Hold Me, Hyung!

Chapter 1

Banyak typo. Bahasa amburadul dan sulit dipahami.

Saya tidak suka aturan. Tapi jika itu membuat tidak nyaman, mohon peringatkan saya.

Terima kasih. Selamat membaca.

Sudah sejak setengah jam lalu kedua tangan Kibum setia menutup telinga Kyuhyun. Di tengah malam seperti ini seharusnya mereka sudah lelap dalam mimpi. Dan meskipun suara ribut dari luar kamar mereka sering terjadi, keduanya tetap bisa tidur. Namun malam ini terasa sangat berbeda. Kyuhyun tidak menangis, justru memandang polos pada kakak yang 7 tahun lebih tua darinya. Dan sekalipun Kibum menutupi kedua telinganya, dia masih bisa sayup mendengar suara-suara yang tidak menyenangkan.

"Hyung." panggil Kyuhyun kecil.

"Ne?" Kibum mencoba memperjelas gerak bibirnya agar Kyuhyun tahu dia merespon panggilannya.

Kyuhyun mengangkat tangan. Meminta agar Kibum melepas bekapan di telinganya. Kibum nampak berfikir. Menimbang. Dan setelah memastikan kegaduhan di luar mulai menghilang, barulah Kibum melepas bekapannya. Dia mencoba melepas senyum. Dan berhasil. Kyuhyun membalas senyum. Terkesan polos.

"Kibum hyung tidak tidur?" tanya Kyuhyun.

"Kyunie sudah mengantuk?"

Kyuhyun menggeleng, namun secepatnya segera mengangguk. Kibum mengernyit.

"Hyung tidur, Kyunie juga tidur."

Kibum mencubit pipi gembil adiknya. Menimbulkan tawa renyah Kyuhyun. Kemudian Kibum menarik selimut. Meminta Kyuhyun berbaring, dia sendiri ikut berbaring dan merentangkan selimut ke tubuh mereka.

Kyuhyun memiringkan tubuh menghadap Kibum. Bergerak mendusal ke dekat Kibum. Kibum yang mengetahui itu mendekatkan dirinya juga. Kemudian merengkuh tubuh Kyuhyun. Menepuk-nepuk perlahan. Dia tidak akan bernyanyi, karena dia tidak bisa bernyanyi. Dia lebih suka menina bobokan Kyuhyun dengan usapan, tepukan dan pelukan saja dibanding bernyanyi.

"Hyung."

"Belum tidur ?" Kibum membuka matanya kembali. Dia hanya memejamkan mata tadi.

Kyuhyun mengerjap memandang wajah Kibum yang selalu dia kagumi. "Jung Soo hyung akan pergi?"

Kibum diam. Tidak bisa menjawab.

"Evil hyung juga?"

"Fish hyung juga?"

Kibum masih tidak bisa menjawab.

"Hyung." panggil Kyuhyun yang tidak juga mendapat jawaban meski sudah menunggu. Dia mengerucutkan bibir, menunjukkan diri bahwa sedang kesal. "Kenapa tidak jawab Kyunie? Apa itu pertanyaan yang sulit? Apa harus bertanya pada seongsaemnim?"

Kibum menarik senyum sedikit geli. "Tidak, Kyunie. Kau tidak boleh menanyakan itu pada gurumu. Dia tidak memiliki jawabannya."

"Lalu bertanya pada siapa?"

Kibum menurunkan pandangan, menatap Kyuhyun yang sedang mendongak menatapnya. Kibum mengusap pipi adiknya. "Hyung tidak tahu, Kyunie. Mianhe."

Mata Kyuhyun redup. Tangannya merengkuh tubuh Kibum. "Jung soo hyung dan Evil hyung ingin pergi. Kibum hyung juga akan pergi."

Kibum menggeleng. "Siapa yang bilang? Hyung tidak pergi. Disini, selalu bersama Kyunie."

Bukannya tenang Kyuhyun justru menangis. Air matanya mengalir tanpa suara. "Aku dengar hyungie. Fish hyung akan ikut Evil hyung. Jung soo hyung akan membawa Kibum hyung. Kyunie dengan siapa?"

Mata Kibum ikut berembun sekarang. Dia tidak bisa menjawab hal itu. Hanya rengkuhan yang bisa dia berikan. Kyuhyun masih 5 tahun. Entah bagaimana harus menjelaskan keadaan keluarganya sekarang. Setelah kepergian kedua orang tua mereka dalam sebuah kecelakaan, mereka jadi berantakan. Kedua kakak tertua mereka lebih sering berselisih dibanding dulu.

