Johnny tidak bisa menahan diri lagi. Dia jadi harus meninggalkan Jaehyun begitu saja. Tanpa mengelus rambutnya. Tanpa mengelus pipi lembut itu. Darah Johnny terasa mendidih karena semakin emosi. Semua orang di gedung sekolah mundur tidak berani menghalangi jalannya. Johnny adalah murid yang dihormati karena kedudukan orang tuanya dan prestasi akademis top 10 disekolah. Anak kelahiran Amerika ini juga terkenal kuat, setelah berhasil mencapai skor tertinggi pada tes ketahanan tubuh yang dilaksanakan sekolah setiap 3 bulan sekali. Johnny diketahui sebagai murid yang sopan oleh guru. Jika dipanggil dia akan memberikan senyum kecil yang ramah, meski begitu ada sesuatu yang membuat orang segan mendekatinya. Johnny itu terasa seperti seseorang yang tidak dapat diraih, membuat sebuah tembok kasat mata disekitarnya yang membuat murid lain segan. Dia sopan tapi menjaga jarak Emosinya juga sulit dibaca, kecuali jika dia bersama dengan adik manisnya maka senyum tulus bahagia itu baru dapat dinikmati semua siswa yang ada. Hanya "gank" kelas khusus lah yang berani akrab. Sekarang wajah ramah itu berubah menjadi mengerikan. Rambut halus Johnny bergerak-gerak karena langkah besar yang keras. Alis rapinya berkerut dan matanya berkedut marah. Rahangnya menegang keras, sekeras kepalan tangannya. Kakinya yang panjang membuat dia sampai di lantai tiga dengan cepat. Ke depan kelas 2-Special Class

/-\

/-\

\-/

Seisi kelas sudah cukup ramai. Banyak orang berkumpul mengerubungi seorang berambut pink yang duduk di atas meja. Mata besar indahnya menatap ke berbagai arah dengan cepat dengan pupil melebar. Dadanya naik turun tanda dia benar benar bersemangat. Bibir pink nya terbuka tertutup mengeluarkan suara lembut yang berkontras dengan garis wajah maskulin yang terlalu sempurna.

"Lalu, aku bilang, 'Yuri Nuna, boleh ya aku aku lihat sekali saja.' Dia awalnya ragu. Aku bilang tenang saja , hanya melihat tidak akan aku apa-apakan. Dia menurut saja, setelah itu dia buka kancing Bra depannya dan BAMM." Suara nya dibarengi dengan teriakan banyak siswa di kelas itu, kebanyak dari mereka ber "Whoaa" atau "heol" bersama.

"SIAL KAU TAEYONG ! Aku juga ingin melihatnya langsung brengsek ! Jadi kau hanya melihati dua melon besar itu saja hah ! tapi tetap saja aku iri!" Seungcheol murid dengan tubuh sedikit kekar yang duduk didepan Taeyong berteriak keras. Tampangnya sudah penuh nafsu.

"Kau pikir aku ini tolol ? Tentu saja aku rayu lagi. 'Nuna, boleh ya pegang saja, nanti aku belikan tas Paris Hilton yang jadi wallpaper ponselmu itu bagaimana' dan dia setuju." Taeyong yang duduk diatas meja membuat gesture meremas dada nya sendiri. Membuat anak laki-laki bersorak keras dan bersiul.

"Tas Paris Hilton untuk meremas payudara saja ?" Laki-laki berambut hitam yang di bangku agak jauh dari tempat duduk Taeyong berbicara dengan nada menyindir. Mata cantik yang seperti kucing itu menatap Taeyong malas.

"Uang Taeyong kan banyak , tas begitu tidak akan jadi pikiran ya kan Tae!" Yuta, berkata sambil merangkul Taeyong.

"Ya benar sih. Cuma sebenarnya setelah itu aku.." Belum sempat Taeyong menyelesaikan kata-katanya pintu kelas yang tertutup terbuka lebar akibat bantingan kekuatan besar.

"LEE TAEYONGGGG !"

Seisi kelas hampir melompat dari tempat duduk masing-masing. Semua mata tertuju pada seorang tinggi besar di pintu kelas yang berjalan cepat ke arah Taeyong. Menyambar kemeja anak itu dan menyeretnya, membenturkan tubuh kecilnya ke dinding kelas. Semua berjalan sangat cepat dan murid lain berteriak hendak menghentikan perkelahian ini. Seungcheol menyuruh seorang murid untuk menutup pintu kelas mereka agar tidak memancing guru.

