The Way You Say 'I Love You'

Based on prompts from trash-by-vouge on tumblr

.

Nam and Jin 's Short Fict Collection

.

.

.

.

.

.


"Huft, minggu yang panjang dan melelahkan."

"Hyung, ini baru hari selasa."

Mudah saja menebak kalau dirinya akan di abaikan, Namjoon tahu betul Seokjin tak pernah suka saat aksi dramatisasinya di protes. Tapi Namjoon juga tidak bisa menahan mulutnya agar tidak menggoda laki-laki yang lebih tua yang kini sedang berjalan beriringan di sampingnya. Mereka sama-sama baru menyelesaikan jadwal perkuliahan hari ini. Sesuatu yang sangat jarang terjadi, mengingat sebagian besar kelas yang Namjoon ikuti adalah secara online, kalaupun akhirnya ia memiliki jadwal kosong dan dapat mengikuti kelas yang sebenarnya, Seokjin tak melulu memiliki jadwal yang sama dengannya.

Suasana di pinggiran Sungai Han cukup sepi. Mungkin karena, seperti kata Namjoon tadi, akhir minggu masih jauh sekali dan hari selasa adalah surganya tumpukan pekerjaan. Hal itu juga dirasakan oleh ia dan Seokjin, meski konteks pekerjaan bagi mereka berupa segunung tugas dan presentasi di awal minggu, atau tambahan khusus bagi Namjoon yaitu kumpulan file-file lagu setengah jadi yang menunggu untuk diselesaikan di studio sana.

Mereka terus berjalan, ditemani suara kecipakan air sungai yang dihempaskan tiupan angin sore, juga cahaya jingga matahari yang tengah bersiap-siap menyudahi tugasnya hari ini. Oh. Namjoon memperlambat langkahnya agar posisinya sedikir tertinggal di belakang Seokjin. Dan benar saja, pemandangan di depannya saat ini jika dijadikan lukisan pasti nilainya tak terhingga. Kim Seokjin dengan pakaian ala 'baru pulang kuliah'nya bermandikan cahaya jingga keemasan dari matahari yang mulai tenggelam di depan sana.

"Hyung.."

"Ya, Namjoon, aku ingat ini hari selasa."

"Bukan itu."

"Lalu apa?"

Seokjin tampak masih belum menyadari posisi berjalan mereka yang baru, masih terlalu fokus menendang kerikil-kerikil kecil tak bersalah yang menghalangi langkahnya. Membuat Namjoon di belakang sana menggeleng heran, bahkan Taehyung pun sepertinya bisa bersikap lebih dewasa dari kakak laki-lakinya ini.

"Apa di ilmu astronomi itu pernah ada teori yang menyebutkan kalau sinar matahari bisa menjadikan seseorang terlihat semakin sempurna?"

Pertanyaan panjang itu akhirnya menghentikan langkah Seokjin di depan, ia perlahan berbalik untuk sekedar menatap Namjoon penuh kebingungan. Sedikit banyak sangat menggemaskan kalau Namjoon boleh jujur.

"Apa sih maksudmu?"

Namjoon mendadak mendapat ide tambahan. Diawali dengan senyum lebar yang membuat alis Seokjin semakin berkerut heran, ia pun merogoh saku jaket jeansnya tempat terakhir kali ia meletakkan ponsel. Menjadikan menu kamera sebagai tujuan utamanya setelah benda tersebut sudah di tangan. "Jangan bergerak, hyung, tetap diam disana." Beberapa saat mengatur angle kameranya, diselingi tawa yang terlepas akibat ekspresi sang hyung kesayangan yang super imut karena bingung.

Klik

Setelah beberapa detik puas memandangi hasil bidikannya, Namjoon berlari kecil menuju Seokjin yang masih belum merubah ekspresinya untuk memperlihatkan wallpaper baru layar ponselnya.

"Yang pasti sinar matahari semakin membuatku jatuh cinta padamu, hyung."

.

Malam itu Taehyung mengirimi Namjoon pesan, mempertanyakan mengapa kakaknya tak bisa berhenti tersenyum sejak diantar pulang tadi.

.

.

6th ways: On a sunny Tuesday afternoon, the late sunlight glowing in your hair

.

.

.

.

.

.

.

.