Our Destiny

Pairing:

Jung Jaehyun x Lee Taeyong

Chibi! Lee(Jung) Jeno

And other member and cast

Warning: Boys Love, Drama picisan, lil bit fluffy, typo(s) everywhere, tidak sesuai EYD, OOC!

.

.

.

Preview chap

Jeno bangun dari tidurnya dan menyadari bahwa dia tidur sendiri dikamarnya. Padahal ia sudah pesan pada Daddnya kalau malam ini ia ikut tidur bersama, bertiga dengan Mommynya. Ia mengerucutkan bibirnya lalu segera turun dari tempat tidurnya dan bergegas menuju kamar sang Daddy.

Dengan mata yang masih setengah tertutup si bocah membuka pintu kamar Daddnynya dan masuk begitu saja tanpa melihat situasi. Kemudian ia naik ke tempat tidur dan menindih tubuh sang Daddy. Lalu dengan senyum secerah matahari ia menatap Mommy barunya yang masih terlelap dan bersiap membangunkan mereka berdua.

"selamat pagi Mom—"

"HUAAAA"

"HALMONIE, LEHER MOMMY MERAH! LEHER MOMMY LUKA-LUKA HIKS"

.

.

.

.

.

CHAPTER 5

Tak terasa 5 bulan sudah Jaehyun dan Taeyong kehidupan rumah tangga mereka. Semuanya berjalan mulus sesuai dengan keinginan mereka. Tak jarang juga mereka bertengkar karena hal-hal sepele, yang berujung Taeyong yang menangis dan Jaehyun yang meminta maaf. Setelah berbaikan mereka akan terus menempel seperti perangko, tidak bisa dipisahkan sekalipun itu Jeno yang merengek minta dimanja oleh keduanya. Jaehyun baru mengerti jika Taeyong itu amat sangat manja dan cengeng. Namun ia sih tidak masalah akan hal itu, toh ia senang-senang saja memanjakan istrinya. cintanya kepada Taeyong juga terus bertambah setiap harinya, tak pernah berkurang sedikitpun. Apalagi saat ini, saat dimana Taeyong mengandung buah hatinya, buah hati mereka. Demi apapun Jaehyun merasa menjadi orang yang sangat beruntung dimuka bumi ini.

Saat mengetahui kehamilannya, Taeyong sempat tidak percaya. Bagaimana ia bisa dengan cepatnya mengandung disaat usia pernikahan mereka masih 2 bulan! Namun jika ia ingat-ingat, Jaehyun—ah tidak, mereka memang hampir melakukannya setiap hari! Jadi tidak heran jika Taeyong hamil begitu cepat.

Kedua orang tua Jaehyun dan Taeyong tentu saja senang dengan kehamilan Taeyong. Terutama orangtua Taeyong dan Youngho! Akhirnya mereka akan kedatangan cucu dan keponakan yang pertama dan mereka benar-benar tidak sabar untuk menantikan si kecil dalam keluarga besar mereka. Hanya satu orang yang tidak senang dengan berita kehamilan Taeyong. Ya siapa lagi kalau bukan Jung Jeno!

Begitu tau sang mommy hamil dan dirinya akan segera memiliki adik, Jeno langsung marah dan sempat mogok makan seharian penuh! Jaehyun pusing, Taeyong menangis. Jeno hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Sempat terbesit di pikiran Jaehyun untuk menghubungi ibunya, namun ia sadar jika ia sudah menikah, ia adalah kepala keluarga disini dan tidak boleh bergantung kepada orang tuanya. Memang setelah mereka menikah, Jaehyun memutuskan untuk tinggal di apartement mewahnya agar bisa menjalani kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya. Tapi kalau itu menyangkut Jeno, Jaehyun sendiri masih kesulitan mengatasi bocah itu meskipun sekarang sudah ada Taeyong.

Untungnya setelah tau Taeyong menangis, Jeno langsung luluh. Segera Taeyong memeluk anaknya itu dengan erat dan memberi pengertian bahwa ia dan Jaehyun akan tetap menyayangi Jeno seperti saat ini. Dan Jeno pun akhirnya mengerti. Sekarang dia malah kelewat semangat untuk menjaga mommy dan calon adik barunya itu. Ck dasar bocah!

