FUCKING ALERT

ALERT RED RED SIGN

PERHATIAN ANAK MANUSIA

Perhatikan belakang anda, samping kiri, dan kanan, chapter ini tidak aman dibaca di tempat umum. Kontrol raut wajah kalian ketika membaca di tempat umum. Lebih baik dilihat makhluk tidak terlihat daripada tertangkap basah oleh figur otoriter dan mempermalukan diri

DIBAWAH 18 TAHUN... emm mau ngusir tapi ntar ga laku fenfik gua?

JADI BACA AJALAH TAPI JANGAN BILANG MAMA/PAPAH/AKI/NENEK/

MAAF KAN KAK DAUN YA TUHAN.

A : aneh ga kalau gua buat Jaehyun submissive gitu ?

B : ofc not. He born to be bottom bitch

A : *chokes*


Hari sudah gelap. Langit tidak hitam mencekam karena banyaknya lampu di kota yang menerangi malam. Johnny baru saja keluar dari mobilnya. Dia kemudian membuka pintu belakang mobilnya dan mengeluarkan setumpuk barang yang bahkan lelaki besar 183cm ini susah membawanya. Dua bucket berbentuk hati yang berisi Ferrero Rocher., Pizza dari kedai pizza handmade yang bukan berbentuk lingkaran tapi berbentuk hati, satu set aromatheraphy. satu kantong plastik besar berisi honey butter chips. sepaket handcream berbagai aroma dan yang terakhir satu gulung kertas besar yang entah apa isinya. Tidak ada bunga karena itu adalah trauma untuk Jaehyun. Johnny menarik napas panjang.

"You can do it you can do it, Johnny. Piggy I love you so much.I am sorry my love"Johnny bergumam sendiri dan merasa seperti dia baru pertama kali memanjat eh mengunjungi rumah Jaehyun. Dia gugup sekali karena Doyoung menakut-nakutinya Jaehyun tidak akan memaafkaannya dan dia akan lari dengan laki-laki lain. Johnny yang sudah punya pengalaman pahit tentang itu di masa lalu (ehem Taeyong) jadi takut sendiri.

Johnny memencet nomor kode pintu. Suasana didalam terasa sunyi, apa Jaehyun belum pulang? Rasanya sudah terlalu larut. Johnny pulang selarut ini karena chef salah membuat pizza dan memberinya pizza biasa. Padahal dia sudah bayar 2 kali lipat agar itu berbentuk hati menuruti saran dari Doyoung. Johnny hendak berteriak memanggil tapi seketika tangan besarnya hampir menjatuhkan seluruh barang bawaan. Aroma manis familiar yang masuk dalam penciuman menampar wajah dan akal sehatnya. Jika ditanya pada beberapa orang , seperti apa baunya maka akan bilang seperti Red Velvet termanis yang pernah ada. Hanya jika ditanya Seperti apa efeknya pada Johnny Seo maka manisnya seperti sari bunga untuk kupu-kupu. Anyir darah bagi hiu yang kelaparan. Daging segar untuk sekawanan hyena. Heroin untuk para pecandu obat terlarang. Apapun yang menggoda dan membuat gila lepas kendali. Menarik diri untuk segera mendapatkannya.

"Jay! Jaehyun holyshit babe." Johnny berlari di dalam rumahnya. Insting yang menuntunnya. Dia membuka kamar demi kamar. Bukan di ruang tengah, di dapur, di kamar tidur. Kamar tamu, balkon, perpustakaan.

"Jaehyun, Oh God." Johnny berakhir di kamar tambahan tidak terpakai. Kamar ini kosong. Tadinya ingin dipakai Jaehyun untuk apa Johnny tidak tau, yang jelas kamar itu tidak menyala lampunya. Pintu terbuka sedikit. Johnny membuka pintu, membiarkan lampu luar menerangi kamar itu. Terlihatlah seorang terbaring di lantai. Kaki polos putih pucat, panjang, tidak terlalu ramping karena lekuk betis dan paha yang dibalut otot maskulin. Pantat yang Melengkung seperti melon pucat, tapi sepertinya tekstur empuk seperti pao besar. Bergerak-gerak menggoda birahi Johnny untuk menggerayangi dan meremas pantat itu. Otot tangan Jaehyun yang merenggang dan menguat seiring pergerakan tangan yang konstan semakin cepat. Tubuh tegap dengan lekuk perut kotak memudar, dan dua buah dada yang cukup montok jika dibanding dengan manusia bergender laki-laki lain. Putih tapi kemerahan oleh panasnya darah mengalir. Licin mengkilat oleh keringat yang membasahi. Seluruh tubuhnya. Seksi. Sensual. Sempuna. Tidak, belum jika saja wajah itu tidak sembunyi dibalik sehelai baju, rambut kepirangan bergerak kesana kemari. Baju itu adalah hampir sewarna kulit orang itu. Putih polos dengan sedikit aksen hitam. Merinding dan meletup hati dan nafsu Johnny melihat orang itu menciumi baju itu dengan gila. Seperti menghirup serakah pada helaian kain itu seakan aroma baju itu adalah pengganti oksigen. Sensasi gila dirasa Johnny Seo, melihat suaminya yang chic elegan, sekarang sedang menghujam Dildo kedalam lubang pantatnya sendiri sambil menciumi baju tidurnya seperti seorang camboy binal yang sedang melakukan solo porn sendiri.

