"Hallo, Ada apa Jihoon?" Daniel mengangkat telpon dari Jihoon.

"kau lagi ngapain?" terdengar suara Jihoon dari ujung telpon.

"hmm.. sekarang lagi tiduran aja nih, kau?" Daniel balik bertanya.

"sama.. bosen nih, keluar yuk, weekend nih.." ajak Jihoon.

"Kemana?" Tanya Daniel.

"Kemana ya, gimana kalo ke mall? nonton? makan? yang penting jalan, aku bosan sekali pagi ini tidak ngapa-ngapain.." usul Jihoon.

"Hmm.. oke, aku juga lagi bosan nih. Sekarang?" Daniel memandang jam di dinding kamarnya.

"Iya, aku siap-siap dulu.. nanti aku jemput ya.." Jihoon semangat.

"Oke" Daniel menutup telponnya.

Daniel beranjak dari kasur kemudian Daniel membuka kaus putihnya, kemudian menaruh kaus itu di dalam ember cucian kotor. Daniel keluar kamar menuju kamar mandi yang terletak dekat dapur. Hari Sabtu tidak ada jadwal perkuliahan untuk mahasiswa semester 1, jadi Daniel mengiyakan ajakan Jihoon untuk pergi, karena memang dia juga tidak tau mau kemana.

Sang kakak, Jisung sudah dari pagi tadi berangkat ke kantornya, meninggalkan Daniel yang masih terlelap tidur. Namun Jisung tidak lupa menyiapkan sarapan untuk dimana oleh Daniel. Setelah selesai mandi Daniel menyempatkan diri untuk memakan sarapan yang sudah disiapkan sang kakak.

Tak lama kemudian Daniel menelpon Jihoon untuk memberitahu bahwa dirinya sudah siap dan akan turun ke lobi gedung apartemennya.

"Oke, aku tunggu di lobi ya, sampai ketemu Daniel.." balas Jihoon dari ujung telpon.

==0==

Perjalanan menuju mall yang dituju seharusnya memakan waktu sekitar 25 menit, namun Daniel dan Jihoon terjebak macet yang lumayan panjang.

"Mungkin karena ini weekend ya.. huft!" gerutu Daniel.

Jihoon melihat ekspresi Daniel, kemudian Jihoon tersenyum.

"Ya, mungkin saja. Tidak apalah, aku jadi memiliki banyak waktu denganmu Daniel.. hahaha" Jihoon tertawa, menggaruk rambut kepalanya.

Daniel menatap Jihoon, tersenyum.

"Aku nyalakan radionya ya.." usul Daniel kemudian, disusul oleh anggukan dari Jihoon.

Daniel sibuk mencari saluran radio yang menurutnya bagus, tiba-tiba tangannya berhenti memutar navigasi radio.

"wah, lagu ini.. aku suka sekali sama lagu ini.. hahaha" Daniel tertawa, ia menyandarkan kepalanya di kursi mobil tempat ia duduk, bersandar menggunakan kedua tangannya. Memejamkan matanya, mendengar lagu di radio.

Jihoon melihat Daniel, mata Daniel terpejam, 'sepertinya kau suka sekali ya sama lagu ini..'

Jihoon pun mencoba mendengar lebih fokus pada lagu kesukaan Daniel ini, yang kemudian iya tau berjudul 'if it is you' yang merupakan soundtrack dari sebuah drama.

Lirik lagu Jung Seong Hwan - If It Is You Translate Bahasa Indonesia

Mengapa begitu sulit bagimu?
Untuk melihat diriku yang mencoba dengan semestinya?

Aku terkejut mengetahuinya
Berapa besar aku bisa terluka karenamu
Hariku adalah perjuangan
Bahkan impianku terasa menyakitkan

Jika itu kamu, bagaimana itu akan terjadi?
Jika hari-hari yang menyusahkan ini
Menjadi milikmu?

Jika kamu hancur sebesar diriku
Akankah kamu tahu?
Semua rasa sakit yang memenuhi diriku
Ke titik di mana hatiku akan meledak
Betapa aku menginginkanmu?

Jika aku adalah kamu
Aku hanya akan mencintai diriku

Hatiku selamanya menunduk
Aku takut segalanya yang mengelilingiku

Mereka mengatakan kamu akan bahagia ketika kamu jatuh cinta
Siapa yang mengatakan itu?
Karena aku hanya tahu sebuah cinta
Cinta yang membuatku hanya bisa menatapmu dari belakang

Jika itu kamu, bagaimana itu akan terjadi?
Jika hari-hari yang menyusahkan ini
Menjadi milikmu?