Saat ini kandungan Taeyong sudah memasuki bulan keempat. Dan Jaehyun benar-benar frustasi akan hal itu. bagaimana tidak frustasi jika Taeyong ngidam hal-hal aneh disaat dirinya sedang enak tidur! Seperti sekarang, ini masih jam setengah 3 pagi dan Taeyong sudah membangunkannya. Ya Tuhan, Jaehyun baru pulang pukul 11 malam asal kalian tau saja!

"Jaehyuniee~~" Taeyong merengek sambil mengguncang tubuh Jaehyun yang masih memeluk tubuhnya. Untungnya Jaehyun adalah tipe orang yang gampang terbangun, jadi Taeyong tidak perlu repot-repot untuk berteriak membangunkan Jaehyun.

Jaehyun membuka matanya sedikit, kemudian menatap sang istri yang sedang menatapnya dengan pandangan berbinar. "ada apa baby?"

"Jaehyunie, tolong belikan aku ice cream rasa keju!" Taeyong berucap sambil mengeluarkan jurus aegyeo nya. Membuat Jaehyun menjambak rambutnya frustasi. Ia ingin tidur dan menolak keinginan sang istri, tapi kalau istri super imutnya sudah mengeluarkan jurus andalannya Jaehyun mana bisa menolak sih?

"Tapi mana ada ice cream rasa keju, baby? Lagipula ini sudah jam setengah 3 mana ada yang jual seperti itu?"

Taeyong mengerucutkan bibirnya, matanya sudah berkaca-kaca. "ini bukan keinginanku, tapi ini keinginan baby.. jadi Jaehyunie tidak mau menuruti keinginan anak kita?"

Hahh lihat kan? Taeyong lebih manja dan lebih cengeng semenjak dia hamil, memang sih orang hamil itu lebih sensitif dan Jaehyun memaklumi akan itu. akhirnya dengan wajah mengantuk Jaehyun mengalah dan segera bergegas mengambil jaketnya dan kunci mobilnya.

"Okeoke aku akan mencarinya, tapi aku tidak janji akan mendapatkannya ya?"

Sang istri langsung mengangguk dengan cepat. Wajahnya langsung berubah cerah, "ya, hati-hati sayangku! Ohh dan jangan lama-lama karena aku menginginkannya segera."

Hampir 2 jam Jaehyun mencari pesanan sang istri. Mulai dari kedai ice cream yang 24 jam, sampai semua supermarket yang ada ia kunjungi. Tapi hasilnya nihil, tidak ada ice cream rasa keju! Jaehyun benar-benar pusing. Ia tidak mungkin pulang dengan keadaan tangan kosong begitu saja. Lalu kemudian ia mendapat ide. Akhirnya ia membeli ice cream biasa dengan rasa vanilla dan menambahi ice cream itu dengan krim keju. Mudah-mudahan istrinya itu tidak sadar jika ini bukan ice cream keju sungguhan.

"Sayang?" Jaehyun berjalan mendekati sang istri yang rupanya sudah tidur kembali. Ia mengusap wajah lelahnya dan kembali keluar kamar untuk menaruh ice cream itu ke dalam kulkas. Setelah selesai ia kembali ke dalam kamar dan segera tidur memeluk sang istri. Tau begitu untuk apa Jaehyun bersusah payah mencari ice cream rasa keju jika istrinya ini malah tidur dan bukannya menunggu pesanannya.

..

Di bulan keenam kehamilan Taeyong akhirnya Jaehyun bisa sedikit bernapas. Istrinya sudah tidak meminta hal-hal aneh dijam tidurnya, walaupun masih suka meminta tetapi itu berada di jam yang wajar jadi Jaehyun dengan senang hati menurutinya meski harus mengorbankan jam sibuknya dikantor. Mereka sudah melakukan check up dan ternyata anak kedua mereka adalah laki-laki! Jaehyun senang bukan main, begitupun dengan Taeyong dan Jeno. Memang sih awalnya Taeyong menginginkan anak perempuan. Namun setelah tau jika suami dan terutama anak pertamanya amat sangat senang, mau tidak mau ia pun juga merasakan senang. Kata Jeno, nanti dia akan mengajak adiknya bermain bola dan robot-robot yang ia miliki. Duh, Taeyong jadi semakin tidak sabar dengan kelahiran putranya ini.