"Johnny...Angh... John...nyh.. Ah..." Jaehyun mengangkat kepalanya. Bibir manisnya terbuka dan tertutup. Keluar desahan desperate yang bagi Johnny entah kenapa berkali-kali lebih kotor dari biasanya. Terangsang tapi timbul rasa iba kasihan. Seharusnya Johnny tidak membiarkan suaminya sendiri melakukan hal seperti ini ketika heat. Bukan karena dia menjudge jelek orang yang senang menyentuh tubuh sendiri, tapi dia tidak tau apa Jaehyun adalah tipe orang seperti itu atau dia melakukannya terpaksa karena kealfaan Johnny.

"Babe, I am sorry. Jaehyun aku disini." Tangan besar Johnny menyentuh kepala Jaehyun. Lembut penuh sayang. Perhatian Jaehyun teralihkan, matanya membulat kaget, dia terlihat malu.

"Johnny?" Terdeteksi kelegaan dari nada bicaranya hanya saja mata cokelat gelap itu seperti tertutup kabut tidak sepenuhnya sadar. Orang yang dipanggil kemudian membalik tubuhnya. Mendekapnya dalam pelukan. Dibiarkan wajah tampan itu menempel pada lehernya. Agar dapat berkurang sedikit penderitaan Jaehyun. Membiarkan lelaki pirang itu lebih tenang. Haruslah dia mencium aroma tubuh mate nya,

Hidung dan bibir itu menggelitik leher jenjang Johnny, semakin menyalakan nafsu dan kerasnya organ bawahnya. Johnny melepas pelukannya, terlihat Jaehyun enggan melepas dan meminta kontak tubuh kembali tapi Johnny sudah memposisikan tubuhnya dan meraih sesuatu dengan tangan panjangnya.

"AKKHH...Oh.. fuck...OHH." Mata Jaehyun membelalak dan mulutnya terbuka dan helaaan napas dan desahan berebut keluar . Tempo yang berbeda, sensasinya juga, ketika yang menggerakkan dildonya bukan tangannya sendiri, melainkan mate nya. Tangan Johnny adalah kuat, berpengalaman. Mata Johnny berkilat melihat wajah tidak berdaya yang menggeleng sedikit kekiri dan kekanan.

"I'll cum...euh... EUNGHH" Sperma menyembur, menambah kebasahan penis kemerahan Jaehyun. Dia cum tanpa disentuh entah sudah kali keberapa ini. Dia belum selesai, dia akan menegang lagi. Masih panjang perjalanan malam ini. Johnny menusuk dalam sex toy itu menambah efek pada tubuh menggeliat Jaehyun. Seketika lemas tubuh polos itu. Johnny mengambil cepat benda panjang yang ukuran kurang lebih sama dengan penisnya itu sampai memberikan efek suara 'pop' dan becek karena keluar dari lubang pantat Jaehyun. Membuat wajah Jae menyerngit.

"Aku tidak tau kau punya yang seperti ini. Apa kau tidak membutuhkanku lagi sekarang?" Johnny tau benar jawabannya, tetapi jiwa gelap terdalamnya ingin menggoda kesucian Jaehyun.

"NO... I want you please...Johnny." Satu lengan Jaehyun mencengkram erat tangan Johnny, Terlihat kepanikan di matanya.

"You want me to what."

"FUCK ME, fuck me with your big fat cock. Fuck me to death." Mata cokelat gelap yang telah melebar pupilnya dan penuh dengan nafsu menatap langsung pada Johnny.

Salah satu hal yang disukai Johnny dari heat Jaehyun adalah dia pandai dalam membalas dirty talk Johnny. Mulut yang biasanya menyanyi lagu gospel, berkomentar mengenai keadaan politik korea atau makan seperti babi kecil itu akan berubah seratus delapan puluh derajat. Terlalu kotor untuk wajah 'malaikatnya'.

"Why you leave me like this honey. You can punch me but not like this. I need this so much. You make me lost my sanity."

Johnny hanya membiarkan Jaehyun yang menyeracau dan bergerak maju naik ke atas pangkuannya. Meremas pada rambutnya. Terasa berat badan yang bertumpu pada pinggangnya bergerak gerak seiring pergerakan pinggul Jaehyun yang menggosokkan kemaluan polosnya pada celana jeans Johnny yang sudah ada gundukan sedikit.

"Babe, you wet my jeans." Maksud Johnny adalah secara literal karena memang rembesan cairan dari pantat dan penis Jaehyun membuat celananya basah. Johnny bukan tipe sekali pakai cuci.

"I am wet for two days where are you? Kau tidak mencintaiku lagi ? Kau bosan denganku? Kau tega, aku tersiksa." Jaehyun membawa tangan besar Johnny untuk menggerayangi tubuh polos pucat miliknya. Jaehyun menciumi wajah Johnny. Semuanya kecuali bibirnya. Berusaha menggodanya masuk dalam pesonanya.

"I love you so much.. I am really sorry..fuck Jay." Sebelah tangan Johnny terus meraba dan remas. Sedangkan yang satunya memegang kepala Jaehyun. Basah, hangat dan geli. Jaehyun menciumi dan menjilati telinganya. Johnny dapat merasa jemari Jaehyun yang membuka satu persatu kancing kemejanya. Terasa geli ketika ujung jarinya menyapu tubuh polosnya.

Johnny rasa sudah saatnya langsung pada acara inti. Jaehyun mungkin berkisar enam puluh sekian kilo , tapi Johnny berdiri dengan mudah, dengan Jaehyun dalam gendongan yang terus menciumi pundak dan leher jenjangnya . Kaki panjang Jaehyun yang berkait di punggung Johnny sudah tidak ada jarak diantara tubuh mereka. Menyisakan sikap gentleman dengan melakukannya tidak di lantai kamar tidak terpakai ini. Johnny berjalan keluar kamar itu, menuju kamar tidur mereka. Sebelum sampai di kamar tidur dia sudah berhenti.

