Tittle: SEDUCED

(1st Part)

Author: RoséBear

Pair : Kai x Kyungsoo (KaiSoo)

Warning! Just a fiction story. Mature Scane. Adult Story. Romance. GS. Sorry for typo. KAI Point of View

Start Story!


"Teman-teman Mom sudah memiliki menantu bahkan ada yang memiliki dua cucu. Kau satu-satunya anak ibu. Kapan kau akan menikah?"

"Mom! Kenapa tiba-tiba bicara seperti itu padaku? Aku bahkan masih dua puluh enam tahun!"

"Yeah. Kau bisa menikah ketika ibu tidak ada lagi."

Apa yang baru saja kalian dengarkan?

Bagaimana aku bisa memberi jawaban ketika ibuku sendiri bicara begitu? Sebagian anak kurang ajar mungkin bisa saja berkata.

'Mungkin aku benar-benar akan menikah saat Mom tidak ada lagi.'

Lebih buruk mungkin bisa saja berkata.

'Terserah pada Mom. Aku tidak akan menikah!'

Tapi aku berbeda. Aku anak penurut. Mommy satu-satunya yang aku punya setelah Daddy meninggal karena kebakaran.

"Mom punya janji. Sampai bertemu saat makan malam~ "

Mommy berdiri kemudian menundukkan kepala begitu sopan. Oh hey! Mom biasa mencium pipiku sebelum meninggalkanku. Dia merajuk karena aku tidak memberi jawaban? Tapi itu bisa menyakiti hatinya.

Ya Tuhan.

Ini membuatku frustasi.

Saat di depan pintu kafe Mom berhenti sejenak, membalik badan menatapku.

Ia tersenyum padaku sambil berkata, "Mari kita makan malam di luar hari ini."

Alis mataku naik dalam sekejap, mengerutkan kening, mataku terbuka lebar, bahkan rahangku terbuka sehingga bibir dan gigiku terpisah, tanda paling khas dan semua yang memperhatikan kami pasti bisa menduga keterkejutanku pada ucapan Mom barusan.

"Perlu bantuan untuk mencari parfum terbaik Kai?"

Sehun!

Dia temanku. Seorang pengacara yang memiliki jam terbang luar biasa. Kami telah berteman sejak memasuki bangku kuliah. Maksudku, kami berteman walau tidak dalam kelas yang sama. Dia berada di kelas hukum sementara aku memfokuskan diri pada bisnis.

Lihatlah diriku, pria dua puluh enam tahun dengan sebuah kafe pizza terbaik di Kota ini.

Mengerti ucapan Mom yang mendapat sahutan sehun?

Ya.

Makan malam di luar artinya kencan buta.

Mom sering kali menjerumuskan aku sejak dua tahun yang lalu ke dalam sebuah kencan buta. Aku tidak menolak, maksudku, gadis-gadis yang dipilih Mom sangat cantik tapi tidak! Mereka tidak membuatku tertarik! Payudarah dan bokong besar bukan kemauanku! Mungkin kemauan sebagian diriku karena aku laki-laki normal.

"Owhhh Kai! Apa yang bisa kubantu untukmu kali ini?"

Sehun berpindah. Sejak tadi dia duduk di kursi terhalang tembok satu meter ketika Mom datang dan bicara denganku. Membuat pria ini mengabaikan Chicken and Cheese dari kafe milikku seharga 6.75 dollar. Dia kembali mendapatkan makan siangnya lagi, dengan lahap Sehun menghabiskan makanannya. Maksudku, siapa yang bisa menolak apa yang kami sajikan di kafe ini. Grilled seasoned Chicken with green papers, irisan bawang Bombay, mushrooms yang mengingatkan aku pada tatanan rambut salah satu pengantar susu kelilingi ketika aku kecil, lalu Mayo dan potongan tomat, dan jangan lupakan topping keju Amerika.

"Yeah,,, jika saja kau mau menggantikanku dalam kencan buta malam ini. Aku akan sangat berterima kasih padamu!"

"Maaf! Aku tidak masuk dalam kandang singa yang baru tiba di kebun binatang!"

Mengertilah. Itu hanya perumpamaan yang menyindir.

"Ibumu menyeramkan. Bisa-bisa dia memukulku telak tiap persidangan!"

