"Chanyeol," katanya. Darahku berdesir untuk kesekian kalinya, rasa hangat merambat ke cela-cela hatiku yang dingin. Aku menoleh untuk menemukan dia dibalik konter dapur.

"Tehnya sudah jadi." katanya lagi saat aku menoleh. Dia mengaduk coklat panasnya perlahan lalu duduk di atas sofa sambil menyalakan teve.

Aku mengambil tehku di konter dapur lalu ikut duduk di sebelahnya.

"Sehun mengajakku ke Jeju." Aku memulai setelah menyesap tehku. Sedikit meliriknya yang tidak terlalu peduli.

"Liburan?" tanyanya. Dia menaruh mugnya di atas meja di sebelah kakinya yang selonjoran.

"Iya." jawabku. Kulihat dia mengernyitkan dahinya.

"Kau bisa bisa pergi kemanapun kau mau." Kyungsoo bergerak gelisah dan kakinya menyenggol coklat panas yang ada di atas meja. "Karpetnya!" Dia mendesis lalu mengambil mugnya yang berguling di atas meja. Coklatnya sudah berceceran kemana-mana dan mungkin karena itu dia memasang wajah masam. Entahlah.

Aku ikut bangkit bersamanya. Duduk di meja makan berhadapan dengan wajah masamnya.

"Kau tidur di sofa." kata Kyungsoo, dia memerintah dengan suara yang frustasi. Aku tidak mengerti apa masalahnya tapi mendengarnya begitu tidak ada pilihan lain selain menurutinya.

Lalu kulihat dia bangkit untuk masuk ke kamar kami, mengambil selimut dan bantal untukku tidur di sofa. Walaupun kelihatannya tidak peduli, Kyungsoo tetap perhatian walau hanya hal kecil.

Kyungsoo sering mengalami moodswings ekstrim yang memaksaku untuk memakluminya. Awalnya risih tentu saja, apalagi diamuk tanpa alasan yang jelas tapi melihat dia menangis saat malam hari setelah memastikan aku benar-benar tidur membuatku hancur. Kalau sudah begitu, kurengkuh tubuhnya yang lebih kecil masuk ke dalam pelukanku. Menepuk pelan punggungnya yang kecil, menggumamkan kata-kata penenang yang biasa Ibuku katakan saat aku menangis. Walau Kyungsoo terlihat tidak peduli dan tak tersentuh, tapi dia begitu rapuh.

Saat aku sudah mulai masuk ke dalam mimpi, tiba-tiba ada tubuh yang menyelinap di samping tubuhku. Lenganku dia jadikan bantal dan tangannya melingkar di pinggangku. Butuh beberapa detik untuk membuka mata dan menemukan Kyungsoo dengan senyum yang lebar. "Sempit." Gumamnya kecil dan aku langsung tertawa. Kyungsoo tidak pernah tertebak sama sekali.

Tanganku bergerak untuk memeluknya, merengkuhnya ke dalam pelukanku untuk yang kesekian kalinya. Kepalanya tenggelam dalam dadaku dan aku mendengar sekali lagi dia bergumam, "Jangan liburan bersama Sehun."

"Iya." kataku. Kudengar dia bergumam lagi, "Maafkan aku, Chanyeol."

"Tidak ada yang salah di sini, jadi jangan minta maaf." Lirihku bersamaan dengan tangan yang menepuk punggungnya pelan. "Aku mencintaimu, Kyungsoo." lanjutku masih sama lirihnya. Aku bisa merasakan dia tersenyum dan bergerak untuk menyamankan dirinya dalam pelukanku.


End.


Apa ini?!

Semoga kalian yang puasa kuat sampai magrib dan ga bolong2 yaaaaaaaa^°^ semangat puasanyaaaaaaaa!

Review sangat memperlancar puasa dan imajinasi. Thx:3