"Aku ingin disana." Jaehyun menunjuk dinding yang berada di lorong dari pintu masuk apartemennya.

Johnny hanya diam. Dia tidak mengerti sentimen Jaehyun yang suka sekali spot itu. Setelah kamar mereka.

"Jika ada orang asing masuk kesini saat lubang pantatku berkedut gila seperti tadi, aku tidak akan menolak apapun yang akan dia lakukan padaku karena kau lebih memilih tidur di tempat lain." Kaki Jaehyun menyentuh lantai. Dia menarik tangan Johnny.

Terlihat naik satu alis Johnny dan napasnya yang tidak normal. Membayangkan Jaehyun mendesah untuk seorang pervert asing. Jaehyun hanya miliknya. Tidak akan dia biarkan orang lain menyentuhnya. Tidak mau dibayangkan suami polosnya yang menggila dibawah kungkungan orang selain dirinya. Johnny tidak mengerti maksud Jaehyun berkata seperti itu. Emosi Johnny seketika naik. Tetapi dia berusaha tenang menahan gejolak amarah Alpha nya. Bagaimanapun dia pulang untuk meminta maaf pada Jaehyun.

"Muka Rowoonie Hyung aneh tadi saat mengantarku pulang sampai apartemen." Suara rendah, tapi lembut selembut sutra. Jaehyun menatap mata cokelat terang yang siap terbakar.

"JAEHYUN." Johnny mendorong tubuh Jaehyun sampai kepalanya membentur dinding terlalu keras. Menempelkan tubuhnya terlalu dekat. Jaehyun terlalu berbahaya bermain dengan kesabaran Johnny. Semua yang keluar dari mulutnya bukan membuat Johnny bahagia malah marah.

"Apa maksudmu heh? stop talking nonsense. " Dada Johnny naik turun. Mata membelalak lebar. Dia tau benar Rowoon sahabatnya tidak mungkin mengkhianatinya. Rowoon yang selalu ada untuknya ketika dia hancur. Menjemputnya, memasak untuknya, menemaninya ke club malam untuk mencari kesenangan sesaaat meski itu sama sekali bukan sifat sahabatnya itu.

"Aww.." Jaehyun menutup matanya. Kesakitan karena kepala belakangnya terbentur.

Terbersit rasa kasihan di benak Johnny melihatnya. Sudahlah, mungkin Jaehyun mengigau karena dia heat tidak sepenuhnya sadar. Johnny mencium surai pirang itu, ingin menghirup aroma manis yang paling dia sukai di dunia ini. Tetapi tidak hanya aroma tubuh Jaehyun yang dia rasakan.

'What' Selama beberapa detik mata ketakutan Jaehyun dan mata besar Johnny yang membelalak kaget mengerikan beradu.

"ARGHHH"

"BITCH"Teriak Johnny dengan Alpha Voice nya sambil menjambak rambut halus itu dengan keras ke belakang.

Bergetar seluruh tubuh Jaehyun. Hanya leher putih mulusnya yang terlihat jelas karena kepalanya ditarik ke belakang. Demi Bapa di Surga Johnny tidak pernah sekasar ini padanya, dia takut. Jantungnya bertalu-talu karena pompaaan darah yang cepat.

" ONLY ONE DAY AND YOU BITCHING AROUND. " Johnny dapat mengenal jelas aroma maskulin homie yang ada di kepala Jaehyun itu adalah milik sahabatnya Rowoon. Jaehyun sudah disentuh oleh nya. Johnny snap. Sungguh rasanya seluruh tubuhnya panas terbakar amarah. Diputarnya badan Jaehyun dan didorong punggungnya hingga dia berdiri membungkuk dengan pantat yang menungging, tangan Jaehyun bertummpu pada tembok.

"Kenapa kau diam hah ? Katakan sesuatu! You fuckin bitch holyshit. Aku pulang berniat untuk mencium kakimu dan ini yang kudapat?" Johnny melebarkan jarak antara kedua kaki Jaehyun. Dipastikan Johnny Seo tidak akan lembut dan romantis seperti malam malam yang lain.

'Speak Jaehyun.' Perintah suara penuh otoriter. Berada di atas menodong berbahaya. Pemilik, tuan yang memerintah budaknya. Seperti itu rasanya bagi Jaehyun mendengar Alpha Voice Johnny yang sifatnya adalah amarah.

Diam. Tidak menurut. Jaehyun hanya bernapas cepat. Johnny hanya dapat melihat otot punggungnya yang bergerak-gerak karena napas ketakutan.

'Speak or I will fuck you like how I fuck a dirty bitch' . Hilang semua image malaikat Jaehyun untuk Johnny Seo. Wajah malu-malu , sentuhan manjanya. Apa yang ada di kepalanya hanyalah seorang omega jalang yang menggoda sahabatnya sendiri ketika heat. Dia memang akan memberi perhitungan pada Rowoon , tapi Johnny tau benar kontrol luar biasa sahabatnya itu.

"Lakukan. Lakukan apapun yang kau mau." Serak , Jaehyun berkata lirih dan tangannya mengepal erat tetap menempel di dinding.

'PLAKK'

Menggema hampir satu ruangan besar. Kontak keras tangan besar Johnny dan pantat sintal Jaehyun. Bukan telapak tangan tapi menggunakan punggung tangannya.

'PLAKK' 'PLAKK'

Dua kali, dua tangan berbeda membabi buta. Keras semakin keras. Ini bukan permainan yang disetujui dua pihak. Ini adalah hukuman.

