Balas Dendam Haechan

MarkChan / MarkHyuck

.

.

.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ!

BASH CERITA BOLEH, TAPI SAYA TIDAK MENERIMA BASH UNTUK PAIRING!

.

.

.

Happy Reading ^^

.

.

.

.

.

Haechan semakin kebingungan dalam menghadapi tingkah mark yang semakin menjadi-jadi mendekatinya..

Setelah haechan membiarkan dan menerima tingkah mark pada saat di halte bus.. Mark semakin tidak sungkan lagi mendekatinya..

Hah..

Dasar mark sialan!

'Di beri hati malah minta jantung' batin haechan

Oleh sebab itu pula, haechan semakin gencar menjauhi mark..

Haechan kan tidak mau jatuh ke dalam lubang yang sama.. Mencintai mark lagi, sama saja dengan meruntuhkan harga dirinya..

Cih..

Seperti kau sudah move on saja nak ~kkk

.

.

.

.

.

.

"renjun ah.. Apa kau melihat donghyuck?" mark bertanya pada renjun yang tengah memakan makan siangnya di kantin sekolah..

Renjun melirik sebentar kearah mark "ada urusan apa kau dengan donghyuck?" tanyanya sinis

Mark mendesah pelan "ayolahhhh.. Jangan segarang itu jika berbicara denganku.. Lagi pula kukira masalahku dengan si nerd itu sudah selesai"

"berhenti menyebutnya nerd sialan!" bentak renjun

"ok.. Ok.. Aku berhenti! Sekarang beri tahu dimana donghyuck padaku?!" mark akhirnya mengalah.. Percuma juga menghadapi renjun yang sekeras batu ini

"cih.. Kau pikir donghyuck mau padamu hah?" bentak renjun "donghyuck itu masih suci! Masih disegel! Kau kira dia mau pada barang murahan sepertimu yang sudah sering diobral?!" sinisnya

Mark mendengus "c'mon renjun ah.. Sebenarnya ada masalah apa dengan mu!"

"terserah kau lah.."

.

.

.

.

.

.

Haechan berjinjit pelan melihat sekelilingnya..

Hah~

Syukurlah tidak ada mark..

Haechan keluar dari persembunyiannya.. Kemudian berjalan dengan melompat-lompat kecil tanda bahagia..

Lorong sekolahnya sepi, tentu saja karna ini sudah termasuk jam masuk sekolah setelah istirahat.. Namun sepertinya, bidadari kecil kita ini sedang sedikit nakal..

Jika kita bertanya padanya apa yang sedang ia pikirkan.. Ia mungkin akan menjawab

'aku mau bolos.. Akukan tidak pernah bolos..'

Dan jangan lupakan pula bibir mungilnya yang ikut mengerucut lucu..

Aw.. Siapa disini yang mau membawanya pulang .

-0-

Brukkk!

"Aww" pekik haechan tertahan

Merasa ngilu, Haechan meraba pantat sexynya pelan..

"ah.. Maafkan aku.. Apa kau tak apa?" seorang lelaki mengulurkan tangan nya, berusaha membantu haechan berdiri..

Haechan menerima uluran tangan itu..

Lelaki itu sibuk membantu haechan membersihkan pakaiannya..

Haechan memperhatikannya..

Haechan belum pernah melihatnya sebelumnya..

Lelaki itu tidaklah muda.. Tentu saja tak akan termasuk ke dalam siswa baru.. Mungkin usianya setara dengan ayah haechan..

Lelaki itu manis.. Dan anehnya, haechan merasa.. Lelaki itu sedirkit mirip dengannya..

"hei?" lelaki itu mengibaskan lengannya didepan haechan

"kau tak apa?" tanyanya

Haechan mengangguk "aku tak apa.." jawabnya.. Jangan lupakan, senyuman singkat yang haechan sisipkan

"maafkan aku.. Aku sedang terburu-buru..oh ya nak.. Kau sangat manis.. Kau bisa memanggilku apa saja.. Paman.. Atau eomma mungkin?"

"eh?" haechan mengerjab polos

Lelaki itu terkekeh gemas "haha aku bercanda.. Kau sangat mirip dengan ku sih.. Ok, lupakan.. Panggil saja aku paman ok?"

