"The wolf rules, the wolf rules,"

"The sheep dancing, dancing like a puppet,"

"Circling with no joy but pure fear,"

"Singing 'long live the wolf, long live the wolf',"

"And they ready to be eaten,"

Lantunan indah sang iblis seketika terhenti. Suasana gereja megah itu kembali hening. Pengecualian pada sebuah suara langkah.

Suho tak perlu berbalik untuk mengetahui milik siapa ketukan kaki di lantai marmer gereja yang semakin mendekatinya itu.

Iblis itu membalikkan tubuhnya. Membuat jubah yang ia kenakan bergerak indah senada dengan arahnya berbalik. Ia pun memasang raut pura-pura terkejut begitu sepasang manik mereka bertemu, "Oh, Yixing. Tak kusangka kau akan datang sendiri pada malaikatmu. Kupikir kau akan pergi bersama dua temanmu itu dengan mobil. Ke tempat antah berantah mencari tempat berlindung yang semu,"

Di hadapannya Yixing berdiri dengan sorot mata tajam nan tak gentar.

Seulas senyum arogan terukir di rupa sempurna Suho. "Apa kau sudah siap untuk berserah diri?"

"Dalam mimpimu," sahut Yixing. Tangan kanannya yang menggenggam pistol terangkat.

Satu detik kemudian, terdengar suara muntahan peluru yang menggema kencang di penjuru gereja.


Inspired by The Strain and Legion

Ajeng Hyakuya proudly presented

x

x

Chained Up : Demon Slaves

Chapter 7

WAR

X

X

Disclaimer : All characters belong to their God, parents, and fans

Genre : Horror, Suspense, Angst, Romance, Mystery

Cast : EXO members

Pair : SuLay, HunHan, and other EXO pairs

Rate : T+ (for story) and M (for blood, horror, and sexual scene)

Warning : Shou-ai (Boys Love), Typos, OOC, AU, dll

X

X

X

If you don't like it, just don't read

If you like it, just read

I'm not force you to give a review

But i will very happy to get a review sincerely from your deep heart

X

X

X

This work is pure from my mind and doesn't copy any fanfiction

X

X

x


*Flashback*

"Jadi rencananya, aku akan melawan iblis bernama Suho yang kalian maksud. Kalian cukup mengalihkan perhatian para zombie, tidak harus melawan," jelas Baekhyun pada dua temannya yang mana membentuk lingkaran kecil bersamanya.

"Apa kau yakin bisa mengatasinya sendiri?"

Baekhyun mendongak ke arah Luhan. Ada jeda beberapa detik sebelum ia membalas. "Aku akan berusaha semaksimal mungkin mengerahkan kekuatan cahayaku,"

"Aku saja yang menjadi umpan,"

Kalimat yang dilontarkan oleh Yixing kontan membuat kedua sahabatnya itu membulatkan mata penuh kaget.

"Lay, kau yakin?!" tanya Luhan, setengah berbisik.

"Dia bukan sembarangan iblis, Lay! Aku sudah pernah menyaksikan kengerian salah satu dari mereka," sahut Baekhyun dengan rasa cemas dan ngeri yang tercetak jelas pada air mukanya.

"Aku ada urusan yang harus diselesaikan dengannya," tutur Yixing dengan tenang, ada rasa dingin yang tersirat tak langsung di balik ucapan itu.

"Lebih baik kau menyembuhkan orang-orang itu dulu, Baekhyun. Aku tak ingin ada korban yang bertambah saat kita menyerang dalang dari semua ini," saran lelaki bermarga Zhang itu. "Apalagi kau tahu, kan, jumlah iblis-iblis itu lebih dari satu?"

"Selain itu, kau harus menghemat kekuatanmu. Aku yakin jika kau terlalu mengurasnya di awal, kau tidak akan kuat berikutnya,"

"Aku akan membantu Baekhyun," tambah Luhan. "Kau pasti akan kesulitan menghadapi para zombie yang sebegitu banyaknya, bukan?"

Baekhyun menatap mereka berdua, tak percaya betapa tulusnya mereka membantunya hingga hatinya tersentuh. Ia pun mengulas senyum tipis dengan hembusan napas pelan, lalu mengangguk singkat. Menandakan ia menerima saran dari mereka berdua.

"Kalian sudah mengumpulkan senjata?"