Jaehyun hanya meringis. Berusaha mengigit bibirnya. Sakit sekali. Dia bukan penggemar sex yang seperti ini. Dia suka ketika Johnny mengelus pantatnya sayang. Jemarinya menggelitik menggodanya. Mencium bermain dengan pipi pantatnya.

'PLAK' 'PLAK' 'PLAK'

Johnny sudah gelap mata. Dia tidak suka didiamkan begini. Suara tamparan dan teriakan kesakitan tertahan Jaehyun beradu. Entah sudah dua puluh, tiga puluh kali. Tangannya kemerahan tapi tidak semerah pantat putih pucat yang sepertinya semua darah menguak keluar.

"Hiks...auw..hiks" Sedikit sesenggukan yang akhirnya keluar. Perih terbakar pantatnya dengan tenaga luar biasa kasar. Sakit hatinya karena orang yang menyayanginya, yang paling dia sayang melakukannya seperti tanpa kasihan. Lelaki juga bisa sakit, apalagi omega hatinya lembut.

Jaehyun merinding mendengar suara gemericing kecil ikat pinggang dan ritsleting yang dibuka. Johnny melepaskan dan melempar celana jeans nya. Menurunkan wifebeater dan sedikit mendorong Jaehyun, membuka dua pipi pantatnya. Jaehyun hanya berdoa untuk keselamatannya setelah ini karena dia saja bisa merasakan aura Alpha Johnny yang sangat marah.

"ARRGHHHH" Berteriak tetap merdu tapi tersiksa. Jaehyun mengangkat kepalanya seiring jambakan keras. Itu bukan penetrasi. Tapi tikaman menusuk langsung dalam sekali. Kemaluan menegang yang ukurannya dia paham benar, bisa membuat nikmat atau justru menyakiti tidak terkira.

Suara tamparan kulit antara selangkangan dan pantat Jaehyun terdengar jelas. Pinggul Johnny maju mundur brutal mendorong badan Jaehyun yang nyaris terpental jika tidak ada tembok penahan. Punggung Jaehyun melengkung kesakitan. Satu tangan Johnny mencengkram pinggang dan satu lagi menarik rambutnya kasar.

"Ahhh... eungg Ahh ... ahh...Aw.. hah..." Suara desahan keluar dari mulut basah berliur Jaehyun. Sakit, tapi sensasi bergesekan antara rectum dan otot penis Johnny sungguh gila. Dia heat bagaimanapun sesakit apapun sentuhan seperti ini dia butuhkan.

Tidak ada ciuman panjang romantis di bibirnya. Tidak ada kecupan sayang di pipi leher dan punggungnnya. Tidak ada belaian kasih. Di rambut dan seluruh tubuhnya. Tidak ada cium penuh pemujaan di tangan dan kakinya. Jaehyun baru malam ini merasa seakan di perlakukan bukan seperti suami yang dikasihi, tapi hanya sebagai lubang ketat, objek nafsu yang tidak ada harganya. Air matanya mengalir membasahi tembok karena pipinya sudah menempel keras dengan tembok itu. Terlalu kejam, terlalu panas dan perih, tapi jangan salahkan tubuhnya yang memang alami sedang sensitif di sentuh. Rasanya selangkangannya menegang.

"AHH...ahh, Honey... ohh..I'll cum" Setidaknya meski setengah gila Jaehyun masih meminta izin pada mate nya. Sungguh sebenarnya bahkan prostatnya belum benar benar tersentuh dengan pas. Ketika Jaehyun menggeser sedikit pantatnya dan Johnny menarik rambutnya kelewat kuat. Dia sengaja agar Jaehyun tidak dapat kepuasan seutuhnya tapi kesakitan yang merangsang.

"Oh Youngho.. please.." Kepanikan menyerang. Jaehyun dapat merasa Johnny menggenggam penisnya terlalu keras dan mencubit keras ujung kemaluannya.. Menahan jalan keluar. Tidak, ini terlalu kejam.

"Not before me," Johnny mempercepat tempo tusukkan pada lubang pantat yang mengetat menjerat meminjat penisnya dengan gila. Suara kecipak karena basahnya akibat self lubricant dan gesekan penis menegang kemerahan membuat ruangan semakin panas.

Panas, semua darah berkumpul satu pada bagian bawah Jaehyun. Pusing kepalanya seperti tidak bisa berpikir. Dia hanya ingin keluar. Hanya ingin itu. Tangannya menggengam keras lengan Johnny di belakangnya meminta kasihan.

"EUNGHH..HIKSS..WAH...PLEASE... TOLONG...HIKS...HONEY AKHHH" Teriakan jika bisa melolong meminta. Jaehyun sudah berada diujung kewarasannya.

Tidak. Tidak sedikitpun merenggang cengkraman kuat pada benda panjang besar keras kemerahan diantara dua kaki Jaehyun. Johnny menarik berdiri tubuh Jaehyun yang merunduk menungging tadi, mendorongnya sampai menempel pada tembok sebagian tubuh atasnya dan menekan dalam tusukan pada rectum berkedut gila Jaehyun. Tubuh pucat itu bergerak-gerak seperti kejang kecil terkena strum. Ereksi kering tidaklah nyaman. Sepertinya sudah melemas tak sanggup lagi untuk berdiri kaki panjang menopang. Johnny masih keras dan belum ada tanda tanda akan sampai. Dia membalik tubuh tegap Jaehyun yang melemas. Membuat punggung Jaehyun merasakan sensasi dingin dinding. Mendorongnya dengan segenap kekuatan. Mengangkat tubuh Jaehyun dengan tumpuan tembok dan meletakkan satu kaki panjang itu ke bahunya. Menahan beban bawah tubuh dengan tetap menghujam anal Jaehyun dengan kepayahan. Jaehyun memang lentur. Hanya saja hari ini sakit, terlalu kasar Johnny memperlakukannya. Tangan yang memegang tubuhnya tidak nyaman, tapi dingin.

