Mine? No, It's Yours

Disclaimer : Masashi Kisimoto

Pair : SasuNaru

Rate : M

Genre : Family, Rommance gagal

Warning : Gaje, Ide Pasaran, typo berterbaran, bahasa tidak sesuai EYD

Bagian 1

"Apa Ibu bercanda?"

"Tidak Sasuke, Ibu sedang tidak bercanda." Kata-kata yang keluar dari wanita cantik berambut hitam itu cukup membuat Sasuke merasa kesal setengah mati.

Apa maksud ibunya? Ditelpon secara tiba-tiba oleh ibunya untuk segera pulang, dia bahkan meninggalkan kuliahnya hanya untuk memenuhi keinginan ibunya dan sesampainya di rumah dia mendapati seorang pemuda berambut pirang sedang duduk di kursi ruang tamu yang dikatakan ibunya akan menjadi calon suaminya. Oh astaga! Apa ibunya sudah gila? ia akui laki-laki yang dihadapan ibunya ini termasuk tampan dan menawan, tapi dia masih normal. Sekali lagi ia ingatkan kalau dia masih normal. Dia masih menyukai dada besar wanita dibandingkan benda di tengah selangkangan yang sama dengan yang dimilikiya.

Oh astaga, Sasuke hampir dibuat gila oleh ibunya.

"Suke, Ibu tau kalau ini mendadak untukmu. Tapi Ibu mohon menikahlah dengan Naruto! Ibu dan Ayahmu telah mengikat janji dengan kedua orang tua Naruto untuk menikahkan kalian berdua."

"Tapi kenapa harus aku? Kenapa bukan Itachi saja? Aku bukan homo Ibu, aku masih normal sangat normal." Bentak Sasuke, sebenarnya ia tidak tega membentak wanita yang begitu ia kasihi tapi Sasuke terlanjur geram akan semua yang terjadi saat ini.

"Apa kau lupa kalau Itachi sudah mempunyai tunangan? Anakku hanya kau dan itachi, jadi siapa lagi yang bisa ibu jodohkan dengan Naruto selain kau. ibu mohon Suke!"

Tidak menyerah begitu saja, Mikoto masih mencoba membujuk anak bungsunya untuk melakukan apa yang ia inginkan.

"Aku tidak mau Ibu. Aku tidak sudi dan kau sebaiknya jangan bermimpi kalau aku akan menikahimu dasar aneh." Bentak Sasuke seraya menunjuk ke arah Naruto.

Naruto yang tiba-tiba ditunjuk sontak kaget tapi tidak lama ekspresinya kembali tenang seperti sebelumnya, ekspresi tenang yang ditnjukan oleh Naruto cukup membuat Sasuke geram.

"Pokoknya aku tidak akan menikahinya ibu,TIDAK AKAN." Bentaknya seraca mengambil kunci mobil yang sebelumnya ia letakan di meja dan berjalan cepat keluar rumah. Ia butuh udara segar untuk mendinginkan kepalanya saat ini.

Terdengar pintu depan yang dibanting oleh Sasuke.

"Astaga, maafkan Sasuke yah. Dia memang suka seenaknya." Ucap Mikoto sambil memijit pangkal hidungnya, kepalanya tiba-tiba sakit saat meiihat tingkah anak bungsunya. Sepertinya dia harus berdiskusi serius dengan suaminya saat suaminya pulang kantor sebentar sore.

"Tidak masalah Uchiha-san, Saya mengerti bagaimana perasaan Sasuke-san." Ucap Naruto tenang, Dia sangat mengerti bagaimana perasaan Sasuke saat ini. Bagaimana pun dia jua seorang laki-laki pasti perjodohan ini sangat menyebalkan bagi Sasuke yang notabene seorang straigh.

"Jangan panggil aku seperti itu, mulai sekarang kau harus membiasakan diri untuk memanggilku ibu Naru."

"Baiklah, akan saya biasakan." Ucap Naruto sambil tersenyum tipis.

"Dengan melihat sifatmu aku semakin ingin menjadikanmu menantuku Naru." Ucap Mikoto seraya duduk dan mengenggam tangan Naruto.

"Aku akan sangat tenang jika kau yang menjadi pendamping hidup Sasuke, Sasuke sudah terlalu banyak bermain dan dia mempunyai sikap yang sangat buruk. Sejujurnya ini semua salah kami yang selalu memanjakan dan mengikuti semua keinginnya. Aku, ayahnya maupun kakaknya selalu menyayanginya dan melakukan apapun yang dia mau." Keluh Mikoto sambil menghela nafas panjang.

"Saya rasa itu hal yang sangat wajar. kalian adalah keluarga, sudah sepatutnya seperti itu." Ujar Naruto sambil tersenyum tipis.

"Dan kau pun akan menjadi salah satu diantara kami."