Haechan mengangguk pelan

"em. Aku sedang buru-buru.. Sekali lagi maafkan aku.. Aku permisi" lelaki itu meninggalkan haechan yang memandang punggungnya dengan tatapan yang sulit diartikan..

-0-

"Hey mark!"

Dari persimpangan sana, haechan bisa melihat, paman tadi sedang berpapasan dengan mark..

Mark mengenalnya?

Berarti paman yang tadi itu adalah orang penting.. Apa mungkin itu ayah mark? Tapi kok tidak mirip? Kulit mark itu putih.. Sedangkan kulit paman tadi itu berwarna tan..

Ahh.. Sudahlah..

Itu bukan urusan haechan. Lebih baik sekarang ia pergi..

Bukankah sekarang ini ia sedang menghindari mark kan?

-0-

"eh mark? Kau tidak masuk kelas?"

"paman? Paman sedang apa disini?" mark bertanya bingung

"oh itu.. Mark.. Paman sedang sibuk.. Paman duluan ok? Oh.. Ya, jangan lupa, sering-seringlah main kerumah paman kalau ada waktu.. Paman pergi dulu.. Bye"

Mark memandang heran kepergian sahabat ayahnya itu..

'dasar aneh..'

.

.

.

.

.

.

.

Haechan melamun diatas ayunan yang ada di sebuah taman yang tepat berada disamping sekolahnya..

Haechan masih memikirkan laki-laki itu

Entah kenapa pikiran haechan tak bisa teralihkan darinya setelah pertemuan singkat mereka..

Haechan hanya merasa,

familiar?

Entahlah..

Yang pasti, entah apa alasannya.. Haechan merasa kerinduan membuncah dalam dirinya.. Apalagi melihat punggung sempit itu menjauh. Haechan merasa dadanya diremas erat, entah oleh apa..

Srett

Akh!

Kedua bola mata haechan terbeliak kaget.. Haechan melirik kesampingnya..

Hah..

Orang itu lagi..

Bisakah satu hari saja ia tak usah berjumpa dengan lelaki playboy cap badak ini?

Ok.. Disampingnya sekarang, ada mark yang sedang tersenyum idio.. Dengan dua buah popsicle beku yang nampaknya sangat nikmat..

Dahi haechan mengkerut. Orang gila mana yang memakan popsicle di cuaca hujan?

Oh.. Sepertinya ada satu orang! Dan orang gilanya ada di depan haechan..

"ini untukmu.." mark menjulurkan sebuah popsicle bersarna pink padanya

Haechan mendelik "kau pikir aku gila sepertimu?! Ini musim hujan tau.." judes haechan

Mark terkekeh.. Ia mencubit gemas pipi haechan "aigo~ lucunya bidadariku~"

"lepaskan!" haechan menepis tangan mark dari pipinya "jangan pegang-pegang!"

-0-

Lagi-lagi mark terkekeh..

Memang ya..

Bidadarinya ini selalu bisa meningkatkan mood nya..

"em. Dari tadi ku perhatikan sepertinya kau ada masalah.. Kau tau? Biasanya jika aku sedang ada masalah, aku selalu makan popsicle.. Ini bisa meningkatkan mood.." jelas mark.. Lagi-lagi menjulurkan sebuah popsicle kearah donghyuck..

"bukan urusanmu!" namun sepertinya.. Donghyucknya ini sedang tidak mau peduli dengan pangeran tampannya ini..

-0-

"kau tau.. Biasanya aku selalu menyendiri kalau ada masalah.." kata mark

Haechan tak menghiraukan mark.. Biarlah mark berbicara sendiri..

Eh? Barusan mark bilang apa?

Menyendiri?

Haechan menyeringai cantik "baguslah kalau kau tau diri.. Asal kau tau.. Aku juga butuh untuk menyendiri.."

Mark memandang haechan dalam, tepat pada kedua bola mata bening milik pujaan hatinya.. Mengangguk kecil, mark kemudian beranjak dari ayunan yang ia duduki..

"ini.." mark mengangsurkan sebuah popsicle pada haechan

"..." haechan memandang dalam diam

"aku tidak akan pergi kalau kau tidak mengambilnya.."

Mendengar itu, segera saja haechan meraih popsicle milik mark

Mark tersenyum tipis "nikmati harimu~" pesannya, sebelum beranjak meninggalkam haechan

.

.

.

.

.

.

