A Romantic Story About Jaehwan

(Remake by chronossoul)

Casts:

VIXX Ken (GS)

VIXX Ravi

B1A4 Baro

B1A4 Sandeul (GS)

I (Cha Yoonji, B1A4 Baro sister)

F(x) Victoria

Kwon Sohyun (former member of 4minute)

~ Epilog ~

Jaehwan mulai larut dalam kantuknya ketika suara berderap terdengar di lorong kamar rumah sakit itu. Matanya terbuka, bersamaan dengan sosok Ravi, acak-acakan dengan rambut berantakan, dasi dilonggarkan seadanya dan mata yang menatap tajam. Setengah panik.

Dengan menahan geli, Jaehwan menatap Ravi yang sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tempat Jaehwan berbaring. Ketika pada akhirnya mata mereka bertatapan, seulas senyum tampak di mata mereka. Senyum yang sama yang selalu mereka bagi ketika mereka bertatapan, bahkan sejak 5 tahun yang lalu di hari pernikahan mereka.

"Aku pikir aku terlambat." Ravi mengusapkan jemari di rambutnya yang berantakan, "Mereka menelepon kantor dan bilang kau di bawa ke rumah sakit karena sudah kontraksi, aku tadi ke sekolah Baro dulu baru kesini"

Jaehwan tersenyum, menatap perutnya yang membuncit. "Belum Ravi, kata dokter aku harus menunggu sebentar lagi."

Ravi mendesah melangkah masuk, dan duduk di tepi ranjang, digenggamnya tangan Jaehwan penuh kasih, "Aku panik," matanya menatap Jaehwan cemas, "Bagaimana rasanya sayang? Apakah kau sakit? Apakah kau merasa nyaman?"

Jaehwan mengangguk sambil membalas remasan jemari Ravi, kemudian seperti menyadari sesuatu, tatapannya melirik ke belakang punggung Ravi, "Dimana Baro?"

Dengan senyum dikulum, Ravi ikut menoleh ke arah pintu, "Tertahan di pintu seperti biasanya, suster-suster sibuk mengagumi dan merubunginya, dan meskipun masih kecil sepertinya dia menikmati banyaknya perhatian dari perempuan-perempuan itu," Alis Ravi tampak berkerut bersungguh-sungguh ketika mengucapkan kata-kata itu sehingga Jaehwan terkekeh geli.

"Mungkin karena dia putra Kim Ravi, seorang playboy sejati." canda Jaehwan sambil menahan tawa.

Jaehwan menatap suaminya dengan penuh perasaan sayang. Selama lima tahun perkawinan mereka, cintanya kepada suaminya semakin dan semakin dalam, oh… Ravi memang tidak berubah, dia masih lelaki yang sama, yang arogan dan keras kepala dengan mata coklatnya menyala ketika marah, tetapi lelaki itu sekaligus berubah menjadi lembut dan... Banyak tertawa. Pada awal mulanya Ravi masih membatasi diri, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi batasan di antara mereka. Ravi ternyata bisa menjadi suami yang begitu penyayang dan lembut, membuat Jaehwan merasa menjadi istri yang luar biasa bahagia dan dicintai.

Mendengar perkataan Jaehwan, Ravi cemberut meskipun ada senyum menari-nari di matanya, dikecupnya jemari Jaehwan lalu matanya mendongak, menatap nakal, "Playboy sejati yang akhirnya tunduk di bawah kuasa nyonya Kim Jaehwan yang mempesona." godanya setengah berbisik.

Pipi Jaehwan memerah, dalam kondisi hamil sembilan bulan, dia tampak cantik dan berisi, apalagi dengan pipi merona yg begitu menggoda.

Tatapan Ravi meredup penuh arti, "Dan sekarang nyonya Kim yang cantik, mengingat sudah cukup lama aku tidak menyentuhmu, maukah kau setidaknya memberikan kecupan dibibir suamimu yang merana ini?" tambahnya nakal.