"JOHN ! CALM DOWN OH GOD JESUS." Seorang berambut cokelat terang dengan tag name Joshua menarik tubuh besar Johnny. Dia tidak pernah melihat temannya seperti ini, ada apa. Semua berusaha menghentikan Johnny tapi kekuatan anak itu cukup besar.

"BRENGSEK.Ada apa Youngho !" Taeyong yang kaget dengan serangan mendadak dari sahabatnya sendiri itu berkata keras. Kenapa tiba-tiba Johnny jadi begini dengannya. Dia tidak melakukan apapun.

"TELL YOUR BROTHER LUCAS TO STAY AWAY FROM MY JAY YOU ASSHAT" Johnny berteriak keras di depan wajah Taeyong.

"Tenanglah John." Sekarang Mingyu anak kelas itu yang badannya tidak kalah besar dari Johnny ikut berusaha memisahkan mereka.

"LEPAS brengsek. Kau ngomong apa sih ! Aku ini sahabatmu bodoh kenapa kau seperti ini padaku! Bicarakan baik-baik!" Mata hitam arang Taeyong cukup ketakutan membalas tatapan nyalang dari Johnny.

"Johnny sudah, lepas , nanti ada guru." Seorang pendek berkacamata dengan pipi chubby dan kulit pucat memegang lengan Johnny pelan.

Emosi Johnny menjadi turun setelah melihat anak ini. Meski berkacamata entah mengapa agak mengingatkannya dengan adiknya sendiri Jaehyun jadi kewarasannya sedikit terkumpul kembali.

Johnny mundur dan duduk di salah satu kursi dan mengusap wajahnya. Taeyong membenarkan seragamnya. Dia kesal dan malu terlihat lemah di depan banyak orang, tapi dia tidak cukup bodoh ingin menyerang balik. Johnny bisa menghancurkan wajah tampannya dengan mudah kalau sedang seperti itu. Dia masih ada kencan lanjutan dengan anak universitas wanita di dekat sekolah ini.

"Kau kenapa John ? Lucas itu teman dekat Jaehyun, memang dia melakukan apa pada adik manismu itu hah?" Taeyong merapikan rambutnya dan mendekat pada Johnny. Mengulang kembali bertanya pada Johnny yang sekarang terlihat sedikit reda emosinya.

"Aku tidak peduli kalau adikmu membaca komik mesum miilikmu itu, tapi katakan padanya JANGAN RACUNI ADIKKU. Jangan sekali-kali sentuh adikku." Johnny mendesis mengancam. Ada perasaan kesal saat Taeyong mengatakan adiknya 'adik manis' dia paling benci kalau Taeyong memanggil dan menggoda adiknya dengan sebutan itu.

H A H

..

Seisi ruangan itu terdiam.

"HAHAH maksudmu koleksi webtoon yadong ku ? Ini 2017 Youngho. For fucksake adikmu itu 14 tahun. Normal untuk seumur itu penasaran dengan hal dewasa. Mungkin adikmu sedang puber dan meminta bantuan adikku..."

BRAKKKKKKK

Percaya atau tidak dua meja belajar terlempar dan terbalik menghantam meja lain. Meja belajar disana memang kecil jika dibandingkan dengan ukuran tubuh Johnny, tapi dengan buku-buku tebal di laci dan diatasnya tentu berat. Anak-anak berhambur menghindar dan ada yang hampir terkena lemparan meja itu. Taeyong langsung terdiam. Ketika Johnny yang entah sejak kapan sudah kembali berdiri berjalan mendekat pada Taeyong, tidak ada satupun orang yang berani menghalanginya.

"Jjjohnny , sa..santai dude" Taeyong mundur sampai tersudut di dinding. Dia menelan ludah bagaimana kalau Johnny melemparkan bogem mentah padanya. Holyshit Taeyong memang terkenal tertampan se NCT High, tapi dia hanya besar mulut dan lemah dalam ketahanan fisik.