Jika kamu hancur sebesar diriku
Akankah kamu tahu?
Semua rasa sakit yang memenuhi diriku
Ke titik di mana hatiku akan meledak
Betapa aku menginginkanmu?

Aku tahu kamu sudah menjawabku
Aku tahu arti dari jawaban yang pendek itu
Tapi aku pura-pura tidak tahu dan aku bertahan

Apakah kamu tahu, bagaimana yang aku lakukan hari ini?
Aku bahkan tidak bisa tidur
Aku bahkan tidak bisa menelan apa pun

Apakah kamu tahu bahwa aku semakin hancur
Saat aku melihatmu?
Aku merasa seperti sekarat
Meskipun tidak ada cara agar kamu datang padaku
Meskipun aku tahu kamu sedang menatap tempat lain

Aku tidak berpikir aku bisa melepaskanmu

Jihoon memandang mobil di depannya yang juga belum bergerak, alunan lembut lagu terus mengusik pikiran Jihoon, tanpa sadar, sangat perlahan, air matanya keluar. Jihoon menangis. Ia tidak mampu membendung air matanya yang perlahan keluar, Jihoon sendiri kaget mengapa ia sangat tersentuh dengan lagu yang di dengar di radio itu.

Terbayang di ingatan Jihoon, tentang perasaannya terhadap Daniel, semua tentang Daniel yang membuatnya hampir menjadi gila. Setiap saat, Daniel muncul dalam mimpi dan pikirannya. Jihoon merasa Daniel telah mengambil seluruh kehidupannya. Lagu itu sangat tepat untuk menggambarkan perasaan Jihoon ke Daniel. Jihoon merasa kehidupannya berubah semenjak mengenal Daniel, Daniel berhasil, berhasil membuat Jihoon menjadi sosok yang lemah, sosok yang sangat ingin diakui oleh Daniel. Perasaan itu, perasaan Jihoon ke Daniel, Jihoon tetap berharap agar Daniel cepat menyadarinya.

'Andai kau tau, betapa tersiksanya aku disini.. andai perasaan ini bisa cepat kau membalasnya.ya, aku tidak berpikir aku bisa melepasmu..'

Jihoon seakan terbawa oleh lirik lagu dari nyanyian yang mereka dengar di radio mobil Jihoon, ia berusaha menghapus air matanya yang keluar. Memandang Daniel yang masih terpejam, ia tidak ingin Daniel melihatnya menangis.

Lagu itu berhenti di ganti dengan lagu berbeda, Daniel membuka matanya.

"Yaa, Jihoon lagu itu adalah lagu kesukaanku, hahaha." Kata Daniel tiba-tiba.

"Hahaha, aku tau kok. Kamu sampai meresapi lagu itu.." Jihoon tertawa.

"Itu lagu yang aku dengar dari seseorang dulu.. waktu aku SMA kalo tidak salah, saat aku pergi sendirian ke sungai.. disana ada pengamen yang menyanyi lagu itu, hmm.. dari style nya sih seperti bukan pengamen. Dari pengamen itulah aku menyukai lagu ini.. hahaha" kenang Daniel.

"lagunya memang bagus sih, aku saja suka walau baru kali ini mendengarnya.." balas Jihoon.

"hmm.. aku jadi ingat pengamen bergitar itu.. tidak pernah bertemu lagi dengan dia saat itu.." Daniel menghela nafas.

"wah.. wah, bagus banget ya suaranya sampai kamu tidak berhenti memikirkannya.." Ujar Jihoon menatap Daniel.

"hahaha, iya nih." Daniel menggaruk kepalanya.

'pengamen itu beruntung, selalu diingat olehmu, Kang Daniel..'

Perjalanan menuju mall menghabiskan waktu 1 jam, karena macet yang luar biasa. Setelah sampai di mall mereka memutuskan untuk makan siang dulu, baru sehabis itu nonton.

==0==

"Seongwoo.. Seongwoo !" Minhyun menggerakkan bahu Seongwoo yang terlihat sedang melamun.

"eh, iya.. ada apa?" Seongwoo kaget, melepas earphone nya. "Aku lagi dengar lagu yang dulu sering aku nyanyikan nih di radio, jarang banget lagu ini diputar di radio.. haha" lanjutnya.

"haish, oke oke.. aku iri sama anak-anak semester 1, weekend seperti ini mereka kan libur, sementara kita.. masih harus mengikuti perkuliahan" gerutu Minhyun.

"ya sudahlah, kan kita juga dulu pernah semester 1, pernah menikmati libur weekend. Sekarang kan sudah beda" balas Seongwoo.