Pipi Jaehwan makin terasa panas oleh godaan Ravi, dan rupanya itu , membuat Ravi gemas, dengan lembut disentuhnya dagu Jaehwan, di dekatkannya bibirnya ke bibir ranum Jaehwan yang sedikit membuka, menanti. Napasnya mulai terengah, ah... Betapa manisnya ciuman ini... Ravi sangat rindu merasakan bibir mereka berpadu dalam tautan panas yang...

Suara berdehem keras membuat bibir mereka yang hampir bersentuhan menjauh seketika. Ravi mengumpat pelan, sedangkan Jaehwan menoleh dengan penuh rasa bersalah ke arah pintu.

"Aku harap aku tidak mengganggu," gumam suster Sandeul dengan senyuman lebar tanpa rasa bersalah, "Tetapi bocah kecil yang kalian lepaskan ini membuat para perawat sibuk merubunginya dan lupa pada pekerjaannya."

Dalam gendongan suster Sandeul, tampak Kim Baro, putra pertama Ravi dan Jaehwan yang baru berusia 4 tahun. Bocah lelaki itu sudah mewarisi ketampanan ayahnya, dengan rambut cokelat berkilau, mata coklat yang tajam dan struktur wajah aristrokrat yang diwarisi turun temurun oleh setiap keturunan keluarga Ravi, sudah pasti di tahun-tahun mendatang dia akan memikat hati banyak wanita.

Baro meluncur turun dari gendongan suster Sandeul begitu melihat Jaehwan, lalu berlari ke arah ranjang.

Ravi langsung mengangkat Baro dan meletakkannya ke pangkuannya, bocah kecil itu tampak begitu pas dalam pelukan ayahnya, "Lihat eomma yang aku bawa," seru Baro memamerkan barang bawaannya.

Jaehwan mengernyit melihat barang-barang yang dibawa oleh Baro, ada sekantong permen, cokelat, berbagai kembang gula dan makanan-makanan manis lainnya, dan senyumnya muncul, "Darimana kau mendapatkannya sayang?"

"Dari suster-suster yang berlomba-lomba memberikannya hadiah," suster Sandeul mendekat dan tersenyum pada Jaehwan, lalu menatap serius pada Ravi, "Kau benar-benar harus menjaga bocah kecil ini Ravi, dia benar-benar menimbulkan keributan di divisiku tadi," gumamnya dalam tawa, lalu matanya menatap serius ke arah Jaehwan, "Bagaimana kondisimu sayang? Apakah kau dan putri kecil di dalam perutmu baik-baik saja?"

Jaehwan mengangguk, tanpa sadar mengusap perutnya, diikuti tatapan lembut Ravi, "Dokter bilang tinggal tunggu... Sudah pembukaan empat, biasanya kontraksi makin cepat..." wajah Jaehwan tiba-tiba mengerut, "Tapi perutku terasa sakit..." Jaehwan memegang perutnya.

Wajah Ravi langsung pucat pasi, "Jaehwan? Jaehwan? Kau tidak apa-apa?"

Suster Sandeul langsung bergerak sigap keluar, memanggil dokter supaya datang ke ruangan,

"Sepertinya aku kontraksi lagi…" Jaehwan menatap Ravi panik, "Sepertinya si kecil tak mau menunggu lebih lama..."

"Tahan ya sayang," kali ini wajah Ravi benar-benar pucat sehingga mau tak mau meskipun menahan nyeri kontraksi di perutnya, Jaehwan tertawa.

"Kenapa kau malahan tertawa?!" Ravi mengerutkan keningnya setengah membentak, tetapi kemudian ikut tertawa melihat ekspresi Jaehwan, lelaki itu mengacak-acak rambutnya dengan gugup, "Maafkan aku... aku terlalu berlebihan ya?"

"Dari ekspresi kalian, kupikir Ravi lah yang akan melahirkan, bukan Jaehwan." suster Sandeul terkekeh ketika masuk bersama dokter dan beberapa perawat, menyiapkan Jaehwan untuk dibawa ke ruangan bersalin. Suster Sandeul menatap Jaehwan dan tersenyum, "Tenang sayang, si kecil yang ini sepertinya ingin cepat keluar."