Setelah setengah jam menemani Mikoto berbincang Naruto harus pamit karena dia mendapat telepon dari rumah sakit tempatnya bekerja.

"Maafkan aku Uchiha-san, aku harus ke rumah sakit sekarang, pasienku sedang menunggu."

"Naru, panggil aku ibu! Kau harus biasakan itu." Ujar Mikoto dengan wajah merengut lucu.

"Hahaha, maafkan aku. Akan aku biasakan mulai sekarang, aku pamit." ucap Naruto sebelum pergi dari kediaman Uchiha.

~~~~~~No Ferb~~~~~~~

"Astaga, aku bisa gila jika seperti ini."

Sejak perjalanan dari kantor kakaknya menuju ke kampus Sasuke tidak bisa berhenti mengumpat.

Kesal? Oh tentu saja, ditambah ucapan kakak dan ayahnya yang sepertinya ingin sekali membuatnya menderita. Saat sampai di kantor kakaknya dengan bertujuan ingin mengadu dan meminta kakaknya untuk membantu dia membujuk ibunya agar dia tidak perlu menikah dengan si pirang itu, dia malah mendapati ayah dan kakanya yang sepertinya sudah menunggunya. Seakan mereka sudah menebak jika Sasuke pasti datang pada Itachi untuk meminta bantuan. Harapan tinggalah harapan, bukannya bantuan yang didapat tapi ancaman dari ayahnya yang diterima oleh Sasuke.

Fugaku, ayah Sasuke mengancam akan menyita seluruh fasilitas yang Sasuke punya jika Sasuke tidak mau menikah dengan laki-laki pirang itu dan diperparah dengan kakanya yang sepertinya, ah bukan sepertinya tapi memang sangat mendukung keputusan ayahnya. Astaga, dia bisa gila jika seperti ini.

Sebernya apa yang orang tua dan kakaknya mau? Kenapa mereka seperti sangat menganggungkan janji yang katanya telah dibuat dengan orangtua si pirang itu.

Flashback kantor Itachi

"Tapi ayah, Aku masih kuliah dan umurku baru dua puluh tahun ayah, kenapa bukan Itachi saja yang menikah duluan kenapa harus aku?"

"Jika kau tidak mau menikah dengan Naruto. Ayah akan menyita semua fasilitas yang kau punya saat ini. SEMUANYA."

"Tapi ayah, aku belum mau menikah apalagi terlebih dia seorang pria dan aku sama sekali tidak mengenalnya.

"Oh.. dan Kau akan menikah dua bulan lagi, itu keputusan yang telah aku buat." Bukannya mendengar ucapan Sasuke, tapi jawaban yang diberikan Fugaku kepada Sasuke dan cukup membuat Sasuke shock seketika.

"tapi ayah..."

"Kau akan menikah bulan depan." Bahkan Sasuke belum selesai bicara, bukannya mendapat setidaknya keringanan tapi malah keburukan yang diterimanya- itu menurut Sasuke.

"AYAH..."

"Ah tidak, kau kan menikah dua minggu lagi."

"Sudahlah Sasuke, sebaiknya kau berhenti bicara. Jika kau masih bicara lagi ayah pasti akan mempercepat pernikahanmu lagi." Potong Itachi saat melihat Sasuke ingin membuka mulutnya lagi dan bisa dipastikan kata-kata yang keluar dari mulut Sasuke sama sekali tidak berguna untuk mempengaruhi keputusan ayahnya.

Dipikir tidak ada gunanya dia berbicara lagi, dengan kesal Sasuke keluar dari ruangan Itachi tanpa berpamitan dan tidak lupa bantingan pintu yang cukup keras.

"Semoga pintuku tidak rusak." Ucap Itachi sambil menarik napas lelah melihat kelakukaan adik semata wayangnya.

KILAS OFF

"SIALLL..." kesalnya sambil memukul stir mobilnya.

"Tapi berapa usia si pirang itu? Dia kelihatan sepertia anak SMA." Oh... spertinya ada yang salah sangka disini.

"Untuk apa aku harus mencari tahu usia si pirang itu. Itu sama sekali bukan urusanku." Astaga, sepertinya Sasuke benar-benar akan menjadi gila.

"Aku butuh bersenag-senang." Kata-kata itu keluar seiringan dengan seringai yang bermain dibibir Sasuke.

~~~~~~~~~~~~~NO ferb~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Astaga, di mana anak itu?." Saat ini di ruang tamu Mikoto sedang menunggu dengan gelisah, Sasuke anak bungsunya belum juga pulang padahal jam sudah menunjukan pukul 2 pagi. Dengan gelisah Mikoto mencoba menghungi Sasuke yang untuk kesekian kalinya, tapi sama seperti sebelumnya Sasuke sama sekali tidak mengangkat telponnya. Astaga, anaknya ini benar-benar membuat nyonya Uchiha pusing sepusing pusinya.

