If Only

A fanfiction by littlebrxt

.

.

.

PROLOGUE

"T-tidak ada lagi, Johnny Hyung!"

Jaehyun sedikit memekik kaget ketika Johnny menahannya dari belakang dan menggerayangi tubuhnya. Johnny mendengus kesal ketika ia tidak berhasil menemukan uang lebih dari dalam saku dan pakaian Jaehyun.

"Dua puluh ribu won? That's it?"

Tatapan tajam Johnny membuat nyali pemuda tujuh belas tahun tersebut semakin menciut. Ia hanya memiliki uang dua puluh ribu won, sementara Johnny meminta lima puluh ribu won darinya.

"Lebih baik kau menyerahkan sisanya padaku besok atau aku akan memperkosa tubuh perawanmu."

Johnny memasukkan dua lembar uang sepuluh ribu won ke dalam saku seragamnya sebelum beranjak pergi, meninggalkan Jaehyun sendirian di halaman belakang sekolah.

"Hiks..."

Jaehyun melepas kacamata besarnya untuk mengusap airmata yang tiba-tiba mencair keluar. Sungguh, ia tidak menyangka bahwa hidupnya harus berubah mengenaskan sejak mendapatkan beasiswa di sekolah ternama ini. Memang, ia bukanlah putra pengusaha atau pejabat negara yang kaya raya seperti para siswa lain yang bersekolah di SM High.

Johnny Seo, putra pemilik sekolah selalu saja menindasnya. Pemuda tinggi besar tersebut selalu mengambil uang sakunya yang tidak seberapa. Jaehyun heran, mengapa Johnny selalu mengambil uangnya, bukankah ia jauh lebih kaya?

"Ugh, if only I was born rich like him."


"Jae, ambilkan gula merah di rak atas itu, eomma tidak bisa mencapainya."

Suara tawa yang tidak asing membuat Johnny melirik ke kanan. Beberapa meter dari tempatnya berdiri, Jaehyun tampak sedang berbelanja dengan ibunya. Pemuda manis itu tampak tidak menyadari keberadaan Johnny.

"Ini, eomma. Untung saja aku tinggi, tidak sepertimu!"

Wanita paruh baya tersebut mengacak rambut Jaehyun dengan sayang. "Benar, tubuhmu semakin tinggi. Wajahmu juga semakin manis, anak eomma memang menggemaskan!"

"Eomma, aku ini tampan!"

Johnny melempar beberapa bungkus mi instan ke dalam keranjang belanjaannya sebelum pergi menjauh dari mereka berdua. Bahkan orang yang kurang mampu seperti Jaehyun tampak lebih bahagia darinya. Ia paham bahwa hidupnya berkelimpahan harta, tetapi kedua orangtuanya tidak pernah memperdulikannya. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka.

"If only I have a warm family like his family."


Jaehyun terbangun saat alarm berbunyi dengan kencang, ia meraih jam weker kecil dari meja nakasnya dan mematikannya. Aneh, biasanya ibunya selalu membangunkannya, sejak kapan ia menggunakan bantuan alarm? Dengan kedua mata yang masih setengah terbuka, Jaehyun beranjak menuju kamar mandi. Ia mengernyitkan dahinya bingung, mengapa kamarnya tampak besar dan mewah? Kamar mandinya juga terletak di dalam kamar. Bukankah kamar mandi rumahnya hanya ada satu? Di samping kamar kedua orangtuanya.

"Eh? Kenapa sudah tumbuh lagi?"

Jaehyun yang tengah menggaruk selangkangannya dari dalam celana merasa bingung karena bagian intimnya tampak lebih maskulin dan berbulu. Seingatnya, baru kemarin ia mencukur habis semua bulu yang menempel di tubuhnya. Jaehyun memang lebih menyukai tubuhnya dalam keadaan mulus layaknya seorang gadis.

"Sepertinya aku masih bertumbuh."

Pemuda tujuh belas tahun tersebut tersenyum senang karena penisnya tampak lebih besar dari biasanya.

"UWAAAA!"

Jaehyun terjatuh kaget ketika mendapati pantulan dirinya di depan cermin besar kamar mandi. Kemana wajah putih mulus dan rambut hitam kelamnya? Mengapa ia terlihat seperti sosok yang sangat familiar? Tampan, namun kejam.

"J-johnny?"

Tangan kanannya meraih sosoknya di dalam cermin. Mengapa ia ada di dalam tubuh Johnny?


"Akhirnya kau bangun juga! Apa tadi malam kau sangat kelelahan hingga susah dibangunkan?"

Johnny menatap seorang wanita paruh baya di hadapannya. Ia tampak tersenyum hangat sembari mencibut pipinya dengan gemas. Siapa dia? Pelayan baru? Biasanya, tidak ada pelayan yang berani membangunkannya, besar juga nyali wanita ini. Johnny tidak ingin mengambil pusing, ia bangun dengan cepat dan beranjak ke kamar mandi. Oh, wanita itu tampak tidak asing, by the way.

"Kamar mandi ada di luar, sayang! Aduh, kau tampak sangat mengantuk."

Hah? Di luar? Ke mana perginya kamar mandi mewah di dalam kamarnya? Johnny tidak ingin ambil pusing dan segera keluar dari kamarnya. Pemuda tampan tersebut menjadi semakin bingung karena rumahnya tampak jauh lebih kecil dari biasanya.

"OH MY GOD!"

Johnny berteriak histeris ketika mendapati sosok yang selalu ia tindas di sekolah sedang berdiri di hadapannya, dari dalam cermin.


PROLOGUE END

okay, so, gw dapet request dari Ghinka buat bikin fic johnjae, tapi with a uke johnny. karena gw fan berat johnny, dan seberapa keras pun gw bayangin johnny jadi uke, i still can't get the picture. his face screams daddy to me.

so, gw bikin aja mereka tukeran jiwa, jadi johnny bakal jadi agak uke soalnya di dalem tubuh dia ada jiwa jaehyun HAHA

ini baru prologuenya ya, semoga aja kalian suka. kalo ada cukup review, gw bakal lanjutin. so please review ya guys! :)