Baik Yixing dan Luhan sama-sama mengangkat barang yang mereka dapatkan selama perjalanan ke tempat mereka memarkirkan mobil. Yixing pistol, Luhan berupa parang sepanjang tulang hasta.

"Baiklah, perubahan rencana. Yixing akan menghadapi Suho, lalu aku dan Luhan akan melawan para zombie,"

Keduanya pun mengangguk paham.

"Oh, iya, Lay. Aku ada rencana khusus ketika kau menghadapi iblis bernama Suho itu,"

Baekhyun kemudian membisikkan beberapa kata pada Yixing.

"Kedengarannya gila, sih. Tapi boleh,"

*Flashback End*

...

Di tengah area luas pusat kota, berdiri dengan penuh kewaspadaan Baekhyun dan Luhan. Sementara Yixing sendiri telah masuk ke gereja yang terletak tak begitu jauh dari pusat kota, usai Baekhyun memberitahunya ada aura iblis kuat di situ. Kemungkinan besar iblis yang dimaksud oleh Yixing sebelumnya.

Samar-samar terdengar kumpulan erangan pilu, yang semakin lama semakin jelas tertangkap oleh indera pendengaran.

"Mereka datang, Baekhyun," beritahu Luhan.

Baekhyun pun mengangguk mantap. "Aku tahu," gumamnya, setengah berbisik.

Pemuda berkekuatan cahaya itu mendesah singkat, sebelum memejamkan matanya sejenak.

Semuanya terjadi begitu cepat. Api hitam bergelora hebat sepanjang mata memandang.

Baekhyun tak percaya kehancuran ini, malapetaka ini, adalah akibat daripada keputusannya sendiri.

Ia seharusnya mendengarkan peringatan Tuhan untuk tidak gegabah membuka pintu antara dunia dan neraka untuk melempar kembali para iblis. Karena nyatanya, mereka memberontak dengan hebat. Bahkan semakin banyak kaum mereka yang keluar dari pintu neraka, tak perduli sehebat apapun kekuatan cahaya yang ia agungkan.

"Aku akan menahan mereka. Kau cepat tutup pintu neraka,"

"Tapi, Chanyeol—"

"Aku mencintaimu,"

Tubuh lelaki jangkung itu diselimuti api merah. Ia kemudian terbang menerjang kawanan makhluk bersayap hitam yang menerobos keluar dari retakan pintu neraka.

"CHANYEOL!"

Baekhyun menarik napas dalam-dalam. Memori kelam itu akan dan selalu selamanya terekam dalam kepalanya. Sebagai hukuman dan pengingat baginya untuk tidak lagi bertindak sembrono dan gegabah. Untuk setidaknya peduli kepada orang-orang yang tak tahu apa-apa.

Dan kali ini, ia takkan membiarkan siapapun yang tak berdosa mati lagi.

...

Sudah tak terhitung berapa banyak peluru yang ditujukan padanya. Raut malas mulai terpampang di wajah Suho begitu ia menangkap timah silinder terakhir yang nyaris mengenai dadanya. Peluru itu pun berubah menjadi abu sepersekon kemudian, senasib dengan peluru-peluru sebelumnya.

Ia melirik ke Yixing yang nampak panik memandang pistolnya yang kini kosong peluru. Sang iblis pun menyunggingkan seringai tipis. "Tidak ada gunanya kau melawanku, Zhang Yixing," Matanya memandang gelap penuh kepuasan. "Kita beda level," desisnya.

Yixing memandang lurus ke arahnya. Ia menjatuhkan senjata yang digenggamnya ke bawah begitu saja. Menimbulkan suara keras ketika berbenturan dengan lantai marmer itu.

"Oh ya?"

"AKH!"

Kontan Suho mencengkram dadanya, meringis sakit merasakan bagian tengah dadanya bagai ditembus sesuatu dengan keras. Dan hanya ada satu kekuatan yang bisa membuat kaumnya kesakitan.

"Cahaya suci?"

Yixing tersenyum puas dengan tangan kirinya yang diselubungi cahaya putih terang. Baekhyun sendiri yang memberikannya sedikit kekuatan cahayanya sebelum berpisah. Kalau-kalau senjatanya tidak mempan untuk melawan iblis.

Wajah Suho perlahan kembali tenang seperti semula, meski ia masih menahan rasa sakit yang menjalar di dadanya. "Kau memang penuh kejutan, Yixing,"

Suho melangkah ke sisi kiri altar seraya menurunkan tangannya yang mencengkram dadanya, pandangannya tak lepas dari Yixing. Begitu juga sebaliknya.

