'Little' inspired by GTA V last mission/lmao/

(inget "sedikit" banget inspirasi dari itu game sisanya berasal dari otak miringnya clove sendiri yang lg belajar tentang 'kedewasaan' klo gagal, maafin clove mungkin belum siap jd 'dewasa' wkwk*apaan sih)

Rate M 4 dirty language n 'etc'

Johnny Seo (18 y.o)

Jaehyun Jung (24 y.o)

.

Happy Reading~

.

"Hell Yeah! Jack of Legs! Oh C'mon.." Berbagai teriakan terdengar di sepanjang lapangan basket umum. Dua insan lelaki kekar tengah beradu man to man defense dalam taruhan three point-play.

"Hey Taeyong! Focus!"

Shoot!

Lelaki yang bernama Johnny itu berhasil menangkap bola karena lompatan yang lebih tinggi dari lawannya saat melakukan shooting. Wajar saja, Johnny sering kali dijuluki Jack of Legs oleh teman temannya yang berarti adalah lelaki jangkung.

Brukk

Johnny terkekeh saat melihat Taeyong jatuh tersungkur karena badannya yang lebih kecil bersinggungan dengan Johnny.

"Awwh, John! Sebenarnya kau itu bermain defense atau berusaha menjamahku huh?! Baru saja kau melakukan foul padaku"

"Huh?! Foul macam apa itu?! Lagipula aku tidak ada niatan menjamahmu ewh, menjijikkan sekali"

"Tidak tidak, kau pasti ada modusnya kan?"

"Modus?! Apa aku tidak salah dengar?!"

"Kau sempat menempelkan tubuhmu padaku saat defense dan merentangkan tanganmu yang terus terus menyentuh tubuhku bukannya bola basket yang ada ditanganku"

"What the shit!"

"Aaarrghh God damn it! Taeyongie Hyung! Apa kau melupakan kehadiranku disini!?" Sungut salah satu member termuda komplotan mereka.

"Ooh hehe my baby Markiie..hyung tidak bermaksud apa apa kok pada Johnny" Taeyong berlari ke tepi lapangan menghampiri Mark yang tengah menggumam dalam gerutuan yang tidak jelas.

"Man to man defense memang seperti itu hyung, kau saja yang payah" Mark mempoutkan bibirnya lucu.

"A-ah iya babe, begitu saja sudah marah eoh?"

"Habisnya hyung menyebalkan!"

"Menyebalkan tapi tetap cinta hmm?"

Blush

Taeyong terkekeh lalu mengecup sekilas pipi Mark yang sudah semerah tomat.

"Issh..aku benci pemandangan di depanku"

~o0o~

Johnny mengernyitkan dahinya kala melihat pintu rumahnya yang terkunci.

"Ssh aku sengaja pulang larut malam agar daddy menungguku tapi kenapa jadi aku yang menunggunya. Cih. Selalu saja begini" Johnny mulai menggerutu seraya merogoh saku celananya mengambil kunci rumah yang memang sudah digandakan untuk Johnny dan juga ayahnya.

"Daddy, I'm home!" Johnny setengah berteriak seraya melepas sepatu basket LeBron James kesayangannya. Sunyi. Tak ada jawaban.

"Dad?" Johnny berjalan ke setiap ruangan namun semua nihil, sosok yang dicarinya tidak ada. Benar juga. Ayahnya tidak ada di rumah.

Johnny mengernyitkan dahinya kala melihat secarik kertas di ruang hobby mereka berdua. Oh. Bukan secarik kertas, melainkan gulungan kertas yang jika diambil akan menjuntai panjang kebawah. Semua berupa tulisan pesan dari ayahnya.