"Don't you ever. Compare my pure Jaehyun with your pervert brother." Johnny meremas kuat bahu kiri Taeyong. Anak itu meringis sakit. Rasanya tulang selangka bisa remuk.

Seisi ruangan itu hanya diam. Terkejut dan terlalu takut untuk bertindak karena ini baru pertama kalinya melihat tingkah liar dari seorang yang tenang seperti Johnny. Tapi satu orang yang paling pendek, kecil lah yang justru cekatan langsung mengangkat membenarkan meja yang terlempar itu. Terdengar suara derit meja dan buku-buku yang dirapikan. Kemudian suara pintu kelas yang terbuka.

"Ada apa ini ? Johnny Haksaeng, Taeyong Haksaeng ?" Pak Guru dengan perawakan imut masuk dan bingung dengan keadaan kelas yang mencekam. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat , apa Johnny siswa teladan melakukan bully ?

"Byun Songsaenim kami sedang latihan drama untuk festival tahunan nanti." Kun berkata mulus sambil membenarkan kacamatanya. Semua mengangguk dan membenarkan . Seongcheol ketua murid di kelas itu kemudian menginstruksikan semua untuk duduk dan memberi salam. Setelah itu ketika Byun Songsaenim sedang mempersiapkan alat alat mengajarnya Kun maju ke meja guru dan berbicara pelan. Mereka sesekali melihat ke arah Johnny yang hanya diam duduk di bangkunya.

"Seo Youngho. Kau sedang tidak enak badan ?" Byun Seongsanim menatap murid yang tinggi besar itu. Wajahnya memang terlihat tegang.

Johnny tidak menjawab apapun, tapi Kun dengan cekatan berjalan ke arah mejanya sendiri dan mengambil termos minum. Lalu, menghampiri bangku Johnny dan memaksa lelaki dengan tinggi 184cm itu untuk ikut maju ke depan. Kun meminta izin atas Johnny, untuk diperbolehkan tidak mengikuti pelajaran. Pak Guru Byun sebenarnya curiga, tapi Johnny adalah anak dari orang tua yang cukup berpengaruh di komite sekolah, jadi dia membiarkan saja mereka untuk keluar pergi ke UKS.

Kun menggandeng Johnny dan mengarahkannya untuk keluar dari kelas. Mereka melewati ruang kesehatan di lantai itu dan malah berjalan ke arah lain. Menaiki anak tangga sampai ke pintu keluar dari lantai paling atas sekolah. Dia mengambil satu kunci dan membuka pintu. Johnny dan Kun sekarang sudah berada di luar ruangan. Lelaki berkebangsaan China itu membawa Johnny ke tengah-tengah.

"Johnny. Breath with me." Kun menatap Johnny yang pandanganya terpatri pada pemandangan atap sekolah.

"Youngho.." Kun menempelkan satu tangan kecilnya ke dada Johnny.

Johnny menarik napasnya cepat seiring hitungan Kun

"1...2...3...4..."

Johnny menahan napasnya dan Kun tersenyum. Setelah itu Johnny menghembuskan napasnya amat lambat mengikuti aba-aba Kun lagi.

1...2...3...4...5...6...7...8."

"Good. Very Good. Sekarang minum ini ya." Kun menuangkan cairan kuning nyaris bening di gelas termos kecil.

"Hansol yang menyuruhmu membawa ini?"

"Sahabat itu harus saling peduli, katakan aku sebagai calon kakak ipar yang penuh persiapan." Kun menyodorkan gelas itu pada Johnny .

Meski Johnny menggelengkan kepalanya terus, tapi Kun tidak menyerah. Pria bermarga Seo itu mengalah dan menegak minuman itu. Johnny terlihat mual mau muntah dan punggungnya dielus pelan.

"I hate chamomile tea." Johnny memasang tampang jijik.

"Yeah I know it John. 12 years and always." Kun tersenyum getir sambil menutup termos kecil.

Johnny tidak membalas kata-kata Kun. Pria imut itu berusaha memutar otak untuk meredakan ketegangan diantara mereka.

"Hey lihat, termos ini punya chenle , menurutmu apeach dari kakakotalk lumayan mirip dengan Jaehyun kan ?" Kun berusaha membuat lelucon dengan objek termos pink dengan gambar kekanak-kanakan. Hal yang bisa membuat Johnny tersenyum ya apalagi, kalau bukan tentang adiknya.

