"Jungkook, berdansa denganku, ya?"
Bahkan Jungkook tidak menatapnya, tidak menatap pada apapun, karena pandangannya kosong. Mingyu bingung total, Jungkook tiba-tiba begini? Ada apa?
"Kenapa?" Ia beralih bergerak menghadap Jungkook.
Jungkook tersenyum lalu menghela napas berat.
"Apa yang kenapa?" Jungkook berdiri, menepuk celananya yang kotor sedikit. Masih dengan senyuman yang- terpaksa?
"Ayo, berdansa denganku." Kata Jungkook lembut.
Jungkook tersenyum manis untuknya, akhirnya. Namun Mingyu tau, ada yang salah.
Tangan Jungkook menangkap bahunya, mengajaknya berdiri lalu tangan lentik itu turun untuk menggenggam tangannya, masih sambil tersenyum dan mulai menggerakan badannya, berdansa.
"Hah, sepertinya mendung, ya?" Jungkook menengadahkan kepalanya, sedangkan Mingyu masih menatap mata cantik yang kosong itu.
Rintik hujan turun.
Terdengar suara-suara kesal karena api unggun yang gagal pada camping kali ini. Namun berdansa tetap dilanjutkan.
"Api unggunnya mati? Yeay- haha jadi aku tidak perlu- a-aku tidak perlu mengelilingi a-api unggun kan, Mingyu?" Jungkook terisak kecil, menunduk dengan air hujan yang yang semakin deras. Tubuh itu kedinginan, dan terluka, Mingyu ingin memeluknya, menghangatkan hati yang terluka, walau tubuhnya basah kuyup juga.
"Hei, kau tidak akan begitu, nanti aku yang akan urus, tenang saja." Mingyu berusaha menghibur, tapi ia paling tau, ini tidak pernah cukup.
Bukan soal mengelilingi api unggunnya, tapi ini soal kegagalan.
Jungkook gagal, dan Jungkook menangis dihadapannya saat ini. Bersembunyi dalam derasnya hujan. Namun tubuhnya yang terisak tidak dapat berbohong.
Mingyu ingin berbahagia, tapi fakta yang menghantamnya saat ini adalah bahwa Jungkook sungguhan suka Kim Taehyung.
Hingga pemuda yang ia suka sebegini kecewa.
Tangannya terulur untuk menangkup dagu cantik itu, mengangkatnya sedikit untuk menemukan Jungkook yang terisak.
Jungkook tidak menatapnya, mata kosong itu menatap lurus kepada sesuatu dibelakangnya. Yang dipastikan bukan sesuatu yang baik, karena Jungkook malah semakin terisak.
Mingyu mengerti.
Maka ia memutar posisi mereka dengan menarik tubuh Jungkook lembut.
"Jangan dilihat, lihat aku saja, aku lebih tampan, tau."
Dan Jungkook terkekeh kecil.
Mingyu tersenyum. Hatinya lebih menghangat lagi ketika ia menangkap bibir itu mengucap 'terimakasih'
Hujan kali ini hangat sekali untuk Kim Mingyu.
Taehyung melihat mereka. Tepat di arah jam 12.
Jungkook dan Mingyu yang berdansa dalam hujan dengan romantisnya. Dan ia harus terperangkap disini dengan penyesalan bersama Lisa, perempuan yang tersenyum cantik didepannya.
Dan ia panas.
"Ehm-" -suara dari speaker menghentikan acara itu sejenak.
"Kurasa walau api unggunnya mati karena hujan, berdansa dapat dilanjutkan kan?-"
"-nah, maka- masih ingat dengan Love Fighter kita?-"
Matanya membulat. Ia pikir ini sudah selesai.
"-Jungkook dan Taehyung, yah dan dapat kita lihat bahwa Taehyung berdansa dengan wanita cantik disana-"
"-jadi, kurasa kita tau, bahwa pertunjukkan akan dimulai kan?"
Tidak tidak, bukan begini yang ia mau. Sudah cukup ia membuat Jungkook terluka, dan ini tidak perlu.
Ia lalu maju.
"Hei, kurasa itu tidak perlu karena api-"
"-hei, kurasa kau tidak perlu berucap apapun karena aku akan melakukannya-" suara lembut itu memotongnya.