"John, daddy sedang ada rapat mengenai pengajuan proposal di kantor. Perusahaan daddy akan mengadakan event berkat diterimanya dukungan dari perusahaan Westwood Studios di Los Santos. Daddy cukup senang dengan berita ini, kau genap menginjak usia 18 tahun. Tidak masalah bukan jika memulai untuk hidup mandiri, minggu depan daddy sudah berangkat. Oh. Jika kau merasa keberatan untuk hidup sendiri di rumah, kau bisa tinggal bersama asisten konsultan bisnisku. Ia masih muda. Pandai memasak dan melakukan berbagai pekerjaan rumah. Karena ia adalah asisten pribadiku, daddy sering sekali bercerita tentangmu padanya. Ia terlebih dahulu mengenalmu walau kau sama sekali belum mengenalnya. Jung Jaehyun. Itu namanya. Usianya genap menginjak 24 tahun. Ia masih muda untuk ukuran seorang asisten konsultan bisnis pribadi. Jika kau menyetujui usulan daddy untuk tinggal bersamanya, gimme a bell please. Daddy akan mengambil tindakan untuk mencari pengganti pada posisinya. Sudahlah, daddy lelah jika harus melanjutkan tulisan ini. Besok akan daddy jelaskan semua padamu. Malam ini kau jaga diri baik baik di rumah ne? Love You"

"Fuckhead! 'Love You' bullshit! Selalu sibuk dan sibuk!" Johnny merobek kertas itu terlalu muak dan membiarkannya berceceran di ruang hobby.

"How nutter"

~o0o~

"Issh..ayahmu bukannya tidak cinta padamu. Beliau justru sangatlah mencintaimu, lihatlah bagaimana caranya dalam membanting tulang demi kehidupan dan masa depanmu"

"Ah! Kau sama saja dengannya Tae"

"Baiklah baiklah, bagaimana dengan Strip Bar malam nanti?"

"Itu terlalu membosankan. Pertama, aku hanya akan menjadi penonton yang tidak dibayar dengan aksi mesummu pada Mark disana. Sudah berapa kali kau menjebolnya huh? Ia bahkan masih dibawah umur. Kedua, wanita strippers disana tidak ada yang dapat memuaskan nafsuku. Lap dances bersama strippers juga sangatlah monoton. Mereka sama sekali tidak dapat membangunkan libido ku"

"Blimey! Apa kau 'tandus' belum pada saatnya? Penuaan dini eoh?

Ctak!

"How wanker you are! Itu menunjukkan bahwa aku bukanlah raja ranjang yang murahan. Tidak dapat horny dengan mudahnya seperti kau yang sudah becek hanya dengan mendengar desahan dan rintihan Mark dibawah kungkunganmu"

"Awwh..ya appo! Terserah kau saja lah! Sekali kali jika itu membuatmu senang"

"Aku sudah cukup senang, apalagi dengan ukuran John Thomas (penis) milikku ini. Membuatku bangga akan masa depanku nanti yang begitu cerah" Johnny membuka resleting celana seragam dan menunjukkan John Thomas miliknya yang ukurannya benar benar tidak berperi kemanusiaan.

Taeyong mendesis tidak mau kalah. Ia membuka resleting celananya dan menunjukkan Little John Thomas miliknya. Oh. Rupanya tidak jauh lebih kecil dari milik Johnny.

"Hahaha kecil sekali"

"Hey, kecil begini tapi ia sangat kesit dalam bergerak di lorong surga milik Markie. Daripada milikmu yang terlalu besar dan pastinya akan mogok di tengah jalan karena obesitas"

"Fuck you! Dimmo! Kita adu saja jagoan kita"

Cplek cplek

Johnny dan Taeyong sibuk bermain 'pedang pedangan'. Mereka buta akan lokasi yang menunjukkan bahwa mereka berada di perpustakaan, tepatnya di balik rak buku paling tepi membuat dua insan itu tak henti hentinya mengadu jagoan mereka masing masing.

"Hey! Kita ini sedang bertarung bukannya malah menciumkan ujung nya pada kepala John Thomas milikku! Lihat dia jadi tergila gila kan? Ukurannya jadi semakin kekar saja! Ah kau ini"

Taeyong sedikit berkeringat, ia mengabaikan omelan Johnny.

"Eat shit and die!"

~o0o~

"Sajang-nim, a..aku merasa gugup untuk bertemu dengan Johnny malam ini. Mengapa Johnny belum pulang juga?"

"Tidak perlu gugup. Dan, jangan memanggilku seperti itu Jae, kita sedang tidak berada di tempat kerja. Johnny memang suka kebiasaan pulang malam. Anak itu memang sangat bandel jika aku mengatakan padanya untuk tidak pulang larut malam. Mengenai hal itu, apa kau yakin akan keputusanmu? Aku khawatir padamu jika harus mengurusnya" Terlihat Sehun yang tengah mengulum senyum pahitnya.