"Ya memang mirip, tapi denganmu juga lumayan mirip Keane." Mata Almond itu melengkung. Dua sudut bibir Johnny berdua tertawa renyah bersama. Kun merasa lega. Raut wajah Johnny berubah menjadi lebih santai.

"I can't believe I 'lose it' at school." Johnny mengacak rambutnya. Terlihat penyesalan diwajah orang yang Kun kenal sejak kecil itu.

"Pada Taeyong pula. Padahal ceritanya sedang seru John." Kun berusaha bercanda lagi. Menutupi keterkejutannya. Ini adalah kali pertama untuk Johnny 'lepas' disekolah. Didepan seisi kelas.

Johnny tersenyum miring dan menghela napas. Pertemuan dua alis Johnny terlihat berkerut.

"Kun , apakah normal jika kau ingin mempertahankan sesuatu sampai pada level kau berpikir untuk menghabisi siapa saja yang berusaha mengubah hal itu. Sesuatu yang sudah ideal dan paling indah yang ada dalam hidupmu. Jangankan manusia lain, aku bahkan tidak akan membiarkan waktu atau Tuhan mengganggu milikku yang paling berharga."

Johnny berbicara tidak jelas. Kun dapat melihat dari tatapannya pada langit , bahwa banyak hal berkecamuk di pikirannya. Kun yang sudah mengenal Johnny hampir satu setengah dekade juga tahu benar 'apa' atau lebih tepatnya 'siapa' yang dibicarakan oleh Johnny. Seseorang yang dapat membuat Johnny menjadi lebih baik, sekaligus dapat menghancurkannya seketika.

"Normal itu adalah kata yang relatif dan tolak ukurnya tergantung pada setiap sudut pandang orang yang melihat suatu masalah. Setiap orang memiliki obsesinya sendiri John, tapi kau harus ingat jangan sampai perasaanmu itu malah menyakiti dirimu sendiri, membuat hidupmu yang teratur menjadi berantakan." Kun berbicara panjang lebar tapi Johnny tidak membalas kata-katanya. Kun menarik napas dan memberanikan diri untuk lebih berani berbicara pada Johnny.

"Perubahan bukanlah sesuatu yang buruk. Jaehyun bagaimanapun akan tumbuh besar dan dia tidak selamanya akan terus..."

"MY JAY WILL STAY LIKE THAT AND HE MINE BELONG TO ME FOREVER." Johnny membentak keras membuat Kun terlonjak dan melepaskan tangannya yang sudah bersandar pada bahu Johnny. Singa yang telah dijinakkan mengaum marah.

"Maaf John, maksudku." Kun panik dan harusnya dia tidak lupa peraturannya. 'Jay' atau Seo Jaehyun adalah tema pembicaraan paling sensitif jika kau mau berbicara dengan Johnny. Seperti bermain dengan api. Tidak ada api bisa mati kedinginan, akan berguna jika cukup besar tapi kalau terlalu besar menjalar lidah api bisa membakar. Johnny akan senang jika orang menyinggung sedikit tentang Jaehyun ketika berbincang dengannya karena dia adalah bagian hidup Johnny. Akan tetapi kalau terlalu memuji Jaehyun atau orang terlalu ingin tau mengenai adik tirinya itu, Johnny akan emosi. Daripada orang yang disayangi, Jaehyun lebih seperti sesuatu yang sangat eksklusif yang dimonopoli olehnya seorang.

"Pergi." Johnny menutup kedua matanya. Berusaha mengatur napasnya sambil menelan ludah.

"Aku.." Kun berkata lirih. Lidahnya tercekat karena dorongan pelan yang Johnny berikan pada bahu Kun.

"Leave me alone Keane. Please.." Johnny tidak pernah memohon kecuali pada adik, Mom dan Dad nya. Oke bisa dihitung dengan jari pada Hansol.

"Johnny.." Kun berusaha bertahan

"Go Away!"

"Okay fine! Kau bisa disini sendiri, menangisi adik kesayangamu yang itu dan aku akan turun dan mengurus semua kekacauan yang kau buat. Karena aku peduli padamu. Karena aku menyayangimu"

"Kun.." Johnny hanya dapat memanggil Kun pelan. Melihat bagaimana Kun yang pendiam dan selalu tersenyum , berteriak keras dengan air mata yang mengalir. Suara bedebam pintu dan derap kaki berlari di anak tangga terdengar meski pelan.