Mau tidak mau posisi ini membuat mereka beradu pandang. Di tengah erangan, desahan sakit yang nikmat. Mata chesnut Jaehyun seolah berbicara mewakili tubuh yang lelah kesakitan. Air matanya mengalir dengan hidung yang merah. Tidak, bukan benci, Jaehyun menatap mata cokelat madu Johnny dengan sayang sambil tersenyum menahan sakit. Lesung pipinya jelas terbentuk manis hanya saja basah oleh buliran keringat dan air mata.

Johnny terhenyak. Tersadar dari amarah dan birahi nafsu. Senyum itu adalah cinta pertamanya. Tujuan utama hidupnya sampai mati mempertahankan senyum itu berada di sampingnya selalu. Jung Jaehyun yang sekarang memilih menjadi Seo Jaehyun. teman, kekasih, suami tercinta, harta paling berharganya yang dia jaga tidak boleh ada yang menyakitinya. Murni hatinya, tubuh yang baginya selalu suci meski berkali Johnny menyentuhnya. Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Menghancurkan perasaan dan tubuh pujaan hatinya, orang yang menerima diri Johnny bagaimanapun apa adanya.

'Johnny suamiku jangan menangis.' Terdengar jelas dipikiran Johnny langsung menekan dadanya. Suara lirih Jaehyun lembut penuh pemujaan tanpa sedikitpun benci. Memang susah tapi jika sudah dalam satu ikatan maka berbicara dalam pikiran antar mate itu adalah memungkinkan.

Tidak terasa bulir air mata sudah menetes dari kedua mata Johnny. Meluncur bersama timbulnya kesadaran dari dirinya yang sebenarnya. Johnny tanpa 'status'nya adalah lembut. Tidak bisa melihat orang yang dia cintai menderita apalagi karena perlakuannya.

Bibir Jaehyun memang sedikit kering karena kebiasaan terlalu sering memakai handcream tapi lupa memakai pelembab bibir. Meski begitu dari semua wanita dan lelaki yang pernah Johnny rasakan, bibir Jaehyun adalah lembut kenyal membuat dia ingin lagi dan lagi. Mengecupnya, menghisap, menjilatinya, menyentuhnya, menyapukan bibir itu pada organ intimnya, semuanya semuanya bahkan memperhatikan bibir itu bergerak gerak berbicara adalah sesuatu kesenangan tersendiri.

Johnny sekarang memilih untuk mencium dan menyesap bibir itu. Menyalurkan kasih sayang dan obsesinya pada kempemilikannya. Pada mate nya kekasih hidupnya sampai mati nanti. Lembut dan basah. Kegelian lidah bermain. Seakan menghisap habis nyawanya, Johnny merasa bersyukur. Jaehyun yang telah dia kasari masih membalas ciumannya. Bahkan lebih liar lebih desperate, seakan ingin menyampaikan pesan yang tidak bisa diucapkan. Bukan oksigen yang dia butuhkan hanya deru napas Jaehyun yang membuat Johnny semakin hidup. Suara kecapan basah pertukaran dan liur yang diam diam meluncur keluar dari sudut bibir. Tetapi yang dapat didengar oleh kedua lelaki yang bercumbu itu adalah detak jantung seirama masing masing. Rangkulan Jaehyun pada leher, bahu kokoh suaminya dan pelukan erat kakinya. Mereka terus berciuman dan kaki Johnny melangkah otomatis, sudah hapal dengan dimana kamar tidurnya. Dia menggendong Jaehyun untuk pindah. Tidak ingin bercinta dengan Jaehyun disana dengan cara seperti itu lagi. Dia ingin menidurkan Jaehyun di kasur empuk. Memanjakan tubuhnya sana sini.

Johnny menidurkan Jaehyun dengan sangat lembut. Jaehyun melenguh sedikit karena kosongnya lubang pantatnya oleh kemaluan suaminya untuk sebentar. Diusapnya poni kepirangan dan dikecupnya kening dengan sayang. Digitnya pelan ujung hidung itu sampai suaminya sedikit sakit tapi tertawa geli. Asin ketika diciumnya pipi untuk mengusap air mata yang masih tersisa. Membisikkan kata maaf dan cinta pada telinga lucu itu. Anggukan kecil dan tarikan pada rambut belakang Johnny. Dilanjutkan dengan ciuman dan hisapan Jaehyun pada bibir suaminya. Johnny terus berusaha mendominasi, mengimbangi nafsu Jaehyun yang menggila. Ciuman terbuka dengan lidah yang bergerak liar. Tanga besar Johnny bergerak menngerayangi meremas puting susu menegang Jaehyun dengan keras. Memainkannya dengan jarinya memberikan efek sehingga ciuman Jaehyun sedikit berbeda. Demi menjaga oksigen untuk bernapas Johnny melepaskan ciumannya. Setelah menatap bibir kemerahan Jaehyun dia turun pada leher gempal itu. Dia berusaha hanya menghisap kecil dan tidak menggigitnya. Dijilati leher dan jakunnya turun sampai pada tulang selangkanya. Ciuman keras pada dadanya dan ujung lidah bermain main dengan puting susu itu.