Tapi dibulan ketujuh kehamilan Taeyong, Jaehyun menjadi aneh! Suaminya itu mendadak suka mual saat bangun tidur, seperti yang dialami Taeyong ketika ia hamil. Lah tapi Jaehyun tidak mungki hamil kan? Taeyong panik, Jeno pun jadi ikutan panik ketika melihat daddynya terkapar dikamar mandi dipelukan sang mommy. Ketika ia mengerti akan situasi, ia segera menghubungi supir Jaehyun dan mereka segera membawanya ke rumah sakit.

"Kondisi pasien tidak apa-apa, malah terbilang sehat." Ucap dokter saat ia selesai memeriksa kondisi Jaehyun. Taeyong mengerutkan alisnya bingung.

"Tapi suami saya muntah-muntah Dok, walaupun yang keluar hanyalah air tapi tetap saja itu membuatnya lemas! Jadi katakan, apa yang salah dengan suami saya?!" Taeyong sedikit menaikkan nada suaranya. Yaiyalah siapa yang tidak panik jika melihat suaminya pingsan tapi malah dibilang sehat-sehat saja?

Sang Dokter pun hanya tersenyum, "itu adalah hal wajar. Suami anda hanya mengalami morning sickness."

Taeyong menjatuhkan rahangnya tidak percaya, "jadi maksud dokter, suami saya... hamil?"

Dokter itu tertawa keci melihat kepolosan Taeyong, "Bukan hamil, lebih tepatnya suami anda mengalami morning sickness dikarenakan rasa sayang dan cinta dari suami anda terlalu berlebih kepada anda jadi dia bisa merasakan apa yang anda rasakan. Hmm semacam ikatan batin?"

Akhirnya Taeyong mengerti. Ia tidak menyangka jika rasa sayang dan cinta Jaehyun kepadanya bisa mengakibatkan hal seperti itu. ia sedih, namun ia juga merasakan bahagia tentu saja. Itu menandakan Jaehyun benar-benar menyayangi dirinya dan calon anak mereka.

..

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Jaehyun menangis! Ia amat sangat panik tadi ketika Jeno menelponnya sambil menangis dan berkata jika Taeyong pingsan dengan darah mengalir di kakinya! Tanpa berpikir dua kali Jaehyun segera berlari dan mengendarai mobilnya secepat mungkin untuk menjemput Taeyongnya dan membawanya kerumah sakit. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Jeno tidak berhenti menangis dan jantung Jaehyun yang berdetak tidak karuan takut terjadi sesuatu dengan istrinya dan anak mereka. Ia sudah menghubungi orang tuanya dan orang tua Taeyong saat dalam perjalanan ke rumah tadi.

Dan saat ini dirinya sedang menunggu didepan ruang operasi. Taeyongnya akan segera melahirkan! Ia berjalan mondar-mandir didepan ruang operasi sambil terisak pelan dan berdoa kepada Tuhan untuk menyelamatkan keduanya. Youngho yang jengah melihat kelakuan adik iparnya itupun segera menghampirinya.

"Tenanglah, Taeyong pasti kuat, dia pasti bertahan untuk anak kalian." Ujar Youngho sambil menepuk kedua bahu Jaehyun.

"Tapi ini sudah 4 jam hyung, dan tak ada satu orang dokterpun yang keluar! Aku—aku tidak mau sesuatu terjadi pada mereka." Jaehyun menyandarkan tubuhnya di tembok lalu menutup wajahnya dengan kedua tanganya. Ayahnya pun memberikan pengertian dan kalimat penenang dan menyuruh agar Jaehyun tetap berdoa untuk keduanya.

Akhirnya, setelah menunggu hampir 5 jam lamanya, sang dokter pun keluar dengan senyum cerah sambil berkata, "selamat Jaehyun-ssi, putra anda lahir dengan selamat."

Semua orang yang berada disitu bernapas lega. Begitu pula dengan Jaehyun, "lalu istri saya, Dok?"

