Serba Salah

by: vkookiss

ft. NCT Mark & NCT Jeno

.

.

.

Jemari panjang milik Mark Lee mengusap helaian surai arang Jeno dengan lembut, sesekali tangannya turun menuju pipi halus sang kekasih kemudian membelainya sayang.

Lee Jeno merupakan kesempurnaan, anugerah yang di berikan kepadanya. Mark Lee sangat beruntung akan hal itu.

Mark tentu tidak menyia-nyiakan hal tersebut, ia akan menjaga itu.

Di luar petir menggelegar memekakan telinga, Jeno berjengit kemudian merapatkan diri pada kekasihnya. "Hyung, kamu wajib nemenin aku bobok abis gini," Jeno bergumam.

Mark terkekeh begitu Jeno mengeluarkan tingkah manjanya yang amat menggemaskan. Ia mencubiti pipi pacarnya, "kalo kamu yang minta aku mana bisa nolak sih Sayang."

Emang bukan yang pertama kali Mark memanggil Jeno begitu, tapi tetap saja pipinya selalu merona merah tiap Mark berkata demikian.

Sialan.

Tiap hujan begini, Jeno selalu meminta Mark untuk menidurkannya. Bukan maksud menidurkan yang lain, tolong jangan berpikir kemana-mana soal kata ini. Karena emang kenyataannya mereka hanya tidur, menutup mata dan menikmati alam mimpi.

Dengan Jeno yang berada di pelukan Mark yang begitu hangat, lalu ada Mark yang akan mengecup pucuk kepala Jeno dengan penuh cinta. Jeno selalu merasa aman berada di pelukan pacarnya, juga dada pacarnya semakin membidang membuat Jeno makin betah.

Mark senantiasa mengiyakan permintaan pacarnya yang manis itu, mana bisa ia menolak keinginan Jeno apalagi bila pacarnya yang manis itu udah mengeluarkan jurus aegyo andalannya yang membuat Mark Lee semakin melemah.

"Ew, kalian berdua bisa ga sih pindah aja, rusak pemandangan aja." Kata Renjun yang mendadak muncul sehabis mengambil air, matanya mendadak perih begitu pasangan itu bermesraan.

Mark melemparkan bantal yang berada di dekatnya dan mendarat mulus di wajah Renjun. "Sirik aja lo woy! Bilang aja ga bisa mesra-mesraan sama Chenle."

Ugh, ucapan Mark tepat sasaran rupanya. Renjun langsung menggerutu tidak jelas dan meninggalkan ruangan tersebut.

"Hush, hyung, kamu ga boleh gitu ih sama Renjun!"

"Ya bodo amatlah By, siapa suruh ganggu kita. Lagian aku ngomong kenyataan kok." Mark menjawab enteng.

Jeno tak menjawab dia mengubah posisi tidurnya kemudian duduk di pangkuan si pacar, ia mengalungkan lengan Mark di sekitar pinggang rampingnya. Lalu menyandarkan kepalanya dia dada bidang si pacar.

Cowo manis berambut arang itu memainkan jemari panjang dan besar milik Mark.

"Kamu kenapa sih, sayang?"

Jeno menggeleng. "Kenapa sih kamu nanya mulu? Ga boleh aku manja-manjaan sama pacar sendiri? Yaudah aku pergi nih,"

Jeno hendak bangkit namun Mark kembali menariknya dan terjatuh di atas pangkuannya.

"Bukan gitu sayang, kan aku cuma heran aja."

Jeno mengerucutkan bibir, "giliran aku cuek salah, giliran aku manja salah. Mau kamu apa sih? Gajelas banget."

"Yang aku mau itu kamu lah, sayangnya Mark Lee."

"Kalo gitu kenapa kamu masih suka nanya-nanya?"

Mark membuang nafasnya, "yaudah iya. Terserah kamu aja," ia memutuskan untuk mengalah. Mending pasrah daripada Jeno ngambek—karena itu tambah panjang urusannya.

Jeno semakin merapatkan diri, berusaha memperoleh kehangatan dari pacarnya yang ganteng itu.

Mark pun dengan senang hati mengeratkan pelukannya agar Jeno semakin nyaman berada di sana.