"Unghh.. AHH... Johnny... euhh"

Desahan Jaehyun terdengar jelas. Dia memekik ketika tidak hanya rasa hangat geli pada puting susunya tapi remasan keras pada kedua pipi pantatnya. Wajah Johnny bertumpu lebih keras pada dada Jaehyun, karena dia terus meremas pantat itu dan tangan kirinya sudah mendekati lubang rektum yang sangat basah merembes ke luar. Johnny memasukkan sedikit tangan pada celah pantat itu dan melumuri tangannya dengan pelumas alami yang memang ada saat heat. Kemudian tangan yang sudah berlumuran cairan itu meremas pelan batang setengah tegang milih Jaehyun.

Bermain pada pangkal mahkota penis itu. Menempelkan jarinya pada ujung dan kulit tipis di ujung penis yang memerah. Tidak satu tapi dua tangan memainkan ujung dan mengurut pangkalnya. Tekanan dan kecepatan dan sedikit putaran , berhasil membuat badan Jaehyun mnggeliat kecil kesana kemari. Setelah beberapa saat dilanda kenikmatan, Jaehyun merasa tangan yang mengontrol kenikmatannya itu hilang. Jaehyun mengerti apa yang akan Johnny lakukan saat dia melepas hisapan pada dadanya dan bibirnya menyapu kebawah menuju perutnya.

"No... uh... .Lemme suck my baby." Jaehyun memegang kepala Johnny dan berbicara pada suaminya yang mendongak. Menatap matanya yang sudah di ambang nafsu. Johnny mengerti dan dia kemudian bangkit dan melihat Jaehyun yang juga bangkit dengan peluh mengucur di keningnya. Wajahnya pipinya memerah. Johnny mengecup bibir merah itu sebentar dan dia kemudian duduk di dudukan kasur dengan kaki mengangkang. Dia melihat tubuh gemerlap Jaehyun, ya gemerlap karena terlalu putih pucat dan basah oleh keringat itu menungging menunduk. Pantat sintal yang menggemaskan. Punggung berbentuk yang melengkung indah dengan kepala dengan rambut pirang berada di selangkangannya.

"Owhh shit Jay.." Bersama dengan geraman tertahan keluar dari mulut Johnny Seo. Lembut kenyal dan basah. Jaehyun menggosokkan penis itu dengan manja pada pipinya dan memberi kecupan bertupi tubi pada organ paling sensitif dari seluruh tubuhnya. Hangat napas lembut bibir dan basah lidah Jaehyun pada organ sensitif Johnny. Jilatan sepeti anak kucing pada susu kesukaan. Jilatan pada pangkal, menaikturunkan penis itu dengan lidahnya. Johnny tidak mau membayangkan siapa yang mengajari Jaehyun cara menggoda seperti itu. Pantat Jaehyun bergerak gerak sedikit kekiri kekanan seperti kesenangan, saat jemari panjangnya mulai bermain pada kesayangannya.

"FUCK Ohh." Johnny tersentak saat penisnya hilang masuk dalam rongga hangat. Semakin dalam terus dan sungguh ini mungkin salah satu terdalam dalam tiga tahun pernikahan mereka. Jaehyun gampang muntah tapi sekarang dia memasukkan benda besar itu sampai pangkal tenggorokkannya.

"Hoek eunghh...hmmh"

"babe hati-hati , Oh God."

Johnny khawatir melihat Jaehyun yang sudah mengeluarkan air mata. Hanya saja getaran dan nafas dari tenggorokan pada Jaehyun membuatnya gila. Hanya cinta yang membuatnya tidak memaksa menghentakkan pantatnya untuk menggunakan mulut itu semaunya. Jaehyun menganggukkan kepalanya sedikit dan mulai menggunakan tangannya untuk memompa sisa pangkal penis itu dan memijat buah zakar dengan tangan yang lain.

"OHH..." Jaehyun dengan bibir yang menutupi giginya menghisap naik dan menghentakkan kepalanya kembali dengan cepat, menghujam ujung penis itu pada pangkal tenggorokkannya sendiri dan menghisap memberi efek pijatan dengan bibirnya sepanjang batang kemaluan suaminya. Johnny benar-benar terkejut, suaminya tidak berhenti dan melakukan itu terus menerus membuat rambutnya bergerak gerak dan menimbulkan suara seperti hisapan basah yang sangat erotis. Damn ini gila, tapi dia kawatir dengan Jaehyun.

"Ah..Jay, look at me." Berusaha berbicara ditengah desahannya Johnny mengusap surai pirang itu. Kondisi wajah Jaehyun sekarang sangatlah terlarang. Terlarang untuk orang lain liat, ah tidak jika ada yang membayangkannya saja Johnny akan menghajar habis dia. Bibir yang membengkak merah terus mengurut penis Johnny keluar masuk. Johnny berpikir dia terlihat seperti moomin karakter anak-anak yang disukai oleh Renjun. Mulut besar Jaehyun melebar mengikuti ukuran penis Johnny yang membuat Jaehyun dulu takut sampai berteriak saat malam pertama mereka. Johnny mengagumi kemerahan wajah Jaehyun, tapi saat melihat matanya Johnny dapat merasa bahwa Jaehyun sedang berusaha keras. Memang dengan kabut nafsu tapi seperti berusaha keras bahkan melewati batas kemampuannya sendiri entah untuk apa. Bahkan seperti mata anjing yang meminta sesuatu. Johnny mengelus kepalanya dan memberikan pujian. Memberikan jaminan bahwa yang dilakukan Jaehyun adalah benar dan membuatnya bahagia. Dia dapat melihat mata Jaehyun yang tersenyum dan semakin mempercepat dan memperdalam hisapan dan bahkan mengocok sedikit penis itu dengan mulutnya. Nikmat sekali tidak munafik, tapi melihat Jaehyun yang sampai menangis dan bahkan beringus sedikit begitu membuat Johnny kasihan. Dia ingin menghentikannya bukan karena penisnya yang sudah sepertinya mengeras sekali akan mencapai puncak, tapi kasihan pada Jaehyun yang terlalu memaksakan diri begitu. Johnny bukanlah tipe yang senang melihat pasangannya menangis sampai seperti itu. Jika orang-orang memiliki kesenangan tersendiri mendengar tangis frustasi di saat meraih puncak kegilaan dalam sex, yang Johnny suka adalah mengecup dimanapun agar partnernya dapat mengeluarkan tawa geli bahagia disela-sela proses yang tentu sedikit menyakitkan.