"Aku yakin sekali, lagipula aku merasa empati pada kondisinya"

"Empati?"

"A-ah m..maksudku.."

"Aku tahu itu. Aku jarang sekali meluangkan waktuku padanya. Kau benar. Sampai detik ini pun aku tak dapat mengetahui perkembangannya, entah dari segi pergaulan dan sebagainya"

"M-maafkan aku"

"I'm home!" Terdengar teriakan khas bocah remaja di ambang pintu rumah bak istananya.

Tap tap tap

"Hey, there you are.." Sehun sedikit melengkingkan suaranya layaknya menghibur seorang bocah dibawah usia 6 tahun. Kali ini wajah Johnny terlihat murung.

Jaehyun menatap Johnny dengan senyum terbaiknya menampilkan kedua dimple manisnya. Johnny menatap Sehun dan Jaehyun yang tengah duduk di sofa ruang tengah secara bergantian dan berakhir dengan tatapan meremehkan pada Jaehyun.

"Oh. Jadi, selama ini..daddy tidak pernah meluangkan waktu untukku karena sudah mendapatkan pria strippers itu huh?"

Jaehyun terkejut dengan ucapan Johnny barusan. Ia adalah assistant pribadi Sehun. Bukan seorang pelacur. Jika ditanya mengapa Jaehyun berada pada kediaman Sehun larut malam begini semua pasti tak jauh dari urusan kantor dan Sehun juga ingin bercerita tentang Johnny padanya.

"John! Don't start! Perkenalkan ini adalah Jung Jaehyun. Asisten sekaligus konsultan pribadiku yang ingin meluangkan waktu kerjanya demi merawatmu nanti saat daddy berada di Los Santos. Apakah pantas kau berkata seperti itu pada lelaki mulia ini?!" Terdengar Sehun sedikit meninggikan suaranya yang tertahan.

Johnny menatap ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 11 malam.

"Mengapa kalian tidak bercinta saja? Malam ini akan sangat sia sia jika kalian membuang tenaga untuk mengurus bocah tidak berguna sepertiku" Johnny berjalan menuju kamarnya mangabaikan tatapan amarah dari Sehun.

Tap tap tap

Plak!

"Jaga bicaramu, Seo Johnny. Kau mempermalukan daddy di depan Jaehyun!"

"Ssajang-nim, Johnny sedang lelah. Biarkan ia mengambil waktu istirahatnya" Jaehyun menahan tangan Sehun yang hendak menampar pipi Johnny untuk kedua kalinya.

"Semenjak kepergian mommy kau selalu begini daddy! Selalu gila akan pekerjaan! Tidakkah daddy berpikir, berapapun usiaku aku tetaplah seorang anak yang membutuhkan kasih sayangmu" Jaehyun jadi merasa canggung, ia menatap Sehun sekilas dan menundukkan kepalanya. Apa yang dikatakan Johnny benar.

Sebelumnya, Jaehyun juga memancing atasannya itu secara halus untuk memedulikan Johnny melalui caranya yang beralasan untuk menggarap semua pekerjaan dan menyuruh Sehun untuk pulang dan istirahat agar ia dapat meluangkan sedikit waktu untuk Johnny di rumah. Namun semua nihil. Pendirian Sehun tentang ekspetasi usahanya jauh lebih besar dibanding memedulikan kondisi anaknya.

Tap tap tap

Johnny berlalu meninggalkan Jaehyun dan Sehun yang mematung di ruang tengah.

"Oke. Keputusanku sudah bulat. Kau tidak ku izinkan untuk merawatnya Jae, biar ia hidup sendiri selama aku mengurus semuanya di Los Santos. Kau bisa kembali bekerja seperti biasa"

"T-tidak ssajangnim kumohon, berikan aku kesempatan. Biarkan aku merawatnya kumohon..aku akan tetap bekerja seperti biasa tetapi aku akan sedikit pulang lebih awal untuk merawat Johnny di rumah. Kumohon.." Sudah hilang kesadaran Jaehyun akan status Sehun sebagai atasannya. Yang ada di pikiran Jaehyun adalah bagaimana ia dapat menyatakan rasa iba nya selama ini pada Johnny dengan menggantikan posisi Sehun sebagai ayah walau hanya sementara.