Seongwoo teringat Daniel, ia kemudian mengambil ponselnya, menelpon Daniel. Setelah beberapa saat, Daniel mengangkat telponnya.

"Hallo Seongwoo.." suara serak Daniel yang khas terdengar.

"hai, Daniel.. lagi ngapain nih?"

"aku lagi di mall nih, menemani teman jalan-jalan.." jawab Daniel

"Oh, berapa orang temanmu?" Seongwoo penasaran.

"hanya aku berdua, kau tau Jihoon kan? Yang kemarin aku kenalkan. Aku lagi bersama dia.." jawab Daniel.

"oh.." hanya itu jawaban dari Seongwoo, mendengar bahwa Daniel lagi jalan dengan Jihoon membuat Seongwoo tidak dapat berkata-kata.

"hallo.. Seongwoo, kau masih disitu?" Suara Daniel terdengar.

"eh, i iyaa. Aku disini, ada dosen masuk nih, sudah dulu ya.. have fun" Seongwoo cepat menutup telponnya. Ia berbohong soal dosen.

"yaa, mana ada dosen? Bohong ya, kau telpon siapa?" Minhyun penasaran.

"hanya teman.." jawab Seongwoo singkat.

"hmm.. Daniel ya, oke." Minhyun tau bahwa Seongwoo tadi menelpon Daniel.

Minhyun penasaran apa yang mereka bicarakan di telpon, sampai Seongwoo harus berbohong, tapi Minhyun tidak mau menanyakannya karena melihat Seongwoo menatap kosong keluar kelas.

Pikiran Seongwoo kacau, ia menyesal menelpon Daniel. Sekarang setelah mengetahui Daniel dimana dan bersama siapa, ia jadi tidak semangat lagi. 'arh.. langkahku didahului lagi ya..'

==0==

Belum sempat Daniel menjawab, telpon dari Seongwoo sudah mati. "haish.. cepat sekali dimatikan" gerutu Daniel.

"Ada apa Daniel ?" Jihoon datang membawa makanan.

"Tidak ada apa-apa kok, hanya terima telpon dari teman barusan.." Daniel membantu Jihoon menata makanan di meja.

Mereka makan siang di restaurant cepat saji yang dekat dengan lokasi bioskop dengan tujuan agar tidak ketinggalan jadwal film yang akan mereka tonton.

Tidak ada percakapan selama mereka makan. 20 menit kemudian mereka sudah menuju bioskop.

Di dalam bioskop lumayan banyak orang yang menonton, setelah duduk dikursi yang tertera di karcis Jihoon melihat Daniel yang sibuk dengan ponselnya.

"yaa, Kang Daniel.. jangan sibuk dengan ponselmu.. filmnya sudah mau mulai tuh.. haha" sindir Jihoon.

"hahaha, iya iya.." Daniel memasukkan ponselnya kedalam tas yang ia bawa, kemudian ia mengambil popcorn.

Film yang mereka tonton adalah film dengan genre horor, beberapa kali baik Jihoon dan Daniel terlihat tegang menonton film itu. Ada suatu adegan dimana hantu muncul secara tiba-tiba, membuat Jihoon dengan cepat meraih lengah Daniel dan bersembunyi disana. Daniel kaget melihat Jihoon yang menyandarkan kepalanya di bahunya, menutup mata.

"yaa, penakut sekali.. lepaskan, hahaha" Daniel melepaskan pegangan tangan Jihoon.

Jihoon enggan melepaskannya, namun akhirnya ia lepas juga pengangan tangannya di lengan Daniel. Jihoon tersenyum, walaupun secara tidak sengaja, Jihoon senang bisa bersandar di bahu Daniel, mencium aroma parfum Daniel dari dekat. Walau hanya sesaat.

Film itu berakhir setelah 2 jam penayangan, Jihoon bernafas lega. Daniel yang melihat itu tertawa geli.

"Jihoon, kau yang mengajakku menonton film ini. Tapi malah kau yang takut.." Daniel ketawa kemudian mengacak-acak rambut Jihoon.

Daniel gemas dengan tingkat Jihoon saat ketakutan tadi.

Mendapat perlakuan seperti itu dari Daniel, wajah Jihoon memerah, ia malu.

"Kang Daniel, hentikan.. rambutku jadi jelek nih.." Jihoon melepas tangan Daniel dari kepalanya, kemudian merapikan rambutnya dengan tangan.

"hahaha, aku lucu melihatmu ketakutan.. kau sangat imut.." kata Daniel. "yasudah ayo.. kemana lagi kita?" tanya Daniel kemudian.

