[Daegu, Spring 2001 ]

Sehun, usia 7 tahun.

Bocah bertubuh kurus itu asyik mengelilingi kebun apel kepunyaan sang kakek. Mulutnya sibuk mengunyah apel di genggaman, sementara matanya mengincar apel ranum.

"Hiks ... hiks ... Hyungie~"

Lamat-lamat telinganya mendengar suara tangisan.

Oh ... beberapa langkah didepannya, terlihat seorang anak yang lebih muda darinya. Sedang menangis tersedu. Tangan kanannya memegang beberapa tangkai bunga Azalea. Dan yang satunya meraba bibirnya yang sedikit bengkak jika dilihat dari dekat.

"Kau baik-baik saja?", Sehun bersimpuh dihadapan bocah itu.

Astaga,lihatlah pipi gembil yang berantakan dengan air mata yang mengalir lambat.

"Bibirku ,Hyung", si bocah mengadu."Kau habis digigit sesuatu?"

"Ini . Semut nakal ini yang membuat bibir Nini sakit"

Nini mengambil bangkai semut yang tak jelas lagi bentuknya akibat disiksa si bocah .

"Semutnya nakal sekali. Apa masih sakit?", Nini mengangguk.

"Apa hyung bisa mengobati bibir Nini?"

"Hunnie tidak tahu. Tapi jika Hunnie sakit, biasanya Halmeoni memberi Hunnie poppo".

"Apa setelah itu sakitnya hilang?"

"Uhm "

Sehun berinisiatif mendekat.

Dan ... cup. Bibir yang sama mungilnya itu saling beradu.

Hanya beberapa detik. Bahkan Sehun sempat-sempatnya menjilat bagian yang bengkak dengan salivanya. Lalu meniupnya.

"Bibir Hyung rasa apel",celetuk Nini.

"Bibirmu rasa stroberi hihihi", Sehun ikut terkikik.

"Gomawo hyung"

"Semoga cepat sembuh Nini yaaa"

ekapark*

[Masa sekarang]

Sehun mengigit potongan Hwajeon dengan antusias, matanya berbinar memandangi meja yang penuh hidangan khas musim semi.

Sesekali diseruputnya teh hijau dari cangkir porselen peninggalan kakek-neneknya.

Luhan . Dengan ekspresi bahagia memperhatikan segala jenis gerak-ekspresi yang diperlihatkan adik kesayangannya. Dia rindu.

Masih ingat kembaran Sehun ,kan?

"Hyung, kenapa menatapku seperti itu?", Sehun cemberut. Tapi ia tidak berhenti meraih Hwajeon dari piring .

Kali ini Hwajeon sakura.

"Aku tidak sadar memiliki adik setampan ini", Luhan terkekeh renyah menyadari ucapannya tak nyambung dengan pertanyaan Sehun barusan .

"Dan aku baru sadar memiliki Hyung seimut ini", balas Sehun.

"Aku ini tampan Sehun-ah"

Kini Sehun yang tertawa geli.

"Tuan muda Wu. Ada kunjungan dari Kelompok Kim", seorang pelayan tergopoh mendekati majikannya.

"Baiklah. Suruh mereka menunggu di ruanganku"

"Nah, Sehunnie. Hyung kedatangan tamu. Jadi kau istirahatlah lebih dulu. Jika masih kelaparan, dapur penuh makanan yang tak akan habis untukmu sendiri"

"Baiklah,Hyung", Sehun mengangguk paham. Sementara mulutnya tanpa henti menikmati Hwajeon.

Ekapark*

[Luhan side]

"Apa kabar Luhan-ah ?"

"Kabar baik, Ahjussi. Silahkan duduk"

"Kapan adikmu tiba?", Kim Joonmyeon membuka obrolan.

"Baru satu jam yang lalu ,Ahjussi", Luhan menjawab sopan.

"Menurutmu Sehun akan bertanggung jawab, Luhan-ah?", tanya Kim Jaejoong, putra sulung Joonmyeon.

"Maaf, Hyung. Untuk hal satu itu aku tidak bisa memberi kepastian . Kami bahkan baru bertemu setelah pertemuan 5 tahun silam. Aku tidak tahu bagaimana karakternya saat ini. Bukankah,Hyung sendiri tahu hubungan kami tidak sedekat hubungan saudara diantara kalian"

Seketika hening.

"Kau tentu tahu 'dia' sudah terlalu menunggu Luhan-ah. Aku pribadi berharap kau bisa memberi sedikit penjelasan pada adikmu", Joonmyeon berdiri. Menepuk pelan bahu Luhan , lalu pamit pulang.

Jaejoong mengekor .

Luhan menatap kosong isi ruangan kerjanya.

"Doakan aku ,Ahjussi", lirihnya hampir tak terdengar.

next ? or delete? XD

note :

Terima kasih untuk respon kalian yang mengejutkan reader-nim.

Thanks for read-review-foll-fav _

Nanti yang review Thanks to -nya di last chap yaaaa. [Kalau berhasil di endingkan :v ]

Jadi apa sudah dapat sedikit clue?

P.S:

Welkambek Lay ge. Apa gege begitu sibuk sampai baru sempat update medsos huhuhuhu _

Keep healthy uri healing 3

So, berkenan memberi sedikit komentar melalui kolom review?