Kun membuka kacamatanya dan melapi air mata yang deras dan menolak berhenti untuk berjatuhan. Kun adalah lelaki, tapi dia selalu berharap menjadi perempuan seperti adiknya Yiyang karena paling tidak dia bisa mendapatkan Johnny dalam genggaman dengan bantuan Ayahnya meski dengan sedikit paksaan.

Kun adalah orang yang berada disamping Johnny ketika dia masih kecil. Satu-satunya yang mau berdekatan dengan Johnny ketika acara kolega perusahaan ayah mereka. Orang yang bertahan menerima cakaran, pukulan keras dan sumpah serapah, ketika Johnny belum paham apa yang terjadi dengan dirinya sendiri. Belum bisa mengontrol emosi dan tingkah laku. Sampai ketika anak haram itu datang. Ya, Kun menguping dari ibu dan teman-temannya tentang siapa anak yang berkulit lebih pucat darinya yang terus menempel menggenggam keras pada lengan dan bersembunyi dibalik punggung Johnny. Kata nyonya Kim dia itu anak dari wanita penghibur sekaligus artis tidak laku di Amerika. Saat Kun beranikan bertanya pada Johnny, dia bilang anak gendut itu adalah Jay yang kembali dari surga. Dulu Kun bingung mana yang benar. Yang jelas dia benci anak itu. Karena dia manja dan menyita perhatian Johnny. Membuat Johnny yang kaku tertawa lepas saat anak itu makan strawberry dan lelehan cokelat dengan cara yang jauh dari elegan dan malah sangat menjijikkan terlihat seperti orang udik. Kun tau betapa Johnny tidak suka sesuatu yang jorok , tapi kenapa, kenapa anak itu justru membuatnya terlihat sangat bahagia. Kun sudah berusaha mati-matian menarik perhatian Johnny, tapi hasilnya nihil. Hati Kun kecil semakin panas melihat pelukan dan elusan pada kepala yang Jaehyun dapatkan.

Air mata Kun disebabkan oleh dua orang. Jaehyun Seo dan Johnny Seo. Orang yang paling dia benci dan cintai dimuka bumi ini.

/-\

/-\

\-/

Beberapa saat sebelumnya

"Eh JungJae?"

"Sendirian saja Jay ?"

"Adik kakak sendirian saja hari ini ?"

"Kok sendirian sayang ? Sini Jungkook Hyung antar ke kelas ya. Tapi kasih bayaran. Maunya cium pipi mochi bolehkan ?"

"Our snow white without his hunter today?"

Terdengar suara Yugyeom, Jungkook , Bambam para pembuat onar dan banyak lagi siswa lain berteriak menggoda, bersiul atau sekedar memandang kaget pada Jaehyun yang berjalan sendiri di lorong sekolah dengan tas berwarna merah miliknya. Anak berpipi gempal itu menatap lantai sambil memegang erat tempat minum iron man dan berlari kecil. Dia kesal, ini adalah sekolah laki-laki, tapi kenapa semua orang menggodanya seperti dia ini anak perempuan ? Jawabannya adalah perhatikan saja Jaehyun lekat lekat. Bulu mata yang panjang mengkurva cantik. Mata cokelat gelap dan sedikit kemerahan jika terkena matahari. Pipinya yang gempal lucu seperti mochi dengan dua lekuk lesung pipi yang tidak pernah malu muncul setiap dia berbicara. Bibir pink pucat sewarna kuncup mawar yang berbentuk busur panah. Jangan lupa jemari kecil lentik yang panjang. Tidak hanya itu kalau secara fisik kulit putih bersih seputih salju dan tubuhnya kurus dan pendek dibanding anak anak sebayanya. Semuanya membuktikan secara fisik Jaehyun jauh dari kata "macho". Membuat dia jadi bulan-bulanan untuk digoda. Bukan di bully. Dia benci dibilang cantik mengalahkan anak perempuan sekolah sebelah yang katanya seperti penyihir tua dengan dandanan norak. Sebenarnya semua godaan ini tidak akan dia terima jika ada Johnny Hyung disampingnya. Dipastikan semua segan dan tidak ada yang berani. Bersitatap dengan Johnny saat sedang memperhatikan Jaehyun adalah pengalaman yang cukup membuat merinding. Johnny pernah memanggil Jungkook untuk berbicara 4 mata karena dia kelepasan menggoda Jaehyun dan Johnny melihatnya. Jungkook yang nakal dan pemberani itu tidak buka mulut pada teman-temannya mengenai apa yang Johnny katakan padanya.