"Istri anda baik-baik saja, tinggal menunggu Taeyong-ssi sadar dari obat biusnya. Sekarang kami akan memindahkan Taeyong-ssi ke kamar inap dan akan mengantarkan bayi anda kesana." Setelah mengucapkan itu Dokter pamit undur diri tak lupa Jaehyun mengucapkan terimakasih.

Taeyong telah dipindahkan kekamarnya, ia pun sudah sadar dan saat ini sedang menangis dipelukan sang suami karena merasa sangat bahagia. Semua keluarganya pun berada disana dan memeluk Taeyong satu persatu sambil mengucapkan selamat. Ketika Jeno meminta untuk naik keatas tubuh Taeyong, Jaehyun segera menjauhkan anaknya itu dari istrinya. Taeyong baru selesai operasi dan akan sangat membahayakan jika Jeno yang super aktif itu berada didekat Taeyong.

"Dadd, biarkan aku memeluk Mommy!" Jeno sedang berusaha berontak di gendongan sang Daddy. Ia kan juga ingin memeluk Mommynya seperti yang lainnya.

"Tidak sekarang Jeno. Perut Mommy masih sakit, nanti kalau Jeno peluk Mommy dan perut Mommy menjadi luka bagaimana? Jeno mau melihat Mommy menangis karena kesakitan?"

Mendengar ucapan Daddynya, Jeno langsung terdiam dan menatap Mommynya dengan pandangan sedih. Taeyong yang tidak tega pun akhirnya merentangkan kedua tangannya lebar.

"Kemarilah sayang."

Jaehyun yang melihat itu merengut tidak senang. "apa-apaan? Nanti kalau Jeno melukai perutmu bagimana?"

Taeyong hanya terkekeh, "Jeno bukan anak nakal. Dia pasti bisa mengerti, atau kita bisa berpelukan bertiga?" dengan itu Jaehyun langsung mendekati Taeyong lalu mereka bertiga berpelukan. Tak lupa memberi jarak agar perut Taeyong tidak terhimpit. Ahh manis sekali keluarga baru ini.

Tak lama kemudian seorang suster masuk sambil mendorong baby box. Disana, didalam baby box itu terdapat bayi mungil yang amat sangat menggemaskan. Semua orang yang berada didalam ruangan itu memperhatikan bayi didalam baby box tersebut. Mata Taeyong berkaca-kaca, ketika suster sampai tepat dihadapannya tangis Taeyong pun pecah. Itu dia buah hatinya, buah hatinya bersama dengan Jaehyun. Anak yang selama 9 bulan berada diperutnya, yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi, yang selama ini menemani hari-harinya. Akhirnya sekarang anaknya telah terlahir ke dunia, tepat berada didepan matanya. Suster itu menggendong anaknya dengan hati-hati dan memindahkannya ke dalam gedongan Taeyong. Taeyong tersenyum haru sambil terus memperhatikan wajah anaknya.

"Anda sudah bisa memberinya asi sekarang, sepertinya anak anda mulai haus." Ucap suster, "kalau begitu saya permisi." Setelah mengatakan itu suster langsung mengundurkan diri. Lalu semua keluarga Jaehyun dan Taeyong langsung mendekat untuk melihat bayi kecil mereka.

"Astaga cucuku!" ibu Taeyong memekik pelan, Jaehyun menyingkir ke belakang memberi ruang untuk keluarga Taeyong.

"Ibu tidak percaya, rasanya kau masihlah putra kecilku yang suka merengek. Sekarang bahkan kau sudah memiliki anak! Ya Tuhan." Ibu Taeyong segera memeluk putranya, lalu mencium dengan hati-hati kepala cucunya, "selamat datang jagoan. Jadiah anak yang penurut, oke?"

Setelahnya, ayah Taeyong dan Youngho yang memeluk Taeyong tak lupa memberi kecupan selamat datang kepada keluarga baru mereka. Diikuti oleh ibu dan ayah Jaehyun. Kemudian mereka semua pamit pulang, memberi waktu untuk keluarga baru dari anak-anak mereka.

"Hey," Jaehyun mendekati Taeyong dengan Jeno yang masih berada digendongannya. Lalu ia mendudukkan dirinya tepat dihadapan istrinya.