Puncaknya adalah saat kedua kakak mereka itu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Masalah timbul dari sana. Pertengkaran Jung Soo dan Heechul kian meruncing. Pada akhirnya masing-masing sepakat untuk membagi pengasuhan adik-adik mereka. Donghae ikut Heechul. Kibum dengan paksaan Jung Soo, ikut pergi ke Singapura, tempat Jung Soo mendapat beasiswa.

Lalu bagaimana dengan Kyuhyun?

Kibum sungguh berat harus meninggalkan adik kecilnya. Dia sudah menukar dirinya agar Kyuhyun saja yang ikut Jung Soo. Tapi Jung Soo keberatan. Dia kuliah, dan Kyuhyun masih terlalu muda. Akan sulit mengasuh Kyuhyun. Belum lagi harus mengurus paspor dan sebagainya. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain yang sudah memiliki paspor. Tidak mungkin juga Heechul, Kyuhyun tidak begitu akrab dengan Heechul. Kibumlah yang selama ini sangat dekat dengan Kyuhyun. Dan sekarang mereka harus dipisah.

'Kyuhyun akan ikut Paman Yesung, di Gwangju. Jangan khawatir, Kibum. Saat kau dewasa nanti kau bisa kembali. Kita akan bersama lagi seperti dulu.'

Kibum masih ingat apa yang dikatakan Jung Soo untuk meyakinkannya. Dan dia tidak bisa menolak lagi.

Kibum masih terjaga, selagi Kyuhyun sudah tertidur karena menangis. Dia ingin berpuas diri memandangi wajah Kyuhyun. Sejak Kyuhyun lahir Kibum merasa dirinya lengkap. Selama enam tahun dia menjadi anak bungsu, tapi tidak merasa yang terkecil. Dia tidak bisa bersikap manis dan beraegyo seperti magnae-magnae lain. Percaya atau tidak Donghae hyung jauh lebih pantas dijadikan magnae. Setelah kelahiran Kyuhyun, Kibum jadi mengerti kenapa dirinya merasa seperti itu. Memang dia bukan ditakdirkan sebagai si bungsu. Dia ditakdirkan menjadi seorang kakak. Untuk Kyuhyun.

Saat menganggap dirinya sendiri memiliki takdir seperti itu Kibum memberikan perhatian sepenuhnya pada si kecil. Melakukan semua yang terbaik untuknya. Dan tidak sekalipun menyakiti hati Kyuhyun. Sebisa mungkin dia hanya akan membuat wajah itu tersenyum.

Tapi hari ini, dia melihat Kyuhyunnya menangis. Adiknya tidak sepolos wajahnya. Anak lima tahun itu mengerti bahwa keluarganya berantakan dan mereka akan dipisahkan satu-satu. Kyuhyun mencemaskan dirinya. Dia pasti berfikir akan sendirian. Dan itu pasti menyakitkan.

"Mianhe, Kyuhyunie." air mata Kibum mengalir. "Hyung janji akan segera pulang, dan kita akan bersama lagi. Hiduplah dengan baik dan jangan khawatirkan apapun. Dimanapun dan kapanpun, yakinlah, bahwa hyungmu ini selalu memikirkanmu. Hyung mencintaimu, Kyuhyunie."

0o0o0o0o0o0

Kibum keluar dari kamar Kyuhyun. Berjalan ke dapur dimana mereka sedang berdebat di meja makan. Waktu sudah lewat tengah malam. Dan mereka masih terjaga dengan perseteruan ini.

"Kyuhyun sudah tidur." Kibum hanya ingin mengatakannya sekalipun mereka perduli atau tidak. Kibum tidak ingin duduk, dia berdiri menyandar di tembok. Jungsoo dan Heechul berdiri berseberangan meja. Donghae duduk tidak jauh dari Heechul, menautkan tangan, wajahnya sembab, mata dan hidungnya merah. Sesekali Donghae menyusut ingus.

"Aku dan Donghae akan pergi malam ini."

"Kau masih bersikeras?" sambut Jungsoo ramah. "Kau serahkan Kyuhyun dulu ke pamanmu, baru bisa pergi!"

"Astaga, kau egois sekali, Park Jungsoo! Ada apa dengan dirimu? Kau bisa pergi sendiri, dia sudah jadi pamanmu juga, sialan! Aku dan Donghae sudah tidak punya waktu! Donghae, cepat pergi bersiap!"

Donghae bangkit dengan berat hati. Dia masuk ke dalam kamar Heechul, dimana dia biasa tidur. Namun tidak lama dia berbalik kembali.