"Jen?" Panggil Mark sambil menghirup aroma shampoo yang menguar dari rambut pacarnya.

"Hmm?"

"Kamu lagi program diet kan sama Donghyuk dan Jaemin?"

"Iya. Kenapa emang?"

"Kok mereka gaada perubahannya? Maksud aku segitu-segitu aja," Mark berusaha berbicara dengan amat hati-hati.

"Ya mana aku tau. Pokoknya aku sama mereka lagi diet aja."

"Malah kamu yang keliatan tambah kurusan," kata Mark.

Jeno membalik tubuhnya menghadap Mark, matanya udah memicing. "Jadi maksud kamu selama ini aku gendut gitu?!" Nada suaranya menaik.

Mark menelan ludah, ia buru-buru menggeleng. Salah kalimat lagi, maka tamat riwayatnya. "E-enggak sayang, maksud aku kamu tambah ideal, tambah langsing gitu."

"TAPI TETEP AJA KAMU PENGIN BILANG AKU GENDUT KAN SELAMA INI?!"

Ya ampun ini pacarnya lagi PMS apa gimana sih? Sensitif banget, selalu deh Mark yang serba salah. Untung cinta si Mark, kalo ga ya gatau deh nasib Jeno sekarang bakal gimana.

Yha, cinta emang buta kan?

Di ejek apapun itu sama Lee Jeno, Mark Lee bakal terima dengan lapang dada.

Asalkan Mark Lee bisa melihat senyum dan tawa bahagia terpatri di sana.

"Udah ah, males aku sama kamu jadinya!" Jeno beranjak dari pangkuan Mark kemudian berjalan ke kamarnya sambil menghentak-hentakan kaki.

"Sa-sayang, bukan gitu—"

Jeno menyentak tangan Mark yang memegangi lengannya. Jeno mempercepat laju langkahnya, sesungguhnya doi udah kesel ngeliat muka pacarnya itu.

Mark berusaha menggapai lengan Jeno, tapi jalan pacarnya itu makin cepet. Mark makin gelagapan begitu Jeno memasuki kamarnya.

Mark mengetuk pintu itu berkali-kali, "sayang buka dong. Kamu salah paham."

"Apaan sih kamu?! Berisik! Udah sana pergi aja dasar lelaki kerdus!" Sahut Jeno dari dalam kamar.

Cowo Kanada itu semakin bingung apa tindakan yang harus ia lakukan untuk membuat Jeno tak begini. Sudah biasa sih dia berhadapan dengan Jeno kalo pacarnya lagi ngambek, tapi kali ini beda, karena ini urusan badannya Jeno. Pacarnya yang manis itu sensitif banget kalo udah bahas yang beginian.

Lalu pintu terbuka.

Mark sumrigah, namun saat wajah muram Jeno yang menyambutnya, nyalinya langsung kembali menciut.

"Oh iya, gaada jatah seminggu!"

Suara pintu yang tertutup cukup keras itu membuat Mark terlonjak. Ia mengelus dada lalu memandang pintu itu nanar.

"Nasib gue gini amat sih!" Mark mengacak surai pirangnya, ia frustasi, padahal ia bisa memodusi Jeno nanti, tapi ya rencananya gagal.

Jeno tak akan berbicara padanya selama seminggu, Jeno tak akan memberi jatah selama seminggu, Jeno akan benar-benar menjauhinya selama seminggu dan menganggap Mark tak ada.

Kesialan apa lagi ini?!

Mark kembali duduk di sofa dan membuang nafas gusar.

"Mampus lo ga di kasih jatah seminggu sama Jeno!" Suara penuh ejekan itu berasal dari Donghyuk.

Mark memandang cowo itu dengan tajam. "Bacot banget lo, udah sono pergi. Makin eneg gue,"

Donghyuk mengangkat bahunya dan berlalu dari hadapan Mark.

Lain kali tolong ingatkan Mark Lee kalau ia harus bisa menjaga setiap perkataannya agar tidak menyinggung Lee Jeno.

Tapi, kadang emang suka keceplosan sih.

.

.

.

.

.

.

TAMAT

.

.

.

.

.

.

.

.

A/N: tuh kan gajelas lagi-_- yaudah deh ya, review nya jangan lupa sayang~