Jaehwan tersenyum dan menggenggam tangan Ravi yang langsung merangkumnya erat dalam jemarinya. Ravi selalu ada. Kapanpun dia membutuhkannya, Ravi selalu ada untuknya. Perasaan Jaehwan menjadi hangat, kenangan akan hari kelahiran Baro, putera pertama mereka menyeruak. Ketika itu dia melahirkan tengah malam, dan lebih cepat tiga minggu dari jadwal yang seharusnya, Ravi mengebut seperti orang gila dan menyumpahi siapapun yang menghalangi jalannya ke rumah sakit malam itu, dan mereka sampai tepat waktu. Ketika proses kelahiran Baro pun, Ravi ada di sampingnya, Ketika Jaehwan mengerang Ravi mengerang, seolah ikut merasakan sakit, dan selama proses itu, Ravi menyediakan lengannya yang kuat sebagai pegangan bagi Jaehwan.

Jaehwan meringis lagi ketika rasa nyeri bercampur ketegangan kontraksi menyerangnya lagi, dan makin lama jedanya semakin cepat.

"Mari kita lahirkan putri kecil kita di dunia," bisik Jaehwand alam senyum, menenangkan Ravi.

~ A Romantic Story About Jaehwan ~

Proses kelahiran bayi mungil mereka berlangsung cepat dan lancar, selama proses itu, Ravi terus mendampingi Jaehwan, memberikan semangat dan kekuatan sampai akhir. Dan akhirnya Kim Yoonji, bayi perempuan mungil mereka lahir ke dunia ini. Bayi itu sangat cantik. Bahkan dalam kondisi tertidurpun, dia begitu mempesona bagaikan malaikat. Rambutnya lebat dan berwarna cokelat tua, dengan bibir merah muda yang merona, dengan tubuh yang montok dan sehat khas bayi.

Jaehwan mengecup dahi bayi dalam gendongannya dan menghirup aroma khas bayi dengan bahagia. Gerakannya membuat Yoonji terbangun, bayi kecil itu membuka mata coklatnya, mata yang serupa dengan mata ayahnya. Dan kemudian, memutuskan untuk menangis keras-keras sebagai bentuk protesnya karena diganggu dari tidur nyenyaknya.

Ravi, yang duduk di tepi ranjang terkekeh melihatnya, "Satu lagi keturunan Kim Ravi yang keras kepala," gumamnya geli melihat Yoonji yang menangis sambil mengepalkan kepalanya, memutuskan bahwa dia sudah merasa lapar dan memprotes karena belum disusui.

Jaehwan membalas senyum Ravi, lalu menyusui Yoonji, bayi itu langsung melahap puting Jaehwan dan mengisapnya kuat sehingga menimbulkan bunyi isapan keras, "Iya, dan putrimu ini sepertinya akan menjadi putri yang tangguh," diusapnya dahi Yoonji dengan penuh rasa sayang.

"Seperti eommanya," bisik Ravi lembut, menikmati pemandangan menakjubkan di depannya, dimana wanita yang dicintainya sedang menyusui anaknya, buah cinta mereka. "Putri tangguh yang berjuang dengan penuh keyakinan, hingga membuatku bertekuk lutut di pelukannya"

Jaehwan tersenyum lembut mendengar kata-kata Ravi dan melanjutkan menyusui Yoonji. Beberapa menit kemudian, Yoonji rupanya memutuskan bahwa dia sudah kenyang, dia langsung tertidur dan melepaskan puting ibunya, tampak begitu damai dalam pelukan Jaehwan.

Jaehwan mengamati Ravi yang menatapnya penuh sayang, lalu mengamati Baro, yang tertidur pulas, berbaring meringkuk dipangkuan Ravi, bagaikan miniatur dari sang ayah.