"Tidak, kupikir itu tidak perlu karena aku merasa itu tidak perlu dilakukan lagipula api unggunnya mati dan aku tidak merasa keberatan kalau ia tidak melakukannya." Ia masih mencoba untuk tidak menyakiti Jungkook lebih jauh.
"Bisakah kau tidak bersikap baik denganku, Kim Taehyung?" Suara itu lemah dan menusuk, hanya Taehyung yang mampu mendengarnya.
"Jangan berikan harapan lagi, karena aku telah menyerah dan bersiap untuk melakukannya. Kembali pada wanita cantikmu dan nikmati pertunjukanku."
Kalimat itu menyakitnya, sakit sekali. Mereka bertatapan, dan Taehyung melihat tatapan kekecewaan yang terpancar dari mata cantik itu.
Jungkook telah menyerah.
Bukankah ia harusnya bahagia?
Jungkook mulai menurunkan satu tangannya.
Setelah ini ia benar-benar harus menyerah.
Tangannya turun satu persatu, mengambil posisi untuk berjalan dengan kaki diatas.
Matanya terpejam, sakitnya terasa sekali. Apalagi Taehyung didekatnya, menyaksikannya menyerah. Semua melihatnya, Jeon Jungkook akhirnya menyerah.
Matanya terbuka kembali, ia menarik napas berat dan menghembuskannya.
Ia menyerah.
Ia akan menyerah.
Kakinya mulai ia angkat-
Namun-
Sebuah tangan menarik tangannya.
Jungkook tidak mengerti.
Yang ia tahu, pertunjukkannya gagal, banyak suara-suara yang heran dalam suasana yang remang. Tangannya ditarik untuk berlari menjauhi kawasan camping.
Ia terus berlari menuju hutan yang kian gelap.
Berlari hingga menemukan titik terang disana. Dibawah cahaya bulan.
Dan ia berhenti, lalu setelah mendapat pencahayaan yang cukup, ia terkejut.
"Tae-Taehyung?"
Taehyung terengah dihadapannya.
"Maafkan aku."
Lalu, semua terasa aneh, namun indah, semua terasa lucu, namun bahagia.
Ketika Taehyung mendekat.
Ia dapat merasakan jari kurus itu menyentuh dagunya.
Kupu-kupu diperutnya berterbangan. Perasaan yang luar biasa menyelimutinya dalam.
Semakin dekat ia bisa melihat mata tajam itu terpejam. Taehyung memiringkan kepalanya.
Dan bibir itu ada dibibirnya.
Taehyung menciumnya.
Ia bisa melihat mata itu terpejam.
Hatinya menghangat.
Lalu ia menyusul dengan memejamkan mata. Menikmati hangat yang dihantarkan pujaan hatinya lewat bibir yang mengecupnya lembut.
Jungkook tidak percaya. Ini seperti mimpi.
Ia jatuh cinta lagi kesekian kalinya.
Lagi, Kim Taehyung.
"Jungkook!"
Langkahnya berhenti. Itu Jung Hoseok, tukang gosip.
"Wah selamat ya!"
Jungkook mengernyit.
"Apa?"
"Yah tidak perlu berpura-pura lugu! Kisseu-kisseu dibawah terang bulan! Ah kau hebat sekali!"
"A-apa kisseu?"
"Kau mau lihat bagaimana romantisnya? Ayo! Ih aku gemas sekaliiii~"
Tangannya ditarik menuju mading yang penuh orang.
"Hei-hei minggir artis kita muncul ingin melihat!"
Dan, boom.
Itu dia.
Yang kemarin bukan mimpi.
Taehyung sungguhan menciumnya.
Matanya terpejam, Taehyung juga.
Perlahan jarinya naik, menyentuh bibirnya.
First kiss-nya-
Adalah Kim Taehyung?
"WAAAAAAHHHH YAAMPUN TERNYATA YANG KEMARIN BUKAN MIMPI ASTAGAAAAA! AKU HARUS BAGAIMANA TUHAN! BIBIR- BI-BIBIR INI! UWAHHH YAAMPUN AKU HARUS PUNYA FOTO INI ASTAGAAAA! AAAAAH YANG KEMARIN BUKAN MIMPI! JEON JUNGKOOK KAU HEBAT SEKALI ASTAG-"
"Astaga kenapa kau berisik sekali."