Sehun memasang wajah pertimbangan, ia menjadi luluh karena ekspresi permohonan Jaehyun yang terkesan merengek layaknya anak kecil yang ingin dibelikan es krim.

"Baiklah baiklah, terserah kau saja. Tapi, bila terjadi apa apa padamu aku tidak akan tanggung jawab" Mendengar itu Jaehyun tersenyum lebar menampakkan deretan gigi putihnya.

~o0o~

Satu minggu berlalu, kini Johnny hidup satu atap dengan Jaehyun. Hari ini adalah hari Minggu, Johnny sengaja mengosongkan jadwalnya dengan para street gang. Ia lebih ingin menghabiskan waktu di rumah bersama lelaki yang ia anggap sebagai ayah barunya ataupun kakaknya karena usia Jaehyun yang masih belum terlalu tua bagi Johnny. Bukan apa apa. Hanya saja Johnny harus beradaptasi dengan Jaehyun begitupun sebaliknya.

"Johnny..saatnya sarapan! Kajja" Teriak Jaehyun dari dapur.

"Sebentar hyung.." Johnny mengeraskan suaranya, tatapannya tak lepas dari layar kaca video game Burnout Revenge produksi EA favoritnya. Tanpa Johnny sadari, Jaehyun tengah menyaksikan kegiatannya dalam bermain playstation.

Jaehyun tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya lalu kembali lagi ke dapur.

Tap tap tap

Tanpa menoleh Johnny tau benar siapa sosok yang sedang duduk di sampingnya.

"Buka mulutmu"

"O-oh hehe..letakkan saja di sampingku hyung, nanti akan kumakan"

"Sudah kupastikan makanannya akan dingin dan tidak segar lagi, lebih baik buka mulutmu. Tidak usah membantah. Aah..."

Johnny tersenyum geli sekaligus canggung mendengar Jaehyun yang begitu cerewet padanya. Namun Johnny sangat senang, setidaknya Jaehyun sangatlah perhatian dibanding dengan ayah kandungnya sendiri.

Terkadang Johnny sangat kesal dengan Jaehyun yang terlalu perfeksionis dalam keindahan dan kebersihan.

Tidak jarang Jaehyun yang selalu membersihkan kamar Johnny yang tampak berantakan layaknya kapal pecah. Tidak jarang juga Jaehyun yang berlalu lalang dengan berbagai alat pembersih. Mulai dari memasak. Mencuci piring. Bersih bersih dan sebagainya semua dilakukan oleh Jaehyun dengan senang hati. Johnny sampai bosan menatapnya.

~o0o~

Krieett

"Johnny, kau belum tidur?"

Johnny menatap atap rumahnya yang sudah ia ganti dengan remote control menjadi sunroof yang mana Johnny dapat melihat pemandangan langit malam dari dalam kamarnya.

"Aku mencoba untuk menghubungi daddy, tapi panggilanku sama sekali tidak diangkat" Johnny tetap pada posisinya berbaring di ranjang seraya menatap bintang bintang dibalik sunroof kamarnya.

Tap tap tap

Jaehyun duduk pada tepi ranjang. Turut menatap pemandangan langit malam bersama Johnny.

"Daddy mu sedang-"

"Sibuk. Aku tau itu"

Jaehyun menghela nafasnya perlahan, ia tahu benar bahwa mood Johnny benar benar tidak bisa diganggu jika sudah menyangkut tentang ayahnya.

Johnny sedikit membulatkan kedua matanya terkejut saat merasakan kepalanya terangkat dari bantalnya dan berakhir diatas sesuatu yang lebih empuk dan nyaman pastinya. Jaehyun menuntun tangannya agar kepala Johnny bersandar pada kedua pahanya.

Kini Johnny beralih pandangan dari bintang bintang langit malam menuju paras lelaki yang sedang bersamanya saat ini.

"Hyung berusia genap 24 tahun bukan begitu?"

"Ne" Kini Jaehyun memainkan surai cokelat milik Johnny dengan jari jari lentiknya.

"Tapi jika dilihat dari paras dan fisikmu kau tidak setua itu hyung, aku bahkan jauh lebih tinggi darimu" Entah Johnny sedang memuji Jaehyun atau sedang menghina fisik Jaehyun. Mereka berdua tertawa bersama.