"Tapi bagaimana dengan ini?"

Iblis itu lantas menarik seorang lelaki muda dari balik pintu di dekatnya, membawanya ke depan dirinya dan mencengkram erat leher orang itu dari belakang. Kontan Yixing membulatkan mata horor menyadari siapa orang yang dijadikan sandera.

Orang yang sama yang telah ia cari-cari selama ini.

"TAO!"

"Gege—"

"Ssshh. Jangan keras-keras teriaknya. Nanti lehermu bisa remuk, loh," ucap Suho dengan nada ramah yang tidak seharusnya.

"Lepaskan dia, brengsek!" gertak Yixing penuh emosi.

Suho pun mengeluarkan senyum miring penuh kepuasan. "Sekarang apa yang akan kau lakukan, hah? Menyerang adik kesayanganmu ini dengan sinar panas itu?"

Yixing mendengus kasar. "Pengecut!"

...

Baekhyun melepaskan kumpulan cahaya ke zombie terakhir. Membuat sosok wanita tua itu terhempas ke dalam area yang telah ia beri segel. Segel yang cukup kuat melindungi para manusia. Belajar dari kasus sebelumnya, di mana ia harus melihat nyawa seorang kakek yang ia selamatkan tercabut begitu saja di hadapannya.

Ia sendiri cukup lega karena tidak ada perlawanan yang begitu berat dari mereka. Jadi tidak ada yang harus menanggung luka parah ketika jiwa mereka kembali ke tubuhnya masing-masing seperti semula.

Namun karena terlalu fokus pada para manusia yang tengah tak sadarkan diri dalam segel buatannya, Baekhyun baru menyadari sebuah bayangan hitam bergerak cepat menuju Luhan.

"Luhan, awas!"

Sang pengendali cahaya sontak melompat, membuat keduanya berguling ke samping. Telat sedikit saja mungkin Luhan sudah diterkam oleh bayangan itu.

Sementara bayangan gelap itu sendiri memudar, menampakkan sesosok pria dengan sayap hitam legam dan manik mata tajam bak elang.

Oh Sehun.

"Jangan sentuh dia,"

Sehun mengacuhkan Baekhyun meski telunjuk lelaki itu sudah dipenuhi oleh cahaya yang memadat, kapanpun bisa melubangi sayap kehitaman milik si iblis. Pandangannya terpaku pada Luhan yang terduduk gemetar di atas tanah.

"Xi Luhan," panggilnya.

'Astaga! Jadi Luhan yang dia incar?!' batin Baekhyun. Ah, ia ingat sekarang. Pantas saja Baekhyun merasa familiar dengan nama Luhan. Ternyata itu nama yang diucapkan iblis di hadapannya saat mereka bertemu sebelumnya.

"Apa kau sudah ingat padaku sekarang?"

Luhan masih gemetaran. Ia perlahan mengambil parang panjang yang menjadi senjatanya dan mengacungkannya ke hadapan sosok yang penuh dengan atribut hitam itu, seolah mengisyaratkan agar Sehun tidak bergerak mendekatinya.

"Jawab aku, Luhan," perintah Sehun, penuh penekanan di balik ketenangan nada suaranya.

"Baiklah. Kuberi kau petunjuk. Namaku … "

"—Oh Sehun,"

Mendadak Luhan mencengkram kepalanya yang berdenyut hebat. Suaranya tercekat akibat rasa sakit yang tak tertahankan yang menghujam kepalanya begitu ia mendengar sepasang nama itu.

Nama yang terselip di ingatan terdalamnya.

Memaksa keluar, memaksanya untuk mengingat.

"Luhan!"

...

Yixing melangkah mundur. Raut wajahnya penuh akan keengganan. Keadaan gereja kembali hening hingga lelaki Zhang itu akhirnya bersuara.

"Aku menyerah," gumamnya.

Senyum miring Suho berubah menjadi seringai lebar kemenangan. "Nah, begitu seharusnya. Kalau kau menjadi anak baik dan menyerahkan diri sejak awal, mungkin aku sudah melepaskan adik kesayanganmu ini sedari tadi,"

"Sekarang, tukar posisi dengan dia,"

Mata Yixing bertemu dengan manik Tao. Sang adik menggeleng pelan dalam cengkraman erat di lehernya. Lalu manik hitamnya bergulir ke arah lain. Lebih baik ia saja yang disiksa daripada adiknya sendiri.

