SUMMER : CIEL

[BTS VKOOK/TAEKOOK]

Taehyung mulai mempertanyakan keputusannya saat mengajak Jungkook tinggal bersamanya. Ia merasakan siksaan yang menyenangkan. Dan itu semakin menjadi-jadi karena selama musim panas ini ia akan selalu merasakan feromon Jungkook dimanapun dan kapanpun. —

[ The 2nd of Four Season Series]

[WARN! JANGAN DIBACA BUAT YANG BARU PUTUS CINTA KARENA BISA STRES SENDIRI KARENA PENGEN PUNYA PACAR MACAM TAEHYUNG ATAU JUNGKOOK]

OK! ENJOY~

.

.

.

Taehyung bukan manusia sempurna. Karena memang tidak makhluk yang sempurna di dunia. Taehyung yang se-hyper itu ternyata bisa sakit juga. Jungkook kagum. Sangat. Lagipula ini semua murni kesalahan si kepala ungu itu. Memangnya siapa yang menyuruhnya bekerja begitu keras di libur musim panas yang harusnya digunakan sesuai namanya, liburan. Si Idiot itu malah menghabiskan waktu hampir sebulan penuh pulang balik agensi sana sini untuk pekerjaannya. Jungkook menyerah mengikutinya bekerja. Dibayar berapapun ia tetap tidak akan mau lagi melakukannya. Ia hanya menyiapkan sedikit bekal yang ia harapkan setidaknya bisa mengisi tubuh kurus si ungu.

Jungkook menjejalkan sendok berisi sirup ke dalam mulut Taehyung dengan kasar. Taehyung mengeluh karena itu. Jungkook sebenarnya tidak tega juga, tapi ia juga tidak memanjakan Taehyung karena menurutnya Taehyung akan menikmati masa sakitnya dan tidak niat untuk sembuh. Nah, bisa saja kan?

Jungkook duduk bersila di samping Taehyung yang terlelap, entahlah beneran terlelap atau sekedar tidur ayam saja. Sesekali Jungkook mengusap keringat yang membanjiri kening, pelipis, hingga leher Taehyung. Sejujurnya, ini pertama kalinya ia melakukan hal semacam ini. Jungkook tidak pernah merawat orang sakit sebelumnya. Taehyung pantas diberi penghargaan sepertinya.

"Bagaimana bisa kau sakit di musim panas seperti ini?!"

Jungkook menolak memanggil Taehyung dengan hyung atau semacamnya. Ia memerika suhu tubuh Taehyung untuk yang kesekian kalinya dalam kurun waktu lima menit terakhir, jangan lupakan mulutnya yang setia mendumel dengan semangat. Memberi umpatan penuh kasih sayang pada si pesakitan, mencibir, atau bahkan bicara kotor yang sejujurnya membuat telinga Taehyung terasa panas sedari tadi. Mau bagaimana lagi, Jungkook memang seperti itu dari awal. Jungkook bukan remaja SMA yang berbicara dengan baik, sopan, dan penuh perhatian. Jungkook tak ayalnya seekor kucing garong di tengah gerombolan kucing persia yang cantik. Demi Tuhan, perumpamaan macam apa itu, Kim?

"Kalau kau sampai tidak sembuh sampai besok pagi, aku akan mencampur racun tikus di sup ayammu. Jika tidak sembuh, lebih baik mati saja sekalian"

Taehyung bergumam kecil sebagai tanggapan. Ia membuka kelopak matanya perlahan. Binar matanya meredup dan terlihat memerah, sama halnya dengan wajahnya juga.

Jungkook menghela napas kasar,"Tutup matamu!"

Jungkook menempelkan kain basar yang sudah ia peras sebelumnya di kelopak mata Taehyung yang menutup sempurna.

Hari sudah malam saat Taehyung pulang dengan keadaan basah kuyup dan ekspresi lelah. Tidak ada hujan. Taehyung bilang ia harus ikut basah demi menghasilkan foto yang baik bagi model yang berpose di bawah guyuran air. Taehyung tidak akan demam tinggi jika saja ia langsung mengganti pakaiannya. Entah pergi kemana otak si Kim itu hingga membiarkan dirinya tetap basah berulang kali padahal cuaca sedang begitu panas. Itu tidak baik.

Jungkook ingin sekali melempar bom atom ke gedung agensi majalah yang menyewa jasa kekasihnya jika saja lengan Taehyung yang panas tidak melingkari lehernya dan berbisik lemah bahwa tubuhnya lelah sekali.

Dan Jungkook dengan terpaksa meninggalkan dendam kesumatnya demi merawat tubuh ringkih yang sedang demam tingi itu. Ia membimbing Taehyung dan merebahkannya di atas ranjang. Tidak bisa dibilang lembut karena Taehyung bukan orang semacam itu. Taehyung hanya bisa meringis saat jemari Jungkook dengan terampil menanggalkan semua pakaiannya.

Jika sudah seperti ini, Taehyung sangat ingin sehat.

Jungkook membersihkan tubuhnya dengan kain yang dibasahi dengan air hangat kemudian memakaikan celana katun hitam panjang dengan sweeter biru pucat dengan leher longgar. Bagaimana dengan pakaian dalam? Tunggu, haruskan aku menyebutkan dengan begitu detail?