"Cukup Jay my love." Johnny mengelus sedikit telinga Jaehyun dan menyisir rambut Jaehyun dengan jemarinya. Saat ini yang heat adalah Jaehyun dan bukanlah dirinya. Maka yang harus dipuaskan tentu orang yang bersangkutan.

Jaehyun menidurkan dirinya di tempat tidur dan membiarkan Johnny mengambil bantal. Lelaki berambut cokelat gelap itu mengatupkan kedua kaki Jaehyun dan meluruskannya. Dengan tangan di pergelangan kaki Jaehyun dia mendorong perlahan sampai pantat Jaehyun terangkat dan bahkan sampai pria berdimple itu mencium lututnya. Xiexie Johnny sampaikan pada guru Yoga Jaehyun yang membuat suaminya ini hanya tersenyum saja dites begitu. Satu tangan Johnny melepas kaki dan mengambil bantal dan menempatkannya di punggung bawah Jaehyun di dekat pantatnya. Agar ada yang menahan tidak sakit tulang dan tentu agar lebih mudah untuk Johnny juga. Jaehyun menempatkan kedua kakinya di kedua pundak Johnny dan dia menutup matanya menunggu apa yang akan datang.

"Hey, look at me." Jaehyun dapat merasakan tangan Johnny menekan kasur di dekat telinga kiri dan kanannya. Jaehyun membuka matanya, tidak menyangka akan sedekat itu tatapan lembut Johnny padanya. Mata sejajar , seperti dapat melihat pantulan dirinya di mata suaminya.

"Can I?" Meminta izin merendahkan segala kepongkahan dan pride Alpha yang sejatinya adalah pemegang kendali dan pemilik yang di dominasi. Jaehyun selalu saja dilanda badai emosional jika Johnny sudah memperlakukannya seperti itu. Biarlah dikata lemah atau apapun ingin tumpah air matanya, karena tidak ada penghargaan yang lebih tinggi bagi seorang Omega selain matenya meminta izin begitu.

Jaehyun mengangguk dengan mata berkaca , tangannya memegang kuat pada samping pantat Johnny. Jaehyun merasa Johnny mulai mendorong kemaluannya masuk dalam rektumnya. Setengahnya mudah karena Jaehyun sangatlah basah, tapi setengahnya lagi cukup membuat mulut Jaehyun terbuka dan mengeluarkan suara kesakitan pelan. Johnny menahan diri untuk tidak bergerak dan menyesuaikan pantat Jaehyun dengan penisnya.

"Move Hon." Jaehyun memberi kode pada Johnny yang berusaha memberi muka tenang padahal dia tau Johnny sudah tidak tahan.

"Ohh. OWHH.." Bergerak pelan keluar dan menghentakan masuk dengan cukup cepat dan sedikit keras. Satu , dua tiga, berkali kali Johnny memajumundurkan pinggulnya. Merasakan sensasi pijatan pantat Jaehyun yang membuatnya rasanya ingin melayang. Semakin cepat melihat ekspresi muka Jaehyun yang penuh kenikmatan.

"Nggh AH... ah.. so good, so good faster please" Menuruti permintaan sekaligus melepaskan sedikit kebuasan yang di tahan akhirnya Johnny merasa ini adalah lampu hijau untuknya bergerak lebih cepat lagi sampai derit tempat tidur terdengar semakin beringas.

Johnny tidak ingin mematahkan punggung suaminya tapi dia tidak bisa menahan diri menekan dan terus semakin memperdalam kemaluannya dalam tubuh orang yang dia kasihi. Belum sampai...

"JOHNNY! JESUS FUCK! OHH!" Johnny tau suaminya relijius. Terlalu relijius sampai hampir setiap saat Johnny mencapai prostatnya Jaehyun terkadang bergantian menyebut namanya dan Tuhan bergantian. Kebiasaan aneh yang selalu membuat telinga Jaehyun merah jika Johnny mengungkitnya. Tapi ya sudahlah kalau Jaehyun tidak bisa mengontrol dirinya tandanya dia sudah merasa terlalu nikmat bukan.

Per kasur sudah bergerak naik turun suaranya sudah beradu dengan rengekan antara sakit dan nikmat yang keluar dari tubuh pucat yang berlumuran keringat. Jaehyun terus memperhatikan wajah suaminya yang sekarang matanya menutup dan mulutnya mulai menggeram dan berkata kasar. Dia bisa merasakan penis Johnny yang sudah sangat mengeras keluar masuk dalam tubuhnya sepertinya sudah akan sampai. Melihat wajahnya yang seperti itu mengirim sinyal langsung pada kemaluan Jaehyun yang sudah melengkung keras.

"Unghh. AH... John.. I think I will eungh..AHH" Jaehyun rasanya akan keluar lagi. Entah sihir apa yang digunakan suaminya sehingga dia bisa keras dan cepatt keluar terus begini.

"to..together..uhh.. FUCK come on!" Johnny memberikan kecepatan tusukan yang dia paling maksimal lakukan dan dia juga sudah diujung ketahanannya.