Sekarang kembali pada Jaehyun yang sedang berjalan cepat ke arah kelas untuk menyemburkan api di wajah Lucas. Penyebab utama dia berjalan sendiri di lorong hari ini.

"Eitts? Sendirian Jae ?" Seokmin atau Dokyum anak yang selalu mencoba mendekati Jaehyun mencoba berbicara padanya.

"Hmmh." Jaehyun hanya tersenyum irit tapi kedua lesung pipinya sudah dapat membuat Seokmin terdiam.

Jaehyun menatap sekeliling dan tidak terlihat anak dengan kulit tan dan tinggi berlebihan itu.

"Ada yang melihat Lucas?" Suara Jaehyun yang baru saja pecah terdengar keras. Seisi kelas terkejut karena Jaehyun tidak pernah berbicara selain pada Lucas, Jungwoo dan Winwin.

"Lucas tadi ditarik ke ruang Konseling setelah ketahuan membaca komik yadong di pantry khusus guru, dan Jungwoo menyusulnya, karena dia tidak akan membiarkan si bodoh itu mendapat hukuman yang parah." Winwin tiba tiba merangkul Jaehyun dan berbisik pelan.

"A..apa ? Rasakan dia ! Huh, gara-gara komik itu ,Johnny Hyung jadi marah padaku. Dia bahkan tidak mengantarku ke kelas." Jaehyun duduk di bangkunya yang paling belakang dan meletakkan tas dan tempat minumnya. Winwin duduk di bangku kosong disebelahnya.

"Bukannya dulu kau bilang pada Youngho Ge , tidak mau diantar ke kelas lagi kalau kelas dua?"

"A..aku hanya.. Hey ? Sejak kapan kau memanggil Johnny Hyung dengan Youngho Ge ?" Jaehyun tidak percaya Winwin menyebut itu dengan nada yang sangat akrab.

"Dia bilang boleh kok saat aku chat kakaotalk dengannya." Winwin berusaha membela diri sambil menggaruk kepalanya.

"Sejak kapan kau chat dengan Hyungku?" Jaehyun terlihat tidak senang. Apa-apaan ini, Winwin memang sering memuji Johnny Hyung. Tapi akrab sampai chat ? Memang Winwin pernah dia izinkan meminjam ponselnya untuk bermain game, tapi untuk mendapat kontak kakaknya..

"Johnny Hyung hanya mengatakan agar aku menjagamu disini. Aku ini laki-laki kenapa kau panik begitu." Winwin berusaha menutupi. Dia memang memiliki crush dengan Johnny tapi Jaehyun adalah adik yang sangat posesif mengenai Hyungnya. Padahal banyak siswa yang juga penggemar dan ada yang ingin mengenal Johnny sebagai sunbae, tapi jarang yang berani dan bisa menghubungi kontak Johnny. Winwin beruntung karena dia menggunakan Jaehyun sebagai umpan. 'Hari ini Jaehyun membacakan potongan puisi dari sastra lama di pelajaran Mandarin, Jaehyun terlihat murung dikelas. Xxx mencoba menganggu Jaehyun namun ada Lucas.' Winwin membocorkan berbagai informasi mengenai Jaehyun sebagai gantinya winwin dapat sedikit berbicara dengan Johnny, meski dia cukup tertutup.

"Benarkah ? Eh.. kau tidak bilang pada Johnny Hyung kan soal pentas seni itu ?" Jaehyun teringat sesuatu , dan terlihat betapa gugup dan ketakutan ketika berbicaradengan Winwin.

"Tidak Xuan. Memang kau benar-benar menerima tawaran Ten Hyung ? HAHAHHAHA!" Winwin tidak percaya Jaehyun yang pendiam menerima tawaran seperti itu. Dia memang bukan pemalu, tapi laki-laki manapun pasti akan merasa malu melakukan pementasan seni yang seperti itu.