Jungkook juga membungkus tubuh Taehyung dengan selimut tebal, membantunya duduk lalu menyuapkan sup ayam juga sirup penurun panasnya. Taehyung terlihat seperti bayi.

Jungkook ikut berbaring dan memeluk tubuh Taehyung. Napas Taehyung terasa panas saat membentur kulit lehernya. Jungkook hanya mendekap Taehyung sepanjang malam sembari sesekali mengusap tengkuknya halus, menenangkan Taehyung jika ia mulai bergerak gelisah, memberi kecupan 'cepat sembuh' tepat di bibir Taehyung yang kering kemudian ikut menyusul Taehyung ke alam mimpi, dengan harapan saat ia bangun esok hari Taehyung sudah kembali sehat.

...

Jungkook tidak tahu harus bersyukur atau bagaimana karena Taehyung memang sudah lebih baik pagi ini, walaupun tubuhnya masih terasa hangat. Taehyung sudah kembali bertingkah.

Menghujami kecupan di setiap inci wajahnya, mengganggu tidur nyenyak yang termuda. Jungkook mengerang kesal lalu menghalangi bibir Taehyung dengan telapak tangannya. Jungkook tidak sengaja melirik jam di meja kecil di dekatnya. Demi Tuhan, ini masih jam empat pagi.

Jungkook semakin merapatkan tubuhnya, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Taehyung, mengurangi kemungkinan si Kim mengusik tidurnya lagi.

Ya, memang. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena tangan nakal Kim Taehyung itu pada dasarnya memang tidak bisa diam. Taehyung mengusap pinggul Jungkook dengan pola abstrak lalu mengangkat kaos Jungkook, semakin melancarkan aksinya.

Persetan dengan Kim Taehyung!

Jungkook membuka mulutnya, menarik kulit leher Taehyung dengan giginya hingga si pemilik menjerit. Jungkook duduk dengan sigap, merapikan kaosnya juga menaikkan celana trainingnya yang entah bagaimana sedikit menurun, membiarkan garis v-line mengintip.

Ia mendelik pada Taehyung yang masih berbaring sembari memegangi lehernya. Jungkook meraih bantalnya lalu melemparnya tepat ke wajah tampan Taehyung.

"Byuntae!"

Jungkook yang hendak menyudahi acara tidurnya, memutuskan membersihkan diri, namun tarikan Taehyung pada kakinya ternyata cukup membuatnya terjatuh. Beruntung ia punya refleks yang baik hingga kepalanya tidak membentur lantai.

Taehyung merangkak keatasnya. Jungkook memang terjatuh terlentang dengan posisi berlawanan dengan Taehyung.

"Kenapa aku yang mesum? Aku hanya minta imbalan, Baby~ . Kau sudah melihat tubuhku tadi malam, lalu kenapa aku tidak boleh?" Taehyung merengut lucu namun sanggup membuat Jungkook ingin menendang wajahnya. Karena keadaan tidak memungkinkan untuk menendang, satu-satunya yang bisa Jungkook hanyalah... —

—memajukan wajahnya menempelkan bibirnya pada bibir Taehyung.

Jika Taehyung kaget, Jungkook lebih lagi. Ia sendiri tidak menyangka ia akan melakukan itu, sungguh. Sepertinya Jungkook mulai sakit.

"Menyingkir dariku!"

Taehyung menarik sudut bibirnya, tersenyum begitu lebar. Ia membungkuk, menyatukan keningnya dengan kening Jungkook di bawahnya. Manik matanya berpendar cerah kembali.

Jungkook diam membatu saat Taehyung kembali menyambar bibirnya. Memberi sedikit lumatan lalu kembali mengecupnya berkali-kali.

Jungkook tak ayalnya orang tolol. Jungkook seorang pencium yang baik dan mungkin yang terbaik saat itu. Ciuman pertama Jungkook saat ia masih di sekolah dasar. Jungkook ingat ia melakukannya dengan seorang noona. Seiring waktu berjalan, Jungkook menjadi sangat pandai mengobrak abrik pertahanan orang lain hanya dengan bibirnya saja.

Lalu kenapa ia seakan seperti gadis perawan polos yang baru membuka kulitnya?

Hal yang sama saat keduanya bermain basket di lapangan indoor musim semi lalu. Jungkook lupa bagaimana caranya hingga ia melakukannya dengan kesan kaku.

Tapi, kalau dilihat-lihat aura dominasi Taehyung tidak sekuat itu juga kan? Lalu kenapa ia bisa sampai seperti ini?

Entah mengapa Jungkook jadi kesal sendiri. Ia memukul kepala Taehyung kuat sebagai pelampiasan.

"Hentikan, Bodoh"

Anehnya Kim Taehyung tidak tersinggung sama sekali. Ia malah membingkai wajah Jungkook dengan telapak tangannya dan tersenyum begitu lembut. Jemarinya mengusap pipi Jungkook tak kalah lembut juga.

"Sepertinya aku akan membatalkan jadwalku hari ini"

.

.

.

.

.

.