Keluarganya. Jaehwan dulu pernah kehilangan seluruh keluarganya, berjuang sendirian atas dasar keyakinannya. Dan Tuhan begitu baik kepadanya, dia memberikan seorang suami yang luar biasa dan dua malaikat kecil yang membahagiakan. Tidak henti-hentinya Jaehwan bersyukur atas semua anugerah ini,

"Oh ya, Hyunsik menitip salam tadi lewat telepon ketika kau masih beristirahat," Ravi tersenyum lembut, "Kata Hyunsik, dengan terapi dari Victoria Noona dan teman ahlinya di sana, dia sudah bisa berjalan tanpa bantuan kruk sekarang, dan beberapa saat lagi dia pasti sudah bisa berlari. Sembuh sepenuhnya," mata Ravi melembut melihat kebahagiaan di mata Jaehwan yang berkaca-kaca, "Katanya dia akan pulang tiga bulan lagi dan memperkenalkan Kwon Sohyun, perempuan yang dia ceritakan itu, yang telah berhasil mencuri hatinya."

Jaehwan mengangguk, "Aku tidak sabar bertemu dengan Sohyun, dia pasti perempuan yang baik, aku bersyukur Hyunsikbisa menemukan kekasih sejatinya."

"Seperti aku yang akhirnya bisa menemukanmu," Ravimenggenggam tangan Jaehwan, "Terimakasih waktu itu sudah memilihku Jaehwan, terimakasih sudah menjadi istriku, mengandung dan melahirkan anak-anakku, terimakasih sudah menjadikanku lelaki paling bahagia di dunia."

Air mata mengalir di pipi Jaehwan, mengenang masa-masa dulu. Segala kesakitan, kelelahan, kebahagiaan bercampur aduk, dan pada akhirnya cintalah yang memenangkan segalanya. Perasaan cinta yang membuncah membuat dadanya terasa penuh sehingga dia tak mampu berkata-kata.

Dengan lembut, meskipun gerakannya terbatasi oleh Baro yang masih lelap dipangkuannya, Ravi mengusap dahi Jaehwan. Lalu merangkum pipi Jaehwan di kedua tangannya, "Aku mencintaimu Jaehwanku."

Jaehwan mengangguk dan mengecup jemari Ravi, "Aku juga mencintaimu Raviku."

Lelaki itu mendekatkan bibirnya, dan mengecup bibir Jaehwan, mulanya adalah ciuman yang lembut, tetapi kemudian menjadi bergairah, bibir Ravi menikmati bibir Jaehwan, mencecap rasanya dan menghirupnya, lidahnya menelusuri bibir lembut Jaehwan dan kemudian berpadu dengan lidah Jaehwan.

Geliat Baro dalam tidurnya di pangkuan Ravi membuat bibir mereka terlepas, Ravi memandang Jaehwan lalu mereka tertawa bersama-sama. Dua anak manusia itu berpelukan, dengan buah cinta yang terlelap di antara mereka. Dua anak manusia yang pada akhirnya berpadu, dalam suatu ikatan perkawinan yang luar biasa indahnya. Penuh kebahagiaan.

~ Real End ^^ ~

Akhirnyaaaaa~~~~~

FF yang satu ini juga selesai~ :D

Maaf ya bukan sequel, tapi epilog. Dan gaada adegan jaehwan lagi ngidam :D

Awalnya ff ini mau dibikin jadi LeoN, tapi setelah beberapa pertimbangan, dikasiin ke RaKen aja ding~ LeoN nanti di ff lain lagi, hehe.

Maaf jika ada typo yang bertebaran. :)

Terimakasih sudah menyempatkan baca ff ini, dan berhubung ini sudah selesai, saya mau menyempatkan diri berterimakasih satu-satu kepada kalian yang sudah comment, fav & follow dari awal: Anak Raken || Bhellaep || BLUEFIRE0805 ||ChaKaJja13 || Chansoochan || chiiyeoji || Folikel aspal || HMYgrey || hyunri89 || IYA || jun jimen || Karina266 || KarinaTriya Kenyeoki || KIMRARA11 || KuroNaShiro || Lidya Bhuwakul || lvndrbloom || mawarputih || maya han || ranitacheeze || Rarararara || Guests || SilentReaders.

Kalau misalnya ada yang comment, fav & follow setelah chapter ini juga makasih banget-nget-nget, maaf kalau ada yang nggak kesebut atau mungkin salah ketik namanya yaa~ :* dan nama-nama yang saya sebutkan diatas diurutkan sesuai abjad ^^

Arigatou~ Thank you very Gamsa~ :*