"Sudahlah bu, Sasuke sudah dewasa dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Mungkin sekarang dia sedang bersama dengan teman-temannya. Dia sudah semester lima pasti banyak tugas yang dia punya." Itachi berusaha membuat ibunya tenang, Itachi takut ibunya jatuh sakit karena terlalu banyak pikiran.

"Tapi ini sudah hampir jam tiga pagi Itachi, sebaiknya kau mencarinya Itachi." Putus Mikoto sambil memerintah Itachi.

"Baiklah bu, ibu sebaiknya istirahat sekarang. Ayah sedang ke luar kota jadi ibu harus menjaga kesehatan." Bujuk Itachi

"Baiklah, kau carilah Sasuke dan hubungi ibu jika kau sudah menemukannya."

"baik bu."

~~~~~~~~~~~~~~~~~NoPE~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sementara itu di bar konoha. Bar tiga lantai ini sangat terkenal di Konoha, dengan keamanan dan Privasi terbaik membuat bar ini menjadi bar favorit di Kota Konoha, di lantai satu terdapat lima buah meja bar sepanjang 2 meter, dan sebuah hal yang cukup besar. Di lantai dua terdapat ruang VIP, dari ruang ini penggunjung dapat melihat langsung hall yang terdapat dilantai satu. Sedangkan dilantai tiga terdapat beberapa kamar yang di sewakan untuk pengunjung.

Dan disalah satu meja bar yang terdapat di lantai satu ada seseorang yang sedari tadi ditunggu oleh Nyonya Uchiha dirumah.

"Hei Sasuke! Kau sudah mabuk. Berhentilah minum." Entah Sudah berapa kali Suigetsu mencoba menghentikan Sasuke, tapi bukannya mendengar, Sasuke malah makin menambah minumannya.

"Hei Sasuke! Hahh... yah terserahlah." Lelah, Suigetsu meninggalkan Sasuke dan menuju ke hall untuk ikut bersenang-senang dengan wanita-wanita panggilan yang sedari tadi menggodanya dan Sasuke.

Sasuke belum sepenuhnya mabuk, ia hanya malas membalas ucapan Suigetsu. Sasuke tidak akan mabuk semudah itu hanya dengan beberapa botol alkohol walaupun sejujurnya Sasuke tidak terlalu suka mabuk. Sasuke sedang dilanda Stress, dia belum mau menikah bahkan kakaknya saja yang sudah memiliki tunangan belum menikah kenapa dia harus melakukannya duluan, dia tidak ingin memiliki ikatan dengan siapapun, dia masih ingin bersenang-senang. Itulah alasan Sasuke kenapa dia tidak pernah punya pacaran karena dia tidak ingin terikat dengan seseorang. Makanya dia lebih memilih melakukan One Night Stand atau sekedar bermain-main dengan wanita.

"Hai tampan, sendirian?" Ucap seorang wanita dengan nada menggoda sambil duduk menyilngkan kakinya di samping Sasuke.

Sasuke membalikan pandangannya untuk melihat wanita yang sepertinya mencoba menggodanya. Menurutnya wanita itu cukup cantik dan sexy. Dengan mini skrits yang memeluk sempurnah tubunya memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya, dipadukan dengan kulit yang putih dan mulus, bibir yang dipoles dengan lipstick merah terang, cukup sensual menurutnya.

"Aku karin, siapa namamu tampan." Merasa melihat sedikit ketertarikan dimata Sasuke, Karin semakin gencar menggodanya, Karin tidak mungkin melewatkan kesempatan untuk bisa setidaknya melakukan One Night Stand dengan pria setampan Sasuke.

"Sasuke, apa yang kau punya?"

"apa maksudmu tampan."

'uhhh, sangat sexy' itu yang pikiran Karin saat ini, dia suka Pria macam Sasuke. To the point dan langsung dapat menebak hanya dari gerak-geriknya.'

"Kau pasti tau maksudku." Hanya dengan seringai yang ditunjukan Sasuke cukup membuat Karin merasa bergairah. Karin benar-benar menyukai Sasuke. Dia sudah tidak sabar.

"Aku memiliki yang pasti kau inginkan" dengan gerakan yang cukup sensual menggunakan jari telunjuknya Karin menulusuri setiap lekuk tubuhnya. Mulai dari paha menuju ke payudaranya yang cukup padat dan terakhir menuju bibirnya dan dengan sedikit menggigit jarinya.

"Dan yang lebih penting, aku tidak butuh keterikatan." Bujuk karin sensual dan meyakinkan

'Cukup menggoda, sepertinya bisa kujadikan pelampiasan untuk malam ini.'

"Baiklah, lantai atas." Putus Sasuke, saat akan berdiri Sasuke merasa ada seseorang yang menabraknya.

"Uchiha-san."

TBC...

mohon Kritik dan saran yang membangun Minna-san :)