"Jaehyun hyung, mengapa hyung ingin sekali merawatku? Padahal aku hanya lelaki berandal yang sering menghabiskan waktuku bersama para street gang dan banyak wanita strippers"

Bulu kuduk Jaehyun sedikit meremang kala mendengar kata terakhir dari Johnny.

"Kau memang lelaki street dan terkesan bad boy. Tapi kurasa, jika dilihat dari masalahmu yang selalu membutuhkan kasih sayang ayahmu, kau bukanlah sosok yang seperti itu. Walau pada nyatanya kau sudah menyatu dengan lingkunganmu tapi-"

"Itu karena ayahku bukan? Daddy tidak pernah memberikan perhatiannya padaku hingga membiarkanku terjerumus dalam hal yang buruk seperti menjadi seorang wanker, also pussy (vagina) and strawberry cream (payudara) lovers. Fucking head up butt. Not bad, right?"

Lagi lagi bulu kuduk Jaehyun meremang dengan hebat mendengar kalimat terakhir dari Johnny yang begitu kotor.

Walau kata kata street itu cukup ambigu dalam kehidupan formal, Jaehyun cukup dewasa untuk mengetahui perkembangan remaja sekarang yang suka melesetkan kata kata kotor itu menjadi julukan khusus.

Sunyi

Jaehyun tersenyum saat mendengar suara dengkuran halus. Johnny telah tertidur di kedua pahanya. Jaehyun bersenandung lirih seraya terus memainkan surai cokelat tersebut.

~o0o~

"Markie.." Taeyong mengecup singkat pipi kekasihnya.

"Ck. Pergilah hyung"

"Eh? Kok begitu babe?"

"Lubangku masih sakit! Hyung tidak peka apa? Hyung tega, Mark dari tadi pagi susah jalan hyung"

"Huh? Bukannya punyamu sudah stretch? Kenapa masih sakit saja?"

"Habisnya hyung main kasar sekali semalam"

"Eh? Salahkan desahanmu yang bikin hyung horny seketika"

"Aah...hyung jahat! Asal main celup saja! Sakit hyung. Setidaknya aku masih punya saraf!"

"E-eh iya iya, maafkan hyung ne?"

"Pada malam Valentine besok hyung tidak aku beri jatah. Get the drift?"

"Hahahaha syukuri saja Tae" Tawa Kris sang leader gang mereka yang menggelegar sepanjang basecamp.

"Hei, kalian lupa sesuatu? Bukankah kemarin Park Chanyeol tetangga sekolah kita menantang untuk bertaruh bola basket?"

"Wow. Kali ini sang Jack of Legs angkat bicara"

"T-tidak usah hyung! Kalau semisal jadi bertaruh, aku tidak ikut. Lubang pantatku sakit hyung. Aku tidak bisa bermain" Sungut Mark seraya menatap sinis pada Taeyong.

"Aiih..bagaimana ya? Jumlah member kita sangatlah sedikit. Oh. Bagaimana jika kita mengajukan pertandingan setengah lapangan saja? Ini kan street basketball club. Tidak terikat dengan rules yang sudah ada layaknya permainan basket di sekolah yang mengharuskan tim basket laki laki harus bertanding satu lapangan penuh" Johnny mulai mengoceh dan diakhiri dengan anggukan persetujuan teman temannya.

~o0o~

"Park Chanyeol huk! You should to go now huk! Asshole!" Johnny sudah diambang kesadarannya. Kali ini ia benar benar mabuk.

"Jack of Legs! Stop it!" Taeyong menyita botol Jack.D yang ada di tangan Johnny.

"Noo..my Daniel! Huk"

"Sembunyikan hyung, lihat Johnny hyung sampai cegukan begitu" Mark yang masih sadar turut prihatin melihat kondisi hyung nya.

Johnny benar benar frustasi akibat perbuatan bejat Park Chanyeol yang tidak dapat bermain sehat saat pertandingan tadi. Sebenarnya para member lain seperti Kris, Taeyong, Mark dan Kai hanya menganggap enteng setiap taruhan yang memang ada antar street gang. Hanya saja, Johnny terlalu serius dalam menyikapinya. Ia ingin street gang miliknya dapat terlihat sempurna dan ditakuti oleh publik walau ia bukanlah seorang leader. Hingga Johnny mendapati dirinya yang harus berkelahi dengan Chanyeol hanya karena masalah yang begitu sepele.