"Aku tidak menerimanya ! Dia memaksa! Pak Guru Kim juga mengancam kalau aku menolak, nilai akhirku tidak akan lebih dari C , karena melewati satu ulangan waktu aku menyusul Hyung ku ke Jepang."

"Eyy itu salahmu. Okay Snow White , Youngho ge , pasti akan senang melihat kau memakai baju putri." Winwin berusaha meahan tawa, yatuhan Jaehyun memang sangat cocok.

Winwin berpikir Jaehyun akan marah dan berusaha memiting lehernya, tapi nyatanya tidak. Jaehyun hanya menatap meja dengan mata yang terlihat sangat cemas. Johnny Hyung tidak suka Jaehyun membuat keputusan besar tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Biasanya Hyung ya akan tidak mau berbicara dengannya, sampai tidak pulang dan Jaehyun akan sendiri dirumah. Oke ada penjaga dan maid, tapi itu termasuk sendiri untuk Jaehyun. Dia benar benar ketakutan jika ada 'orang itu' datang dan tidak ada Johnny Hyung yang melindunginya.

"Jaehyun ? Hey kenapa mukamu begitu ? Tidak usah khawatir. Hyung mu pasti akan senang. Hey, sakit tenggorokanmu sudah sembuh ya? Tapi kenapa suaramu jadi aneh?" Winwin menyadari suara Jaehyun berubah.

"Kata Hyung itu bukan demam atau sakit tenggorokan , itu.."

"Teman-teman, Bu guru Choi datang!" Suara lembut Jungwoo terdengar mencoba berteriak. Dibelakangnya diikuti oleh Lucas yang menunduk dan seorang guru dengan pakaian rapi dengan kemeja berwarna biru muda, rok putih dan sepatu hak yang sewarna dengan bajunya. Rambut pendek, mata besar bulat dan tinggi yang menjulang.

Winwin segera berlari ke bangkunya begitu juga dengan anak-anak yang lain. Mereka memberi salam bersama-sama. Jaehyun biasanya bersemangat dalam pelajaran matematika, tapi, hari ini sepertinya kosentrasinya tidak akan 100% karena sibuk memikirkan bagaimana cara dirinya memberitahu Johnny , suatu hal penting disaat istirahat siang nanti. Sebelum Johnny tau dari orang lain dan itu akan menjadi sebuah petaka.

Bersambung..

/-\

/-\

\-/

Halo semua

Ya, gua belum mati. Maunya tapi hemh..

Ka daun atau daun atau sora tersrah manggil apa gua kembali dengan kualitas yang semakin menurun. Gua minta maaf sama semua reader yang menunggu, yg mungkin kalau hamil ude beranak kali ya ? Eh apa belum ga taulah gua gamau bayangin hahaha. Update nya ude lama , Cuma sedikit lagi, iya khusus yang ini emang file nya tidak tersimpan karena notebook yang usianya udah hampir 8 tahun itu rusak dan bluescreen gitu (Gua udah rusakin 1 laptop vaio, 1 toshiba, sekarang ACER doain tahan). Kalau baca fanfic Johnjae yg mile high pasti tau tuh gua laptop nya rusak/file nya corrupt hahaha *btw KEMANA KAU LITTLEBRXT?* Padahal iat awalnYA TWO SHOOT. Ini bakal pendek aja ga akan ane ane, tapi mau ena ena Cuma duh ga tega hahah.

Makasih yang udah komentar, tolong terus support gua dengan komentar, percaya atau ga itulah jadi boost utama buat melanjutkan cerita2. Kalian bisa kirim sugesstion maunya gimana, membantu gua supaya ga stuck. (sebenarnya khusus ini udh kepikir sampe ending tapi yak kalau kalian maunya gimana hahaha)

Selama hiatus ini gua udh bertemu langsung dgn

100BrightStars (dua kali omg hy cantique)

Leejegun (omg malah cerita mistis)

Emerald Sunday (INI MAH TERLALU CEPET SIH)

Oke sampe sini notes penulis yang ga penting. See you and keep support JOHNJAE , Johnny, Jaehyun , NCT_U_127_DREAM_ASIA and SMROOKIES Boys (KunWooCas)

^0^/