Akan kuberitahu kalian. Sehun adalah seorang pembela publik sementara Mom adalah jaksa penuntut. Mengerti maksudnya?

"Persidangan biasa saja ibumu mengerikan. Apalagi jika dia memiliki dendam pribadi padaku!"

Dia kembali mengunyah ayamnya. Sehun tampak benar-benar kelaparan. Sementara aku sibuk dalam pikiranku bagaimana caraku melarikan diri?

Maksudku! Aku tidak ingin sebuah perjodohan. Mungkin jika ibu mau menjodohkan aku dan memaksa Sehun agar aku menikahi kakak tirinya, aku tidak akan menolak detik itu juga.

Percayalah. Adik yang lumayan tampan juga memiliki saudara yang sangat cantik. Tidak hanya secara fisik, aku beberapa kali bertemu kakak tiri Sehun, dan setiap pertemuan itu selalu membuatku terpesona. Dia bisa memasak dengan sangat baik, suaranya bagus, dia mampu mengurus Sehun dan sungguh pria ini benar-benar berantakan. Kotor dan terkadang aku sangat ingin menendang bokongnya.

"EO!" Ia bersendawa.

Astaga!

Dia benar-benar tidak sopan dan jorok.

"Aku akan siap membantumu nanti malam kecuali permintaanmu yang satu tadi. Aku tidak bisa! Aku harus pergi. Klien menungguku!"

Dia meninggalkan 5 dollar untuk makanan seharga 6.75 dollar.

Kuanggap 1.75 dollar itu hutangnya. Sehun harus membayar itu.

"Lihat saja bantuan apa yang bisa kau berikan padaku nanti malam. Aku akan menghubungimu."


~ RoséBear~


Namaku Kim Jongin.

Tapi sejak umur tujuh tahun setelah kembali berlibur dari Hawai Mom memanggilku Kai. Dia bilang aku seperti samudra. Sementara Kai artinya Samudra.

Aku tinggal berdua dengan Mom.

"Hyung! Aku lapar!"

Tidak sepenuhnya berdua, empat tahun yang lalu Mom tiba-tiba membawa seorang anak korban perampokkan. Orang tuanya meninggal dan dia tinggal sendirian. Aku tidak tahu kenapa kemudian dia tinggal bersama kami, kuakui dia sebagai saudaraku.

Johnny sangat optimis, sekarang umurnya sebelas tahun, dia sangat tenang dan selalu berfikir positive. Satu hal yang selalu dia kerjakan, membuat orang di sekitarnya bahagia. Setiap pulang sekolah dia akan berlari kemari. Pegawaiku sudah mengenalnya, jadi mereka akan siap menyediakan makanan Johnny.

Satu kid chicken tender untuknya segera tersedia. Aku menemaninya makan. Beginilah pekerjaanku, kami sibuk pada jam-jam tertentu. Tapi kemudian bersantai setelah itu.

"Mom bilang aku harus di sini sampai jam delapan malam."

Alisku naik sekejap. Kencan buta itu pasti alasan Mom meminta Johnny tinggal di sini bersama para pegawaiku sementara Mom membawaku ke hadapan seorang perempuan.

Apa yang harus kulakukan sekarang? Melarikan diri! Hanya itu yang terlintas.

Aku bersungguh-sungguh. Terakhir kali melakukan kencan buta, gadis itu seorang polisi. Pertemuan pertama dia bicara tentang pengejaran dan penembakkan. Lalu ketika melihat seorang pria mesum dia menaikkan gaunnya untuk menendang pria tua itu. Aku yang ada di lokasi kejadian bergidik ngeri. Bagaimana caraku melakukan malam pertama kami? Jika menyentuhnya saja aku tidak akan bisa.

Aku ingin memiliki kekasih, menikah dan itu adalah gadis yang kusukai. Gadis yang bisa kurengkuh, berkata lembut, memiliki mata dan senyuman menawan.

Kuberi pengakuan, gadis itu seperti kakak tirinya Sehun. Aku tidak akan menolak. Tapi dia berkemungkinan menolakku. Maksudku, dia lebih tua dariku. Para wanita biasanya menyukai pria dengan umur yang lebih tua. Mereka pikir pria tua sangat dewasa padahal tidak sepenuhnya. Apalagi kaum pussy whipped.

