"Anak Polos"

'

By : Ochandy/Ananda

'

Disclaimer : Boboiboy All Elemental & Friends

(Boboiboy hanya milik Monsta/Animonsta Studio)

'

Warning! Typo, GaJe, Humor Absurd, Penistaan Tokoh Tertentu dll…

'

Genre : Humor & Parody

'

Rate : T

'

Terinspirasi dari status lucu disebuah laman page di Facebook.

Happy Reading…

'

'

'

~O.o.O~

Part 1 : Daun Hebatkan?

"KAKAK GEMPA! TOLOONG!" jerit Boboiboy Daun histeris. Ia terus meraung-raung memanggil sang kakak yang tak kunjung muncul. "KAKAAAAK!".

Gempa yang tengah mengetik proposal OSIS-nya terkejut mendengar suara adiknya yang menggelegar memecah keheningan di rumahnya. Oh atau jangan-jangan Daun… Tidak-tidak Gempa harus berfikiran jernih. Pemuda beriris emas itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat, mengusir semua fikiran buruk yang terus menghinggapi otaknya.

"Daun! Oh tidak! DAUN!" Gempa segera berlari menuju sumber suara dengan tergopoh-gopoh. Di ruang tengah, nampaklah Daun yang tengah bersimpuh dengan air mata yang bercucuran. Tubuhnya bergetar hebat dan sesekali sesegukkan.

"Daun, kamu kenapa?!" seru Gempa menghampirinya.

"I-itu, tadi kak A-Api ketelan kecoa…" jelas Daun sesegukkan.

"Hah? Kok bisa ketelan?" tanya Gempa kaget tidak percaya.

"Ta-tadi, kakak Api sedang membersihkan gudang terus dia nyanyi-nyanyi hiks gak jelas dengan mulut terbuka lebar hiks…" tak perlu dilanjutkan, Gempa mengerti bahwa saat Api bernyanyi pasti si tuan kecoa itu terbang dan salah pendaratan lalu masuk ke mulut adiknya itu.

"Terus dimana Api sekarang?" Gempa mengelus punggung Daun, berusaha menenangkannya.

"Di hiks, gudang…" kata Daun mulai tenang. Gempa membantu adiknya itu berdiri lalu pergi menuju gudang.

~O.o.O~

Sepasang netra emas milik Gempa melihat sosok adiknya yang satu lagi tengah duduk terbatuk-batuk dengan tubuh kejang-kejang ditengah-tengah gudang. Iris jingga milik Api nampak sayu, mulutnya berbuih seolah berusaha memuntahkan kembali kecoa yang terlanjur ia telan.

"Api, kamu tidak apa-apa?" tanya Gempa khawatir. Dengan cepat,Gempa mengirim pesan singkat ke grup chat saudara-saudaranya yang lain untuk segera pulang.

"Aku… cuma merasa pusing…" sungguh, Api merasa berkunang-kunang sekarang. Tubuhnya nyeri dan tenggorokannya terasa panas. Apa menelan kecoa seberbahaya itu?

"Kamu sudah minum air?" Gempa kembali bertanya.

"Sudah, Daun sudah memberiku segelas air tadi… uhuk-uhuk…" Api batuk-batuk hebat dengan mulutnya yang semakin berbusa.

"Kita ke rumah sakit sekarang ya, kamu bisa berdiri?" tanya Gempa seraya membantu Api berdiri. "Bi-bisa, uhuk..".

"Ke-kecoanya, hueeks…" mendadak Api muntah, perutnya benar-benar mual sekarang. ia berfikir kalau kecoa itu pasti masih hidup dan menyebarkan sejuta bibit penyakit dalam tubuhnya.

"Tenang kak, kecoanya pasti sudah mati." Daun yang sedari tadi diam turut bicara, wajahnya sangat yakin bahwa kecoa yang tertelan oleh Api sudah mati.

"Kenapa kamu yakin sekali?" tanya Gempa keheranan.

"Ooh itu, tadi aku nambahin racun serangga dua sendok makan ke dalam air yang diminum kak Api, biar kecoanya mati…" jawab Daun dengan santai dengan wajah tanpa dosa seraya memperlihatkan sebotol Bayg*n yang dia pegang.

"Daun hebatkan?" tanyanya berbangga diri.

Api melotot tak percaya dan langsung merosot (pingsan) dari bopongan Gempa

'

'

BRUUK!

'

'

Sementara si pemilik netra emas memandangi saudara kembarnya itu dengan wajah speechless dipenuhi aura-aura suram.

Melihat gelagat yang janggal dari kakaknya, Daun mulai berkeringat dingin. "Daun hebatkan kakak? Racun serangga yang diminum kak Api pasti mempan dan membuat kecoanya terbunuh. Jadi kak Api akan baik-baik saja." ujarnya.

'

'

"KENAPA API BISA PINGSAN?!" aura-aura gelap yang lebih menakutkan daripada kepunyaan Gempa langsung memenuhi ruangan tersebut. Ya, kalian pasti tahu si setan merah dari marga Boboiboy bukan? Siapa lagi kalau bukan Halilintar. Ternyata mereka semua sudah sampai dirumah karena mendapat pesan singkat dari Gempa mengenai Api dan langsung dihadiahi adegan kejujuran seorang Daun.

Dibelakang Halilintar, saudara-saudara yang lain tengah memandang Daun dengan tatapan maut sambil berbisik pelan, "Kau malah terlalu hebat, Daun…" lirih mereka.

Daun yang takut-takut segera melangkah mundur,

"DAAAAUUUUN!"

(A/N) :

Silahkan kalian berimajinasi untuk kelanjutannya XD ya Tuhan…

Ini hanya kisah-kisah singkat mengenai kepolosan seorang Daun. Fanfic ini juga bertujuan untuk mengembalikan mood menulis Ocha.

Akhir kata,

Mind to review?

Salam kiyut ;)

~Ochandy~