Setelah kepergian mark. Haechan memandang sendu popsicle ditangannya..

Mark?

Kenapa ia baru bersikap seperti ini padanya sekarang?

Sore ini, nampaknya beban yang dipikirkan haechan kembali bertambah.

.

.

.

.

.

Duk

"aww.." haechan meringis memegangi kening nya nyeri..

Aw.. Siapa sih yang main lempar buku fisika tebal seperti itu? Dasar manusia tidak berprikebukuan!

Haechan menoleh kearah buku itu datang.. Haechan mendelik..

"yak! Kalau melempar buku hati-hati! Kau pikir kepalaku ini apa?!" bentak haechan pada renjun -sang pelaku pelemparan-

Renjun memutar malas kedua bola matanya "kau!" tunjuk renjun "baru kulempar buku begitu saja sudah marah! Kau pikir aku baik-baik saja hah setelah mengerjakan seratus soal fisika?!" renjun menoyor kepala haechan gemas

Mendengar nya saja, membuat haechan merasa bersalah.. Ya, haechan sih sadar diri saja.. Dia kan tidak ikut mengerjakan..

"mianhae renjunnie~" rajuk haechan, bergelayut manja di lengan kanan renjun "aku kan waktu itu mau lihat hujan~"

"baiklah baiklah~ kalau begitu beri aku ciuman.." renjun menyodorkan pipinya pada haechan

Cup

Tanpa segan haechan mengecup sebelah pipi kanan renjun..

"sudah tidak marah lagi kan?" tanyanya polos

Renjun tersenyum lembut..

Sahabat nya ini.. Selalu saja bisa merubah mood nya.. Membuatnya mau tidak mau tersenyum..

Ya, Sahabat.

Hanya SAHABAT!

Hah.. renjunnie yang malang ~kkkk

.

.

.

.

.

.

"sehunnie~ kapan kita akan bertemu dengan mereka?" kai menggelayut manja dilengan sehun.

Sehun melirik kai melalui ekor matanya. Mengusak surai kecoklatan yang halus itu dengan lembut.

"hunnie ahhhh"

Sehun menghela napas pelan "jika sudah waktunya baby.." sehun berusaha memberikan pengertian

"TAPI KAPAN SEHUN!" kai menjerit histeris

Air mata..

Sungguh, sehun tidak pernah suka melihat air mata sehun.. Sehun akan lebih memilih mati jika dihadapkan dengan pilihan antara kematian dan jonginnya yang menangis..

Sehun berusaha meraih tangan jongin.. Namun jongin menepisnya kasar.. Terus seperti itu, sampai pada akhirnya sehun bisa merengkuh tubuh ringkih itu ke dalam pelukannya..

"ini sudah 13 tahun sehun! Perusahaan kita sudah kembali! Seluruh kekuasaan kita sudah kembali!" jerit jongin lagi diiringi dengan tangisannya yang menyayat hati dalam pelukan sehun..

Tanpa memperdulikan rontaan jongin, Sehun terus memeluk tubuh istri namjanya itu..

"aku hiks hanya ingin anakku sehun hiks.." tangis jongin menggugu

Sehun terus mengecup puncak kepala jongin sayang "aku janji! Aku janji tidak akan lama lagi sayang!" janji sehun pada jongin

.

.

.

.

.

"andwe! Jangan bunuh.. Jangan! Pamannnn! Jangan! Polisi tolong! Paman pergi dari sana! Andwaeeeeeeeee!"

Hah

Hah

Haechan terbangun dari tidurnya..

Tadi itu Mimpi?

Tapi mimpi apa? Kenapa mimpinya aneh sekali?

Haechan mengusap wajahnya yang dipenuhi keringat dengan kedua tangannya..

Wajar saja ia berminpi..

Mimpi anehpun itu wajar.

Tapi apakah wajar jika ia memimpikan orang yang baru pertama kali ia temui?

Paman itu..

Paman yang tadi ia temui dengan tidak sengaja disekolah..

Sebenarnya, siapa dia?

.

.

.

.

.

Tbc

Hahaha.. Niatnya sih bikin ini fd cuma ff ringan.. Tapi tiba2 aja berubah pikiran.. Jadi pengen buat alurnya kaya benang kusut hahah.. Maafkan akuhh..

Want to review?

Review unik suka naikkin mood nulis biasanya heheh..

01/08/2017