Kembali lagi pada diriku bersama Johnny. Dia menghabiskan makanannya, mengelap sudut bibir dengan gerakan serampangan masih meninggalkan mayo di atas bibirnya. Bagaimana pun dia adikku, anak yang di angkat Mom dan telah tinggal bersama kami di bawah atap rumah yang sama. Johnny baru saja kembali dari sekolahnya. Bahkan ransel biru itu nampak bersih, sekolahnya tidak terlalu jauh dari kafe milikku, jadi dia cukup berjalan kaki dan menjadi anak mandiri dengan berjalan kaki kemari.

"Mom menawarkan kencan buta lagi?"

Aku sudah mengingatkan kalian. Johnny sangatlah pintar, dia membaca buku dewasa yang terkadang ditemukannya di dekat kasir kafe. Berlari mendekatiku dan bertanya, terkadang membuatku malu di depan pelanggan. Ya Tuhan. Pegawaiku! Siapapun yang terbiasa dengan novel erotis. Bisakah kalian memberi gembok yang tidak bisa dibuka Johnny. Adikku masih berada di sekolah dasar.

"Kenapa kau tidak berkencan saja?"

"Ya bocah! Kemana rasa hormatmu setelah menghabiskan makanan dari kafe ku?" Aku melotot setelah mendengar dia memanggilku seakan umur kami berjarak dua hari.

Dia mencebikkan bibirnya. "Jangan marah Kai. Johnny, kau mau cookies?"

"Ya! Thank you Sooyoung noona."

Meja kami mendapatkan sepiring cookies dan juga Oreo cheesecake yang langsung disambar Johnny. Anak ini akan bersikap sopan padaku jika dia memiliki keinginan seperti makan siangnya dan juga pada wanita. Dia sangatlah sopan pada tiap wanita yang ditemuinya, terutama wanita cantik seperti Sooyoung-noona. Saudara jauhku yang lebih tua beberapa tahun. Dia mengambil pekerjaan part time di kafeku, sebenarnya dia penulis lepas, jadi dia punya pekerjaan selain di sini.

"Coba saja sekali lagi. Mom pasti membawa wanita cantik untukmu."

"Bisakah kau diam dan fokus saja pada makananmu?" Aku menekankan tiap kata membuatnya mengangguk dalam gerakan patah-patah. Aku tidak marah, hanya menahan emosi agar tidak meledak dan menjadi bahan pembicaraan.

"Aku akan keluar. Kau bisa tinggal di sini sampai Mom menjemput dan jangan membuat masalah."

Aku hanya memberi peringatan, terakhir kali Johnny berada di sini sampai malam dia merusak blender pembuat jus di kafeku.

"Ya. Kau harus menyiapkan pakaian untuk kencan butamu."

Ada sesuatu dalam diriku untuk berniat melemparkan meja ke arah Johnny ketika beberapa pegawaiku menahan tawa. Aku melotot pada mereka dan semua memalingkan wajah.


~ RoséBear~


Sekarang disinilah aku hingga menejelang malam hari. Kuhabiskan waktu berkeliling kota. Terkadang tanpa sadar telah membawa beberapa paper bag.

Jangan salah paham. Aku sama sekali tidak membeli perlengkapan untuk kencan buta yang seharusnya berjalan beberapa jam lagi.

'Kau dimana? Jangan lupa makan malam di luar, kita bertemu dua jam lagi di restoran hotel KimPro.'

Aku mengernyit membaca pesan Mom yang terkesan menuntut.

"Ya Kim Jongin! Kau tidak bisa lari lagi sekarang."

Aku berpikir demikian. Tapi aku harus bisa menghindar. Ayolah, siapa yang mau menerima perjodohan? Menjalin hubungan dengan orang yang bahkan tidak kita kenal.

Kuseret kembali paper bag milikku ke dalam kafe. Saat kembali aku melihat Johnny belajar bersama Sooyoung noona. Lebih baik dia menyelesaikan pekerjaan rumahnya di kafeku daripada di bawa ke rumah. Tidak baik belajar hingga larut malam untuk ukuran anak lelaki seusianya.

Sepertinya Sooyoung menyadari kehadiranku tapi aku menggeleng agar dia tidak memberitahu Johnny dan memecah fokus bocah itu.