Krik.
Suaranya ia hapal sekali. Itu suaranya- suara orang- manusia- makhluk hidup- yang menjadi- ciuman pertamanya- yang ternyata- bukan mimpi!
ITU KIM TAEHYUNG!- Begitu isi kepala Jeon Jungkook yang rasanya ingin berteriak.
"Tae? Eh- hai! Halo! Hehe-"
"Berisik sekali! Ini masih pagi- kenapa sih?"
"Umh, anu-"
"Anu- apa?"
"Anu itu loh- foto-"
"Foto anu?"
"E-eh bukan- maksudku-"
"Minggir kau lama-"
Tubuhnya digeser kasar. Jadi ciuman yang kemarin itu mimpi bukan sih? Kok Taehyung masih kasar padanya?
"AP-APA-APAAN INI HEI SIAPA YANG MEMAJANG INI! HEI INI MERUSAK REPUTASI- TIDAK INI PENCEMARAN NAMA BAIK! TIDAK- INI PELECEHAN! HEI TOLONG MUSNAHKAN INI SEGERA!"
Jungkook terkejut- terpelatuq- tertohoq dan tercyduck.
Kim Taehyung bisa bicara sepanjang itu? Serius?
"Err- kau tidak perlu berteriak Tae, bilang saja bila kau mau fotonya, aku masih punya banyak salinannya-"
"SIALAN JUNG HOSEOK!"
"Hei, sudahlah semua orang sudah lihat?!"
"Bisa-bisanya kau bicara begitu, Jeon? itu foto berciuman bodoh, bisa kau santai, hah?"
"Lagipula ini sudah tersebar di grup angkatan, tenang saja"- itu Jung Hoseok yang dengan tenang bicara- secara kasar, tidak tau diri.
"Sial kau!"
"Lalu mau bagaimana lagi, sih? Sudah terlambat? Kan?" Heh lagipula Jungkook senang. Tentu saja ia senang sekali, tapi Taehyung masih kasar padanya dan ini membuatnya bingung.
"Hah, yasudah! Ayo!"
"Ayo- apa?"
"Ke kelas? Tidak mau bersama? Yasudah!"
"Eh- tunggu- tapi Tae-"
"Apa?"
"Anu- soal ciuman itu-"
"Tidak usah dibahas-"
"Bukan begitu-"
"Kenapa? Kau senang kan?"
"Tentu saja! Ehehe- maksudku- kita bagaimana- anu-"
"Aku menciummu, bagaimana apanya? Kau mau lagi?"
"Eh- haruskah?"
"Jeon, kau lucu sekali!"
Dan Jungkook terpaku, Taehyung tertawa disampingnya. Taehyung bahagia disampingnya. Ia bahkan hanya mampu terdiam menikmati ciptaan Tuhan yang indah ini.
"Hei- Jeon- Jeon?!"
"Iya?"
"Nanti- kita pulang- kita pulang bersama, bisa?"
Kau pikir apa bisa Jungkook menolak?
"TENTU! Tentu saja yaampun!"
Dan mereka tersenyum bersama. Jungkook bahagia sekali, ia tidak sia-sia. Perjuangannya tidak sia-sia. Taehyung disampingnya sekarang, tersenyum bersamanya sekarang.
Ia sungguh bahagia.
.
.
.
Love Fighter? Succesed!
END.
FINALLY! end dgn tidak elitnya! Yg penting end nih ya wkwk. Di review, dihargain bikinnya pas belajar simulasi unbk nih rela2in ga belajar/boong wkwk.
TXU tuk segala review positifnya, buat yg selalu mereview ff aku, thankuuuu!
Aku ingin menularkan rasa baper ngebayangin dikisseu mas Teteku pada kalian semwah rakyatq:v dinikmatin, yha. Wkwk.
Tunggu bonus chapternya! Ketika Kim Taehyung berkunjung ke calon mertuanya! Ehehe! KEEP REVIEW N LOVE BTS!
Panjang bgt wkwk