Taeyong tersenyum sangaaat manis, membuat Jaehyun mau tidak mau ikut tersenyum karena senang melihat separuh hidupnya bahagia. "Jaehyunie? Kau sudah memikirkan nama untuk anak kita?"

Yang ditanya pun mengangguk. "Minhyung. Jung Minhyung. Bagaimana?"

Taeyong memperhatikan wajah anaknya, mata dan hidungnya sangat mirip dengannya, sedangkan bibir dan bentuk wajahnya mirip dengan Jaehyun. Perpaduan yang sangat sempurna!

"Baiklah, Jung Minhyung. Selamat datang, putra kecilku. Jadilah anak yang kuat, oke?Mommy Daddy dan hyung menyayangimu." Taeyong mengecup bibir anaknya, diikuti dengan Jaehyun. Jeno yang melihatnya juga ingin ikut mengecup bibir adiknya, namun Jaehyun segera menahan tubuh Jeno ketika anak itu sudah mencondongkan tubuhnya bersiap mengecup bibir bayi itu.

"Dadd~" Jeno mulai merengek. Jaehyun menggelengkan kepalanya, Jeno tidak menyerah. Anak itu mengeluarkan tatapan puppy eyes nya membuat Jaehyun akhirnya mengalah dan berkata jika Jeno harus hati-hati. Jeno mengangguk semangat kemudian mencium bibir adiknya dengan sangat pelan.

"Selamat datang adik baru. Nanti kalau kita sudah berada dirumah kita main bersama ya!"

Jaehyun dan Taeyong terkekeh. Mereka saling menatap satu sama lain tanpa melunturkan senyum dibibir mereka.

"Kau bahagia?" Tanya Jaehyun sambil sebelah tangannya mengelus pipi Taeyong. Yang ditanya mengangguk sambil memperhatikan wajah anak yang berada di pelukannya.

"Aku benar-benar tidak membutuhkan apapun lagi selain kalian. Kalian semua adalah hidupku, jika kalian tidak ada maka akupun tidak akan bisa hidup. Taeyong hyung, you're my destiny, our destiny." Setelah mengatakan itu Jaehyun segera mencium bibir Taeyong dengan lembut.

"Aku mencintaimu,"

"Aku lebih mencintaimu, istriku."

.

.

.

END

Side story

"Huaaaa mommyyyy~"

"HAHAHAHAHA"

"Moommm, Jeno hyung dan daddy nakal!

"Apa? Tidak mom! Enak saja, Minhyung yang menjahiliku duluan."

"Dad tidak ikut-ikutan lho. Itu kerjaannya Jeno."

Taeyong memijit kepalanya, pusing. Selalu saja ada keributan di pagi hari. Ntah itu anak pertamanya, maupun Daddynya semua sangat senang menjahili si kecil. Mereka terlalu gemas katanya. Yah tapi kan ujung-ujungnya Minhyung pasti menangis, kalau dia sudah menangis siapa yang repot? Taeyong pastinya!

"Apalagi kali ini, hm?" Minhyung menghampiri sang Mommy yang sedang menyiapkan sarapan didapur dan meminta untuk digendong. Dengan sigap Taeyong segera menggendong anak kecil itu sambil menghapus air matanya.

"Jeno hyung mengambil biskuitku!"

Jeno yang baru saja tiba di ruang makanpun hanya menggedikkan bahunya acuh. "habisnya sih, Minhyung menindih tubuhku tadi."

"Minhyung kan disuruh Dad untuk membangunkan hyung!" Minhyung cemberut, Jeno hanya tertawa. Lalu yang tadi namanya disebut oleh Minhyung pun menyusul kedua anaknya.

"Sepertinya tadi ada yang menyebut nama Dad?" Jaehyun berjalan memasuki ruang makan dan langsung mencium pipi Jeno yang sudah duduk dimeja makan. "selamat pagi sayang!" si sulung yang dicium hanya menggumam, sudah biasa dengan perlakuan rutin didalam keluarganya. "selamat pagi jagoan kecil dad!" kemudian Jaehyun mengecup kedua pipi putra kecilnya, "selamat pagi juga untuk istriku." Kali ini Jaehyun mencium istrinya tepat dibibir, dengan sedikit lumatan tentu saja. Anak-anaknya hanya melihat adegan itu dengan malas, beginilah kelakuan Daddynya dipagi hari.