Aku kembali ke ruangan pribadiku, membersihkan diri dan bersiap. Celana dasar abu-abu dan kaos polos berwarna kuning. Aku tampan! Bukan aku yang bilang. Orang-orang yang melihatku akan berkata demikian. Kurapikan rambutku dan meraih jaz senada dengan warna celana.

Aku hanya butuh satu paper bag berisikan lukisan dua pohon yang pasti akan disukai Mom. Aku melihat dan membelinya dari pelukis jalanan. Sekarang hanya butuh dompet dan pergi ke halte.

Kalian bertanya apa aku memiliki mobil? Ya! Tapi aku tidak ingin menggunakannya. Tidak untuk saat ini, aku lebih suka berjalan kaki atau menaiki kendaraan umum. Aku mendengarkan banyak suara kekaguman ketika seseorang melihatku. Baiklah! Aku bercanda! Aku suka mendengarkan dan melihat orang-orang berinteraksi satu sama lain, membuatku tidak kesepian. Aku tidak mendapatkannya jika berada di dalam mobil seorang diri.

Sekarang aku berdiri di depan sebuah hotel. Seseorang segera menghampiri bertanya apa yang bisa dia lakukan untuk membantuku. Andai saja bisa kukatakan maukah dia menggantikanku dalam sebuah kencan buta yang sebentar lagi akan berlangsung? Kuyakin dia akan kebingungan. Jadi kukatakan saja aku hanya perlu menemui ibuku di restoran hotel. Dia memberiku petunjuk jalan ke tempat yang kutanyakan.

"Kai!"

Aku mendapati sapaan Mom yang telah duduk bersama seorang wanita cantik. Aku memejamkan mata dan menghembuskan nafas berat.

Astaga! Rambut coklat kemerahan, pakaian tanpa lengan ikut menampilkan punggungnya yang putih dengan rambut di tarik ke atas. Semakin aku berjalan mendekat aku bisa tahu payudarah yang lumayan jika kalian perhatiakan belahan dadanya. Bibir merah senada warna pakaiannya. Tersenyum sangat manis ke arahku.

Aku sangat ini bertanya. 'Mom! Dimana kau mendapatkan wanita ini?'

"Wahh kau membawa hadiah?"

"Untukmu Mom," Aku menyela segera sebelum Mom membuat wanita ini salah paham. Lihatlah Mom langsung cemberut mendengar protesku.

"Ya. Terima kasih." Ucapnya ketus. Aku menahan tawa karena itu.

"Ya. duduklah. Perkenalkan ini Doona."

Aku melirik sekilas, menerima jabat tangannya.

"Kai."

Dia mengingatkanku pada Bae Doona. Ingat akting Bae Doona dalam film Plum Blossom? Berhasil menarik kontraversi yang sangat besar.

Kita lupakan itu.

Kami bersama Doona yang lain.

Tiba-tiba saja ponsel Mom berdering.

"Mom harus menjemput Johnny. Kalian bisa melanjutkan."

"Mom~"

Aku memanggilnya pelan. Aku sangat yakin yang barusan itu alarm, bukan sebuah panggilan sesungguhnya.

Sekarang tinggal kami berdua. Hening seabad bisa saja terjadi. Benar-benar tidak ada percakapan.

"Ibumu sangat baik."

"Dia ibu terbaik yang ada di dunia ini."

Sesungguhnya aku malas melanjutkan percakapan yang membosankan. Jadi sebaiknya katakan saja apa yang gadis ini mau dariku?

"Kai-ah... Aku tidak tahu kalau kau sangat tampan," Entah kenapa bukannya senang aku bergidik ngeri mendengar pujiannya.

Dia berpindah ke sebelahku, tepatnya menduduki pahaku. Ya! Itu membuatku sesak.

Mom! Kuharap besok aku mendapatkan penjelasan darimana asal gadis ini.

"Ibumu mendatangi klub kesehatan dan bertemu ibuku. Dia bilang memiliki putra yang tampan dan sedang mencari pasangan."

Owh Mom! Sudah kuperingatkan jangan mengikuti Klub semacam itu lagi.

"Bagaimana menurutmu? Kita bisa menjadi pasangan?"

"Ye-yeah... Kau mau menjadi pasanganku?" Aku hanya sekedar bertanya. Dia membelai leherku. Ya Tuhan! Aku lelaki normal dan terlalu normal dengan sentuhan ini.