Yixing pun mulai melangkah dengan berat menghampiri mereka. Sedangkan punggung Tao didorong keras, membuatnya tersentak maju dan berjalan perlahan.

Ketika mereka berpapasan, Yixing berbisik. "Gege akan segera menolongmu,"

Yixing semakin dekat dengan Suho. Ia bisa melihat sang iblis tersenyum licik nan puas dengan kentaranya.

Ketika jarak antara mereka hanya satu meter, secara mengejutkan Yixing menendang Suho dengan keras, tepat di perutnya. Membuatnya terjungkal jatuh ke belakang.

BRUGH!

"Sekarang!"


x

x

x

To Be Continue

x

x

x


Sehun tersungkur tak berdaya. Matanya memandang kosong ke arah langit yang didominasi warna kelabu. Beberapa bulu hitam sayapnya berserakan. Dada dan sebelah sayapnya memiliki lubang kemerahan yang sakitnya terasa begitu luar biasa.

*Flashback*

Sehun membulatkan mata. Sedetik kemudian ia terjatuh ke belakang dengan keras.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Baekhyun seraya memeluk pundak Luhan dari samping begitu menghampirinya.

Luhan mengangguk dua kali. Ia lalu memandang Sehun yang nampak menahan untuk tidak mengerang kesakitan.

"Ayo, kita harus bergegas, Han. Waktu kita tidak banyak,"

"Iya,"

Sehun melirik ke arah Luhan. Pandangan keduanya terkunci beberapa sekon sebelum Luhan mulai menjauh.

*Flashback End*

Lama termenung, tiba-tiba Sehun terkekeh pelan. Senyuman keji pun merekah pada wajahnya. "Kau akan ingat padaku, Luhan,"

"Sebentar lagi aku akan menangkapmu,"

"Lalu memasukkanmu ke dalam sangkar emas milikku,"

Pengendali cahaya bodoh itu, dia pikir hanya dia yang punya rencana.

Sepertinya dia lupa kalau kaum iblis itu adalah para makhluk dengan pemikiran yang jauh lebih cerdik dari manusia.


Maaf banget ya, semuanya, kalau Ajeng baru bisa update sekarang. Soalnya Ajeng sempet kehabisan ide buat ngelanjutin Chained Up beberapa bulan ini. Setelah ini, Ajeng usahakan untuk lanjutin fanfic Chained Up sampai selesai.

TT zhang : Iya betul. Sudah di-update next chapnya. ^^

Guest (1) : Udah tradisi kalo tbc itu nanggung. X)) Kalau buat Chained Up Ajeng memang ngerancang maksimal 2k+. Oke. Makasih juga udah setia ngikutin Chained Up. ^^

demi : Banyak-banyak berdoa aja. Tapi kayaknya kok nggak bakal tobat—ups, spoiler.

Guest (2) : Sudah update next chap-nya.

cumi-cumi : Tenang, bentar lagi bakal full moment Sulay kok.

sam : Ajeng yang nulis aja ikutan gregetan sama si Suho. X))

elis spr : Makasih. Iya, dia jahat bangeeeeet di sini. XD

Xingyikim : Sekali-kali abang leader jadi jahat. X)) Wah, 'wajah malaikat hati iblis'. Cakep! XD

Bunnysheep91 : Makasih. Iya, film yang itu, betul! Aku nggak nyangka ada yang nonton juga, soalnya itu film lama dan nggak begitu terkenal. Iya, ada Gabriel nya juga. ^^

Guest (3) : Sudah update. Maaf banget ya udah nunggu lama.

Kan dari Chained Up ini sudah ada dua fanfic yang take place di antara chapter. Rencananya, Ajeng mau bikin beberapa sekuel kelanjutan cerita. Mungkin dua atau tiga. Semoga bisa terealisasikan. Amin.

Oh, iya. Ajeng baru tahu kalau Lay itu suka banget sama domba. Sampai lagunya, Sheep, arti judulnya domba juga. Aduh, maaf Ajeng kudet banget. T_T

Sampai jumpa di chapter berikutnya. Jangan lupa review-nya, ya, chingu-deul. Dan terima kasih banyak sudah membaca Chained Up.

Annyeong .. ^^

Note : Btw, ada yang ngerasa janggal, nggak, sama chapter ini? #senyummisterius