Johnny terus meracau, ia menatap dengan kabur para wanita strippers yang tengah melakukan lap dances bersama partner mereka masing masing. Para strippers itu sudah dibayar tentunya.

"Dimana huk letak stripper's dressing room?"

"Blimey John! Kau mabuk, lagipula lihat tubuhmu yang babak belur dimana mana. Sudah sudah, kita pulang saja okay?" Kai mulai beranjak dari duduknya.

"Stripper's dressing room please..huk" Johnny memohon kepada teman temannya.

Kris yang memiliki tubuh paling bongsor diantara yang lain menggendong paksa tubuh Johnny.

~o0o~

Jaehyun terhenyak dari layar ponselnya yang menunggu balasan pesan dari Johnny ketika mendengar bel rumah berbunyi.

Tap tap tap

Cklek

"Hehe..ahjussi, maafkan kami yang membawa Johnny dalam keadaan mabuk seperti ini"

"Hei, panggil aku hyung saja okay? Baiklah kalian tidak mampir? Umm tapi jika kusarankan kalian lebih baik pulang. Orang tua kalian sudah menunggu di rumah"

"Fucking home, persetan dengan orang tua hahahaha"

Jaehyun ketakutan melihat bocah bocah di depannya.

"B..baiklah kalau begitu terserah kalian saja" Jaehyun menarik tubuh Johnny kedalam rumah lalu cepat cepat menutup dan mengunci pintu.

Blam

"Fyuuh.." Jaehyun menatap Johnny yang terbaring di lantai.

"John, astaga..kau mabuk. Hyung antar ke kamar okay? Sudah larut malam, kau lelah dan butuh istirahat" Jaehyun memapah tubuh Johnny. Sesampainya di kamar kondisi Johnny semakin memburuk akibat botol Jack.D yang ia minum terlalu banyak.

"Tunggu disini. Hyung akan membuatkanmu susu hangat. Setidaknya sebagai penetral substansi aneh yang ada dalam tubuhmu"

Tap tap tap

Grep

"Ngghh..mau kemana huk"

"J-John..tidak! Jangan!" Jaehyun terkejut bukan kepalang. Kali ini ia sangat takut. Jaehyun terus meronta dalam pangkuan Johnny.

Tangan Johnny sudah meraba raba dada Jaehyun.

"Huk kau terlihat cantik malam ini hh..huk juga seksi..hh" Bukan. Bukan Jaehyun yang Johnny maksud. Johnny benar benar mabuk hingga ia tak sadar jika dirinya sudah berada di rumah. Johnny mengira bahwa sosok yang ada di pangkuannya kini adalah salah satu wanita strippers yang ia inginkan.

"Huk! Gimme more hhh" Johnny meraup bibir mungil Jaehyun dengan ganas. Jaehyun menangis dalam ciumannya. Hal seperti ini benar benar di luar nalurinya.

Johnny menurunkan kerah samping kemeja Jaehyun agar leher putihnya terekspos sempurna.

"Hiks..Johnny kumohon. Ini aku Jaehyun hyung, sadarlah..hiks nnnhh" Jaehyun berusaha menahan suara yang menurutnya sangatlah menjijikkan, ia tidak dapat mengontrol emosi ketakutannya. Ia mulai pasrah dengan tenaganya yang tiada arti jika dibandingkan dengan Johnny. Apalagi kondisi nya yang mabuk membuatnya semakin kuat.

Salah satu tangan Johnny menelusup masuk kedalam kemeja yang Jaehyun kenakan. Memelintir dan memainkan puting susunya dengan beringas. Dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk menekan tengkuk Jaehyun agar lidahnya dapat berkeliaran dengan nakal di sepanjang leher Jaehyun. Menghisap dan menggigit dengan keras hingga meninggalkan bekas love bites keunguan disana.

"Pakaian ini mengganggu saja hhh..huk"

"Aaahhh..hiks Johnny..andwaee" Kini pakaian atas Jaehyun terlepas dari tubuhnya.

Bruk!

"Aakhh..appooo.." Jaehyun merasakan bantingan cukup keras punggungnya pada ranjang milik Johnny.

Johnny menindih tubuh kecil Jaehyun terus mencumbuinya di sana sini hingga berhenti pada perut bagian bawah Jaehyun.

