PROLOG

Suasana pemakaman hari ini begitu khusuk, tidak ada yang menangis ataupun memanggil-memanggil orang yang saat ini sedang dimasukan ke tanah. Tidak ada sanak saudara yang menghadiri acara pemakaman itu, yang ada hanyalah sahabat beserta keluarga kecilnya dan anak perempuan yang masih sangat belia.

Angin begitu lembut menerpa wajah putih anak itu, dia tidak menangis atau meraung, yang terlihat di bola matanya hanyalah tatapan kosong dan hampa. Dia tidak peduli dengan sahabat orang tuanya yang mengajaknya pulang, yang ia inginkan hanya berdiri dihadapan pemakaman orang tuanya.

"Ino-chan sayang, ayo kita pulang." Ucap Fugaku, sahabat Ayahnya.

"..." Ino tidak menjawab ataupun memberi isyarat pada Dennnis bahwa ia akan pulang.

"ayo sayang." Tepukan halus Mikoto tidak dihiraukan Ino.

"hufft." Menghela napas lalu melirik pada Fugaku dan menggeleng.

"Otou-sama, biar aku saja yang menemani Ino disini. Otou-sama dan Okaa-sama tunggu saja di mobil." Sahut Sasuke.

"tapi-." Ucapan Mikoto terpotong oleh Fugaku." Baiklah, ayo Anata." Fugaku menarik pergelangan tangan Mikoto.

"Nanti langsung ke mobil." Ucap Mikoto tanpa menutupi rasa khawatir. Yang bersangkutan hanya menjawab dengan anggukan kepala tanpa melepas pandangannya ke arah Heiress muda Yamanaka.

Setelah yakin bahwa orang tuanya sudah pergi, Sasuke langsung menghampiri Ino dan berdiri disebelahnya. Mengikuti apa yang Ino lakukan tanpa berbicara namun tatapannya terarah pada Ino.

Langit sudah mulai gelap tanda bahwa sebentar lagiakan turun hujan, tapi Ino tetap berdiri tanpa menghiraukan keberadaan Sasuke disisinya. Hujan perlahan mulai turun menapaki tanah, semakin lama hujan itu pun mulai deras disertai petir tapi tidak ada tanda-tanda Ino akan pergi.

"hiks...hiks." Suara tangisannya mulai terdengar walau samar karena derasnya hujan.

Sasuke langsung memeluk Ino dengan erat." Menangislah Ino-chan, jika itu bisa membuat rasa sesak didalam dadamu berkurang." Ucap Sasuke tanpa melepaskan pelukannnya.

"Okaa-chan dan Otou-chan pergi meninggalkanku sendirian, kenapa mereka tidak membawaku pergi sekalian. KENAPA? KENAPA SASU-NII? KENAPA !." Teriak Ino histeris.

"Dengar Ino-chan, kau tidak sendirian, masih ada aku Ino-chan." Seolah tidak mendengar apa yang Sasuke katakan, Ino masih tetep menangis histeris.

"Kumohon, jangan seperti ini Ino-chan. Mulai sekarang panggil aku Onii-san karena aku akan selalu berada disisimu."

Mendengar ucapan Sasuke yang seperti itu, mau tak mau Ino pun melepaskan pelukan Sasuke dan melihat pada bola matanya untuk mengetahui apakah ia berbohong, tapi sayangnya yang Ino lihat ialah sebuah kesungguhan dan ketulusan yang terpancar pada bola mata itu.

"Kau janji...hiks ?." ucap sang heiress Yamanaka masih menangis.

"Janji." Sambil menarik jari kelingking Ino dan mengaitkannya pada jarinya.