"JOHNNY"

"JAY"

Hari ini mereka beruntung. Bersahutan bersama dan mencapai titik kebahagiaan kepuasan dunia bersama. Johnny selalu mengeluh mengenai susahnya berteriak "Jaehyun" ketika dia 'sampai' karena lidahnya berkelit. Yasudah Jaehyun bilang teriakan saja nama panggilan kesayangannya. Tidak masalah. Selama itu adalah dirinya. Selama ketika mencapai kenikmatan itu hanya pantulan dirinya yang Jaehyun lihat di bola mata kecoklatan Johnny. Hanya Jaehyun yang mendengar desahan dan lenguhan Johnny yang tidak akan orang percaya dapat keluar dari orang se cool dia. Membuat Johnny frustasi dan gila , hanya Jaehyunlah yang mampu.

Johnny dapat melihat cairan keputihan yang membasahi tubuh pucat kemerahan Jaehyun yang naik turun. Bahkan sampai ke leher gempal dan dagu Jaehyun. Bahkan tubuhnya juga kena. Menggoda tapi terlalu berantakan.

"Ah.. Ingh..." Jaehyun menutup wajah dengan satu tangannya dan menggeliat sedikit

"Kenapa, babe?" Johnny tersenyum geli dan menarik tangan itu.

"Ge..geli. Kau banyak sekali John." Tidak tau ekspresi kegelian atau bernafsu, mata Jaehyun menatap Johnny gugup.

'Banyak?' Johnny memiringkan kepalanya.

"OH SHIT." Johnny berteriak keras dan refleks melepaskan kemaluannya terlalu cepat dari lubang pantat suaminya. Terlalu kasar sampai kaki Jaehyun kembali rebah ke kasur. Dia melompat mundur.

"Ahh.. aw.. Kenapa John?" Jaehyun yang sedikit sakit terlihat panik. Apa dia sudah melakukan kesalahan.

"Fuck. I forget the condom I come inside you. Oh My, sorry Jaehyun. Bagaimana ini?" Johnny turun dari tempat tidur dan menjambak rambutnya sendiri. Ya ampun ini sungguh gawat. Jaehyun sedang heat terlalu berbahaya. Tingkat kesuburan adalah tinggi. Bodoh dirinya terlalu bernafsu tanpa memikirkan tentang Jaehyun.

Johnny berpikir Jaehyun akan marah padanya. Nyatanya dia hanya duduk dan menatapnya datar. Tangannya bergerak menuju lubang antara ceruk pantatnya sendiri. Mengambil sisa sperma yang berlelehan sehingga menempel di tangannya.

"Holy shit Jaehyun !" Johnny kaget dengan tindakan ekstrim Jaehyun yang menjilati cairan kental berwarna putih bening itu.

"Sekarang kau tidak perlu khawatir. Kau bisa 'keluar' dibagian tubuhku dimana saja aku tidak masalah." Jaehyun menyisir rambutnya sendiri dengan jari tangan.

"Jangan bercanda Jaehyun, ini berbahaya oke." Fuck tidak bohong kata kata ekstrim tadi langsung menaikkan libido Johnny Seo. Heol dia berusaha berpikir lurus dan menahan diri untuk tidak melompat ke atas tubuh suaminya yang seksi dan duduk mengangkang begitu.

"Aku serius John. Kau tidak perlu khawatir. Just do what do you want." Jaehyun tersenyum, tapi tangannya mengepal gugup.

Terlihat kilatan nafsu pada mata berbentuk almond itu. Johnny tertawa pelan dan menarik napas. Dia naik kembali ke atas kasur dan meposisikannya tubuhnya berada di atas Jaehyun. Membuat suaminya harus merendahkan badan sedikit.

"Jangan memancingku oke. How about I fuck you till make you pregnant right now. You want it?" Naik turun napas Johnny memburu. Dia berbisik dengan nada bicara rendah dari biasa pada telinga Jaehyun yang memerah.

"Whatever make you happy." Satu tangan lembut Jaehyun menyentuh leher belakang suaminya. Tidak terbaca emosi dibalik senyumannya yang tidak seperti biasa.

Johnny tidak dapat berpikir lurus dan membaca garis wajah suaminya. Hal yang dia lakukan adalah menyatukan bibir mereka kembali. Mencium dengan penuh nafsu, memperdalam dan menyesap tanpa ampun. Jaehyun hanya mengikuti permainan dan membalas ciuman itu. Teruslah dua anak manusia yang terikat pernikahan itu bercumbu sampai memecah heningnya tengah malam. Tidak memikirkan apapun konsekuensi dan apa yang terjadi sebelum ini. Memuaskan hasrat birahi tanpa mendengarkan teriakan hati kecil mereka yang meminta untuk berhenti sejenak dan berbicara dari hati ke hati

Bersambung...


Maaf kalau jelek tidak sesuai ekspektasi.

btw, hy littlebrxt .. akhirnya ku perawanin Jaehyun dengan tidak elit disini.

FAQQQ

Hy buat jegun dan yuuka/jaehyun's bum . Makasih ya dek, makasih udah ladenin kak daun yg ribut, makasih udah sayang kak daun. Kak daun sayang bgt ama kalian dek. Tobat ya dek masih kecil tobat.

Star , ga review tak report kafe mimpi mu lho

Untuk pembaca yang kukasihi dan sayangi. Jika memberi review kuharap kalian mendapat keberuntungan

Apa tanggapan kalian tentang Kun ?

mengapa Jaehyun bertindak seperti itu?

Masalah apa yang akan muncul ?

kenapa ka daun nanya2 mulu ?

*pembaca ulang, sudah di edit typo nya hehe*