"Boleh aku melihat Kyuhyun sebentar, Heechul hyung?" tanya Donghae pelan. Suara serak karena banyak menangis.

Heechul mendengus. Mengedik memberi ijin. "Jangan lama-lama."

Donghae berjalan masuk ke kamar Kyuhyun. Adiknya tidur dengan nyaman di bawah selimut motif pinguin. Donghae duduk di tepian kasur. Memandangi wajah nyenyak sang adik.

"Mianhe, Kyuhyunie. Hyung tidak cukup besar untuk mengambil tanggung jawab. Hyung janji akan segera kembali. Jangan sedih, jangan sakit, jangan lupa padaku." air mata Donghae menetes. Tanpa niat menghapusnya, Donghae mengusap kepala adiknya sayang. "Hyung menyayangimu. Tidak akan lupa padamu. Aku akan kembali, aku janji." Donghae membungkuk, mengecup kening Kyuhyun lama.

Sebelum hatinya semakin berat pergi, Donghae bergegas bangkit dan keluar. Tanpa memberi jeda langkahnya dia langsung masuk ke kamar Heechul. Mengenakan jaket serta mantelnya.

Heechul masuk setelahnya. Mengambil mantel serta koper miliknya. Mereka sudah membereskan pakaian mereka serta berkas-berkas yang diperlukan sejak kemarin. Mereka tinggal pergi.

"Meski berat, tetaplah melangkah. Kita tidak akan mendapatkan apapun disini. Tidak ada masa depan. Kita pergi untuk meraih apa yang kau dan aku inginkan. Tegaklah, Donghae." Heechul menepuk pundak Donghae sekali.

Benar. Mereka pergi demi masa depan. Tanpa orang tua mereka hidup tanpa arah dan kesulitan. Mereka masing-masing berfikir tentang masa depan setelah hari ini. Baik Heechul maupun Jungsoo memikirkan hal itu. Begitu mendapatkan beasiswa mereka langsung menerimanya dan segera memutuskan untuk melangkah keluar rumah.

Donghae menggendong ransel, serta menyeret kopernya. Memaksa kakinya untuk melangkah mengikuti Heechul, sang kakak. Di luar Jungsoo dan Kibum masih berada di posisi masing-masing. Tidak bergeming saat mereka keluar. Tidak ada ucapan selamat jalan pun salam perpisahan.

Inilah mereka sekarang. Tanpa kerukunan dan basa-basi. Semuanya hancur. Kebahagiaan mereka pergi bersama kematian orang tua mereka.

Kibum menghela nafas dalam begitu Heechul dan Donghae menutup pintu depan. Jungsoo pergi masuk ke kamarnya. Namun sebelum itu dia mengucapakan sesuatu pada Kibum.

"Tidurlah, Kibum. Besok kita pergi menyerahkan Kyuhyun."

0o0o0o0o0o0

Saat Kyuhyun bangun dia tidak menemukan siapapun. Tidak juga Kibum di sebelahnya. Dengan sangat panik dan takut dia berlari keluar. Mencari siapapun yang bisa dia lihat. Saat menemukan Kibum di meja makan dia langsung memeluk hyungnya itu dengan erat.

"Kyu, wae?" tanya Kibum mengusap kepala adiknya.

"Kyunie takut hyungie. Kyu pikir hyung pergi."

Wajah Kibum menjadi lebih murung. Semalam dia tidak bisa tidur. Dirinya memang harus keluar saat Kyuhyun sudah lelap. Menemui ketiga saudaranya yang lain. Ketiga wajah yang terlihat lelah dan marah. Terkecuali Donghae yang cengeng. Wajahnya sembab bekas air mata.

"Bum hyung?" Kyuhyun menarik baju bagian depan Kibum, yang melamun.

"Ne?"

"Hyung iblis dan fish hyung kemana? Kyunie tidak melihat mereka."

Kibum mengatupkan bibir rapat-rapat. Menahan gejolak marah yang menumpuk sejak berhari-hari lalu. Semalam kedua saudaranya pergi tanpa pamit kepada adik mereka. Namun kemudian dia merutuki dirinya sendiri, yang juga hendak melakukan hal yang sama.

Membiarkan tanya Kyuhyun tidak terjawab, Kibum menoleh pada Jung Soo yang datang. Wajah yang berbulan-bulan ini tidak lagi terlihat ramah. Tidak ada lagi senyum malaikatnya, atau tutur katanya yang menenangkan. Jung Soo telah menjadi seseorang yang lain.