Mom sangat pandai mencari reservasi restoran hotel benuansa Jepang. Tidak akan ada yang melewati pintu geser itu jika tidak di panggil.

Aku menghela nafas panjang, merasakan bibirnya yang basah mengecup leherku.

Wanita seperti ini hanya akan bertahan satu malam denganku, bahkan tidak akan sampai. Percayalah. Kalian tahu berapa banyak wanita yang tidur denganku? Tidak terlalu. Tapi Mom tidak tahu jika kencan butanya sering kali berakhir seperti ini. Aku tidak melakukan sex sembarangan. Hanya blow job, aku butuh dipuaskan bukan memuaskan! Ingat itu!

Sudah kuingatkan ini adalah restoran hotel Jepang.

"Owghhh!" Aku mendesah ketika jemari itu memijit kejantananku. Astaga! Dia benar-benar menginginkanku. Tapi aku tidak! Kukira dia bercanda. Tapi benar saja, dia membuka kancing celana dan zipperku. Bersujud dan melakukan blow job sexy padaku.

Ketegangan dalam pertemuan pertama ini membuat jantung berpacu, dan ketika dia menggerakkan mulutnya ternyata menjadi jauh lebih menegangkan.

Wanita itu berhenti, menjauh dariku mengangkat pakaian bagian bawahnya. Dia menyentuh dirinya sendiri. Aku menggeleng pelan. Sudah kukatakan, aku tidak memuaskan. Jadi jangan berharap lebih. Aku membenahi diriku. Kukeluarkan amplop berisikan uang dari dalam saku celana.

"Jangan pernah temui ibuku lagi!"

Gadis itu terdiam menatap kepergianku. Aku tahu dia tersiksa dan dia pasti akan lari ke Klub malam mendahuluiku. Tapi aku tahu, sejak pertama melihatnya aku tahu dia bukan anak baik. Oh Mom! Aku perlu bicara padamu.


~ RoséBear~


Aku berjalan mencari taxi, sebaiknya gunakan layanan taxi daripada kendaraan umum. Sisa sesi oral sex barusan masih terasa menyiksa.

Aku tiba di rumah, Mom telah menunggu kabar dariku.

Aku melotot membuatnya menatap bingung.

"Kalian menentukan melanjutkan ke pernikahan?"

"Jika aku memiliki kekasih..." aku menjeda untuk menahan suara. Aku yakin Johnny baru saja tidur di kamarnya. "Aku akan memperkenalkannya pada Mom. Tapi sekarang aku masih memikirkan sosok yang sempurna untuk dijadikan istri. Bukan teman kencan semalam."

Aku berkata jujur. Pasalnya memiliki pasangan untuk masa depan bukan perkara mudah bagiku.

"Tapi Kai! Kapan kau akan menikah?"

Aku memejamkan mataku, memijit pelipis untuk mengurangi rasa pening. Sungguh pertanyaan barusan menyiksa otakku untuk berfikir.

Menikah? Aku sangat ingin menikah tapi sudah kukatakan. Aku tidak bisa sembarangan menikahi perempuan. Menikah itu komitmen serius yang diyakini selama sisa hidup.

"Secepatnya."

Aku mengelak.

"Dari dulu kamu selalu berkata secepatnya tapi tidak sekalipun membawa perempuan."

"Aku lelah Mom."

Pada akhirnya aku mengalah dan pergi ke kamarku.


~ RoséBear~


Kupikir tiga jam berada di kamar aku merasa kehausan. Berjalan ke dapur dan mendengar suara bisik-bisik.

Astaga Mom! Dia menghubungi one night stand semalam ini? Mencari wanita untuk berkencan denganku lagi?

Bolehkah aku menuntut ibuku? Atau menuntut seorang jaksa penuntut? Adakah pembela publik yang mau membantuku?

Aku bergegas kembali ke kamar. Hanya perlu dompet dan uang tunai.

'Mom, aku akan kembali jika kau tidak memaksaku untuk menikah lagi.'

Untuk pertama kalinya aku melarikan diri dari rumah. Aku bukan bocah lagi, jadi tidak akan terlantar di jalanan.

Lagipula bukankah siang tadi seseorang menawarkan bantuan padaku?