"J-Johnny sadarlah kumohon ini aku Jaehyun hyung, hiks.." Jaehyun merasakan Johnny yang menarik paksa celana jeans nya juga boxer yang ia kenakan sekaligus. Kini Jaehyun benar benar telanjang di hadapan Johnny.

Johnny menjilat bibirnya melihat pemandangan di hadapannya, kini ia benar benar berkelibat oleh nafsu. Ia melepas semua pakaian yang ia kenakan hingga kini dirinya naked sama seperti Jaehyun.

Jaehyun menangis sesenggukan seraya menutup kedua matanya ketakutan. Seketika Jaehyun membuka matanya terkejut kala merasakan kedua tangannya diikat pada masing masing bed post.

"Hiks hiks..hyung mohoon..hiks..John-"

PLAKK!

"SHUT YOUR MOUTH BITCH!"

Pandangan Jaehyun terlempar ke samping akibat tamparan keras yang mendarat di pipinya. Terasa perih dan panas.

"A-ah..John hh" Satu desahan keluar dari mulut Jaehyun yang sebelumnya benar benar suci.

Johnny menghisap batang selatan Jaehyun dengan kuat dan beringas membuat Jaehyun semakin menggelinjang tak karuan.

"Ngghh..Johnn hh hentikhh aahnn hiks" Jaehyun merasa kenikmatan menyelimutinya.

"Aahh.." Jaehyun memuntahkan cairannya ke dalam mulut Johnny.

Dengan senang hati Johnny menelan semua cairan cinta pemberian Jaehyun tanpa merasa jijik.

Johnny sedikit mengoleskan tangannya pada kepemilikan Jaehyun yang basah dengan cum. Lalu mengoleskannya kembali pada miliknya sendiri yang jauh lebih besar dari milik Jaehyun.

Johnny menyeringai menatap lelaki di hadapannya seraya membuka lebar kedua kaki Jaehyun.

Jaehyun menggeleng cepat, ia diselimuti oleh ketakutannya.

"John! Hentikan! J-Jangan-"

JLEBB

"AAAAKHHH..ssakiit hh..hiks hiks" Jaehyun berteriak kencang seraya merintih kesakitan dalam tangisnya.

Tes tes tes

Darah menetes sedikit demi sedikit dari lubang milik Jaehyun. Wajar saja karena perlakuan kasar Johnny yang tidak manusiawi, bahkan ia memasukkan kejantanannya pada lubang Jaehyun dalam sekali hentakan kasar.

Johnny mengabaikan darah Jaehyun yang mengotori sprei nya. Ia terus menggenjot kejantanannya kasar dengan tempo yang kelewat cepat.

Tak mengindahkan tangisan dan teriakan kesakitan Jaehyun yang memohon padanya untuk berhenti.

"Oohhhh..ffucckinggg hhh hell yeahh hh ohh"

"Hiks hiks Joohnnn hh nghh sakiitt hh"

"Hhhh..hh I'm comiiingg hh" Racau Johnny yang menyemprotkan cairan spermanya di dalam tubuh Jaehyun. Sama seperti Jaehyun yang memuntahkan cairannya dan mengotori perut dan paha Johnny.

Tatapan Johnny mengabur. Ia melepaskan ikatan pada kedua tangan Jaehyun lalu menidurkan dirinya di samping Jaehyun. Merengkuh tubuh yang lebih kecil darinya agar terlelap dalam dada bidangnya tanpa melepas kejantanannya pada lubang Jaehyun.

"Hhh..hiks hiks hhh..hiks" Jaehyun menangis sesenggukan dalam dada Johnny yang entah sejak kapan sudah tertidur lelap. Jaehyun terus menangis dan menangis hingga ia ikut terlelap dalam rengkuhan Johnny.

TBC or END?

Judul "stuck on you" kyk ff serius n romantis gtu yah pdhal isinya ngga bgt. Gua bingung mau ksih judul apa soalnya. Clove terinspirasi dari itu game cuma ngambil kata kata nya doank kok. Selebihnya kaya ide cerita n alur berasal dari otak sangklek nya clove sndri.

Clove masih agak canggung buat nulis kata 'penis' secara langsung maklum lah newbie bikin fic m sorry klo krg hot wkwk. Disini jae emg gua bikin ngenes dlu/plak/sekali kali juga jae dibikin lebih tua dr john wkwk

Review please~