"Bersiaplah. Kyuhyun aku yang akan memandikan."

Kyuhyun menggeleng. "Kyunie mandi sendiri!" seru Kyuhyun tanpa menduga apapun. Dia berlari ke dalam kamar dan kembali lagi dengan handuk dan masuk ke kamar mandi.

Kibum masih menatap datar Jung Soo. Menunggu hingga Kyuhyun masuk sepenuhnya dalam kamar mandi. "Aku akan tinggal."

Mendengus keras. Jung Soo tidak mengurangi ketegangan situasi ini. "Jangan mempersulitku, Kibum."

"Kau yang membuat ini sulit!"

"Sial!" umpat Jung Soo. "Aku ini hanya mahasiswa beasiswa Kibum. Kau pikir dengan apa aku akan mengurus kalian berdua?! Tinggalkan Kyuhyun dan aku berjanji kita akan kembali menjemputnya kelak. Dalam situasi dan kondisi yang jauh lebih baik dari ini!"

Kibum tidak lagi membalas. Dalam ketidak berdayaan dia diam dan menahan diri. Bangkit dengan memendam emosi dan masuk ke dalam kamar Kyuhyun. Dia harus membereskan pakaian sang adik.

0o0o0o0o0

"Mianhe, paman." Jung Soo mengucapkannya dengan menunduk.

Yesung menghela nafas panjang. Demi noonanya yang sudah tidak ada, dia sungguh tidak keberatan mengasuh Kyuhyun. Yang paling disayangkannya adalah kenapa mereka bersaudara jadi terpecah-pecah seperti ini.

Yesung memandang Kyuhyun yang bermain di halaman dengan Kibum. Tersenyum sedih. "Apakah harus seperti ini, Jung Soo-ah? Kau tega meninggalkan Kyuhyun?"

"Aku sudah memikirkannya dengan baik, paman. Tidak akan lama. Aku berjanji akan segera pulang begitu pendidikanku selesai. Kibum juga akan mendapatkan pendidikan terbaik disana. Kyuhyun," Jung Soo diam untuk sejenak. "dia akan kuat. Aku yakin."

"Bukan itu. Tidakkah kau khawatir Kyuhyun akan merasa dibuang?"

Jung Soo mengepalkan tangan dibawah meja. "Paman." Jung Soo menatap Yesung lurus. "Tolong jaga Kyuhyun. Aku akan segera pergi."

Yesung terpaku saat Jung Soo dengan paksa menghentikan pembicaraan mereka. Berdiri, membungkuk hormat kemudian keluar. Dia memanggil Kibum untuk segera pergi. Yesung masih belum bergerak hingga dia mendengar suara Kyuhyun yang keras. Dia menoleh dan melihat Kyuhyun tengah menggenggam tangan Kibum menahannya untuk pergi. Hati Yesung miris. Dia beranjak cepat.

"Kyuhyunie," Yesung merengkuh Kyuhyun. Memaksa tangan kecil itu melepaskan Kibum. "Mereka hanya pergi sebentar. Kibum hyung akan segera pulang."

Kyuhyun tidak menangis. Dia hanya menatap lurus-lurus Kibum dan Jung Soo. Kibum menghindar menatap matanya. Begitu juga Jung Soo. Kyuhyun merasakan hal aneh dalam hatinya mendapati sikap keduanya. Dengan perlahan dia melepas genggamannya di tangan Kibum.

Kyuhyun menatap diam kedua kakaknya yang menjauh. Yesung masih memeluknya di belakang. Sesekali mengusap kepalanya. Tapi Kyuhyun tidak bisa merasakan kehangatan dari sana. Kyuhyun hanya ingin hyungnya. Keluarga yang dia kenal.

Yesung sedikit oleng saat Kyuhyun tiba-tiba berpaling dan memeluk pinggangnya dengan kuat. Tangis anak itu pecah. Keras dan menyayat hati. Yesung mendongak menahan air matanya yang hendak jatuh. Tapi tetap saja jatuh. Deras tidak tertahankan.

TBC

Keterangan :

Park Kyuhyun : 5 tahun

Park Jungsoo : 20 tahun

Park Heechul : 20 tahun (Beda bulan lahir dengan Jungsoo)

Park Donghae : 14 tahun

Park Kibum : 12 tahun

Hhhh akhirnya saya keluar lagi :)

Hallo ada yang mampir baca?

Semoga ini bisa jadi pengisi waktu selama menunggu Kyuhyun kembali :)

Selamat membaca yang sudah mampir, sampai jumpa di next Chapter

Salam

Sima Yu'I

(SY'I))