Sehun, kau memiliki hutang satu dolar lebih padaku. Belum lagi di tambah yang sebelumnya. Jadi kulangkahkan kakiku ke apartemen Sehun.

Mom akan menyadari kehilanganku besok pagi, sepanjang malam aku bisa memikirkan besok akan melarikan diri kemana lagi. Setidaknya malam ini aku ingin beristirahat tenang.


~ RoséBear~


Sebelum ke gedung apartemen Sehun aku membeli beberapa makanan ringan di minimarket 24 jam. Jalanan sepi dan hanya ada beberapa pejalan kaki maupun kendaraan yang melintas.

Harusnya aku tidak melarikan diri atau mungkin aku bisa melarikan diri dan tidak perlu singgah ke minimarket. Langsung saja meminta supir taxi membawaku ke apartemen Sehun.

Lihatlah di hadapanku. Empat orang pemuda dengan pakaian tidak terlalu layak berani menghadangku.

Mau berkelahi?

Aku menghela nafas berat, darimana datangnya mereka? Menginginkan kantong plastik yang kupegang? Akan kuberikan? Bukankah berbagi itu menyenangkan?

Bugh

"Argh!" Aku mengerang tertahan ketika seseorang memukul bagian belakangku.

Ya! Darimana munculnya pria satu ini? Membuat tubuhku terpental ke depan. Astaga! Apa yang mereka inginkan dari pria sepertiku?

"Kau menyakiti hati kekasihku! Bagaimana bisa kau menolak bercinta dengannya!"

Aku mengernyit.

Menolak bercinta? Kekasihnya?

Oh hei! Bukan itu kabar bagus?

"Sekarang dia menolak bercinta denganku!"

Itu masalahmu bung!

Aku tidak tahu pasti. Hanya saja ilmu beladiriku tidaklah buruk untuk menghajar lima bajingan yang lebih muda ini. Tidak mudah ternyata membuat mereka menyerah, tapi yang aku sadar salah satu dari mereka kekasih wanita yang dibawa Mom malam ini.

Kami berkelahi hingga polisi datang. Sekarang disinilah aku, bukan di depan apartemen Sehun. Melainkan berhadapan dengan penyidik. Aku tidak banyak memberi keterangan. Aku tidak mengenal anak-anak itu. Sementara mereka terlalu malu untuk mengatakan sumber permasalahannya. Yang ada mereka akan terkena pasal berlapis.

Jadi bagaimana aku bisa melepaskan diri dan menemui ranjang empuk saat ini?

Aku harus menghubungi seorang untuk menjadi penjaminku. Harusnya Mom bisa kuandalkan. Tapi aku akan gagal melarikan diri.

Pada akhirnya aku memberikan nomer apartemen Sehun yang bisa di hubungi.

"Tunggulah sebentar. Seseorang bersedia datang kemari untukmu."

Aku tersenyum senang. Sehun sudah pasti akan datang membantuku.

Aku menunggu dalam kebosanan, memperhatikan bagaimana lima pemuda itu mendapat nasehat panjang dari penyidik karena mencegatku di jalan. Ada sedikit rasa puas ketika melihat hasil karyaku pada wajah mereka. Aku memang tidak terlalu baik saat berkelahi, tapi aku bisa menggambar abstrak pada wajah seseorang.

"Maaf, Kim Jongin?"

Tiba-tiba saja telingaku mendengar suara merdu itu. Dia memanggil namaku. Reflek aku menoleh dan menengadah ke samping.

Ya Tuhan. Kenapa kondisi seperti ini dia yang datang? Aku reflek menunduk saat mata bulat itu menatapku.

Kakak tiri Sehun yang begitu disayangi pria Oh. Seorang noona manis yang kemudian menepuk pelan punggungku. Aku mengernyit karena rasa nyeri, dia menepuk pada bagian yang salah.

"Kau baik-baik saja Kai?" Wajahnya setengah panik setelah menyentuhku. Dengan ragu aku mengangguk pelan.

"Do Kyungsoo? Duduklah."

Penyidik memintanya duduk. Aroma vanilla menusuk penciumanku. Dia wangi, tapi dimana Sehun? Kenapa brengsek itu mengutus Kakaknya?

"Kekasihmu baru saja berkelahi..."