Taeyong mengerutkan dahinya, memperhatikan suami dan kedua anaknya dengan bingung. "loh, Jeno dan Minhyung tidak sekolah? Kenapa kalian tidak mengenakan seragam? Jaehyunie juga, tidak ke kantor?"

Jeno sudah kelas 4 SD omong-omong, dan Minhyung sekarang berumur 5 tahun. Si kecil juga sudah bersekolah di sekolah TK tempat Taeyong mengajar dan tempat Jeno bersekolah dulunya. Tempat yang mempertemukan mereka bertiga, tempat yang sangat bersejarah bagi ketiganya.

"Sayang kau lupa sekarang hari apa?"

Taeyong terdiam sebentar, "hari selasa—astaga!"

"Melupakan sesuatu?" Tanya Jaehyun dan Taeyong hanya mengangguk malu. Sekarang ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Bisa-bisanya dirinya melupakan hari penting ini.

"Baguslah kalau kau sudah ingat. Hari ini aku berencana akan mengajak kalian semua berlibur dan tentunya merayakan ulang tahun pernikahan kita di Paris, bagaimana?"

Taeyong melebarkan matanya. Jauh sekali ke Paris? Memang sih biasanya jika merayakan hari ulang tahun pernikahan mereka semua akan membolos, lebih tepatnya izin karna pasti mereka akan merayakannya seharian penuh dengan menghabiskan waktu bersama dengan entah itu menginap di luar kota maupun di sekitaran asia. Tapi ini—Paris? Wah sepertinya suaminya ini memiliki rencana tersembunyi.

"Kenapa harus Paris? Itu terlalu jauh, Jaehyunie. Besok kau harus bekerja dan anak-anak harus kembali bersekolah."

"Tidak masalah. Aku sudah izin ke kantor dan ke sekolah anak-anak untuk seminggu kedepan."

"Seminggu?! Itu terlalu lama! Memang kau mau melakukan apa saja sampai harus menghabiskan waktu seminggu penuh?"

Dengan seringai mencurigakan, Jaehyun menghimpit tubuh mungil Taeyong. Ingat, saat ini Minhyung masih berada di gendongan Taeyong. Dan dengan gamblang Jaehyun berkata, "aku menginginkan anak lagi. Hmm mungkin satu atau dua anak lagi? Kita belum mempunyai anak perempuan."

Dengan serempak Taeyong Jeno dan Minhyung langsung berteriak,

"TIDAAAKKK!"

Dan Jaehyun hanya tertawa puas melihat reaksi ketiganya.

.

.

This is officially END.

I'm so sorry jika endingnya mengecewakan huhu. Aku ngebut parah ngerjain ff ini karena aku mau fokus ke ffku yang satunya lagi. Tapi aku harap endingnya ini gak menggantung dan sudah cukup happy ending kan(?)

Untuk yang terakhir kalinya, review jangan lupa ya! Mau tau kalian puas atau nggak sama ending cerita ini. Terimaksih untuk yang udah ngikutin ff ini dari awal sampai akhir. Terimakasih banyak buat yg udah rutin muncul di kolom review (aku hafal nama2 kalian yg sering review di ff ini lho muehehe.) terimakasih juga untuk kalian yg udh ngefollow dan favorite ff abal ini. Sampai ketemu lagi, jangan lupa baca dan review ffku yg judulnya Running 2 U ya! Byeee~~

Special thanks to:

[ daehyuwon, sffnnnaaa07, cottoncandgii, Deen, LDHLTY151, yutaikemen, phanb, KSYJaeyong, nunim, dracomarklee, gitakanya, Parkbyun-ssi, dhinaapriliani, Guest,SHINeexo, Park RinHyun-Uchiha, pissangnim, Sparkchan, skylinerixx, Jilly Choi, ayahana73, LimitlessPleasure, Seung yeon Kang, reeshahyu, tiaraalb, sejung, biewulfy, Ddis, mtxgdvtzk, Jeonkim12, syifa99jung, taeyongie cherry ]

Tanpa support kalian ff ini bukanlah apa-apa(?) okelah sekian dan terimakasih. Love y'all Jaeyong hard shipper!