"shopping? Siapa tau ada yang dibeli.." usul Jihoon, Daniel hanya mengangguk. Keduanya kemudian berdiri meninggalkan bioskop.

Sepasang mata menyaksikan gerak gerik Daniel dan Jihoon saat meninggalkan ruang bioskop.

==0==

"Yaa, Bae.. cepatlah berdiri.. filmnya sudah habis tuh.." gerutu seseorang.

Pria yang dipanggil Bae hanya terdiam, matanya melihat dua orang yang pergi keluar dari ruang bioskop.

"Hmm.. mereka itu bukannya satu universitas dengan kita ya? Oh iya, itu Jihoon kan? Dan yang berambut pink itu, hmm.. Daniel ! Kang Daniel.. ! wah mereka berdua seperti pasangan saja ya Bae?"

Bae hanya melirik. "Diamlah Daehwi, ayo pergi.."

Mereka akhirnya pergi keluar dari gedung bioskop.

"jadi sekarang, mau kemana? Jadi pergi mencari tas?" tanya Daehwi.

"kita pulang saja." Jawab Bae singkat.

"hah? Pulang? Yahh.." Daehwi terlihat kecewa.

"Aku capek, ayo.." Kata Bae.

"ya sudah, aku hanya akan menuruti perkataan bos Baejin saja" goda Daehwi.

Mereka pun berjalan keluar area mall, menuju halte bus yang terdapat di depan mall. Kebetulan bus mereka mempunyai tujuan sama karena rumah Daehwi dan Bae Jinyoung tidak terlalu jauh hanya beda beberapa gang namun masih satu area.

Selama mereka di dalam bus, Daehwi melihat Jinyoung terus saja melamun memandang jalan raya, ekspresi dan sikap yang sangat berbeda dari saat mereka menuju mall.

"Bae, kau kenapa?" Daehwi akhirnya bertanya.

Jinyoung kaget, "eh.. kenapa?" Ia memandang Daehwi.

"Yaa, kau yang kenapa.. ada apa sih?" Daehwi penasaran.

"Tidak ada apa-apa.." Jinyoung menggeleng, kemudian pandangannya kembali melihat jalan raya.

Pikiran Jinyoung penuh dengan nama seseorang, seseorang yang sudah lama ia idolakan, Park Jihoon. Awalnya Jinyoung tidak mengerti kenapa ia bisa begitu mengidolakan sosok Jihoon, Jinyoung menjadi seorang stalker, ia selalu mengamati gerak gerik Jihoon walau dari jauh, Jinyoung tidak berani untuk menyapa, ada rasa takut dalam hatinya jika respon dari Jihoon tidak baik.

Jinyoung juga tau bahwa akhir-akhir ini, Jihoon sedang dekat dengan pria bernama Kang Daniel. Jinyoung mengingat pria itu, pria berambut pink dengan senyum menawan, Jinyoung merasa bahwa Kang Daniel adalah saingannya untuk dekat dengan Jihoon. terkadang ia iri dengan Kang Daniel yang begitu dekat dengan Jihoon.

Cemburu. Mungkin itulah perasaan yang ada di hati Jinyoung saat ini, setelah melihat Jihoon dan Daniel di bioskop tadi, tertawa bersama, berjalan bersama, membuat Jinyoung sakit dan putus asa, ia merasa hubungan Jihoon dan Daniel sangatlah dekat. Mustahil bagi Jinyoung untuk masuk merusak hubungan itu.

'Jihoon, jika kau jadi aku.. apa perasaanmu akan sesakit ini?' Jinyoung berguman dalam hati.

'Aku hanya ingin, perasaan ini tidak hanya sebatas rasa yang bertepuk sebelah tangan.. aku harus bagaimana agar bisa menyampaikan bahwa aku ingin dekat denganmu..' lanjutnya.

"Daehwi.." Jinyoung memandang Daehwi, tiba-tiba.

Daehwi yang saat itu tengah asyik dengan ponselnya kaget mendengar namanya dipanggil.

"Yaa, ada apa? bikin kaget saja tiba-tiba memanggil.." Daehwi menatap Jinyoung.

"Hmm.." Jinyoung ragu.

"Apa? jangan buat aku penasaran.." desak Daehwi.

"aku.. aku rasa aku suka sama Jihoon." suara Jinyoung pelan.

Daehwi tidak bisa berkata-kata, mulutnya menganga. Ia memandang Jinyoung, yang baru saja mengungkapkan kata yang membuatnya sangat kaget.

-to be continued

author lagi sibuk sama kerjaan nih, jadi agak susah ngatur waktu buat bikin cerita. maaf ya :)

tetap akan update kok :)

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA INI YA :D