Title: Youniverse

Chapter: 9. London, January 11th

Genre: Romance/Yaoi, AU, angst, fluff

Rating: M

Main Cast:

Naruto Uzumaki

Sabaku Gaara

-oOo-

London - January 11th

Gaara berjalan menuju ruang tengah sembari mengeringkan rambut merahnya. Ia merasa ruangan itu terlalu sepi. Ia tahu, Neji belum pulang. Mungkin, sulit baginya untuk mengendarai mobil di tengah salju begini. Lagipula, restoran cepat saji itu terletak cukup jauh dari sini. Gaara menggedikkan bahu, mencoba mengerti.

Ia tengah meminum air mineral saat bel berdering.

Gaara hanya menyunggingkan senyum di sudut bibirnya. Ia tahu kekasihnya itu suka menggodanya, jadi ia takkan membukakan pintu itu untuknya.

Namun, bel kembali berdering untuk kedua kalinya.

Gaara mulai kesal. Ia segera berjalan menuju pintu. Ia bersumpah akan membunuh Neji setelah…

"H-hmph!" bibir Gaara tiba-tiba terkunci begitu ia membuka pintu itu. Lumatan kecil diberikan oleh pria itu, namun Gaara tetap menyambutnya. Gaara mengenal bibir ini.

Bukan, ini bukan milik Neji.

"N-na… Na… N-naruto?!" mata Gaara membesar. Bibir lembut itu, memang benar milik mantan kekasihnya. Gaara menelan ludahnya—tidak percaya bahwa yang di depannya itu adalah Naruto.

"Hei, Gaara," wajah Naruto sedikit memerah namun tetap menampilkan senyum lembutnya—dan tetap lembut seperti dulu. "Lama tidak berjumpa."

"K-kenapa kau b-bisa… a-ada—"

"Tentu saja untuk bertemu denganmu, Gaara."

"T-tapi bagaimana bisa kau menemukan apartemenku?!"

"Huh? Kau sendiri yang memberikannya padaku saat aku mengirimkanmu pesan tadi, apa kau tidak ingat?" Naruto tampak kebingungan.

Gaara terdiam sejenak. Pesan? Saat ia mengecek notifikasi pesan, ia tidak mendapatkan pesan apapun, kecuali…

Neji.

Gaara langsung mengerti, pasti Neji yang membalas semua pesan dari Naruto.

"N-naruto… a-aku… a…" Gaara kehilangan kata-katanya. Tubuhnya tak bisa bergerak. Nafasnya serasa terhenti, dunia seolah berputar dan jatuh padanya. Ia merasa lumpuh sejenak. Ia butuh sesuatu…

"Gaara," suaranya yang berat benar-benar terdengar seperti angin segar bagi si mata panda. Ia mampu merasakan tubuhnya menghangat dan bau cokelat itu… ah! Sudah sangat lama ia tidak mencium aroma menggoda itu.

Ya Tuhan, berapa lama si rambut merah itu berpisah dari si pirang itu?

"Aku… aku tidak bisa… dan tidak akan pernah bisa…" Naruto menghela nafas panjang sebelum ia melingkarkan lengannya ke pinggang ramping itu. Ia menarik Gaara mendekat, membuat si permata hijau itu menyandarkan kepalanya di dada Naruto. Gaara bisa mendengar dengan jelas detak jantung itu yang seolah berlari dengan sangat cepat. Entahlah, itu detak jantung Naruto, atau detak jantungnya sendiri.

"Y-ya…"

"Itu menyakitkan, Gaara. Sungguh, itu menyakitkan." Naruto mengusap surai itu dengan sangat lembut seolah ia takut memecahkan sebuah benda yang tampak begitu rapuh. "Setiap detik aku tidak bisa merasakanmu, setiap inci aku tidak bisa memelukmu, itu sungguh menyakitkan… A-aku tidak bisa menahannya…"

"…" Gaara terdiam. Namun, matanya kembali membelalak saat ia merasakan tubuh yang lebih besar darinya itu bergetar. Tunggu! Naruto menangis? Bibir Gaara bergetar.