Bla bla bla

Itulah yang akan dijelaskan penyidik tapi tunggu! Mukaku merah merona mendengar ucapan penyidik. Kekasih? Andai saja Kyungsoo mau jadi kekasihku. Aku tidak akan menyia-nyiakan dia. Sudah kukatakan aku menyukainya.

Dia masih tersenyum kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah penyidik. Mereka berbicara sedikit menjauh dariku. Kulihat Kyungsoo hanya bicara lalu tersenyum. Dia wanita idaman para pria. Lihatlah rambut hitamnya yang terurai ke belakang. Sepasang alis mata tebal, hidung mancung, mata bulat, kulit putih dan bibirnya... Bibirnya berbentuk hati, kupikir akan terasa sangat manis jika bisa mencecapnya. Tanpa sadar aku setengah ereksi. Yaishhh!

Sekarang aku dibebaskan atas bantuan Kyungsoo. Kami berjalan keluar, berjalan kaki. Dia berjalan pelan disampingku.

"Mau kucarikan Taxi untukmu?"

Saat itu dia bertanya. Aku menggeleng. "Aku mau ke tempat Sehun. Maksudku malam ini aku ingin menginap di tempatnya."

Dia memperhatikan, membuatku tergagap dan salah tingkah. Kyungsoo itu memiliki umur yang lebih tua satu tahun tapi dia benar-benar menggemaskan, tidak ada rasa bosan untuk memperhatikannya. Manis dan begitu menawan.

"Ya. Baiklah."

Kami tidak bicara apapun lagi. Hanya berjalan bersebelahan hingga ke apartemen Sehun. Sangat rapi dan kupikir tidak ada orang selain kami. Aku duduk di atas sofa setelah Kyungsoo berkata akan mengobatiku.

Dia kembali dengan perlengkapannya. Tidak terlalu banyak luka yang kuterima, tapi sekarang aku berharap lebih banyak agar bisa memandangi wajahnya dalam jarak yang begitu dekat.

Dia sangat cantik. Ya Tuhan. Andai aku bisa memilikinya.

Ya Kyungsoo~ Jangan terlalu mendekat, atau kau bisa mendengar debaran jantungnku. Untuk menghindari itu jadi kukeraskan suara televisi.

"Sekarang buka kaosmu."

"Ekh?" Mataku memandanginya horor.

"Punggungmu terluka bukan?" Dia bertanya dan masih sempatnya tersenyum. Jadi kubuka kaos kuning yang masih menempel. Memperlihatkan otot tubuhku, aku bersyukur sering berolahraga. Dia naik ke atas sofa dan duduk di belakangku. Saat itu aku benar-benar sadar Kyungsoo punya tubuh yang pas jika dalam rengkuhanku, buktinya dia menghilang di balik punggungku.

"Sehun? Apa dia belum kembali?"

Aku tidak terlalu tahan berdiam seperti ini. Jadi kutanyakan langsung. Sesekali aku mendesis sakit. Tidak sepenuhnya mendesis, aku bahkan mendesah saat jari lentik itu menyentuh bagian tubuhku. Oh! Aku tidak boleh kurang ajar padanya.

"Sehun tidak pulang untuk malam ini!"

Bagaikan disambar petir aku terdiam kaku. Tanpa sadar aku menoleh dan dia tersenyum padaku.

"Sudah selesai," Dia beranjak dari sofa.

"Kau akan langsung pulang?" Aku bertanya membuat langkahnya terhenti.

"Tidak. Aku menginap di sini."

Aku tidak mengerjap. Dia akan menginap? Bersamaku? Aku tidak boleh tidur sepanjang malam, aku harus banyak bicara dengannya.


To Be Continue...


SEDUCED IS SHORT STORY! Mengingatkan aku bagaimana jika KaiSoo ditinggal berdua di dalam Dorm. Bagaimana menurut kalian? Aku sudah selesai namun harus membuat kalian menunggu untuk setiap bagiannya. Sebelumnya sudah kukatakan, sebuah fic akan di publish jika sudah complete, kecuali 'Lady Rose'.

Tidak.. aku tidak akan membuat kalian menunggu lama untuk cerita pendek ini. Selamat menikmati mimpi indah kalian...

Let's start to read the romance and adult fiction. Just a fiction. Follow – Favourite – and Review this Story...

See you next Chapter...

Salam hangat

.

RoséBear

[170615-170618]