"Fuck you, Uzumaki Naruto!" Gaara bisa merasakan pipinya mulai basah.

"Aku mencintaimu, Sabaku Gaara… dan itu takkan pernah berubah…"

"Aku lebih mencintaimu," selesai dengan kalimatnya, Gaara menarik kerah coat Naruto dan mencium bibir lembut itu lagi. Bibir yang sudah lama tak ia sentuh, dan ia benar-benar merindukannya.

"Tidak, aku lebih mencintaimu lagi," ujar Naruto di sela-sela ciuman mereka. "Dan aku akan membuatmu menjadi milikku. Hanya. Milikku."

"Baiklah, kita lihat apa kau bisa melakukannya," Gaara tertawa kecil dan Naruto kembali mencium bibir itu seolah ia benar-benar tidak bisa hidup tanpa bibir pink yang manis itu. Ia melangkah perlahan, membuat keduanya masuk ke dalam apartemen itu. Si mata biru laut itu mengunci tubuh Gaara yang menempel di tembok. Tangan Gaara meremas syal merah milik Naruto hingga ciuman itu lepas karena keduanya butuh oksigen.

"Anak nakal, bisa-bisanya kau membiarkanku berada di luar apartemenmu! Kau ingin membuatku membeku, hmmm?" Naruto mengusap pipi fluffy Gaara dengan lembut. Dahi mereka bertemu. Senyuman saling terlempar satu sama lain. "Hey, aku lapar."

"Hahahahaha," Gaara tertawa renyah. "Aku akan memasak untukmu."

"Kurasa kau tak perlu melakukannya," Naruto mengangkat sebuah tas kertas yang menebarkan bau sedap. "Seseorang menitipkan ini padaku, katanya ini pesananmu. Apa ia temanmu?"

Mendengar kisah itu membuat hati Gaara meloncat bahagia. Well… Neji akan menjadi orang yang paling manis di dalam hidupnya setelah ini. Pria bersurai merah itu tersenyum hangat. "Bukan, dia lebih dari temanku."

Mata hijau itu menatap mata biru laut yang mengintrogasinya. Senyum lembutnya terpatri di wajahnya. Ia suka. Ia suka melihat pria tan itu cemburu.

Tiba-tiba ponsel putih itu berdering. Gaara segera mengeceknya sementara tatapan Naruto semakin tajam.

"Apa?"

"Siapa itu?"

"Lebih-dari-temanku," jawaban Gaara membuat wajah Naruto semakin kusut. Namun, si permata hijau itu segera mengecup bibir Naruto dengan sayang.

One Message Received

From: Neji

Congrats! ❤❤❤

Hargai dia, kay?

Gaara yakin Neji pasti melihat adegan tadi sampai selesai. Namun sebelum ia sempat membalas pesan Neji, Naruto sudah lebih dulu mencium bibirnya, mengambil ponsel itu, meletakkannya di atas meja, lalu membawa tubuh ramping itu ke ruang tengah.

-The End-

SELESAI!

YAK FINISH!

Terima kasih bagi yang sudah menyempatkan untuk membaca FF ini, apalagi mereview akh saya senang sekali :'D

Thanks a lot for tsucchi73 for your chance to remake yours.

And for para reviewer, sungguh saya berterima kasih sangat banyak :'D

Kalau lain waktu saya sempet, saya akan bikin FF NaruGaa lagi but…

Jujur saja, saya suka takut ga ada yang mau baca :'v

Jadi saya agak ragu mau bikin, well… tapi saya menulis untuk saya jadi ya saya pertimbangin lagi lah *loh*

xD

Okay, last~

Thanks a lot guys, and… mind to RnR? ❤

-with love,

Lianatta.